Healer(?) Angel

Cast :

Oh Sehun – Kim Jong In (Twins Brother)

Eomma

Healer Angel as guess who!?

Genre :

Family, little bit romance

Rate :

Kid to Teenager

Lenght :

Just Oneshoot, maybe :p

Desc :

Castnya milik tuhan dan di kontrak sama perusahaan SM Entertaiment, ceritanya Sera sedikitt ragu darimana datangnya ide bikin cerita ini, bahkan Sera lupa. Author lain pernah begini? Sera baru nemu lagi jadi Sera publish deh. Ya, dari di edit yang kembar sebelumnya Hun dan Han. Nikmati aja ya, kalau ada complain silahkan di review aja atuh.. J

.

.

Sejujurnya ini bukan masalah begitu besar, tetapi dikarenakan Sehun yang tengah sakit akibat demam berdarah membuat dirinya harus bermanja-manja kepada Jong In. Alasan Sehun sakit, bukan karena dia main ke tempat-tempat penuh bintik nyamuk, tetapi karena menunggu Ibunya di depan rumah sambil duduk berlama-lama.
Sehun menunggu Ibunya, tetapi Ibunya tidak pernah sekali pun pulang. Alasannya karena pekerjaan. Sehun kebanyakan bersama Jong In ketimbang kedua orangtuanya yang kelewat tidak perhatian padanya.
Jong In meremas handuk basah tersebut, lalu meletakkannya di atas dahi Sehun. Jong In menghembuskan napas lelah.

"Sampai kapan kau terus seperti ini? Sudah lima hari kau begini hanya karena menunggu Ibu. Apa kau tidak tahu kalau Ibu—"
"Sedang bekerja dan tidak boleh diganggu. Begitu?" sela Sehun jengkel.

"Biar saja aku mati. Toh, tidak ada yang mempedulikanku."
"Hei! Justru aku yang mempedulikanmu! Masa kau tidak melihatnya." Jong In jengkel pada kalimat Sehun.
"yak! Kalau kau, setiap hari harus selalu mempedulikanku. Tidak ada kata berhenti untuk itu," dengus Sehun di sela-sela demamnya yang tambah parah.
"Terserah kau saja." Jong In bangkit berdiri, mengambil baskom berisi air dingin.

"Semoga saja ada peri penyembuh supaya bisa menyembuhkan sakitmu," ucapnya datar dan berbalik pergi.
"Hn. Dasar!"

.

.

Sedari tadi Sehun tertidur lama sampai-sampai bermimpi lama tentang Eommanya yang belum kembali dari pekerjaan paling tersibuknya. Rasa ingin di peluk sang Eomma, benar-benar mengirimnya ke sebuah fatamorgana.
Sebuah siluet tidak terbantahkan kapan dirinya akan tenggelam kalau itu benar-benar terjadi. Dan di sinilah dia, seorang gadis cantik nan tomboy berdiri memandangi Sehun yang tertidur pulas di atas ranjang.
Sepasang mata rusa berbinat menatap pemuda itu kemudian mata pemuda itu terbuka pelan-pelan, melirik ke sampingnya. Tiba-tiba membelalakkan matanya seketika itu juga. Membuat dirinya terjaga walaupun kepalanya masih sangat pening. Dadanya naik turun, terasa menahan napas.
"Ka-kau siapa?"
"Hei, sopan kalau ngomong. Aku tidak tahu kenapa aku ke sini," sahutnya yang tak memberi jawaban yang dapat di mengerti.
"Yang aku tanyakan bukan kenapa kau ke sini! Eh, itu juga mau aku tanyakan ke kau juga sekalian kau itu siapa?!"teriaknya geram, membuat Jong In yang sedari tadi berjalan di depan pintu kamar Sehun langsung melejit masuk ke kamar Sehun, gara-gara mendengar teriakan saudara kembarnya.
"Sehun! Kenapa kau teriak-teriak? Ada ap—" Kalimat Jong In terputus karena melihat seorang gadis berdiri 5 langkah darinya, sontak terperanjat kaget. "Ka-kau siapa?"
"Kalian benar-benar mirip, ya. Sama- sama menanyakan hal yang sama dengan tidak sopan," dengusnya sambil menyeringai.

"Aku bukan siapa-siapa. Dan kalian tidak perlu tahu siapa namaku."
"Kami harus tahu namamu! Kami takut kau bakalan berbuat macam-macam sama saudaraku atau aku!" teriak Jong In menggantikan Sehun yang terengah-engah.
Tidak diacuhkan teriakan Jong In. Gadis itu malah mendekati Sehun dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh keningnya. Memang terasa panas dan hangat. Gadis itu mengusap rambut hitam Sehun penuh sayang, memberikan senyuman tulus. Dan membawa Sehun dalam sebuah dekapan hangat, membuat pipi Sehun merona memerah.
"Kau bisa menjalani ini semua, Sehun."
Sehun bisa merasakan kehangatan yang diberikan wanita ini ada Eomma-nya di sini. Eomma-nya yang tidak sempat menjenguknya karena terlalu sibuk dengan urusan bisnisnya yang melejit.
"Eomma…"
Gadis itu tersenyum. Dia pun turun dari ranjang, berjalan melewati Jong In. Sebelum pergi, dia membisikkan sesuatu di telinga Jong In. "Tolong jaga Sehun sementara ya, Jong In. Sebentar lagi aku bakalan pulang." Kening Jong In berkerut, bingung. Sangat bingung! Apa maksud ucapan gadis di sampingnya? Saat mau menanyakannya, gadis itu melesat pergi. Ingin mengejarnya, sosok itu hilang dalam sekejap. Padahal lorong ini begitu panjang. Keanehan ini terus terjadi sampai Sehun akhirnya sembuh walau masih ada demam sedikit.
"Sehun!"
Pintu terbuka sangat keras. Sosok wanita anggun, mempunyai potongan pendek di rambutnya. Memiliki perhiasan-perhiasan mahal melekat di setiap jengkal kulitnya. Misalnya sepasang anting, gelang berkilauan, dan kalung mahal dengan butiran berlian. Ditambah pakaian tercantik dibuatnya sendiri. Juga sepasang sepatu hak tinggi yang tidak ternilai harganya.
"Sehun, kau tidak apa-apa?" tanya wanita itu sembari memeluk anaknya yang tengah sakit, padahal sudah sembuh sedikit demi sedikit.
"Eomma? Kenapa cepat sekali pulang?" Jong In bertanya karena Sehun tidak sempat menanyakannya karena didekap sang Eomma.

"Bukannya Eomma lagi ada di Paris?" tanyanya heran, lagi.
"Iya! Eomma memang mau ke Paris, tapi Eomma tunda karena katanya Sehun sedang sakit," sahut Eomma memeluk Sehun terlalu erat.
"eomMa! Aku tidak bisa bernapas."
Wanita itu melepaskan dekapannya, lalu mengelus rambut Sehun.
"Maafkan Eomma, Sayang. Eomma tidak pernah sekalipun merawatmu saat kau sedang sakit. Maafkan Eomma lagi ya, Sayang."
"Tidak apa-apa, Ma. Aku juga lumayan sudah sembuh." Sehun tersenyum supaya Eomma-nya tidak berpikir tidak-tidak.
"Ya sudah, Eomma mau bikin makanan kesukaan kau dulu. Kau harus istirahat," hibur Eomma-nya penuh ketenangan. Setelah Eomma-nya pergi meninggalkan kamar ini, Jong In menatap Sehun lekat-lekat.

"Heran. Tadi aku merasa gadis tadi mirip sama Eomma. Hanya… gadis itu terlihat agak tomboy sedikit."
"Kau merasakannya juga? Aku merasakan kalau gadis itu Eomma. Makanya dia tidak mau kasih tahu namanya, 'kan?" Senyum Sehun mengembang.

Ditatap Jong In lurus-lurus. "Tadi dia bilang apa sama kau?"
"Bilang apa?"
"Sebelum dia pergi. Gadis itu."
"Oo...," Jong In manggut-manggut.
"Tadi dia bilang, tolong jaga Sehun untuk sementara waktu. Nanti dia bakalan balik lagi ke sini. Waktu dia pergi, aku mau mengejarnya. Tapi, dia sudah tidak ada. Padahal masih bisa
aku mengejarnya."
Sehun terdiam beberapa lama. Namun, dirinya yakin sekali. Seratus persen malah. Gadis tadi adalah halusinasinya atau bisa jadi sebuah mimpi sebagai pertanda bahwa Eomma-nya bakalan pulang hari ini juga. Betapa indahnya karena itu benar-benar terjadi. Biarlah Sehun tidak mengetahui namanya. Yang penting Eomma-nya berada di sini bersamanya. Bersama dirinya dan Jong In. Kebahagiaan ini benar-benar terindah.

-The End-

Otte ? apa ada yang kurang? Kurang ngefeel? Gaje ya?

Itulah kan, Sera aja tuh ya rasanya ajaib bisa bikin yang aneh kayak beginian. Nah, ya sudah deh baca dan review oke?

Sera agak penasaran sih masih ada nungguin 'Can I?' dan 'Being Cinderella' gak nih? Jujur aja itu dua FF yang paling banyak review jadi bikin Sera happy tapi, Sera sempat hilang feel lanjutinnya. Jadi, ragu aja nulis lanjutin itu lagi sekarang.

Hmm.. gitu ddehh.. heheh :D

Sekian.

Muacchhh :*

Review yaa...