Desclaimer: Bukan milik saya.

Rating: T.

Warning: Miss!Typo, Smart!Naruto.


Chapter 1: Hikikomori dan Reinkarnasi?

Berjalan menyusuri jalan, aku memeriksa ponselku dengan tampilan bosan di wajahku ketika mataku fokus menelusuri Instagram. Orang-orang selalu menyebut diriku jenius dalam permainan logika, dan semua pembenciku memanggilku Hikikomori. Yah, bagimana jika gelar Hikikomori itu hanya sebuah kebetulan. Sering bermain game, iya. Tidak sepenuhnya bisa bersosialisasi, iya. Tapi itu tidak berarti aku seorang Hikikomori. Jadi bagaimana dengan klasifikasi? Dan pendapatku; Hei, tidak ada salahnya dengan gelar Hikikomori. Karena dengan begitu kalian akan mendapatkan ketenangan, dan orang yang menyebutku jenius tidak sepenuhnya salah setidaknya aku mendapatkan nilai A di semua nilai pelajaranku. Aku mencari nafkah dari permainan. Aku juga melakukan seni bela diri untuk berjaga-jaga karena orang tua-ku sama paranoidnya dengan ninja atau semacamnya.

"Awas!.." Aku mendengar teriakan. Aku melirik dari sudut teleponku untuk melihat bahwa sebuah truk sedang melaju dengan cepat dan lampu lalu lintas masih merah. Kejadian tak terelakkan. Aku tidak bisa lari jadi aku hanya menatap kosong saat rasa sakit itu menerpa tubuhku. Aku berbaring di sana, orang-orang tidak benar-benar melakukan apa pun kecuali panik. Aku menutup mata dan menghela nafas. Buang-buang waktu.


Aku mendengar teriakan kesakitan dari jarak jauh?.. Dan mengabaikannya. Mungkin itu berasal dari kematianku, tunggu!.. Bukankah aku baru saja mati?

...Oh yah, aku pikir diriku mendengar seseorang berbicara. Oke sekarang aku merasakan rasa sakit di bagian kepalaku mendengar banyaknya suara-suara mendengung. Aku harap ini adalah ingatanku.. Tapi, aku bisa merasakannya dengan jelas. Sial, ini berarti Reinkarnasi kan?

Aku merasa lelah dan sedikit pusing sehingga aku tidur lagi.


Aku benar, ini mimpi buruk. Seorang wanita berusia 32 tahun menganiaya bayi berumur 2 tahun, membiarkan bayi itu kedinginan di atas sofa. Sekarang aku benar-benar memahami perasaan bayi mengapa mereka biasanya menangis. Jadi, aku akan membentuk permainan keadilan di kehidupan baruku untuk membuatnya adil terhadap orang-orang yang tega menyiksa bayi itu. Tapi langkah pertama aku akan bertindak seperti bayi dan kemudian.. Memainkan caturku. Oh, aku melupakan sesuatu bahwa,. Bayi itu adalah diriku yang baru.

Aku akan jujur..

...Aku benar-benar benci hidupku.

Ya, hidup baruku.


2 jam kemudian..

Aku melotot kesal ke arah layar yang memperlihatkan bayi/diriku tetap masih di biarkan di atas sofa tanpa selimut, ini keterlaluan... Hembuskan nafas perlahan, tetap tenang. Mungkin perlu sedikit waktu lagi untuk menempatkanku di kasur yang nyaman, tapi masalahnya.. Dimana orang yang tidak bertanggung jawab itu membiarkan diriku kedinginan?!..

Tenang, orang itu pasti akan datang dan menempatkanku di kasur yang nyaman dengan tambahan memberikan susu segar.. Yah, hanya menunggu waktu.


45 menit kemudian..

Apa ini yang dinamakan kehidupan?

Membiarkan seorang bayi kedinginan tanpa di balut kehangatan selimut, sendirian di dalam ruangan besar yang kosong. Jujur, aku berpikir kehidupan sebelumnya juga seperti ini. Hanya saja waktu dan penampilan yang membedakannya.

Aku mengulurkan tanganku untuk menggapai layar besar yang ada di depanku, tapi hal itu sia-sia karena seberusaha apa pun aku ingin menyentuh layar di depanku kenyataannya: menembus.

Sekuat apapun aku berpikir untuk menyangkal hal ini tetapi realitas tetaplah kenyataan, aku menampar wajahku sedikit keras untuk mencoba bangun dan menyakinkan bahwa ini adalah mimpi.. Yah, mimpi buruk. Dan yang kudapatkan adalah ruangan serba putih, kosong. Aku menggertakan gigiku mencoba menahan emosi, setelah kematian beberapa jam yang lalu dirinya diseret kesini.. Ruangan serba putih.

Dalam pikiranku banyak pertanyaan yang belum terjawab, tempat apa ini? Dimana neraka dan surga? Dimana orang yang sudah mati? Dan masih banyak lagi yang belum terjawab.. Biasanya kalau dalam situasi ini adik perempuanku akan menenangkanku dan mencari solusinya.

Naruko.

Bah, mungkin aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya..

"Menyakitkan bukan?.."

Aku mundur selangkah karena beberapa meter di depanku berdiri tiga orang yang berpakaian aneh, aku memasang posisi siaga sambil mencari tau apa yang sebenarnya terjadi dan siapa tiga orang aneh ini. Ketiga orang itu menyeringai seperti melihat kelinci yang dihadapkan oleh seekor predator buas.

"Kenapa anak kecil... Takut?.. "

"Kebanyakan manusia jiwanya terlalu hambar.. Tapi kau berbeda, jiwamu terasa lezat."

"Sesuatu yang hilang tidak akan-.."

"...Pernah kembali."

Aku memotong ucapan mereka, mencoba memahami perkataan yang tidak masuk akal. Mataku menajam melihat salah satu dari mereka menyeringai dan itu membuatku waspada, dan yang terpenting aku sadar bahwa mereka bukan manusia.

Sesaat tubuhku membeku ketika salah satu dari mereka melangkah lebih dekat ke arahku, dengan otomatis pikiranku memberi perintah dalam keheningan mencoba untuk bergerak.. Dan nyatanya hal itu sia-sia.

"S-Siapa kalian?.."

Aku ingin sekali menampar wajahku sekali lagi walaupun aku tau itu mustahil karena gravitasinya semakin memberat, setelah mengutuk nada bicaraku yang terdengar gugup pikiranku mencoba untuk mencari jalan keluar dari tempat ini.. Heck, sebagian dari diriku berkata itu mustahil dan itu benar.

"Aku adalah seorang iblis yang memimpin sepuluh ribu naga kesatria, aku yang membawa kesialan bagi semua makhluk, dan aku yang menjaga malam hari: Yami.."

Yami menyilangkan tangannya di dadanya, dengan sedikit dengusan mata gelapnya menatap ke arahku.. Tunggu! Oh, itu sedikit menakutkan. Dan sekarang aku tau bahwa mereka bertiga itu adalah iblis.. Aku mencoba mengatur nafasku yang terasa semakin sesak, situasi ini benar-benar mustahil. Benar sungguh tidak bisa dipercaya bahwa dirinya berhadapan dengan para iblis.

"Aku adalah sosok yang menjadi predator bagi semua makhluk yang mempunyai jantung, aku yang memimpin lima ribu ular berbisa, dan aku yang menjaga panasnya api dari dinginnya es: Grass."

Grass tersenyum lebar memperlihatkan gigi taring tajamnya, tangan kanannya terangkat dekat mata ungunya membentuk gunting berpose seperti anak kecil. Aku berpikir heran tentang sikap Grass yang seperti anak kecil, yah itu tidak menakutkan tapi dalam diriku merasa aku harus menjauhinya..

"Nah sekarang.. Aku adalah iblis yang menghancurkan setiap keinginan semua makhluk, aku pemimpin ilusi yang bisa menciptakan semuanya kecuali sesuatu yang mustahil seperti jiwa: Kurama."

Kurama menyeringai sambil tangan kirinya menggosok telapak tangan kanannya, oh hebat. Sekarang aku harus berhadapan dengan iblis yang kekuatannya sangat-sangat jauh dibandingkan dari seorang pendiam yang hobinya bermain game, dan catur.

Baiklah, sekarang aku harus bertanya terlebih dahulu kepada iblis-iblis ini, kenapa dirinya terseret kesini.. Yah, itu akan terjawab sekarang.

"Jadi kalian ini iblis.. Lalu kenapa aku ada disini? Atau jangan-jangan ini di Neraka!."

Sekarang aku panik oleh kesimpulanku sendiri, kalau itu benar aku akan dengan tegas protes kepada makhluk yang menyeretku ke tempat ini, tapi entah kenapa aku merasa ada yang salah dengan kesimpulanku..

Kalau ini memang Neraka kenapa tempatnya kosong! Dan lagi pula kehidupanku tidak seburuk itu sampai-sampai aku di tempatkan di Neraka.. Benar tidak seburuk itu.

Aku menghela nafas dalam ketika gravitasinya normal kembali, tapi tiba-tiba pusing kembali menyerang kepalaku lagi. Bertulut sambil kedua tanganku mencengkram erat kepalaku, sungguh ini semakin menyakitkan.

"... Hir kembali."

"... Lahir kembali."

"Kau terlahir kembali!."

Aku menjerit kesakitan, sekarang aku mengerti kenapa aku ada disini.. Alasan kenapa aku diperlihatkan rasa penderitaan seorang bayi, alasan kenapa aku bertemu tiga iblis ini.. Yah, alasannya hanya satu: Reinkarnasi.

Ketiga iblis itu menyeringai dan mereka mundur sedikit menjauh dariku, iblis sialan! Aku mencoba menghilangkan rasa sakit di kepalaku dengan menggigit pergelangan tanganku untuk memindahkan rasa sakitnya dan untungnya itu berhasil.

Setelah rasa sakit itu menghilang aku dengan perlahan mencoba berdiri, menatap tajam ke arah ketiga iblis bajingan itu. Aku yakin sekarang mereka pasti menertawakan keadaanku ini, dengan tenang aku mengeluarkan hembusan nafas dari dalam mulutku.. Yah, setidaknya aku sekarang mulai mengerti situasinya.

Yami melangkah maju berdiri di tengah-tengah antara Kurama dan Grass, mata hitam yang memancarkan kegelapan itu menatapku dengan tatapan meminta sebuah jawaban. Tentu aku membalas tatapannya dengan dingin, namun dari sudut mata kiriku Kurama menyeringai yang membuatku selalu waspada..

"Aku mengerti jadi intinya kalian membawaku kesini karena ingin membuat perjanjian dan memberiku kesempatan kedua.. Apakah aku benar?.."

Grass tersenyum lebar memberiku sebuah acungan jempol, sedangkan Yami dan Kurama keduanya menyeringai.. Yah berarti perkataanku itu benar. Menutup kedua mataku pikiranku dengan sangat cepat mencoba memilih pilihan yang tepat, aku membuka mata biruku setelah beberapa detik aku menatap ketiga iblis itu...

"Bagaimana jika aku menolak kedua pilihan itu? Apa yang akan terjadi?.."

"Ma, sederhana kau akan disini selamanya.."

"Apa-apaan itu! Bukankah itu tidak adil?!.."

Aku menggeram kesal dengan jawaban yang terlalu santai itu. Kurama mengangkat bahu yang artinya dia tidak peduli, setelah beberapa menit dalam keheningan aku menatap ketiga iblis itu dengan pandangan kesal.

"Baik! Aku setuju dengan perjanjian kontral kalian.."

Grass bertepuk tangan sambil berteriak - Banzai! - dan seperti biasa Yami, Kurama keduanya menyeringai dalam kemenangan bagi mereka sesuatu akan menjadi semakin menarik. Aku mengusap rambutku lalu menghela nafas.. Berharap sesuatu yang merepotkan tidak akan terjadi.

"Lalu dunia seperti apa yang akan menungguku? Bah, aku berharap dunia yang normal.."

"Kau akan terlahir kembali dengan tubuh ba-.."

"Ya-ya, aku sudah tau itu.. Lalu siapa namanya?."

"Kau!.. Huh, namanya? Tidak berubah, namamu di dunia baru tetap Naruto.. Namikaze Naruto."

"... Dan dunia barumu itu tetap dunia normal namun kau akan terlahir kembali di tubuh seorang bayi ninja dan sebuah keluarga Shinobi."

"Tunggu apa maksudmu dengan sebuah keluarga Shinobi?.."

Mereka tidak menjawab namun aku dapat melihat sekilas seringai dari Kurama. Oh betapa bencinya aku dengan namanya rahasia karena itu membuatku seperti orang bodoh.. Dan akan kukatakan sekali lagi,

Aku benar-benar benci hidupku..

Ya, hidup baruku.

.

.

.

.


TBC.


Yahallo!

Setelah sekian lama akhirnya saya memutuskan menulis ulang cerita, dan Fanfic ini akan sangat-sangat beda jauh dari cerita sebelumnya. Yup! Kelahiran kembali, Naruto hidup di dunia baru dimana ninja dan semacamnya itu sudah tidak ada. Dan yah cerita ini terinpirasi dari Black Butler.

Dan tentang Grass, hm sebenarnya dia OC.. Penampilannya? Ma, nanti kalian juga tau. Lalu chapter ini pendek? Hush, ini baru chap awal.. Err chapter awal saya menargetkannya memang segini te-he!, dan chapter ini dipenuhi dengan Full-Pov.. Oke itu hanya sementara

Jadi.. Sampai jumpa.

[Chapter 2: Dunia yang tidak diharapkan.]