Author's Note : Halo… Ini fic XS pertama saya yang sebenarnya dibikin di sekolah/plak. Maaf kalau banyak kekurangan, karena saya juga anak baru disini. Dan tolong jangan pikirkan kenapa masih ada Mammon sekalipun ada Flan. Pokoknya jangan.
Italic : Masa lalu / dalam hati
Normal : Biasa
Disclaimer : Katekyo Hitman REBORN! © Amano Akira
Warning : Shonen-ai,OC, OOC, (mungkin)typo, humor yang dipaksakan , dll….
Marionette Syndrome
© Kiri Kaze Dokuro
Pagi hari yang cerah di Varia HQ, semuanya terlihat biasa. Bel masih melempar pisau kearah Flan, Mammon masih menghitung uangnya, Lussuria masih bertingkah seperti banci, Levi masih berkumis/abaikan, dan Gola Mosca masih kesepian di sudut gudang (?). Dan tentu saja, Xanxus masih melempari Squalo dengan tequila.
"Voooooiiiii! Apa-apaan kau, bos sialan!" teriak pria berambut perak itu. Xanxus kembali melemparkan asbak kearahnya. "Diam kau, sampah! Keluar dari ruanganku sekarang!"
Mau tak mau, Squalo keluar sambil menggerutu. Dia membanting pintu ruang kerja Xanxus dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan rambutnya. Saat itu, dia melewati ruang tamu, dimana si pangeran narsis sedang bermain lempar pisau dengan papan sasarannya ialah Flan. Melihat penampilan second-in-command Varia itu, dia tertawa, "Shishishi, pertengkaran suami-istri?" goda pemuda berambut pirang itu.
"Vooii! Diam kau pangeran sinting! Siapa yang sudi jadi istrinya!" teriak Squalo.
"Shishishishi, memangnya aku bilang kalau kau itu istrinya bos?"
Squalo speechless, lalu meninggalkan duo idiot itu.
Butuh waktu setengah jam sampai Squalo bisa membersihkan cairan itu dari dirinya. Daripada disiram lagi, dia memilih untuk menghindari Xanxus selama sisa hari itu. Namun tak terhindarkan kalau ia harus bertemu lagi dengannya saat makan malam hari itu. Tapi tentu saja mereka tak menyapa satu sama lain, apalagi mengobrol.
Anggota Varia yang lain cukup heran melihat suasana di meja makan malam itu, yang biasanya dihiasi dengan teriakan Squalo atau suara gelas pecah yang dilempar oleh Xanxus. Squalo sendiri tampak tidak berniat untuk makan. Dia hanya mengaduk-ngaduk sup di mangkuknya,tanpa memakan sesuap pun. Lussuria mencoba memulai pembicaraan, "Squally, kau tidak makan? Apa kau tidak enak badan?" tanyanya.
"Kurasa…begitu… Aku mau tidur saja…" respon Squalo sembari meninggalkan kursinya. Nada bicaranya terdegar lemas dan terputus-putus. Mendadak, Squalo tumbang. Xanxus segera menangkapnya sebelum jatuh.
"Oi, bangun sampah! Jangan tidur disini!" bentaknya. Tapi Squalo tak bergeming sedikitpun. Para anggota Varia lainnya segera menghampiri Xanxus dan Squalo. Mereka semua mencoba membangunkannya, tapi percuma, Squalo tetap diam.
"Panggil dokter! CEPAT!" Perintah Xanxus
"Marionette Syndrome," kata dokter itu setelah memeriksa Squalo. "Penyakit ini menyerang otaknya sehingga tak sadarkan diri. Menular melalui virus di udara, saat ini memang sedang marak menyebar." Lanjutnya
"Lalu, kapan dia sadar?" tanya Xanxus
"Yah, tergantung. Bisa sehari atau seminggu. Tapi kalau tak bangun-bangun selama sebulan, dia bisa…meninggal"
Xanxus terkejut. Semudah itukah seorang Superbi Squalo bisa meninggal?
"Bagaimana cara membangunkannya? Apa ada obatnya?"
"Sayangnya, obatnya belum ditemukan. Kita hanya bisa menunggunya bangun."
Maksudmu, menunggunya meninggal, sampah? Batin Xanxus saat mengingat perkataan dokter itu semalam. Dia sendiri sudah menengok Squalo beberapa kali pagi itu, tapi kondisinya tak berubah. Tetap tertidur dengan nafas yang minimalis. Hampir-hampir tak bernafas. Xanxus berpikir, Apa ada dokter atau ahli pengobatan lain, dukun juga boleh, yang bisa menyembuhkan sampah ini?
Dia menghela nafas, lalu mencoba menelpon beberapa dokter kenalannya. Tapi hasilnya nihil, tak ada yang bisa menyembuhkan Squalo. Mendadak dia teringat dengan seorang guardian Famiglia Orologio, Scienza. Kalau tidak salah, dia ahli dalam membuat obat, racun, senjata biologis, dan juga mekanik. Mungkinkah? Pikir Xanxus dalam hati. Tanpa pikir panjang, Xanxus langsung menelpon gadis itu.
"Halo, selamat pagi. Dengan kediaman Famiglia Orologio." kata suara di seberang telepon.
"Ini Xanxus dari Varia, aku mau bicara dengan Scienza," jawab Xanxus
"Baiklah, mohon tunggu sebentar,"
Tak lama waktu berselang, Scienza mengangkat telepon,
"Ya, dengan Scienza disini, ada apa, Xanxus?" kata gadis itu dengan nada malas
"Sampah, kau tahu sesuatu soal Marionette Syndrome?"
"Tentu saja aku tahu soal itu. Ada apa memangnya?"
"Squalo" Kata Xanxus. Singkat, padat, jelas.
"Apa! Uke-mu terserang penyakit aneh itu?"
"Ya-hei! Dia bukan uke-ku, sampah!"
"Eh? Jadi sekarang dia seme-mu?"
Ini sebabnya aku benci dengan fujoshi bodoh ini, batin Xanxus
"Jangan main-main denganku, sampah. Atau besok pagi kau sudah tak bernyawa," Kata Xanxus geram
"Hei, kalau aku mati kau tidak akan mendapatkan obat untuk Squalo lho,"
"Kau punya obatnya?"
"Ya, sedang kubuat. Kira-kira akan selesai bulan depan."
"Selesaikan dalam seminggu atau dia tak akan bangun lagi." Xanxus langsung menutup telepon.
Yah, setidaknya gadis itu bisa membuat obatnya, Xanxus tersenyum tipis.
Diseberang sana, Scienza masih bengong karena kata-kata terakhir (?) bos Varia itu.
Seminggu? Itu nyaris mustahil…tapi… Mendadak muncul bohlam diatas kepalanya, dia langsung menset waktu di kamarnya dua mingu lebih awal dan kembali bekerja. Dan hanya satu alasan yang mendorongnya, yaitu demi melihat lagi pairing favoritnya. Dasar fujoshi kelas paus.
-ToBeContinued-
Chapter 1 selesai!
Padahal yang Orologio Arc baru 2 chapter saya malah bikin fanfic lagi, XS pula….
Maaf ya kalau gaje!
Mind to review? - dijitak
