Disclaimer: Masashi Kishimoto

[Closing Fict for SIFD 2015!]

Happy Reading and Happy SIFD 2015!

.

.

.

Shikamaru dan Ino sedang berbelanja ke pasar pagi itu. Keadaan pasar masih sedikit kacau pasca penyerangan tadi malam oleh ninja lain yang memporak-porandakan desa tempat Shikamaru dan Ino bermukim sementara karena misi dan kini orang-orang tengah membenahi pasar agar proses jual-beli kembali seperti semula. Mereka berkeliling pasar mencari bahan makanan yang mereka butuhkan dan berencana untuk langsung pulang namun urung karena mereka menemukan seorang gadis kecil yang tengah menangis dalam perjalanan pulang. Merasa gadis kecil tersebut sepertinya tersesat, mereka membawa anak itu ke rumah. Seampainya di rumah, anak perempuan yang kira-kira berumur 2 tahun itu ditenangkan Ino dan Shikamaru.

Ino yang khawatir dengan keadaan anak itu, bertanya apa yang sebenarnya terjadi padanya ketika ia selesai menangis.

"Nee adik kecil, apa yang membuatmu menangis? Apa kau tersesat?" Tanya Ino sembari mengusap pelan rambut anak itu.

Gadis kecil itu menatap Ino dengan tatapan sedih, "otouchan dan okaachanku tidak ada, aku sendirian neechan."

"Memangnya kemana orangtuamu?" Kali ini giliran Shikamaru yang bertanya.

"Aku tidak tahu ojichan. Mereka pergi meninggalkanku tadi malam saat ada orang-orang jahat itu."

Mendengar penuturan si anak, Ino dan Shikamaru saling bertukar pandang. Mereka curiga orangtua gadis kecil itu pergi meninggalkannya sehingga tersesat atau mungkin kemungkinan terburuknya adalah orangtuanya tewas karena dibunuh ninja-ninja jahat mengingat banyak korban berjatuhan tadi malam.

Mereka akhirnya merawat anak itu sementara waktu sembari mencari tahu kabar mengenai orangtua atau kerabat anak itu. Beberapa hari berlalu dan masih belum juga terdengar kabar mengenai orangtua yang kehilangan anaknya ataupun mencari gadis kecil itu.

Suatu pagi, Ino kewalahan. Tak hanya mengurus misinya tapi juga megurus anak kecil hingga kelelahan. Bukan hal yang mudah memang terlebih semua pekerjaan rumah dilakukan oleh remaja tanggung seperti Ino. Mengetahui Ino kewalahan, Shikamaru menghampirinya dan menawarkan bantuan. Dengan senang hati Ino menerima bantuan dari Shikamaru.

Mereka membagi tugas, dan diputuskanlah Shikamaru yang mengurus gadis kecil itu sementara Ino mengurus pekerjaan lainnya berhubung Shikamaru sudah melkukan pekerjaan-pekerjaan berat selama menjalankan misi di desa itu dan menyisakan pekerjaan yang cukup ringan dan dirasa Ino dapat mengerjakan sisanya itu. Setelah pekerjan Ino selesai, ia datang lagi pada Shikamaru yang tengah menina-bobokkan gadis kecil itu di futonnya.

Ino terekesima, tidak menyangka Shikamaru telaten sekali mengurus anak.

"Shikamaru," panggil Ino. Shikamaru menoleh dan tersenyum. Ia pun menaruh jari telunjuknya di bibir, sebagai tanda untuk tidak ribut.

Ino menutup mulutnya sembari berjalan pelan menghampiri Shikamaru yang terduduk di samping si gadis kecil.

"Dia tertidur," bisik Ino seketika duduk di samping Shikamarunya.

Shikamaru mengangguk.

"Aku tidak menyangka kau telaten sekali mengurus anak kecil seperti ini," bisik Ino kagum.

Shikamaru menoleh pada Ino dan tersenyum, kemudian mendekat padanya dan membisikkan sesuatu tepat di telinga Ino.

"Kalau mengurus anak orang saja sudah telaten begini, bagaimana kalau aku mengurus anak kita nanti, hmm?" Bisiknya sembari mengerling pada Ino.

Ino sontak terkejut mendengarnya.

"A-apa—?"

Wajahnya merona merah dan jantungnya berdetak kencang mendengar penuturan Shikamaru.

Sementara itu Shikamaru terkekeh pelan, "mendokuse! Aku serius lho."

Saat itu juga ia terlintas dipikirannya bayangan ia dan Shikamaru menikah dan mengurus anak mereka. Dan saat itu juga Ino merasa suhu tubuhnya benar-benar naik karena imajinasi liarnya.

Fin