Touka and Kaneki
Tercipta sebab akibat Tokyo Ghoul S3 Episode 2 [AU]
Pendek, cuma iseng, bosque!
Jika saja aku tidak berada di dalam kedai itu, mungkin aku tidak akan teringat bahwa aku pernah mencintainya kala itu—waktu-waktu di mana kami masih berada di tempat yang sama dan di waktu yang sama.
Dia masih cantik dengan rambut warna ungu yang sepertinya jauh lebih pendek dari sebelumnya. Senyuman menyapa pelanggan itu ia tujukan untuk diriku seorang—dan ternyata tidak begitu, ketika pelanggan yang kedua datang setelah diriku duduk pada kursi, sembari menikmati secangkir kopi, aku merasakan iri hati.
Siapa namanya?
Touka Kirishima!
Gadis itu masih seperti dulu. Kami pernah sekali berbincang-bincang itu pun sesuatu yang tidak penting; bertanya di mana Departemen Radiologi. Seandainya waktu itu aku memberikan waktu terpentingku untuk mengantarnya, akankah kami memiliki sederet hubungan yang bisa mengantarkan diriku pada kebahagiaan?
Namun, masih saat itu aku tidak peduli bagaimana perasaan untuk mencintai seorang gadis. Aku membiarkan dia pergi sembari tersenyum manis. Dan beberapa langkah selanjutnya, kurasakan hati tidak lagi berdetak penuh aturan. Senyuman itu pun masih tercetak jelas di benak tanpa sanggup hancur hingga sekarang.
"Selamat datang, Kakak."
Suara manisnya jauh lebih nyaman didengar. Dengan ramah dia menyapa pelanggan. Pula dengan ramah dia bertanya bagaimana kabar mereka. Aroma kopi yang diseduh pun tak membuatku tenang karena dia yang terus merasa ramah pada siapa saja.
"Pe-permisi," masih menunduk memandang cangkir kopi yang isinya telah habis, lalu berbisik. Langkah penuh hati-hati terdengar semakin mendekat. Ketika kepala mendongak, kutemukan senyuman itu masih terpancar. "Aku ingin memesan satu cangkir lagi." Dia tersenyum ramah sampai membuatku tak mampu berkedip barang sekali saja.
"Baik, saya akan mengantar secangkir lagi untuk Anda, Dokter Kaneki." Ada kebahagiaan kecil menerjang hatiku; sesaat ia memanggil namaku. Dengan yakin kami tidak saling bertukar nama pada saat itu. Namun aku lupa bila masih menggunakan jas dokter dan tag name yang menempel pada dada bagian kiri—bahkan dia adalah bekas perawat yang berada di rumah sakit tempatku bekerja namun berada di bagian departemen lain.
Mungkinkah dia mengingat bahwa kami pernah berada di tempat yang sama?
Yang aku tahu, dia terpaksa keluar karena tak pernah cocok dengan pekerjaannya. Pada akhirnya gadis bernama Touka Kirishima itu membuka kedai kopi yang berlokasi tidak jauh dari gedung rumah sakit di mana tempatku bekerja.
Sebagian pelanggannya adalah teman-temannya.
Ia ramah pada siapa saja.
Suara berdentang cangkir pun kudengar, dan melenyapkan sebagian desas-desus yang kuterima tentangnya.
Tangannya yang kecil, meletakkan cangkir putih berisi kopi tanpa gula tepat di depanku. "Apakah Anda mau dengan roti isi?" aku melirik untuk sebentar pada nampan yang ia bawa. Satu piring kecil berisi potongan roti isi ada di atas sana. "Ini untuk Anda." Dia meletakkan piring roti isi itu di samping cangkir kopiku.
"Terima kasih." Seruku lirih, dengan sedikit malu-malu.
Bagaimana bisa dia begitu tampak bersinar dan cantik?
Aku mohon, biarkan aku tetap jatuh cinta kepadamu, Touka-chan.
Tamat! Pukul 03.01 AM—11 April 2018
Oleh, Lunaria
