Langsung to the point saja...
Disclaimer : Naruto isn't mine, and I'm sure you've known it.
PROLOGUE
"Bagaimana keadaan di sana?"
"Aman. Tidak ada yang aneh."
Dua buah suara terdengar dalam keheningan malam di pemakaman Konoha. Cahaya lampu sorot dari senter membelah kegelapan saat ini.
"Terlalu. Apa dia pikir kita nggak ada kerjaan sampai-sampai di suruh patrol di kuburan gini!" dengus salah satu ninja bernama Kuroha dengan kesal. Wajar saja... tengah malam yang merupakan saat-saat indah untuk memiliki harem dalam dunia khayalan – baca : molor – buyar sudah lantaran di suruh patrol di pemakaman.
"Sudahlah..." kata temannya, Izumi, berusaha menenangkan. "Hokage-sama melakukan ini demi keamanan desa juga." lanjutnya gugup.
Ucapan Izumi membuat temannya semakin kesal. "Keamanan apanya?! Apanya yang bisa dirampok dari kuburan gini?!!!" teriak Kuroha stres.
"Mmm... mayat... mungkin?"
"Orang gila macem apa yang mau-maunya maling mayat?!"
"Orochimaruko. Anaknya Orochimaru."
Kuroha menatap tajam temannya itu. "Apa-apaan itu? Dan sejak kapan Orochimaru punya anak? Setahuku dia itu orang gay pedo yang suka ngincer anak ayam."
"Sejak Kabuto mengimplantasi sel Orochimaru ke tubuhnya. Kabuto punya istri, terus dia punya anak yang dinamain Orochimaruko karena mirip banget sama Orochimaru."
Kuroha mengangkat sebelah alis. "Kok aku nggak tau kalo Kabuto punya anak?"
"Wajar aja... lu kan kuper banget. Baru keluar dari suku Asmat."
"WHAT DID YOU SAY!!!!!!!!!!?"
"Ssssssst!" Izumi menutup mulut Kuroha dengan tangannya. "Jangan teriak-teriak! Ganggu aja!"
"Mmmmm!" Kuroha berusaha melepaskan mulutnya dari cengkraman Izumi yang bisa dibilang 'ketat sekali'. "Ah! Lu apa-apaan sih?! Gw bisa mati kehabisan nafas!!"
"Hehehe... sori..." Izumi tertawa malu.
"Lagipula siapa yang ngerasa keganggu?! Kita kan ada di kuburan!"
"Para setan dan jejadian?"
Kesunyian menyelimuti, bagaikan satu frame still scene dalam sebuah film bisu. Angin dingin berhembus ditambah bulan purnama yang bersinar tertutup awan hitam menambah suasana horor di pemakaman itu. Disusul kemudian suara lolongan serigala dan burung gagak mengagetkan mereka berdua.
"Aaah... udahlah. Kita pulang, nyok." ajak Kuroha dengan tubuh gemetaran pucat.
"I-iya... la-lagipula nggak ada apa-apa di sini..." gagap Izumi takut.
"Ka-kalo gitu... AYO!!" Dengan itu mereka berdua lari luntang-lantung kayak dikejar kereta yang lari dengan sangat cepatnya yang-
"UDAH DIEM LU!! BIKIN GW NAMBAH NGERINDING AJA!!"
Eh? Kenapa?
"SOALNYA KALO LU NGOMONG, KAYAK SETAN!! ADA SUARA GAK ADA RUPA!!!"
Hik! Sedih hatiku... ditinggal kekasih...
Heh?
Kok aku nyanyi yang gak ada hubungannya sama cerita ini?
Aah... udahlah... lanjutin lagi aja.
Kuroha dan Izumi berlari keluar pemakaman dan menutup pintu gerbangnya tanpa mengetahui bahwa beberapa tangan muncul dari tanah pekuburan, membelah tanah kubur dengan kasar dan menakutkan.
TBC (Bukan penyakit Tuberculosis)
A/N : Fic pertamaku yang mengandung unsur humor...
Maaf kalau seandainya tidak membuat para pembaca sekalian tertawa...
Aku memang tidak berbakat dalam melawak...
Tetapi demi kesehatan, aku disarankan untuk membuat cerita yang mengandung humor...
Ini juga fic bersambung pertama.
Jadi maaf jika jelek dan tidak memuaskan.
Dan untuk Kurohana... aku minta maaf sebesar-besarnya telah mempropagandakan namamu.
Inginnya aku memakai Kotetsu dan Izumo, tapi...
Mereka sudah tua bangka di setting waktu cerita ini, rasanya tidak sreg jika memakai mereka.
Karena itu, aku memakai anak mereka.
Sudah ah... ini author's note yang terpanjang.
Please review, if don't mind.
With crimson camelia,
Scarlet Natsume.
