HANYA ITU
Summary: "Hanya itu." | "Hanya itu?" | "Ya, hanya itu." | Jeon Wonwoo bersyukur, ternyata hanya itu.
Rate: T
Casts: Meanie couple
And others
.
.
.
"Kim Mingyu, 19 tahun. Kuliah di Dongwon, fakultas ekonomi. Kenapa kau mencari tahu tentang anak ini, hyung?" tanya seorang namja bertubuh mungil pada temannya yang sedang duduk sambil menikmati segelas iced lemon tea. Namja yang diajak bicara hanya mengendikkan bahu. "Adikku menyukainya." jawabnya asal. Namja bermata sipit yang kebetulan ada disana juga bertanya sambil tersenyum nakal. "Ayolah, adikmu yang mana? Secara harfiah, kau tidak memiliki adik perempuan, begitu pun adik laki-laki. Intinya, kau tidak punya adik. Apa adik yang kau maksud itu adik yang sedang tertidur disana?" tanyanya lagi dengan nada nakal. Namja yang diajak berbicara tak menanggapi, namun ada namja yang bertubuh mungil yang menanggapi.
"DASAR OTAK MESUM! PERGI SANA KE NERAKA!" bentak namja mungil itu kesal. Namja bermata sipit itu memasang ekspresi sedih. "Bahkan jika itu ke neraka, apapun kulakukan untukmu, sayang.."
Dan serius, Wonwoo -namja yang sedang menikmati iced lemon tea itu- benar-benar ingin menendang Kwon Soonyoung ke neraka sekarang juga.
.
.
.
"KIM MINGYU~" panggil seseorang pada namja bertubuh tinggi dan tampan yang sedang duduk sendirian di kantin. Yang dipanggil menoleh, hanya untuk melihat pemandangan menyakitkan nan menyilaukan mata yang tersaji dihadapannya. "Wae, hyung?" tanyanya sedikit ketus. Pasalnya, jika dua orang ini muncul dihadapannya, bisa dipastikan ia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Maksudnya, Kim Mingyu kan juga butuh privasi.
"Kau sendiri saja?" tanya namja berwajah angelic, Jeonghan. Mingyu menggeleng. "Ani, ditemani ponsel." jawabnya singkat dan ehem, agak sedikit dingin. Seungcheol menggeleng, "Jomblo." ucapnya sedikit berbisik pada Jeonghan. Sedikit berbisik, ya? Tentu saja Mingyu mendengarnya, dan ia terlalu malas hanya untuk sekedar menanggapi. Sudah terlalu terbiasa.
"Apa yang akan kau lakukan setelah ini, Mingyu-ya?"tanya Jeonghan lagi sambil menyeruput americano milik Mingyu. Mingyu mengabaikannya, toh mereka juga selalu bertiga kemana-mana, jadi Jeonghan seharusnya sudah tau apa saja rutinitas Mingyu.
"Hey, Kim. Seseorang memperhatikanmu dari jauh, tuh." ucap Seungcheol. Dan tentu saja, Kim Mingyu dengan cepat menoleh kearah yang ditunjuk. Matanya bertemu dengan manik kecoklatan milik namja termungil yang duduk disana, lalu namja itu dengan cepat mengalihkan wajahnya. Kim Mingyu mulai merasa dadanya sesak akan sesuatu.
.
.
.
Seorang namja tampan lainnya tengah mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia sudah lelah mendapat kiriman surat cinta setiap hari dari orang yang sama, yaitu hoobaenya. Dengan kalimat yang bahkan hampir Joshua hafal, hoobaenya itu terus mengirim surat dengan berbagai amplop lucu berwarna pink. Dan Joshua lagi-lagi harus menahan malu ketika hoobaenya menghampiri dirinya saat di koridor tadi pagi. Hampir seluruh mahasiswa yang ada disana menoleh kearah mereka. Joshua mau tidak mau menerima untuk kesekian kalinya surat cinta itu. Ia juga tidak tega kalau harus menolak sang hoobae di depan orang banyak.
"Masih frustasi, hyung?" tanya namja tampan lainnya. Sepertinya Dongwon university dipenuhi oleh lelaki tampan. Joshua menghela nafas keras, lalu menggeleng. Sudah ia putuskan kalau ia akan menolak sang hoobae besok. Entah bagaimanapun caranya.
.
.
.
"Kalau ada Kim, pasti ada Jeon. Selalu seperti itu. Sama saja seperti kalau ada Boo, pasti ada Hong. Iya kan?" celoteh seorang namja manis nan imut sambil memegang cermin seakan ia berbicara sendiri, padahal ada beberapa orang temannya yang lain -yang juga menganggap kalau sang Boo berbicara sendiri-. "Apa yang kau bicarakan? Kalau ada Boo, pasti ada Chwe dan Lee. Itu yang benar." ucap seorang namja berwajah bule, Hansol.
"Ne, hyung. Mana pernah kau berada disuatu tempat yang sama dengan Joshua sunbaenim, kecuali kau yang mengikuti. Sedangkan kami? Lebih terlihat seperti bodyguard-mu." ujar yang paling muda. "Ah, dan lagi. Apa itu ada Kim ada Jeon? Aku tidak merasa pernah berada di tempat yang sama dengan Kim Mingyu…" ucap Wonwoo sambil memasang pose berpikir. Teman-teman lainnya cengo.
Ternyata Jeon Wonwoo tidak menyadari satu hal.
.
.
.
TBC
Ttataraaa~ ini pantes ga sih disebut prolog? Wkwkwk aku bingung. Ff ini udah lama mendem di laptop, baru inget kalau ternyata pernah bikin ff meanie wkwkwk bagusnya gimana ya? Lanjut ga sih? Ini lebih ke prolog kali ya daripada chap 1? Wkwkwk review dong, saran saran gituu
Kutunggu reviewmu:*
