an OngNiel fanfiction

written by longveuigoniel

Match Made in Heaven

[KANG DANIEL – ONG SEONGWOO]

"Bisakah kau berhenti menatapku seperti itu, Kang Daniel?"

"Memangnya kenapa?"

"Aku agak risih kalau boleh jujur."

"Memang harus jujur."

"Apa sih maksudmu?"

"Tidak. Hanya berbicara."

"Berbicara apa?"

"Kau sangat menarik, Ong Seongwoo."

Mendengar lawannya berbicara seperti itu membuat pemuda dengan tiga tahi lalat di pipinya itu tersedak. Dia tidak percaya bahwa lelaki berambut coklat di depannya itu mengatakannya dengan nada yang—menggoda? Tidak, lebih tepatnya dengan nada bahwa semua itu adalah fakta yang ada.

Seongwoo menegak soju satu gelas penuh. "Aku memang menarik. Terima kasih," ucapnya penuh percaya diri. Dia tidak peduli kalau dia sedang berada di restoran kecil yang dipenuhi pengunjung di daerah Gangnam. Untuk masalah ketampanan dan tinggi, Seongwoo yakin dia berada di atas rata-rata. Seongwoo tidak bermaksud pamer juga sebenarnya, dia hanya tidak ingin kalah dari kata-kata Daniel.

Lain dari hal yang diharapkan Seongwoo, Kang Daniel justru tertawa pelan. Daniel menopang dagunya dengan tangan kanannya di atas meja lalu menatap lelaki di hadapannya itu sambil tersenyum. Seongwoo balas menatapnya dengan tajam.

"Seongwoo, kau—"

"Aku lebih tua darimu, panggil aku 'hyung'!"

"Hanya beda satu tahun."

"Tetap saja aku satu tahun lebih tua darimu," nada Seongwoo meninggi.

Daniel tertawa lagi,"Kau ingin dianggap tua?"

Seongwoo menahan kesal,"Bukan itu maksudku. Kau memanggil Jisung dan Sungwoon dengan sebutan 'hyung'. Kenapa aku menjadi pengecualian?"

"Karena kau spesial tentu saja. Sederhana, bukan?"

Ong Seongwoo berani bersumpah bahwa hari ini Kang Daniel sangat menjengkelkan. Lelaki itu kehabisan kata-kata. Seongwoo mendengus kesal dan menegak satu gelas soju yang sudah diisi kembali oleh Daniel.

"Kau! Menyebalkan!" Seongwoo mendesis cukup keras dan hampir semua pengunjung restoran menatap mereka penuh ingin tahu. Seongwoo mengabaikan semua itu karena dia sudah tidak peduli lagi apa yang akan dia lakukan dan katakan.

Alih-alih menyuruh Seongwoo diam, Daniel justru tertawa lagi dan berkata seraya menunjuk satu botol soju yang sudah dihabiskan oleh Seongwoo sendiri,"kau terlalu banyak minum, Seongwoo-ya,"

"panggil aku "HYUNG"!" sekarang Seongwoo berteriak dan tangannya menggebrak meja. Pemilik restoran yang melihat itu langsung menghampiri mereka berdua. Takut ada pertengkaran yang terjadi diantara dua lelaki itu. Daniel memberikan tanda "oke" dengan tangannya sebelum pemilik restoran itu mendekat.

"Dia baik-baik saja, hanya kebanyakan minum," jelasnya pada paman pemilik restoran.

"Ayo pergi, Ong. Kita harus pulang," Daniel mengulurkan tangannya.

Seongwoo memandang Daniel dari tempat duduk. Kepalanya berputar karena pusing. Pikirannya sudah berantakan kemana-mana. Dia hanya terus memandangi Daniel.

Daniel yang melihat tidak ada reaksi apapun dari Seongwoo langsung bertindak cepat dengan melingkarkan lengan kanannya pada pinggang Seongwoo dan melingkarkan lengan kiri Seongwoo pada lehernya. Daniel memapah Seongwoo keluar restoran setelah menaruh beberapa lembar uang di meja.

Setelah Daniel sampai di luar, dia menunggu sebuah taksi di dekat bangku kota. Daniel berharap akan ada satu taksi saja yang akan lewat di malam musim dingin seperti ini. Seongwoo sepertinya tertidur karena dia hanya menundukkan kepalanya. Untunglah lelaki itu mabuk karena Daniel yakin jika Seongwoo sadar, lelaki itu pasti menolak pelukan Daniel.

Ketika sepuluh menit berlalu menunggu taksi, Daniel mendengar Seongwoo berbicara,"mulutmu itu..."

"Kenapa?"

Seongwoo menegakkan kepala dan menatap Daniel. Satu jarinya diletakkan pada ujung bibir Daniel,"..mulutmu itu sangat menyebalkan ketika berbicara..."

Daniel tergelitik. Dia tahu Seongwoo sudah sepenuhnya terpengaruh alkohol. Daniel tertawa seraya bertanya,"lalu?"

Seongwoo juga ikut tertawa, diusapnya bibir Daniel perlahan,"..tapi sangat memabukkan."

Daniel merasakan seluruh tubuhnya menghangat. Dia tersenyum kecil mendengar Seongwoo berbicara seperti itu. Dia tidak perduli lagi soal dirinya yang menunggu taksi. Daniel dengan senang hati akan menunggu berjam-jam sekalipun jika Seongwoo bersikap dan berbicara seperti ini kepadanya.

Aku mengatakan Ong Seongwoo menarik karena aku memiliki alasan. Aku mengatakan Ong Seongwoo spesial karena memang itu fakta yang tidak bisa aku hindari dalam diriku. Aku bukan pria jahat, Seongwoo juga tidak begitu. Ini murni antara aku dan Seongwoo. Aku berjanji akan memberitahumu nanti. Tentu saja nanti, sekarang aku akan menghabiskan malamku bersama Ong Seongwoo terlebih dahulu. Apa ya yang harus aku lakukan?