Beginilah nasib orang baru lulus SMA. Baru saja berbahagia sejahtera sentosa karena telah menyelesaikan neraka dunia bernama Ujian Nasional tingkat akhir, para murid yang dinyatakan lulus diharuskan segera mendaftar di Universitas yang telah didambakan sejak lama. Mungkin awalnya, para orang baru lulus tersebut akan pasang muka berbahagia karena akhirnya akan menginjak jenjang akhir pendidikan sebelum bebas mencari pekerjaan. Namun apa daya, pada akhirnya para lulusan terpaksa gigit jari dikarenakan semua Universitas menerapkan tes seleksi masuk kembali.
PHP memang…
Namun, mereka tahu mereka tak boleh menyerah sampai disini. Bagaimana pun, mereka telah berusaha semampu mereka untuk sampai disini, kan? Mereka baru saja akan mulai mengenyam pendidikan tinggi! Mana mungkin mereka mau mengibarkan bendera putih tanda penyerahan diri sekarang?
Aku rapopo harus belajar lagi…
Daaaaaannnnnnn….. pada akhirnya hanyalah yang terpilih untuk bisa masuk dan mengenyam pendidikan di jenjang ini. Para lulusan yang tak diterima terpaksa banting setir ke tempat lain—kecuali kalau mereka mau menjadi pengangguran yang akan menambah beban pemerintah nantinya.
Rapopo part dua untuk yang dinyatakan gagal…
Jangan tanya seberapa senang para lulusan yang dinyatakan lulus oleh Universitas pilihan mereka. Mungkin mirip dengan banjir air mata ketika menonton anime crossover berjudul Anohana Beats! ~After Story~ per second. Itu pun kalau anime-nya memang ada, dimohon garis bawahi yang ini.
Kebahagian para lulusan nyatanya hanya sampai pada kertas pengumuman bertuliskan kata 'lulus' sampai ditangan mereka. Pada akhirnya mereka harus melewati masa-masa di neraka lagi, yakni OSPEK. Tapi siapa sangka, pada akhirnya masa-masa neraka itu bisa menghasilkan cinta –monyet– para ABG alias anak baru gede tersebut? Tolong garis bawahi kalimat dimana mereka terpaksa melewati hari-hari PDKT dengan tugas-tugas yang memberatkan pundak mereka dari para senior.
Seperti peribahasa, sambil menyelam minum air –asin–, dekat dengan gebetan sekaligus menyelesaikan tugas senior.
Nggak perlu banyak kata pembuka, langsung saja kita intip mereka di TKP! Mari dibaca baik-baik, jangan lupa merapat dengan pasangan Anda. Jika tak punya, segeralah mencari tembok atau tiang terdekat! Ini adalah resiko Anda menjadi jones. Diharap pasangan atau tembok tempat kalian merapat dapat menahan berat tubuh kalian, karena membaca fic ini dapat beresiko mulut berbusa bagai habis kena overdosis ganja, teriak-teriak sableng seperti promosi barang dagangan, jadi lemot saking sableng-nya fic ini, dan sebagainya! Jangan salahkan saya nantinya!
.
.
.
Disclaimer : Katekyo Hitman Reborn © Amano Akira
An Abnormal Love Story © Profe Fest
Genre : Romance, (a bit) Humor
Pairing : B26
Warning : Sho-ai, Yaoi, Typo(s), AU, OOC, Humor garing, EYd tidak benar!
A/N: Dibuat untuk Dare yang pernah dimainkan Author bersama seorang Author lain yang bernama Eiffel Caramel. Jess, nih fic-nya, map ya kalo garing TwT
Enjoy it~!
.
.
.
Seorang pemuda dengan rambut pendek kurang dari sebahu berwarna medium spring green menginjakkan kakinya di Universitas Ini, tepatnya pada fakultas sini. Iris senada dengan rambutnya menatap datar bangunan dihadapannya.
Jangan banyak tanya, memang namanya 'Universitas Ini' dan 'fakultas sini'. Kalau nggak pernah denger, berarti Anda kurang update.
Sebuah dengusan keluar dari mulut pemuda itu. "Master harus kehilangan nanasnya kalau ternyata Universitas ini tak sebagus apa yang dikatakannya pada me." Janji pemuda –yang diketahui bernama Fran– itu datar.
Dicari, masih segar atau sudah busuk, nanas kesayangan milik Rokudo Mukuro. Dapatkan hadiah 10 semangka lain yang lebih berkualitas.
Dengan langkah tanpa semangat, Fran memasuki bangunan Universitas. Ia tak banyak mengomentari arsitektur bangunan tersebut—ralat, ia malah sama sekali tak mengomentari arsitektur bangunan Universitas, matanya sibuk menatap lantai marmer yang diinjaknya.
Awas nabrak mas—
—BRUUKKK!
….Tuh kan, baru aja dibilangin.
Pemuda bersurai hijau itu sempat mengeluarkan suara 'aaa' dengan nada datar. Sementara itu, orang yang tak sengaja ditabraknya hanya melangkah mundur beberapa langkah, beruntung tak sampai jatuh. Fran mengelus kepalanya, tak sakit memang, hanya saja kepalanya sedikit pusing karena tertabrak tadi.
"Jalan yang benar dong!" hardik orang yang ditabraknya tadi kesal. Fran menegakkan kepalanya, berusaha melihat orang yang ditabraknya–yang kenyataannya memang lebih tinggi darinya. Sesosok pemuda blonde dengan poni hingga menutupi matanya –hell, rasanya itu bukan gaya rambut model baru– tengah berdiri sekitar empat langkah agak jauh darinya.
Serius, sebelah Universitas Ini bukan Rumah Sakit Jiwa kan?
Fran menatap pemuda itu datar –muka-muka nggak dosa lebih tepatnya–. "….Salah masuk bangunan bukan?" tanyanya eteng.
"….Apa maksudmu?" tanya pemuda blonde tadi dengan curiga. 'Pasti ada yang nggak beres dengan pertanyaan ini…' batinnya sok tahu.
"Kau ini mahasiswa fakultas sana, kan?" tanya Fran sok tahu. Perhatian, namanya memang 'fakultas sana'.
"Hah? Fakultas mana maksudmu?" tanya pemuda dengan poni hingga menutupi matanya itu.
"Fakultas buat tata rambut, mana lagi coba." Entah itu sebuah jawaban atau pertanyaan dari sang pemuda bersurai hijau tadi.
'Dafuq… apa muka gue mirip sama muka-muka abang tukang pangkas rambut?' batin pemuda blonde itu sambil ber-sweatdrop ria. 'Eh, nggak mungkin deh. Gue kan pangeran, masa muka pas-pasan? Buta aja nih bocah…' batin pemuda blonde tadi cepat dengan pedenya, menepis perkataan batinnya barusan.
"Ndasmu! Mana mungkin pangeran macem gue salah masuk fakultas! Asal lu tahu saja, pangeran ini murid baru di fakultas sini tahu!" bela pemuda berponi kepanjangan itu sedikit kesal.
"Ohh… tadinya me kira kau pasien rumah sakit jiwa lho…" kata Fran tanpa beban sekaligus tanpa perubahan emosi pada wajahnya.
'Kampret…' batin pemuda blonde itu dengan sebuah perempatan dikepalanya.
"Ushishishi~, terserahlah. Pangeran banyak urusan, semoga kita tak pernah bertemu lagi, rakyat jelata." Pemuda blonde itu langsung melesat pergi. Tanpa ambil pusing, Fran kembali melangkahkan kakinya.
—Tapi takdir menginginkan hal lain, kawan…
Fran terdiam menatap pemuda yang duduk disebelahnya, pemuda berambut blonde dengan poni kepanjangan yang tadi bertemu dengannya duduk disebelahnya. DISEBELAHNYA SAUDARA-SAUDARA! Kalau saja wajahnya bukan tipe poker face, sudah pasti ia akan memasang tampang horror sekarang.
'Dafuq, kenapa nih manusia harus duduk disebelah gue?!' batin Fran frustasi.
#SeribuPukpukUntukFran sebarkan hastag ini jika Anda memang berbelas kasih pada yang bersangkutan.
"….Oi, bocah. Kenapa kau bisa di kelas ini?" tanya si blonde sedikit sewot, tak rela harus duduk bersebelahan dengan pemuda berambut hijau itu.
"Karena aku memang di kelas ini. Kau sendiri kenapa bisa disini?" tanya Fran tak kalah sewot.
"Suka-suka pangeran mau berada dimana! Rakyat jelata sepertimu jangan kepo!" jawab pemuda blonde itu dengan pedenya.
"Heh, denger ya…," pemuda beriris hijau itu berusaha menjaga poker face-nya. "Mau rakyat jelata, pangeran, atau raja sekalipun, disini kau tetap mahasiswa biasa tahu!" lanjutnya dengan penekanan disetiap katanya.
"Ada yang manggil gua?" seorang pemuda blonde lain dengan perawakan nyaris mirip dengan pemuda blonde yang tengah berdebat dengan Fran menoleh kearah mereka dengan tampang tak berdosa.
Fran kicep sudah. Oh plis, demi kehebatan Arya Wiguna teriak-teriak 'Demi Tuhan', satu orang saja sudah terlalu cukup, BAGAIMANA DENGAN DUA?!
Belum sempat mengucapkan apapun, tiba-tiba pintu kelas didobrak dengan keras, beruntung pintu tersebut tak terlepas dari engselnya. Seluruh calon mahasiswa yang ada di ruangan tersebut langsung mengunci bibir masing-masing, mencoba menerka senior sesadis apa yang membuka pintu dengan begitu indahnya.
Tap.
Langkah pertama terdengar dari arah pintu, bersamaan dengan munculnya sebuah kaki jenjang yang mengambil langkah dengan begitu berani. Sebagian besar diantara peserta OSPEK yang ada di kelas itu menelan ludah. 'Pasti orangnya serem!' batin mereka sok tahu.
Tap.
Sosok yang baru menampakkan kaki tersebut kembali melangkahkan kakinya yang lain. Oh! Kali ini langkah yang diambil amat sangat anggun, pemirsa! Para peserta OSPEK laki-laki yang tadinya lesu langsung kembali menegakkan tubuhnya, mencari harapan sang senior berjenis kelamin hawa —ngarep banget, plis.
Tap.
"Yohooo~ selamat pagi, minna~!" sesosok bukan manusia —dia bahkan lebih kuno daripada pithecanthropus erectus— memasuki ruangan itu. Para peserta syok bukan main! Beberapa diantara mereka langsung mengeluarkan makan malam plus sarapan tadi pagi, bahkan ada beberapa yang ditemukan mengalami kejang-kejang–kalau bahasa tradisionalnya disebut dengan ayan–di lantai.
Yang diharepin Selena Gomez, nyatanya yang masuk malah spesies yang lebih absurd daripada abang-abang tukang pangkas rumput!
Sosok tersebut langsung pasang ekspresi sok imut dengan tangan kanan memegang pipi –mirip sekali dengan spesies cabe masa kini ketika akan ambil pose untuk berfoto.
"Are~? Kenapa semuanya begini? Ada wabah muntaber kah?" tanya sosok tersebut dengan suara sok dimanis-maniskan –yang justru bikin yang lain semakin kejang-kejang. Iya ada, wabahnya itu lu mas —eh, mbak —eh, tau lah, lupain aja!
Beruntung sekali, Fran masih bisa mempertahankan poker face kebanggaannya. "…Cewek atau cowok, ya?" tanya pemuda itu tanpa beban sekaligus nada datar. Suara efek petir menyambar di siang bolong langsung terdengar dibelakang sosok tadi.
"Hiks… gua ini cowok tapi seseksi cewek…" jawab sosok itu sok imut.
Keterangan: girl=she + boy=male = she male. Setengah cewek setengah cowok, gender baru. Ingin mencoba? Silakan beli di toko terdekat! Hubungi 14045!
"Jadi lu she male? Gender baru, ya?" tanya Fran lagi dengan sok tahunya. Kini para peserta OSPEK yang tadi terkena ayan telah berubah terkena wabah ketawa berlebihan. Bahkan sebagian dari mereka ada yang sampai mulutnya berbusa.
"ANJIR! TEGA LU! TEGA! PADAHAL GUA SENIOR ELU, NYET!" sosok yang tak lain adalah Lussuria itu langsung memaki-maki si pemuda.
"Eh, itu artinya lu senior yang payah karena bisa gue bully." Kata Fran tanpa dosanya. Lussuria kembali pundung dengan aura suram yang amat pekat.
"Siapa bilang bisa lu bully, heh?" tanya sebuah suara mengagetkan seluruh peserta. Tiba-tiba dari arah pintu, muncullah sesosok pria berpakaian serba hitam dengan tubuh atletis. Tangan kanannya memainkan ujung topi fedora yang terpasang dikepalanya dan tangan kirinya dimasukkan kedalam saku celana, membuat para kaum hawa langsung berteriak heboh melihat ketampanan pria tersebut. Si pria menaikkan sudut bibirnya, membuat para peserta perempuan kembali melting dan kaum adam sirik bukan main. Pria tersebut berjalan dengan tenang ke tengah –dekat dengan meja dosen. Baru saja mengambil langkah terakhir, pria itu langsung menggebrak meja, membuat seluruh bulu kuduk peserta OSPEK langsung berdiri tegak dan kembali hening.
"Denger ya," pria itu berkata dengan songongnya. "Gue Ketua OSPEK disini, nama gue Reborn! Lu semua harus bisa ngerjain tugas dari gue! Nggak bisa, abis lu semua! Terus, lu semua harusnya hormat dong sama senior, sekalipun dia banci nggak guna macem nih makhluk…" lanjut pria yang bernama Reborn tersebut sambil menunjuk Lussuria tanpa rasa bersalah.
"HEE?! Kenapa gua juga dikatain banci?! Masa makhluk seseksi gua dibilang banci, hello~?" protes Lussuria dengan gaya alay.
"Plis deh, kalo dibandingin lebih macho mana antara elu sama gorilla, gue yakin pasti tuh gorilla yang menang." Kata Reborn tajam sampai menusuk ulu hati sang banci. Lussuria kicep seketika, tak lama ia langsung ditemukan kembali pundung di pojok ruangan. Reborn mendengus dan mengibaskan topi fedora-nya –berusaha keren sebenarnya.
"Sekarang," Reborn kembali menatap kearah para peserta OSPEK yang telah meneguk ludah sendiri. "Ini tugas pertama dari gue, nggak akan ada siaran ulang! Cepet catet! SATU—"
—Dan sejak saat itu Fran tahu ia telah masuk kedalam neraka.
.
.
.
-TeBeCe-
.
.
.
A/N : HALOOOOOOOOO~~! Ketemu lagi dengan Author tersableng, Profe Fest~~~~! #digampar. Halo Jess, ini nih fic-nya, sori ya kalo nggak memuaskan… ""D
Nah, mengenai fic diatas, jadi ceritanya Fran sama Bel itu satu universitas gitu. Scene B26-nya belum keluar sih. Maaf ya kalau garing banget gini! *sujud sembah* #thor. Btw, 14045 itu nomor McD, maaf ya nggak di-disclaimer. Oh ya, sebenernya ini diambil dari kisah cinta guru agama saya sama suaminya lho! Tapi ada beberapa scene yang saya bikin sendiri kayak pas Fran sama Bel ketemu tabrakan itu, soalnya guru saya langsung ketemu suaminya dikelas. Dan sumpah saya nggak nyangka guru saya sebegitu tsundere-nya waktu muda… *tereak ala fangirl* #udah. Jadi guru agama saya itu ketemu sama suaminya (waktu itu belum nikah ya!) pas lagi masa OSPEK. Tadinya guru saya itu benci setengah mati sama suaminya, lalu- eh! Ntar spoiler lagi! Udah ya! #digiles.
Yosh! Btw, saya minta review-nya dari para readers semua, ya! Minta masukan mengenai humor-nya juga dong! Maaf banget ya ini jadi garing sama banyak typo… *nangis di kamar mandi* #udah. Akhir kata, sampai jumpa di chapter berikutnyaaaaa~~~
.
Review please~
.
