Title : Time Travel
Author : Parkyoonhra
Cast : Shim (Jung) Changmin, Cho Kyuhyun, Jung Yunho, Kim Jaejoong, and others
Genre : Family, Friendship
Chapter : 1/?
Summary : 'Time Travel' merupakan kisah perjalanan seorang anak menembus ruang dan waktu, kembali pada beberapa tahun sebelum ia dilahirkan guna mencari tahu siapa ibu kandung-nya sebenarnya. Dapatkah Changmin menguak kebenaran yang telah disimpan selama bertahun-tahun lamanya oleh sang ayah? Siapakah ibu Changmin? Dan apakah yang sebenarnya terjadi kepada kedua orang tuanya?
Author's notes : tolong diperhatikan kembali genre untuk ff saya kali ini. Lebih menitikberatkan pada cerita tentang family dan friendship dengan beberapa adegan menyedihkan. Akan sangaaat jarang muncul adegan romance krn harus saya akui saya tidak begitu pandai menulis adegan itu jadi saya harap reader mengerti sehingga tidak akan menuntut saya menulis adegan romance. Karena pada dasarnya ff ini merupakan ff Yunjae dari sudut pandang Changmin, jadi yunjae moment akan muncul pada waktunya *kekeke. Saya ingatkan kembali akan ada cukup banyak adegan yg menyedihkan (bagi yg mengikuti cerita saya yg lainnya, mungkin sudah hafal bagaimana cara penulisan saya), jadi bagi yg kurang berkenan silakan untuk tidak melanjutkan membaca ff ini. Terima kasih *bow*
Warning : Yaoi, MalexMale, Typos, Don't like Don't read
Happy Reading and Enjoy!
.
Chapter 1
Tidur indah Changmin di pagi hari yang cerah terusik oleh dering ponselnya yang tak kunjung berhenti. Pada awalnya Changmin berniat mengabaikan siapa pun yang meneleponnya pagi itu tapi sepertinya ia tidak bisa lagi melanjutkan tidurnya akibat si penelepon yang pantang menyerah mengganggu waktu istirahatnya.
Dengan ogah-ogahan dan wajah yang masih terbenam dalam bantal empuknya, Changmin mengulurkan tangannya ke sebelah ranjangnya guna menemukan poonselnya dan memaki si penelepon.
Tapi sebelum Changmin sempat melayangkan umpatannya, ternyata si penelepon sudah terlebih dahulu meneriaki gendang telinganya.
"YA! JUNG CHANGMIN! EODIGA, EOH?" Changmin segera menjauhkan ponsel dari telinganya demi keselamatan pendengarannya, "Kau pikir sekarang sudah jam berapa, hah? Dimana kau? Kenapa kau masih belum tiba di sini? Semua orang menunggu kedatanganmu, tahu. Jangan bilang kau masih berada di atas tempat tidurmu dan baru bangun? Demi Tuhan, Chwang! Hari ini kau seharusnya menerima penghargaan dan hadiah karena sudah memenangkan Olimpiade Sains Internasional, tapi apa yang sedang kau lakukan sekarang…"
Changmin tidak mendengarkan kelanjutan perkataan seseorang dari seberang line itu dan membiarkan ponselnya berada jauh dari jangkauannya sehingga ia tidak bisa mendengar omelan si penelepon. Changmin menenggelamkan kepalanya ke dalam bantal lagi dan menghela napas, setelahnya ia mengambil ponselnya kembali.
"Kau sudah selesai, Kyu?" tanya Changmin pada seseorang di seberang line yang ia panggil 'Kyu'.
"Belum, aku belum selesai sampai kau datang ke sini," kata Kyuhyun membalas ucapan Changmin.
"Aku sedang malas. Kau saja yang mewakiliku, Kyu."
Bukan. Bukannya Changmin lupa kalau hari ini ia harus menghadiri acara penghargaan karena dirin ya telah memenangkan Olimpiade Sains Internasional tapi seperti yang sudah Changmin katakan pada sahabatnya – Cho Kyuhyun – ia terlalu malas untuk hanya sekedar bangun dari tempat tidurnya hari ini.
"Ya! Sombong sekali kau! Kau mau mengejekku karena aku kalah darimu dan hanya mendapat peringkat kedua, hah? Berani sekali kau, Jung!"
"Ah, aku harus kembali melanjutkan tidurku. Sampai jumpa. Bye-bye, Kyu," salam manis Changmin saat memutus sambungan telepon keduanya secara sepihak.
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh Changmin setelah menjadi sahabat seorang Cho Kyuhyun selama bertahun-tahun lamanya, menghadapi kemarahan sahabatnya itu hanya akan menguras tenaga dan emosi. Jadi Changmin lebih memilih membiarkan sahabatnya itu menyumpahinya dengan sejuta sumpah serapah yang bisa dilafalkannya di seberang sana daripada ia harus meladeni Kyuhyun yang sedang marah-marah.
Changmin mencoba menikmati waktu senggangnya untuk tidur kembali karena ia tahu cepat atau lambat, sahabatnya akan datang ke rumahnya dan menghancurkan ketenangannya. Jadi, sebelum Changmin mendengar teriakan Kyuhyun di kamarnya beberapa jam lagi, untuk saat ini Changmin hanya akan fokus pada ranjang empuk, selimut hangat, dan mimpi indahnya.
... 'Time Travel' by parkyoonhra ...
Kyuhyun memasuki kamar Changmin sambil mendecakkan lidahnya. Setelah menaruh tropi milik Changmin di sebuah lemari yang juga berisi berbagai macam penghargaan yang telah diraih oleh teman tiang-nya itu, Kyuhyun berjalan membuka tirai kamar itu, membiarkan cahaya terik matahari menerangi kamar temaram itu. Sepertinya Changmin sengaja menyuruh pelayan untuk tidak mengganggu tidurnya.
Changmin yang merasa terganggu dengan sengatan sinar matahari di kamarnya, segera menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.
"YA! Bangun, Chwang! Sudah berapa lama kau tidak tidur, eoh?" Kyuhyun menarik selimut Changmin hingga terjatuh dari tempat tidur. Kemudian Changmin menggunakan bantal sebagai pengganti selimut untuk menutupi wajahnya.
"Lima menit lagi, Kyu," pinta Changmin menggunakan suara seraknya khas seseorang yang baru bangun tidur.
Kyuhyun memaksa tubuh Changmin untuk duduk di tempat tidur walaupun Changmin masih tetap memejamkan matanya.
"Kau pikir aku punya banyak waktu luang untuk membangunkanmu seperti ini tiap harinya? Lagipula kau pikir jam berapa sekarang? Bahkan ini sudah waktunya makan siang!" teriak Kyuhyun frustasi menghadapi kemalasan sahabatnya.
Teriakan Kyuhyun sontak membuat Changmin bangkit dari duduknya dan membuat Kyuhyun yang tengah menarik-narik tubuhnya tersungkur ke kasur.
"YA!" teriak Kyuhyun.
"Waktunya makan siang," ujar Changmin seperti terhipnotis dan berjalan menuju pintu keluar kamarnya.
"YA! Setidaknya bersihkan dulu tubuhmu, pabo. Dasar jorok," Kyuhyun menarik tubuh Changmin menuju kamar mandi.
Setelah makan siang …
"Aku tidak mau bertugas membangunkanmu lagi, Chwang. Kau pikir aku babysitter-mu, hah?" keluh Kyuhyun di sepanjang perjalanan mereka menuju laboratorium rahasia milik Changmin di ruang bawah tanah rumahnya itu.
Bukan rahasia lagi sih sebenarnya karena semua orang di rumah mewahnya itu sudah tahu keberadaan laboratoriumnya bahkan ayahnya yang jarang berada di rumah juga sudah mengetahui kebiasaan Changmin yang suka mengurung diri di kamar bawah tanah yang sudah disulap Changmin menjadi ruang pribadinya. Tapi ayahnya tidak pernah menyinggung hal itu karena Changmin bebas melakukan apapun sesuka hatinya – seperti ia peduli saja.
"Aku kan tidak pernah memintamu untuk membangunkanku," kata Changmin sambil mengunyah roti yang dibawanya, "masih ada Shim ahjumma yang akan membangunkanku," kata Changmin menyebut nama ahjumma yang sudah menjadi pelayan di rumahnya sejak ia kecil.
"Kalau ahjumma akan menuruti setiap perkataanmu yang meminta untuk tidur lagi dan kau tidak akan bangun tidur selama tiga hari penuh," kesal Kyuhyun sambil memukul bahu Changmin gemas.
"Kau benar," kata Changmin tidak menyangkal perkataan Kyuhyun sambil tersenyum lebar.
Mereka berhenti berjalan saat sudah sampai pada pintu lab Changmin yang dilengkapi dengan alat pemindai retina mata.
Changmin maju selangkah dan mendekatkan wajahnya pada alat yang tergantung di dinding. Setelah alat itu memindai retina mata Changmin, terdengarlah suara mesin 'Selamat datang Jung Changmin yang hebat nan tampan' dan terbukalah pintu besi berlapis dihadapan mereka.
Changmin menatap Kyuhyun dengan cengiran menggodanya serta menaik-turunkan alisnya sehingga membuat Kyuhyun harus memutar bola matanya jengah.
"Jika aku punya kesempatan, aku akan mengganti kalimatnya menjadi 'Selamat datang Cho Kyuhyun yang luar biasa melebihi Jung Changmin yang menyebalkan'," kata Kyuhyun tak mau kalah sambil berlalu memasuki lab.
Changmin terkekeh mendengar perkataan Kyuhyun. Selalu menyenangkan saat menggoda sahabatnya itu.
"Jadi, apa yang kau lakukan selama tiga hari aku tidak berada di sini?" tanya Kyuhyun memperhatikan keseluruhan ruangan lab itu. Tidak ada perubahan besar dari tiga hari lalu semenjak Kyuhyun pergi berlibur bersama keluarganya meninggalkan Changmin mengerjakan penelitian mereka sendirian. Kyuhyun hanya cemas jika temannya itu melakukan hal bodoh saat ia tinggal sendiri kemarin.
"Tidak ada. Aku hanya mencoba alat buatan kita," jawab Changmin enteng sambil menggunakan jas lab-nya. Kyuhyun sendiri sudah mengenakan jas miliknya.
"Mwo? Tapi alat itu masih belum sempurna, Chwang!"
"Hampir, Kyu. Hampir sempurna," ralat Changmin, "lihat," Changmin menyuruh Kyuhyun memperhatikan seekor hamster cokelat di atas meja yang diperutnya terdapat sebuah benda layaknya jam tangan.
Kyuhyun berjengit jijik melihat hamster itu. Bukan, bukan karena Kyuhyun takut hamster tapi karena hamster itu sudah tergeletak tak berdaya di atas meja penelitian. Mati.
"Apa yang kau lakukan padanya, Chwang?" tanya Kyuhyun.
"Aku menguji alat kita padanya."
Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya mencoba mencerna setiap perkataan Changmin. Melihat gelagat kebingungan di wajah Kyuhyun membuat Changmin gemas.
Changmin menoyor dahi Kyuhyun sambil berkata, "Aku mengirimnya ke masa lalu."
Kyuhyun mengusap dahinya sambil berkata dengan sangat kesal, "Bagaimana kau tahu kalau alat itu bekerja? Bagaimana kau tahu kalau hamster itu sampai di masa lalu bukannya di dimensi lain, tempat lain, ataupun masa depan?"
Raut wajah ceria Changmin beberapa saat lalu berubah muram dan Kyuhyun mengutuk dirinya sendiri yang sudah membuat sahabatnya menjadi sedih seperti itu. Terkadang ia memang tidak bisa mengontrol ucapan yang keluar dari mulutnya.
"Kau benar. Itulah masalahnya. Kita tidak bisa memastikan hal itu," Changmin melepas alat berbentuk jam tangan yang tadinya terlilit di perut hamster yang sudah mati, "tapi bukankah kita membuat alat ini untuk pergi ke masa lalu? Jadi seperti itulah yang seharusnya terjadi," Changmin mengangkat alat itu dan menunjukkannya kepada Kyuhyun.
Enam bulan. Sudah enam bulan lamanya Kyuhyun membantu Changmin mengembangkan penelitiannya mengenai alat untuk pergi ke masa lalu. Dan kini sahabatnya itu sangat terobsesi dengan keinginannya untuk pergi ke masa lalu. Pada awalnya Kyuhyun menolak rencana gila Changmin karena belum ada satupun catatan sejarah mengenai perjalanan waktu seseorang yang diakui kebenarannya, dengan kata lain belum ada manusia penjelajah waktu yang menuliskan pengalaman mereka atau kalau ada yang berhasil menjelajahi waktu, mereka tidak berhasil kembali untuk menulis sejarah. Tapi akhirnya Kyuhyun setuju berkontribusi dalam penelitian Changmin untuk memantau pergerakan sahabatnya itu. Kyuhyun tahu Changmin akan melakukan apapun untuk mewujudkan keinginannya dan Kyuhyun memastikan dirinya berada di sana untuk mencegah Changmin melakukan tindakan bodoh yang mungkin akan ia sesali nantinya.
"Kau sudah mencoba mengirimkan sebuah kamera pengintai menggunakan alat itu? Dengan begitu mungkin kita bisa mengetahui ke tahun berapa alat itu membawa kamera itu," usul Kyuhyun.
"Aku sudah mencobanya," Changmin menggiring Kyuhyun ke meja penelitian lainnya yang diatasnya terdapat sebuah kamera kecil, "tapi tidak ada satupun gambar yang bisa ditayangkan kamera itu. Aku memperkirakan sebuah medan magnet yang sangat besar merusak jaringan kamera sehingga kamera itu kembali dalam keadaan rusak dan mati."
Kyuhyun mengerutkan dahinya, "Kau sudah merencanakan semua ini ya? Kau tahu aku akan pergi berlibur bersama keluargaku selama tiga hari dan kau sudah merencanakan menguji alat kita tanpa memberitahuku."
"Jangan tersinggung, Kyu. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan," kata Changmin sambil mengendikkan bahunya.
Kyuhyun hanya mencibir mendengarnya.
Changmin sangat mengetahui perasaan Kyuhyun. Kyuhyun hanya akan melarangnya melakukan ini dan itu karena terlalu mengkhawatirkan resiko dan akibat yang akan ditimbulkan. Kyuhyun adalah seorang jenius yang akan selalu mempertimbangkan setiap langkahnya. Berbeda dengan Changmin yang lebih mengikuti intuisinya. Karena itu Changmin membutuhkan Kyuhyun untuk membatasi pergerakannya untuk berjaga-jaga jikalau langkah yang diambilnya dirasa terlalu beresiko.
"Tapi, Chwang. Kamera dan hamster itu kembali dalam keadaan mati, tidakkah aneh?" tanya Kyuhyun.
Changmin mengangguk serius, "Aku sendiri belum menyelidikinya. Apakah hanya kebetulan saja? Bagaimana menurutmu?"
Kyuhyun memperhatikan hamster mati kembali dan mentoel-toelnya menggunakan besi panjang.
"Mungkin ada kerusakan organ dalam tubuhnya jika terdapat medan magnet yang sangat besar dalam perjalanannya. Aku akan membedah tubuh hamster ini untuk mengetahuinya."
Changmin terdiam sesaat memperhatikan alat buatannya dengan Kyuhyun sebelum berkata, "Kyu, menurutmu apa efek yang akan terjadi jika alat ini dipakaikan pada manusia?"
Kyuhyun tersentak, "Jangan gila, Chwang! Kita saja belum tahu apakah alat itu bekerja dengan baik atau tidak dan entah apa efek yang ditimbulkannya. Kita tidak akan menggunakannya pada manusia! Siapapun orangnya!"
Changmin terdiam sejenak namun tidak melepaskan tatapannya pada alat buatannya sebelum berkata, "Ne, Keure."
Sekilas timbul rasa takut yang menyelip di hati Kyuhyun melihat tatapan Changmin yang menerawang tapi segera Kyuhyun tepis pemikiran itu.
'Semuanya akan baik-baik saja' ulang Kyuhyun dalam hati bagai sebuah mantra penenang untuk dirinya.
... 'Time Travel' by parkyoonhra ...
Suara bel yang berdering dalam ruangan lab itu membuyarkan konsentrasi kedua sahabat yang tengah berkutat dengan perkerjaannya masing-masing.
Changmin berjalan mendekati intercom yang terpajang dekat pintu masuk lab dan mendapati wajah Shim ahjumma di balik pintu.
"Ada apa, ahjumma?" tanya Changmin melalui intercom.
"Tuan Besar sudah kembali dari Jepang dan menyuruh anda serta Tuan Kyuhyun untuk makan malam."
Changmin mencibir, "Katakan padanya aku tidak lapar."
Kyuhyun melirik arloji-nya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Jika sudah berada di lab, baik dirinya maupun Changmin pasti akan melupakan waktu.
"Tolong katakan pada Yunho ahjussi kalau kami akan segera ke ruang makan," kata Kyuhyun menyela pembicaraan Changmin dan Shim ahjumma lalu mematikan sambungan intercom.
"Ya! Apa yang kau lakukan?" teriak Changmin tidak suka.
Kyuhyun melepas jas lab-nya dan merapikan pakaiannya seakan tidak terganggu dengan teriakan Changmin, "Waeyo? Sudah lama aku tidak bertemu dengan ayahmu jadi bukan masalah kan kalau kita makan malam bersama dengannya. Lagipula kau yakin tdak lapar? Padahal aku bisa mendengar cacing-cacing dalam perutmu sudah menggila," goda Kyuhyun.
"Aku tidak akan makan satu meja dengan orang itu."
…
Changmin harus menelan segala penolakannya karena Kyuhyun terus menarik tubuhnya menuju ruang makan dimana ia bisa melihat ayahnya yang sudah berbulan-bulan tidak ia tidak temui sudah duduk di salah satu kursi.
"Lama tidak bertemu, Yunho ahjussi," salam Kyuhyun mencoba bersikap sopan yang hanya dibalas sebuah dehaman dan anggukan singkat.
Kyuhyun sudah terbiasa dengan hal itu. Ayah Changmin memang orang yang sangat irit bicara dan minim ekspresi hampir mirip dengan Changmin sebenarnya (tapi Changmin selalu menolak untuk disamakan dengan ayahnya). Changmin di sekolah juga hampir tidak pernah berbicara dengan orang lain selain dirinya dan hanya menatap rang lain dengan tatapan datar sama seperti ayahnya. Wajah tampan, rahang tegas dan mata musang yang diturunkan dari ayahnya membuat Changmin seperti kopian seorang Jung Yunho, bagaimana Kyuhyun tidak menyamai keduanya?
Yunho menyuruh beberapa pelayan untuk menyiapkan makan malam yang sudah sangat larut itu.
"Apa yang kalian lakukan di ruang bawah tanah hingga larut malam begini, hm?" tanya Yunho pada Changmin dan Kyuhyun yang duduk di kursi paling ujung meja makan yang sangat panjang di rumahnya.
Changmin yang memilih untuk duduk berjauhan dengan sang ayah menjawab pertanyaan Yunho, "Bukan urusanmu."
Kyuhyun segera menendang tulang kering Changmin di bawah meja karena sudah berbicara tidak sopan pada ayahnya. Changmin mengerang protes pada Kyuhyun yang dibalas dengan pelototan sadis oleh Kyuhyun.
Yunho mengambil gelas miliknya dan meminum sedikit cairan yang berada di dalamnya untuk menyamarkan sebuah senyuman kecil saat melihat pertengkaran kedua sahabat itu.
"Hanya mengerjakan beberapa tugas sekolah, ahjussi," kata Kyuhyun menjawab pertanyaan Yunho dengan agak kikuk.
Changmin menyantap makan malamnya dengan lahap berbeda sekali dengan ucapannya beberapa saat lalu yang mengatakan bahwa dirinya tidak lapar. Kyuhyun yang duduk di sebelah Changmin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat nafsu makan Changmin yang diluar batas normal.
Kyuhyun dan Yunho sendiri sudah menyelesaikan acara makan mereka dan sekarang keduanya hanya memperhatikan acara makan Changmin.
"Apa kau sudah memikirkan masa depanmu, Kyuhyun-ah?" tanya Yunho tiba-tiba.
Kyuhyun dan Changmin memang masih berusia lima belas tahun, namun dengan kejeniusan yang mereka miliki, keduanya sudah duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas yang artinya tahun depan mereka akan melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi.
"Aku sedang mempertimbangkan untuk mengambil jurusan kedokteran, ahjussi. Tapi sepertinya bioteknologi juga sdikit menarik perhatianku," jawab Kyuhyun.
Yunho mengangguk-anggukan kepalanya mendengar jawaban Kyuhyun, "Itu bagus. Bagaimana denganmu, Changmin-ah?"
Terdapat selang yang cukup lama sampai pada akhirnya Changmin menyelesaikan makannya dan menjawab pertanyaan ayahnya, "Aku akan mencari umma-ku," jawab Changmin singkat.
"Sepertinya kau tidak mengerti pertanyaanku," kata Yunho menatap anaknya tajam. Kyuhyun sudah merasakan perasaan waswas melihat gelagat Changmin yang mulai menyulut amarah sang ayah.
"Apa peduliku?" Changmin membalas tatapan Yunho dengan berani, "Aku akan mencari tahu siapa ummaku, apa itu mengganggumu, Tuan Jung?"
Yunho mencengkeram taplak meja dengan sangat erat, mencoba menahan amarahnya yang sudah mencapai ubun-ubun, "Kita sudah punya kesepakatan untuk tidak pernah membahas hal itu lagi, Jung Changmin," kata Yunho memperingati.
"Kita tidak pernah sepakat tapi kau sendiri yang membuat peraturan. Kenapa? Apa kau takut kalau aku bertemu dengan pelacur itu?"
"Apa maksudmu?" geram Yunho.
"Kau tidak pernah suka data aku mulai membahas mengenai umma-ku. Kenapa? Apa karena kau memungutku sehingga kau tidak tahu siapa ibuku atau karena kau tidur dengan seorang pelacur dan tidak ingin orang-orang tahu mengenai hal itu?"
Yunho menggebrak meja makan sehingga menimbulkan suara yang sangat keras dengan tatapan tajamnya yang tidak pernah lepas dari Changmin. Kyuhyun menahan napasnya karena untuk kesekian kalinya ia menjadi penonton setia pertengkaran ayah dan anak itu.
"Jaga cara bicaramu, Jung Changmin."
Changmin tidak begitu mempedulikan ayahnya yang sudah sangat marah sekarang. Ia malah beranjak dari tempat duduknya dan menyeret Kyuhyun keluar dari ruang makan. Meninggalkan Yunho sendirian menatap menerawang jauh ke depan dalam kesunyian.
... 'Time Travel' by parkyoonhra ...
"Kali ini kau sudah sangat keterlaluan, Chwang!" kata Kyuhyun saat keduanya sudah masuk ke dalam kamar Changmin.
"Malam ini kau menginap saja di rumahku. Jangan lupa kabari orang tuamu," kata Changmin mengabaikan perkataan Kyuhyun sebelumnya.
"YA!"
Percuma saja membahas kelakuan Changmin yang sangat tidak sopan pada ayahnya karena pemuda itu tidak akan peduli sama sekali. Kyuhyun sudah menyerah menghadapi kemarahan Changmin pada ayahnya. Bahkan Kyuhyun tidak bisa mengingat kapan terakhir kali Changmin dan ayahnya duduk dalam satu ruangan dan tidak terlibat adu mulut. Walaupun hampir semua pertengkaran itu di mulai ketika Changmin mulai membahas mengenai ibunya, tapi Changmin tidak pernah kapok sama sekali.
Changmin dibesarkan oleh ayahnya yang super sibuk. Memiliki sebuah perusahaan besar membuat Yunho sangat jarang menghabiskan waktunya berdua dengan anaknya. Changmin sudah terbiasa berada sendirian di rumahnya yang sangat besar walaupun ada lusinan pembantu di rumahnya tapi tetap saja Changmin kerap kali merasa kesepian. Changmin tidak pernah meminta ayahnya meluangkan waktunya untuk dirinya sebentar saja. Tidak, Changmin tahu ayahnya sudah sangat sibuk mengurusi perusahaannya.
Satu hal yang membuat Changmin sangat kesal adalah ke-keraskepala-an appa-nya yang terus menyembunyikan jati diri umma-nya. Sejak berumur lima tahun Changmin terus bertanya siapa umma-nya, kemana perginya sang umma, dan kenapa mereka tidak tinggal bertiga di rumah mereka, tapi tidak ada satupun pertanyaan Changmin yang dijawab ayahnya. Ayahnya hanya diam dan melarang Changmin untuk membicarakan perihal umma-nya. Tapi Changmin tidak pernah menyerah. Setiap kali ayahnya pulang dari kantor, pertanyaan mengenai umma-nya lah yang pertama kali ia lontarkan.
Dan sepertinya hal ini semakin membuat Yunho gerah. Untuk kmenghindari Changmin dan keingintahuan-nya mengenai sang umma, Yunho kerap kali sengaja tidak pulang ke rumah. Lembur di kantor ataupun perjalanan bisnis ke luar negeri selama beberapa bulan sepertinya lebih menyenangkan daripada harus mendengar anakmu terus bertanya mengenai hal yang tidak bisa kau jawab. Dan seperti itulah yang terjadi selama sepuluh tahun belakangan. Yunho menjadi semakin jarang pulang dan Changmin semakin penasaran mengenai umma-nya. Jika sang appa tetap bungkam, Changmin akan mencari cara lain untuk mengetahuinya.
"Kau tahu, Kyu?" Kyuhyun kembali membuka matanya saat mendengar suara bisikan lirih Changmin. Kini keduanya sudah berbaring dengan saling memunggungi di atas ranjang Changmin, tapi Changmin sepertinya masih belum ingin memejamkan matanya, "aku sudah mengeceknya di kantor pemerintahan. Tapi Jung Yunho tidak pernah menikah dengan siapapun."
Kyuhyun terduduk dan menatap Changmin yang masih membelakanginya, "Apa maksudmu?"
"Dia tidak pernah menikah, Kyu. Aku tidak pernah benar-benar memiliki seorang umma."
Kyuhyun hanya terdiam mendengar setiap perkataan Changmin.
Changmin tertawa pelan namun terdengar sangat menyedihkan di telinga Kyuhyun, "Mungkin benar kalau ia pernah tidur dengan seorang pelacur dan mendapat seorang anak dari hubungan itu yang tak lain adalah aku. Karena itu lah dia tidak pernah mengakui umma-ku …"
"Apa yang kau pikirkan?" Kyuhyun membalik tubuh Changmin agar menatap kearahnya. Dan walaupun di bawah cahaya kamar yang temaram, Kyuhyun dapat melihat genangan air yang terkumpul dipelupuk mata Changmin. Tidak, Changmin tidak pernah menangis.
"Kau terlalu banyak menonton drama, pabo," ucap Kyuhyun sambil menoyor dahi Changmin, "kita akan segera tahu siapa ummamu. Bukankah itu tujuan utama kita memulai penelitian ini?"
Changmin tersenyum tipis, "Ne, Keure."
Changmin selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Tuhan untuknya. Tapi memiliki ayah yang selalu terlibat adu mulut denganmu setiap kali bertemu bukanlah sesuatu yang harus Changmin syukuri menurutnya. Satu-satunya hal yang sangat Changmin syukuri adalah memiliki Cho Kyuhyun sebagai sahabatnya. Walaupun terkadang Kyuhyun bisa berubah menjadi sangat cerewet, tapi Changmin bisa menceritakan apa saja pada Kyuhyun karena Changmin mempercayai Kyuhyun sepenuhnya.
Walaupun Kyuhyun bersikeras akan ikut perjalanan menembus waktu bersama dengan dirinya, namun mereka hanya megembangakan satu alat penjelajah waktu karena mereka sendiri masih belum yakin dengan kinerja alat itu. Untuk membuat satu alat saja membutuhkan waktu enam bulan dan Changmin tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mengetahui kebenaran. Changmin akan menguji alat itu sendiri.
Maka di saat Kyuhyun masih tertidur, Changmin bangun dan berganti pakaian. Kemudian ia mengambil sebuah memo dan menulis pesan untuk Kyuhyun.
'Aku tahu kau pasti akan langsung mencaciku saat mengetahui aku mengambil inisiatif ini. Tapi kita tidak akan pernah tahu bagaimana kinerja alat buatan kita jika tidak ada manusia yang mencobanya. Jadi, aku akan kembali ke masa lalu dengan alat itu dan mencari tahu tentang umma-ku. Aku percaya pada kejeniusan kita, alat itu pasti akan berhasil. Doakan aku agar bisa kembali dengan selamat.
Jung Changmin yang sangat keren.'
Setelah selesai menulis pesan untuk Kyuhyun, Changmin menaruh memo itu di atas meja nakas. Sebelum Changmin menutup pintu kamarnya, ia melihat wajah damai Kyuhyun yang tertidur untuk terakhir kali.
'Doakan semoga aku berhasil, Kyu. Sampai jumpa~'
... 'Time Travel' by parkyoonhra ...
Changmin memasang alat buatannya dan Kyuhyun di pergelangan tangannya dan menghirup napas dalam-dalam sebelum mulai mengaktifkan alat tersebut.
Pemandangan seluruh ruang laboratoriumnya semakin lama semakin berputar di kepalanya, berputar semakin cepat dan semakin mengabur. Changmin merasa seperti dirinya telah dilempar masuk ke dalam mesin cuci yang terus berputar, kepalanya seakan dihantam ribuan batu, matanya berkunang-kunang, perutnya seakan diaduk, seluruh tubuhnya lemas bagai jeli. Pemandangan di sekitarnya berubah dengan sangat cepat dan terus berputar-putar, lalu Changmin hanya bisa melihat kegelapan saat kemudian terlihat sebuah titik cahaya di hadapannya yang semakin membesar. Cahayanya sangat menyilaukan dan seakan akan membuatakan matanya… Untuk sesaat Changmin merasa seluruh oksigen direnggut secara paksa dari paru-parunya.
Changmin jatuh dengan suara gedebuk yang sangat keras. Ia bernapas dengan sangat rakus, memaksa banyak oksigen untuk segera memenuhi paru-parunya. Changmin mencoba untuk mengabaikan rasa sakit di seluruh tubuhnya namun gagal. Ia membalikkan tubuh tengkurapnya menjadi berbaring terlentang. Melihat ke langit-langit jembatan layang di atasnya karena ia bisa mendengar suara kendaraan yang berjalan di atas jembatan tersebut. Changmin yakin ia keluar dan terjatuh dari atas sana. Tapi di mana ia sekarang?
Untuk memastikan keadaannya, Changmin memaksakan tubuhnya untuk bangun walaupun harus diselingi dengan suara erangan kesakitan dari mulutnya. Changmin berjalan merapat ke dinding yang terdekat dari tubuhnya. Sejauh ini Changmin merasa berada di bawah jembatan layang yang di bawahnya juga mengalir sungai jernih. Oke, ini tidak bisa menjelaskan di tahun berapa Changmin berada.
"Ya! kau yang berdiri di sana!"
Changmin dikejutkan oleh suara keras yang sepertinya memanggil dirinya.
Tiga orang anak berandalan (terlihat dari bagaimana cara mereka berpakaian) berjalan mendekati Changmin. Oh, ini tidak akan berakhir dengan baik. Sebelum Changmin bisa membawa tubuhnya pergi dari sana, dua orang dari anak berandalan itu mencekal kedua lengannya.
"Mau pergi kemana kau, hah?" kata salah seorang di antaranya yang kemudian menghadiahi Changmin sebuah tendangan di perutnya.
Changmin mengerang keras saat merasakan nyeri di perutnya.
"Sakit, eoh? Bagaimana dengan yang ini?"
Sekali lagi Changmin berteriak kesakitan saat wajah bagian kirinya menerima sebuah pukulan yang cukup keras.
"Berhenti menyakiti teman baru kita ini, kawan-kawan," kata berandalan lainnya yang sedari tadi hanya menjadi penonton. Kemudian, ia berjalan mendekati Changmin dan memegang dagu Changmin, "aku baru pertama kali melihat wajahmu di sekitar sini, apa kau baru saja pindah ke kota ini?"
Changmin hanya terdiam karena tidak lagi memiliki kekuatan hanya untuk sekedar menjawab pertanyaan bodoh itu.
"Kau kelihatan seperti orang kaya, berikan semua uangmu sekarang," perintah salah seorang berandalan yang sepertinya memiliki jabatan bos.
"Aku tidak punya uang," jawab Changmin jujur tapi mereka tetap memeriksa pakaiannya dan memang benar Changmin tidak membawa uang sepeser pun.
"Jam tanganmu kelihatannya sangat bagus."
Changmin mulai memberontak saat alat buatannya dengan Kyuhyun yang menyerupai jam tangan dilepas dari tangannya.
"Jangan yang itu, kumohon," pinta Changmin.
"Kenapa? Apa harganya sangat mahal?"
Changmin terdiam, "Itu hanya barang murahan yang dijual di pinggiran jalan tapi itu pemberian seseorang yang sangat berharga untukku."
"Apanya yang sangat berharga dari barang murahan macam ini, eoh? Dasar bodoh," berandalan itu membanting alat Changmin ke atas tanah.
Changmin menutup matanya bersiap menerima pukulan lagi saat melihat salah seorang dari mereka sudah mengangkat tangannya bersiap untuk memukul tapi muncul seseorang yang menghentikan aksi berandalan itu.
"Baru kali ini aku mendengar orang bodoh mengatai orang lain bodoh," kata seseorang yang baru muncul dan dengan tangan kirinya menahan tinju sang berandalan, "membuatku sangat ingin memukulmu," sedetik kemudian berandalan yang mencekal lengan kiri Changmin sudah terpuruk di atas tanah.
Berandalan lainnya mencoba untuk membalas dan menyerang seseorang itu.
Changmin lebih memilih untuk menepi dan tidak mengganggu pertarungan itu. Changmin memejamkan matanya saat dirasakannya rasa sakit di sekujur tubuhnya.
"Sial."
Changmin bisa melihat ketiga berandalan itu sudah dibuat babak belur oleh seseorang yang menolong Changmin.
"Jangan sampai aku melihat kalian menindas orang lain lagi di sini. Sekarang cepat enyah dari hadapanku," katanya.
Changmin memperhatikan wajah penolongnya dan merasa sedikit bingung untuk mendeskripsikannya, perpaduan antara tampan dan cantik yang sangat sempurna. Rambutnya hitam legam, kulitnya putih pucat, matanya jernih, dan telinganya dihiasi beberapa tindikan.
Ia berjalan memungut jas sekolahnya yang tadi ia lempar asal sebelum mulai menghajar para berandalan. Senyum indah merekah di wajahnya saat berjalan mendekati ke arah Changmin.
Hanya kata 'indah' yang berkelebat dipikiran Changmin tentang orang itu. Walaupun pakaiannya berantakan, wajahnya sedikit kotor dan penampilannya yang jauh dari kata rapi tetapi tidak mengurangi sedikit pun pesonanya.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya.
Bahkan suaranya pun sangat lembut!
Changmin memaksakan tubuhnya untuk berdiri dan mengangguk, kemudian ia baru menyadari bahwa sang penolong bahkan tidak lebih tinggi darinya.
"Ini jam tanganmu, sepertinya sudah rusak tapi karena ini adalah barang yang sangat berharga jadi kau harus menjaganya baik-baik," ia menaruh alat itu di tangan Changmin. Dan Changmin hanya bisa menatap nanar alat itu. Bagaimana caranya ia bisa kembali jika alat ini rusak? Kyuhyun pasti akan membunuhnya! Tapi itu juga kalau ia masih bisa bertemu dengan sahabatnya itu…
"Ya! Jangan pasang wajah seperti ingin menangis begitu. Aku yakin jam tanganmu masih bisa diperbaiki," hibur orang itu.
Changmin menghela napas pasrah, "Terima kasih, …," ucapan terima kasih Changmin menggantung saat ia ingin menyebut nama sang penolong.
Penolongnya yang menyadari hal itu segera menjabat tangan Changmin dan menyebutkan namanya, "Jaejoong, namaku Kim Jaejoong."
.
.
.
TBC
.
.
.
Oke, tolong jangan hajar saya karena sudah menghilang dari peradaban selama berbulan-bulan dan bukannya menyelesaikan ff sebelah, eh saya malah membawa sebuah cerita baru… abisnya tangan udah gatel pengen ngetik cerita ini. Sebenernya udah diketik setengah dari kapan tau tapi baru selesai hari ini. Dan untuk ff saya yg lain mungkin akan saya lanjutkan suatu hari nanti saat mood saya sdh kembali baik. jadi untuk saat ini silakan nikmati Time Travel ini saja, oke? Gimana menurut kalian chapter ini? Akan saya usahakan utk apdet setidaknya seminggu sekali… tolong mengerti diriku chingudeul ~
