Sumarry:
Penyihir? Apa kalian percaya akan adanya sihir? Lalu bagaimana bila orang yang kau cintai hanyalah boneka? Apalagi cinta itu tumbuh karena ingatanmu yang dirubah? Dan ketika kau tahu segalanya dan memilih untuk benar-benar mencintainya dia telah pergi jauh dari jangkauanmu.
Hai saya datang dengan fic baru.
Tokoh saya pinjem dari animonsta dan cerita ini terinspirasi dari manga Nanatsu no Taizai. Tapi ide cerita murni dari saya.
Warning : abal, GaJe, OOC, powernya nggak sama kayak di cartoon, Typo(s) dan berbagai kesalahan lain yang bila dijabarkan akan menjadi buku super tebel.
.
.
.
Selamat membaca
.
.
.
Hidup itu sulit. Yahh itulah yang dipikirkan manusia itu. Terlalu banyak sakit yang mereka rasakan selama mereka hidup. Namun aku tak mengerti, apa itu sakit yang dirasakan mereka semua? Sakit fisik aku sudah sangat sering mengalaminya. Tapi apa itu sakit hati? Apa itu sedih? Apa itu Gembira? Apa itu peduli? Apa itu amarah? Apa itu sahabat? Dan yang terpenting Apa itu cinta?
Manusia selalu menjadi sangat kuat ketika melihat orang yang dicintainya terluka. Aku bingung mengapa mereka selalu marah ketika aku mengatakan bahwa 'Tak perlu meratapi kematian orang itu karena hiduppun ia takkan berguna di pertempuran ini'. Apa aku salah berucap?
Pertempuran adalah hal biasa bagiku. Membunuh adalah keahlianku. Memanipulasi pikiran adalah bagian dari diriku. Namun aku bingung ketika melihat orang melindungi temannya dan mati demi mereka. Memang apa yang mendasari mereka berbuat seperti itu? Ratusan tahun aku hidup dan selalu mempelajari tentang perasaan manusia. Apa itu sedih dan apa itu bahagia? Aku sudah membaca puluhan ribu buku namun aku masih belum bisa mengerti.
Saat ini aku berada di perpustakaan kota tempat aku dan kedua temanku singgah. Meski aku tak mengerti apa itu teman. Mereka hanya bilang teman itu adalah orang yang saling melindungi dan menyayangi. Lalu apa yang mendasari sebuah pertemanan? Kenapa aku harus melindungi mereka? Aku selalu membiarkan 'teman-teman'ku mati didepanku. Tak ada yang mengganjal dihatiku. Meski aku melihat 'teman'ku yang lain menangis disekitarku, tapi air mataku tak pernah mau muncul aku bahkan tak merasakan sakit dari hatiku. Hanya ada bingung yang ada dipikiranku. Kenapa mereka menangis, memang kalau dia hidup dia akan berguna ya? Aku selalu mengikuti mereka yang berjalan didepanku. Ying dan Fang. Kata mereka, mereka itu saling mencintai. Tapi apa itu cinta? Bagaimana rasanya? Sungguh aku tak mengerti perasaan manusia.
Kembali, aku menutup buku ketiga yang aku baca. Mencoba memahami perasaan manusia lewat buku. Namun tetap saja aku masih belum mengerti bagaimana berekspresi ketika orang terluka dan bagaimana berucap ketika orang sedih? Tak ada yang menjelaskan tentang hal itu padaku. Bahkan mereka hanya mengatakan untuk mengikuti apa kata hatiku. Tapi bagaimana bila aku tak memiliki hati?
"BoBoiBoy kau sudah selesai?" tanya Ying padaku.
"Sudah." Ucapku singkat. Aku berdiri dan berjalan kearah Ying dan Fang.
"Ya sudah kita pergi."
"Okay."
Kami berjalan melewati sebuah kota kecil yang lumayan ramai. Aku menggunakan kekuatanku untuk mengetahui pikiran manusia agar aku bisa mengerti apa itu perasaan? Namun yang mereka pikirkan hanya uang. Dimana perasaan itu sebenarnya?
"BoBoiBoy bisakah kau berhenti membaca pikiran orang?" tanya Ying padaku.
"Ying, apa itu perasaan?" tanyaku entah sudah keberapa kalinya. Namun aku tahu jawabannya pasti..
"Perasaan adalah hal dari hati." Sudah tak terhitung jumlahnya aku bertanya padanya tentang itu pada Ying dan selalu mendapat jawaban yang sama.
"Memang apa bedanya ingatan dengan hati?" tanyaku lagi.
"Mereka hal yang sama dan berbeda pada saat yang bersamaan. Mungkin kau belum mengerti, namun aku tak bisa menjelaskan bedanya, dan apa itu perasaan. Perasaan dan hati bukanlah hal yang bisa dijelaskan. Namun hal yang harus kau rasakan." Jelas Ying panjang lebar.
"Lalu bagaimana aku bisa merasakannya?" tanya ku sekali lagi.
"Suatu hari pasti kau bisa merasakannya BoBoiBoy." Ucap Ying sembari menggandeng tangan Fang.
"Suatu hari ya?" gumamku dan berjalan mengikuti Fang dan Ying dibelakang mereka.
To Be Continued
Haii.. sebenarnya saya ingin menggambarkan kebingungan BoBoiBoy lebih lagi tapi apa daya ide saya sudah mentok :P
Ini untuk prolog.. jika ada yang baca saya lanjutin. Mungkin jalan ceritanya aneh.. tenang ini nggak panjang kok.
Pengennya ini dibuat BoBoiBot aja. Tapi entah saya lebih suka BoBoiBoy yang jadi boneka. Silahkan bayangkan BoBoiBoy yang bingung tentang ekspresi dan perasaan... hohoho
Tertarik?
