~Terinspirasi dari karakter-karakter di anime favoritku. Kuroko No Basuke oleh Tadatoshi Fujimaki, Ansatsu Kyoushitsu oleh Matsui Yusei, dan Nisekoi oleh Naoshi Komi. Happy reading!

Akashi Love On ~ part 1

Setelah pertandingan Winter Cup bulan lalu, tim basket SMA Rakuzan kini memulai latihannya. Karena murid kelas 3 mereka sudah merayakan kelulusannya, sehingga mereka hanya terdiri dari murid kelas 1 dan 2 yang akan naik kelas mulai minggu depan. Kapten tim inti Akashi Seijuro (Point Guard SMA Rakuzan) memimpin mereka dalam latihannya. Dia terlihat sangat berwibawa dan tegas, tapi tak lagi terlihat arogan dan egois yang memancar di wajahnya seperti saat pertama ia terpilih sebagai kapten tim inti Rakuzan. Seorang siswi yang sejak tadi berdiri di pinggir lapangan memandanginya dengan penuh penasaran. Namanya Kirisaki Chitoge, mulai hari ini dia yang akan menjadi Manager Rakuzan menggantikan Shimizu Kiyoko manager sebelumnya karena dia sudah lulus bersama dengan Mayuzumi Chihiro (Power Forward tim Rakuzan). Kirisaki menghampiri Akashi yang tengah menyeka keringatnya di saat break latihan.

"Sei, kamu terlihat berbeda hari ini? Rasanya kamu udah nggak lagi ambisius tentang kemenangan?"

"Apa maksud Manager? Aku masih haus akan kemenangan, tapi rasanya terlalu memaksakan diri juga tak baik" jawab Akashi santai.

"Manager?" kata Kirisaki dengan wajah terkejut.

"Iya, mulai hari ini Kirisaki adalah Manager tim Rakuzan."

"Kirisaki? Sejak kapan kau...?"
Tiba-tiba Hayama Kotaro (Small Forward SMA Rakuzan) menarik lengan Kirisaki menjauh dari Akashi.

"Tunggu, apa-apaan sih Taro-senpai?"

"Hei hei, sudah kuduga Chitoge-chan belum tahu soal perubahan sikap Sei-chan?" bisik Kotaro.

"Maksudnya?" tanya Kirisaki.

"Ini terjadi saat final lawan Seirin bulan lalu. Saat dia dikalahkan oleh Kagami dan Kuroko dia mulai berubah drastis. Bahkan dia minta maaf karena udah menunjukkan sifat buruknya selama ini" jelas Kotaro.

"Haha mana mungkin seorang Akashi Seijuro minta maaf, jangan bercanda!" kata Kirisaki tak percaya.

'Memang sih saat final kemarin aku tak ada di bench, karena Kiyoko-san yang masih jadi Manager tim. Tapi kalau tentang Sei aku masih tak percaya. Tapi tadi dia memanggilku Kirisaki. Tak seperti biasanya, dia selalu memanggilku dengan nama Chitoge. Aku harus memastikannya sendiri' batin Kirisaki.

Kirisaki menghampiri Akashi.
"Hei Sei, kamu benar Seijuro yang aku kenal kan?" tanya Kirisaki to the point.

"Tentu saja, aku adalah Akashi Seijuro. Maaf jika selama ini aku sudah kasar, arogan, dan egois."

"Ayolah Sei, kamu tak perlu minta maaf aku suka sifat kamu yang ambisius dan haus akan kemenangan itu. Walau terkadang sangat menjengkelkan sih. Ah, lupakan soal itu. Minggu depan kita akan ada kegiatan untuk mempromosikan klub basket Rakuzan di depan murid-murid baru. Tolong koordinasikan dengan member lainnya."

"Baik, Manager".

'Hmm,, benar Sei sedikit berubah. Tapi tak apalah asal kemampuannya dan kecintaannya dalam basket yang melebihi siapapun itu tak berubah' kata Kirisaki dalam hati.

Latihan pun berakhir dan Akashi akan memberikan sedikit penjelasan tentang promosi klub minggu depan.

"Semuanya, tolong dengarkan ini baik-baik. Minggu depan akan ada kegiatan promosi klub untuk murid-murid baru. Sebagai Ketua OSIS, dalam rapat OSIS telah diputuskan bahwa klub basket akan tampil di penghujung acara."

"Tunggu Sei-chan, apa ini akan baik-baik saja? Penghujung acara berarti sesaat sebelum acara akan selesai lho?" tanya Mibuchi Reo (Shooting Guard SMA Rakuzan).

"Itu benar Akashi, sebagai Ketua OSIS seharusnya kamu bisa mengatur untuk tampil di awal kan?" tambah Eikichi Nebuya (Center SMA Rakuzan).

"Tenang saja, takkan ada masalah. Kita akan membuat closing yang bisa menarik perhatian semua orang" kata Akashi penuh percaya diri.

"Baiklah latihan kali ini cukup sampai di sini."

Semua member tim pulang, terlihat seorang cewek yang sedang berdiri menunggu seseorang di depan pintu gerbang sekolah. Kirisaki yang mengenal cewek itupun menyapanya.

"Dera-chan, sedang apa di sini? Menunggu seseorangkah?"

Namanya Onodera Kosaki, dia adalah sekretaris OSIS SMA Rakuzan.

"Iya, Apa Chi-chan melihat Akashi-kun?"

"Tadi sih kulihat dia masih ada di loker, memang ada apa?"

"Nggak, aku cuma mau memberikan hasil rapat OSIS tadi."

"Rapat OSIS? Tadi? Berarti Sei nggak ikut rapat?"

"Iya, tadi dia bilang padaku untuk memberikan hasil rapat padanya dan setuju apapun keputusannya".

"Dasar anak itu tak bertanggung jawab. Dan lagi walau jarang ikut rapat, tapi anak buahnya tetap mempercayakan posisinya sebagai Ketua OSIS."

"Apa maksudmu?" tanya Onodera tak mengerti.

"Nggak, bukan apa-apa. Kalau begitu aku pulang dulan ya. Bye!"

"Ya, hati-hati!"

Orang yang ditunggu-tunggu pun muncul.
"Onodera!" sapa Akashi sambil menepuk pelan bahu Onodera.

"A..akashi-kun, bikin kaget saja" kata Onodera gugup.

"Maaf, aku mengagetkanmu ya?" Akashi tersenyum tipis.

"Tidak, tidak apa-apa. Oh ya, ini.." kata Onodera sambil menyerahkan data hasil rapat.

"Tunggu, Akashi-kun tanganmu kenapa?" spontan Onodera memegang tangan kanan Akashi yang terlihat memar.

"Kenapa bisa begini? Tunggu, aku punya salep otot yang selalu ku bawa" kata Onodera.

Onodera merogoh salep yang ada di tasnya dan menyerahkannya pada Akashi.

"Terima kasih, tapi ini hanya luka ringan kok, besok juga sembuh."

"Tidak bisa, kalo dibiarkan terus tanganmu bisa bengkak" kata Onodera khawatir.

Akashi menarik tangannya dari genggaman Onodera.
"Makasih, tapi beneran aku baik-baik saja" kata Akashi sambil berlalu.

Onodera yang sebal dengan tingkah Akashi yang sok kuat menarik lengan Akashi dengan paksa dan tanpa basa-basi dia mengoleskan salep di tangannya.

"Onodera, kenapa kamu baik padaku padahal aku adalah orang yang kasar dan arogan?" tanya Akashi.

"Aku benci sama orang yang sok kuat dan lagi di mataku kamu adalah orang yang baik, lembut dan perhatian sama orang lain" kata Onodera.

Tanpa sadar Onodera sudah mengkhayal bisa mengoleskan salep itu pada lengan Akashi. Saat ia sadar dia hanya bisa menatap punggung Akashi yang berlalu meninggalkannya.

"Ah,, lagi-lagi aku berkhayal. Lagian mana mungkin aku punya keberanian untuk itu" kata Onodera lirih.

Akashi menoleh ke belakang.
"Onodera, kamu bilang sesuatu?".

"Tidak" jawab Onodera terkejut.

"Hmm,, ya sudah kalau begitu" kata Akashi berlalu meninggalkan Onodera.

Seminggu telah berlalu dan hari ini adalah hari penerimaan siswa baru di SMA Rakuzan. Setiap klub di SMA Rakuzan akan mengadakan promosi untuk menarik minat siswa baru untuk bergabung dengan klubnya masing-masing. Termasuk tim basket Rakuzan. Mereka sudah latihan seminggu ini untuk menampilkan yang terbaik di depan murid-murid baru. Ah, sayang mereka tampil di urutan terakhir.

Kotaro mulai jenuh menunggu,"Ah,, lama sekali sih, dari sekian banyak klub di SMA Rakuzan kenapa harus tim basket yang terakhir? Aku sudah nggak sabar menunggu."

"Tenanglah Kotaro nanti Sei-chan bisa dengar" kata Reo sambil melirik Akashi yang sedang membaca novel.

Chitoge menghampiri Akashi,"Sei,, kamu sedang baca apa?".

"Bukan apa-apa" jawab Akashi singkat.

"Hah, itu light novel. Sejak kapan kamu suka yang begituan?" kata Chitoge tercengang.

"Ini bukan punyaku, ini pemberian dari Mayuzumi-san sekaligus buat kenang-kenangan saat dia lulus kemarin."

"Ohh begitu".

Setelah menunggu sekian lama akhirnya giliran mereka tiba.
"Yosh,, akhirnya giliran kita. Mari buat penampilan sebagus mungkin" kata Akashi bersemangat.

"Rakuzan fight" serempak.

Di depan gerbang sekolah terlihat seorang siswa baru yang datang terlambat.

"Wow,, gedungnya besar, halamannya luas! Hmm,, udara di sini juga benar-benar segar. Jadi ini ya sekolahnya kakak" kata pemuda itu kagum.

Siapa sebenarnya dia? Itu masih menjadi misteri. Pemuda itu berjalan menuju tempat berkumpulnya seluruh siswa Rakuzan. Benar, saat ini telah dilangsungkan acara promosi klub. Jadi seluruh siswa Rakuzan tengah berkumpul di satu tempat, yaitu gedung olahraga. Karena ini sudah di penghujung acara, saat ini yang tampil adalah klub bola basket laki-laki SMA Rakuzan. Mereka tampil dengan memperlihatkan skill yang luar biasa. Semuanya terpana dengan aksi mereka. Terutama para siswi yang histeris setiap kali Akashi memegang bola. Hanya ada satu cewek yang khawatir saat melihatnya, yaitu Onodera. Ya Akashi, kapten mereka saat ini tampak sedikit pucat. Onodera yang terus memperhatikan tangan Akashi mulai sedikit khawatir. Dia sangat memperhatikan Akashi. Sejak dulu, sejak SMP. Tapi tak pernah punya keberanian untuk meraihnya. Dia tahu betul Akashi adalah orang yang keras kepala.

'Apa yang terjadi? Tanganku terasa sakit. Apa ini gara-gara cederaku yang kemarin belum sembuh? Dan lagi tadi aku lupa pemanasan, karena terlalu asyik dengan light novel Mayuzumi-san. Kenapa aku bisa seceroboh ini sih?' gumam Akashi.

Tiba-tiba pemuda misterius tadi merebut bola yang diumpan Akashi kepada Kotaro dan memasukkannya tampak seperti sedang memamerkan kehebatannya.

"Siapa kau? Berani-beraninya masuk lapangan tanpa izin" tanya Kotaro dengan geram.
"Tunggu, dilihat dari seragammu sepertinya kamu anak baru. Dasar bocah sial!" kata Kotaro sambil menghampirinya.

"Tunggu, senpai. Aku tidak ingin berkelahi, hanya saja tanganku gatal ingin bermain saat melihat bola basket. Aku ingin mengetes kemampuanku dengan menantang Sei-niichan one-on-one" kata pemuda itu sambil menunjuk Akashi dengan bola basket di tangannya.

"Niichan?" semuanya terkejut.

"Sei-chan, siapa sih dia?" tanya Reo penasaran.

"Dia adalah adik sepupuku, Akabane Karma" jawab Akashi.

Akashi mulai menghampiri Karma. Awalnya dia terkejut akan kemunculan Karma yang tiba-tiba, tapi setelah itu dia tampak tenang dan sudah menduga hal ini akan terjadi. Semua orang mulai membicarakan Karma.

Salah seorang berkata,"Hey, bukannya itu Akabane dari SMP Kunugigaoka?"

"Kunugigaoka? Itu kan sekolah favorit?"

"Iya memang, tapi kudengar Akabane masuk ke kelas E karena kepribadiannya yang buruk".

"Apa? Itu kelas yang mengerikan. Lalu bagaimana dia bisa masuk ke SMA favorit Rakuzan?".

"Entahlah."

Karma yang telah jadi bahan perbincangan mulai risih,"Huh,, mereka pikir siapa yang sedang mereka bicarakan?".

"Itu salahmu sendiri karena muncul tiba-tiba begini, dasar!" kata Akashi sambil memukul kepala Karma.

"Aduh, kau keterlaluan pada adik sepupumu sendiri. Ayo kita bertanding one-on-one lagi. Kali ini aku pasti menang" tantang Karma.

"Yakin? Kamu memang tidak punya jera. Baiklah, kita bermain seperti biasa. Yang dapat memasukkan 5 bola pertama dia menang, tapi yang kalah harus menuruti 3 permintaan dari yang menang. Setuju?" kata Akashi.

"Deal".

Kegiatan promosi klub SMA Rakuzan berubah menjadi duel Aka-bersaudara. Penonton tampak antusias dengan duel ini.

"Ayo, mulai!" kata Akashi.

Bola di tangan Akashi mulai memantul-mantul di lantai. Karma menjaga Akashi dengan ketat. Akashi menyerang dengan cepat dan berhasil melakukan lay-up. Karma hampir bisa menyamai kecepatannya, tapi bola masuk ring terlebih dahulu.

"Sei-chan memang hebat!" kata Reo.

Akashi mulai lagi dengan cepatnya menyerang, tapi kali ini Karma bisa memotongnya.

"Bocah itu boleh juga. Dia bisa menandingi kecepatan Akashi" puji Nebuya.

Kini giliran Karma menyerang. Dia mendribble bola dengan cepat pula. Akashi sedikit kewalahan menghadapinya. Bola masuk ke dalam ring. Karma menirukan gaya lay-up Akashi yang tadi. Skor sementara 1-1.

Karma mulai lagi dengan bola di tangannya. Akashi mulai sedikit serius. Dia tidak membiarkan Karma melewatinya. Bola pun keluar. Akashi mendribble bolanya tapi sekarang Karma sudah mulai terbiasa dan bisa mengimbanginya. Tak ada pilihan lain. Dengan sedikit fake, Akashi memasukkan bola dari jarak agak jauh. Karma tidak akan tertipu lagi, dia berhasil mengantisipasi fake Akashi yang kedua kalinya. Skor 2-1 untuk Akashi. Karma yang tertinggal mencoba membalasnya dengan fake pula, tapi kali ini Akashi tampak serius. Dengan tenangnya dia memotong bola yang dilemparkkan Karma.

"Kau itu bukan Kise. Jadi jangan coba menirunya" ledek Akashi.

"Jangan samakan aku dengan Ryouta-niichan, kemampuanku bukan hanya itu."

Karma mulai kesal, tapi nampak dia tidak panik. Akashi benar-benar serius. Sepertinya dia ingin mengakhiri ini dengan cepat. Dia melakukan dunk dengan sempurna. Karma mulai kewalahan, tapi dia tidak akan menyerah. Lagi-lagi Akashi mencoba melakukan dunk, Karma berhasil memotongnya. Bola lepas, keduanya berebut bola dengan sengit. Akashi mendapatkan bolanya lagi dan berhasil memasukkannya. Kini skor 4-1 untuk Akashi. Tampaknya perebutan bola tadi membuat Akashi memaksakan tangannya yang cedera. Dia menahan rasa nyeri di tangannya.

"Kurang 1 poin lagi, bersiaplah Karma!" seru Akashi.

Akashi mendribble bolanya. Dia mencoba melewati Karma lagi. Tiba-tiba saja bola terlepas dari tangannya. Dia gagal mendapatkan poin akhirnya.

"Wah, ada apa ini? Serangan kakak melemah. Apa kau meremehkanku?" kata Karma kesal.

"Bukan, sepertinya tanganku mulai licin karena berkeringat. Tak kusangka kau sudah jauh berkembang, tapi kau masih kurang pengalaman" Akashi mengelak.

Karma tidak menyia-nyiakan kesempatan melemahnya serangan Akashi. Haus darah kemenangan terpancar jelas di matanya. Dia ingin mengalahkan orang yang selama ini tidak sanggup ia kalahkan. Dia sudah berlatih keras untuk ini. Bahkan belajar dari para Kiseki no Sedai lainnya. Karma menggunakan gaya streetballnya yang telah diajarkan Aomine. Dia berhasil mencetak angka 3 kali berturut-turut. Karma sangat lincah dan gesit dalam bermain basket. Dia juga bisa cepat bereaksi saat lawan akan menghadangnya. Saat ini skor seimbang 4-4. Akashi tampak kelelahan menghadapi Karma. Keringat dingin mengalir di dahinya. Akashi mulai geram, dia tidak ingin kalah dari adik sepupunya itu, apalagi di tempat umum seperti ini. Bisa-bisa timnya tidak akan menghormatinya lagi sebagai kapten. Tiba-tiba terdengar suara hati dari Akashi pemilik emperor eye.

'Biarkan aku yang melawannya. Kau mencoba untuk tidak bergantung padaku. Tapi akhir-akhir ini kau banyak pikiran dan mulai ceroboh. Saat ini hanya aku yang bisa mengalahkannya' seru Akashi pemilik emperor eye.

'Kau mulai cerewet lagi. Baiklah aku tidak punya pilihan lain.'

Akashi mulai bertukar kepribadian. Matanya berubah menjadi heterochrome. Saat ini yang ada di depan Karma bukanlah Akashi yang biasanya.

"Sudah lama tidak ketemu Karma-chan!" kata Akashi.

Karma terkejut, tapi dia sudah mengerti. Kali ini Karma harus lebih waspada. Karma mencoba melewati Akashi. Akashi mengaktifkan mode emperor eye-nya. Dia seakan bisa melihat masa depan. Dia bisa membaca semua pergerakan Karma. Bola terpotong, kini giliran Akashi menyerang. Tanpa basa-basi dia menggunakan ankle breaknya. Karma jatuh tersungkur dan goal. Bola terakhir masuk ke ring. Akashi menang atas Karma 5-4.

"Kau terlalu cepat 100 tahun untuk bisa menghadapiku Karma-chan" kata Akashi sambil menghapiri Karma yang masih terduduk di lantai. Dia mengulurkan tangan untuk membantu Karma berdiri.

Karma yang kesal berkata,"Berhenti memanggilku seperti anak kecil. Kau sudah curang menggunakan mode emperor eye pada anak kecil. Padahal aku hampir mengalahkanmu tadi." Karma menepis tangan Akashi dengan wajah cemberut.

"Kau itu idiot atau apa sih? Dasar bocah nakal!" Kirisaki memukul pelan kepala Karma dari belakang. Lalu ia membantunya berdiri.

"Kamu siapa? Cewek aneh yang tiba-tiba masuk ke lapangan."

Kening Kirisaki berkerut,"Cewek aneh? Aku calon Managermu bocah. Panggil aku Kirisaki senpai."

Karma tak menghiraukannya, dia lebih fokus pada Akashi. Dia khawatir permintaan gila apa yang harus ia lakukan.

Akashi mulai mengajukan permintaannya,"Tentang perjajian kita, aku ingin kau menuruti perintahku."

"Apa?" tanya Karma ketar-ketir.

"Aku ingin kau masuk tim basket Rakuzan..."

"Huh aku kira apa, aku memang berencana untuk itu supaya aku jauh lebih kuat dan bisa mengalahkanmu".

"Aku belum selesai bodoh. Dengan satu syarat, kau harus menjaga sikap terhadap para senior."

Dengan wajah stay cool Karma menjawab,"Apa aku terlihat ingin menjahili mereka?".

"Benar, itu terlihat jelas di wajahmu bodoh."

"Berhenti memanggilku bodoh!" Karma sangat kesal.

Giliran promosi untuk tim basket berakhir. Tampak murid-murid baru antusias untuk mendaftar di tim basket gara-gara duel Akashi-Karma tadi. Yang cowok ingin hebat seperti mereka berdua. Yang cewek ingin mendaftar cheers supaya bisa deket-deket dengan mereka berdua. Kegiatan promosi mereka sukses. Tampaknya tahun ini akan jadi tahun yang menarik. Dengan berakhirnya duel Aka-bersaudara tersebut, berakhir pula kegiatan promosi klub SMA Rakuzan. Sebagai ketua OSIS, Akashi naik ke atas podium. Dia mengucapkan selamat datang untuk siswa-siswi baru. Dan selamat untuk anak kelas 1&2 yang telah naik kelas. Kini tahun pelajaran baru telah dimulai. Berjuanglah untuk sekolah dan impianmu. Yang terakhir dia mempersilakan Karma meberikan sambutan, sebagai perwakilan dari murid baru. Orang-orang mulai membicarakan Karma lagi.

"Dia jadi perwakilan murid baru?" kata seseorang tak percaya.

"Iya, kudengar walau kepribadiannya yang buruk, tapi dia jenius dalam pelajaran. Bahkan dia dapat nilai sempurna di pelajaran Matematika dan Fisika. Dan ia mendapatkan nilai tertinggi di kota ini."

"Tak heran jika ia bisa masuk SMA Rakuzan."

Mendengar kasak-kusuk orang lain, Karma berjalan menuju podium. Dia sangat percaya diri.

"Sebagai perwakilan murid baru saya, Akabane Karma yang dulunya kelas 3E SMP Kunugigaoka kini telah berhasil menjadi siswa kelas 1A SMA Rakuzan. Mendengar kelas 3E kalian pasti terkejut. Itu adalah kelas terburuk yang pernah ada. Kelas itu terisolasi di tengah-tengah hutan di kaki gunung. Itu tempat anak-anak bermasalah. Tapi dari kelas itu saya mendapatkan hal yang luar biasa sehingga saya tidak putus asa dan menyerah. Dan saya ingin buktikan bahwa kita ini sama. Baik senior maupun junior, jenius bodoh, kuat lemah, rajin malas, kita ini sama-sama siswa SMA Rakuzan. Kekuatan bukan untuk menindas yang lemah, tapi untuk melindungi yang lemah. Satu kalimat dari saya. Stop bullying! Sekian dari saya dan terima kasih."

Suara tepuk tangan dan sorak sorai membahana di gedung olahraga itu. Pidato dari Karma yang singkat itu seakan membuka pandangan dari sebagian besar siswa yang suka mem-bully siswa lain.

Seseorang berkata,"Masa SMP anak itu kelihatannya suram. Tapi anak itu hebat berhasil melaluinya".

"Wah, Karma keren!"

"Dia imut juga!"

Kotaro merasa tersaingi,"Huh,, anak itu sok keren!"

Reo pun berkata,"Karma-chan, aku berjanji tidak akan mem-bully-mu di tim basket!"

Chitoge sambil geleng-geleng kepala,"Bocah nakal itu bicara apaan sih? Sok dewasa gitu?".

Eikichi tidak peduli,"Hey Karma, nggak peduli masa lalumu kamu harus masuk tim basket!".

Akashi yang mendengar pidato Karma juga ikut berkomentar,"Hmm,, anak itu bisa tumbuh dewasa juga."

Selepas acara promosi klub dan penerimaan murid baru semuanya bubar dan pulang. Gedung olahraga tampak sepi sekarang. Tinggal beberapa anggota OSIS yang tersisa, karena mereka harus membereskan semuanya. Onodera menghampiri Akashi yang tampak sibuk dengan laptopnya. Dia sedang mencatat nama-nama murid yang tadi sudah mendaftar di klub masing-masing.

"Acaranya berjalan lancar ya Ketua?" sapa lembut Onodera pada Akashi.

"Sedang apa di sini? Bukankah kamu harus beres-beres?" kata Akashi jutek.

"Kali ini kamu jadi orang yang berbeda lagi. Sulit ya untuk mengerti kamu" kata Onodera sebal.

"Berbeda? Aku Akashi Seijuro yang asli. Dari dulu aku memang begini" kata Akashi meyakinkan.

"Iya-iya" kata Onodera sambil berlalu meninggalkan Akashi yang masih sibuk dengan laptopnya.

Akashi terpaku sesaat menatap kepergiaan Onodera. Tiba-tiba terdengar suara Akashi yang asli.

"Apa yang telah kamu lakukan? Katanya kamu mau tobat, tapi kamu menyakiti gadis sebaik Onodera?"

"Baik? Jangan-jangan kamu menyukainya? Pantas akhir-akhir ini kamu jadi banyak pikiran".

"Bukan berarti juga aku menyukainya kan? Aku cuma nggak mau kamu jahat lagi pada orang lain" Akashi mengelak.

"Hei hei, aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Jangan coba-coba membohongi diri sendiri. Kalau suka kenapa nggak langsung tembak aja sih?" tantang Akashi pemilik emperor eye.

"Nggak semudah itu tau!".

Saat ini terjadi pertentangan batin dalam diri Akashi. Mendadak tubuhnya jadi kacau. Cedera di tangannya terasa kembali dan semakin parah. Wajahnya kini pucat pasi karena keringat dingin yang bercucuran. Dan tiba-tiba.

Brukkk! Akashi jatuh pingsan.

#TBC#

~Penasaran apa yang terjadi selanjutnya? Tunggu di part berikutnya! Maaf kalau cerita kurang menarik dan banyak typo! Thank's for reading!