Our Destinies
A/N: Haloo!! Lavi no tenshi lagi!
Sekarang, saia mau buat cerita anyar, nih! Yah, ini iseng-iseng saia setelah mengetahui teman saia yang bernama Yuufie dan akatsutsumi ayayuki yang sama-sama ngefans ama salah satu dari tiga cowok Exorcist itu, sekalian saia sendiri, hehehe….
-dihajar rame2-
Oke, oke, sekarang, kita langsung ke first destiny!
Disclaimer: -man masih menjadi kuasa Hoshino Katsura-sensei…. Harap maklum…..
First Destiny: Yu Kanda and Yuufie
"Tolong aku…. Tolong aku…."
"Kamu siapa? Bisa kau jawab aku?"
"Tolong…. Hanya kamu yang bisa menolongku…."
"Tapi, siapa dirimu? Beritahu aku…."
"Carilah aku diantara nisan-nisan kegelapan, Yu Kanda."
"Huaaahm….."
Kanda terbangun dengan wajah yang lebih kusut dari biasanya.
Tidak heran dia seperti itu. Sudah lima malam berturut-turut dia bermimpi seperti itu. Dan dia sama sekali tidak tahu apa artinya.
Kemudian, Kanda berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya, kemudian berganti baju.
Saat tiba di kantin, Lavi langsung merepet padanya.
"Pagi, Yuu-chan." Sapa Lavi.
"Hm."
"Kok Cuma segitu jawabnya? Ah, Yuu-chan lagi bete, ya?" Goda Lavi. Kanda hanya diam.
"Hei, Bakanda, cerialah! Kita akan pergi ke pantai hari ini! Komui baik sekali, membebaskan kita dari misi." Seru Allen di tempat duduknya, sepertinya dia baru menghabiskan mangkuk kelima makanannya.
Kanda tidak tahu harus tersenyum atau marah.
-X-X-X-
"Hahahaha! Lihat, pantainya kosong!" Seru Lavi seperti anak kecil.
"Karuan saja, baka usagi. Ini kan bukan hari libur." Tukas Kanda, dingin seperti biasanya.
"Aku akan cari tempat dulu." Kata Allen seraya turun ke bawah. Lavi mengikuti di belakangnya.
Mata Kanda mengedar. Pantai ini memang sepi, karena bukan hari libur seperti yang dia katakana pada Lavi tadi.
"Don't look back, don't regret…."
Kanda merasa kenal suara itu. Suara itu yang sering dia dengar dalam mimpinya. Cepat-cepat dia pergi ke sumber suara, dan menemukan seorang gadis manis berkacamata yang sedang menyanyi. Kanda mengamatinya dari jauh, kemudian terkejut.
"Dia…. Yang ada di dalam mimpiku…." Gumamnya.
Kanda masih diam sambil memperhatikan gadis itu menyanyi. Tak lama kemudian, dia melihat beberapa berandalan menghampiri gadis itu dan mengganggunya.
"Che…."
-X-X-X-
"Kalian pergilah, aku tak punya waktu meladeni kalian!" Sergah si gadis berkacamata.
"Apa maksudmu? Cuma menemani sebentar saja tidak mau." Kata salah seorang berandalan itu sambil menarik tangan si gadis.
"Lepaskan aku, sana pergi! Kalau tidak, kupanggil pacarku!"
"Hahaha…. Bagus juga gertakanmu, nona. Kami tahu, kau tidak punya pacar, dan siapa yang akan menolongmu?"
Gadis berkacamata itu sudah ketakutan.
"Menjauh darinya, orang-orang kotor!"
DUAKK!
Kanda menendang orang yang menarik tangan si gadis tadi, tepat di wajahnya.
Berandalan tadi jadi semakin marah. "Hei, anak kecil! Kau pikir siapa dirimu, hah?! Nyalimu besar juga!"
"Aku pacar gadis ini! Jangan sekali-sekali mengganggunya!"
Gadis itu nampak kaget. "A…. anata…."
"Kau mundurlah, ini menyakitkan untuk dilihat."
Kanda maju ke depan dan menghajar berandalan tadi sampai mereka semua tumbang.
"Arigatou…."
"Tidak apa-apa. Namamu…. Siapa?" Tanya Kanda agak malu-malu. Gadis itu tersenyum.
"Namaku Yuufie." Jawabnya. "Kamu?"
"Aku…. Yu Kanda."
"Yu Kanda, Exorcist dari Jepang yang tinggal di Black Order, ya?"
"Bagaimana kau bisa tahu?" Kanda heran.
"Rahasia." Katanya sok misterius. "Tapi, ini memang takdir ya, bisa bertemu disini."
Kanda menatap gadis manis berkacamata itu. "Kamu…."
"Kanda-san, bisakah aku jadi Exorcist?"
"Anata...."
"Heei, Yuu-chan udah balik!"
Lavi segera menghampiri Kanda.
"Darimana saja?"
"Bukan urusanmu."
Lavi melihat ada gadis bersembunyi di belakang Kanda.
"WAH! YUU-CHAN BAWA CEWEK! ALLEN, SINI! SINI!" Lavi heboh.
"Ada apa sih, Lavi?" Allen yang sedang beres-beres pun jadi agak terganggu dan datang ke tempat Lavi dan Kanda.
"Lihat, Yuu-chan bawa cewek!"
Allen melongok ke belakang Kanda. "Wah, iya."
Gadis itu hanya tersipu. "Kalian para Exorcist, ya.... Teman Kanda."
"Waah! Dia sudah kenal Yuu-chan! Kemajuan bagus buat Yuu-chan!"
"Apaan sih, baka usagi! Dia ini mau bergabung di Black Order, tahu!" Kanda sewot.
"Hee? Benarkah itu?" Tanya Allen sambil menatap si gadis.
"Iya. Oya, namaku Yuufie."
Kanda merasakan suatu pertautan antara dirinya dan Yuufie. Benarkah Yuufie adalah gadis yang selalu datang dalam mimpinya?
Waw, waw.... Capek banget.... Oke, silakan repiw!
