~##**''**##~
Disclaimer : Bleach © Noriaki "Tite" Kubo
Genre : Romance / Friendship / Humor (bit of it…)
Rate : T, just for save aja, ya?
Character : Rukia K.
Summary : Jika kamu menjadi manajer sepertiku, dan harus berhadapan dengan 5 dari 7 pemain futsal asuhanku, terlebih lagi mereka cukup tampan, siapa yang akan kamu pilih? Rukia x IchiHitsuGrimmAshidoKai. Onegai?
Warning : bit of OOC, AU, cukup panjang, butuh motivasi.
A/N : Yap! Kali ini saya akan berjuang menyelesaikan multi-chapter di fandom tercinta!
~##**''**##~
Skandal Futsal? AH!
-~##::**''**::##~-
No. Punggung 1 : We're Hibari Guns!
~##**''**##~
Tahun ajaran baru
SMA Hibari, Tokyo, 07.00 pagi.
Baju SMA Hibari memang sangat manis! Aku sangat senang lulus ujian masuk SMA ini tahun lalu. Baju sailor standar putih dilapisi blazer hitam, dan rok berwarna biru tua! Memang pantas kalau sekolah ini memenangkan polling 'Seragam SMA Imut' yang diadakan oleh majalah remaja perempuan paling tren saat ini, [Dazzlin' Trend!]. Hehehe... rasanya senang memakai tas dan sepatu baru hadiah ayah dan ibu. Pokoknya, aku akan melewati hari-hari SMA kelas dua-ku dengan baik! Lihat saja, ayah, ibu!
Akhirnya, sampai juga di depan SMA Hibari... hehe tau tidak, alasan aku memilih SMA Hibari? Karena: satu, seragamnya yang imut! Dua, jaraknya dekat dari rumah. Tiga, dan yang paling penting...
...Namanya sama dengan idolaku, Hibari Kyoya! Kyaaa!
Duuh! Tau tidak, Hibari itu sangat ganteng! Sangat cool! Apalagi versi Ten Years Later alias TYL! Aduuh! Aku jadi iri sama Hibird, bisa nangkring di pundak Hibari... Wow, memang tidak salah aku memilih sekolah ini tahun lalu! Strukturnya sih memang biasa, tapi luasnya itu, lho! Dan ditengahnya, ada patung Hibird! Kyaa! By the way, kok bisa, ya?
"Rukki!" Ah, seseorang memanggilku.
Aku tidak percaya akan apa yang kulihat, sahabatku, Shirayuki Yuki, juga masuk dan diterima di sekolah ini! Padahal, waktu kelas satu SMA dia masih di SMA Sena, "Yuki-chan!" Aku melambaikan tanganku kepadanya. Kulihat, Yuki makin cantik dan manis saja, apa karena rambutnya digerai, ya? 'Kan waktu SMP rambutnya selalu dikuncir dua, eh? Apa karena saat SMA, apalagi kelas dua, setiap orang jadi lebih cantik dan menarik! Apa aku yang ketinggalan jaman, ya? Uuhh...
"Yuki-chan! Kamu pindah ke sekolah ini?" sahutku dengan riang saat mendapati Yuki menghampiriku.
"Yup! Ayahku pindah cabang ke sini! Jadi otomatis kami sekeluarga pindah ke sini, hehehe~" Yuki tersenyum, memang repot sih, ya jadi karyawan bank, dipindahkan terus.
"Lalu, bagaimana hubunganmu dengan Zangetsu-san?" godaku, Yuki memang sudah berpacaran dengan Zangetsu Getsuga, teman sekelasnya waktu di SMA Sena.
"Haahh, dia tetap cuek dan aku terus yang mengajaknya kencan, fuuu..." Tsuki menghela napas.
"Sudahlah! Bagaimana kalau kita melihat daftar urutan kelas saja?" ajakku.
"Baiklah!" Yuki dan aku pun melihat daftar kelas yang ramai itu.
Duk!
"Aww...," rintihku pelan.
"Apa kamu tidak apa-apa?" Suara berat itu menanyakan keadaanku. Kulihat rambut hitam jabriknya, dia tidak mengenakan baju seragam SMA Hibari untuk anak cowok, malahan, dia mengenakan kemeja putih dan celana abu-abu, berbeda dengan seragam SMA Hibari untuk cowok yang berupa kemeja hitam dan dasi putih, dipadu dengan celana abu-abu. Wajahnya memang terlihat lebih dewasa, pasti dia OSIS atau senpai.
"Daijoobu, senpai." jawabku dengan dusta, aku bohong, rasanya sakit terbentur dengan tanah.
"M-maaf ya, mau kuantar ke UK-?" sebelum dia menyelesaikan ucapannya, dia dipanggil.
"Shiba! Shiba Kaien! Kemari!"
"O-oke! Tunggu, ya! Nah, maaf ya, aku dipanggil!" Shiba-senpai pun berlari pergi.
"Rukki! Kamu tidak apa-apa, 'kan?" Yuki memang baik, dia sempat mencari perban dan plester yang dia bawa dari rumah (eh?)
"Daijoobu! Nah, ayo kita lihat daftarnya!" aku pun menarik Yuki.
Setelah kulihat, OMG, aku sekelas dengan Yuki! "Yuki! Kita sekelas!"
"Iya! Kita ke kelas bareng, ya!"
Dan kurasa, tahun kedua aku belajar di sini sangat menyenangkan!
Normal PoV
2-D, kelas Tsuki dan Rukia.
"Ohayou gozaimasu!" Rukia pun membuka pintu kelas bertipe slide tersebut.
"Rukia-chan! Ohayou!" seseorang menghampiri dan tidak lupa menyapa Rukia.
"Ohayou, Senna-san." Rukia pun membungkuk.
"Siapa gadis manis ini? Murid baru?" Senna mengelilingi Shirayuki, dan Shirayuki hanya tertawa pelan.
"Namanya Yuki, Shirayuki Yuki. Dia teman lamaku yang pindah ke Hibari." Rukia menjelasan secara singkat tentang Shirayuki.
"Huaa! Moshi-moshi! Watashi no namae wa Senna! Tanaka Senna, desu! Yoroshiku, nee~!" Senna menyalami tangan Shirayuki.
"Yoroshiku, Tanaka-san." Shirayuki membungkuk setelah menyalami tangan Senna.
"Mou, 'Tanaka-san' ja nai! Senna deshou!" Senna memang tidak ingin dipanggil 'Tanaka' karena kesannya seperti 'Tanaka' butler tua aneh dari anime 'Kuroshitsuji' atau 'Black Butler' karya Toboso Yana-sensei, 'kan?
"H-hai, Senna... -san." Shirayuki memang memanggil orang lain (selain Rukia dan Zangetsu, tentunya,) dengan embel-embel '-san'. 'Kurasa Yuki-chan bisa beradaptasi disini, untunglah.' Rukia berpikir dalam hati, Yuki Shirayuki adalah sahabatnya, 'kan?
"Rukia-chan! Yuki-chan! Ayo kita duduk!" Memang, sistem tempat duduk di Hibari memang terserah para murid, jadi mereka bisa duduk di mana pun mereka mau, tapi sekali duduk di tempat itu, selama setahun kamu harus duduk di tempat itu. Sehingga itu penting untuk datang awal saat ajaran baru agar mendapat tempat bagus.
"Hai!" Rukia dan Shirayuki menjawabnya, dan mereka pun duduk di baris ke 2 dan 3, Rukia di urutan duduk ke 5, Shirayuki ke 6, dan Senna di baris sebelahnya kursi ke 5 juga.
"Ohayou, minna! Boku wa, Ukitake Juushiro! Ukitake-sensei, 'kay? I'll be teaching English and... calligraphy! Ah ya, artinya: aku akan mengajar Inggris dan kaligrafi! Homeroom teacher kalian juga, sih! Hehehe~" Ukitake-sensei, datang ke kelas 2-D sambil mengenakan kemeja lengan panjang berwarna putih, dasi hitam, dan celana bermerk sama, yaitu [The Executive], tapi diskon~ dan sepatu merk [Zara Men] tapi bekas saudara~ kok Kokyu tau? Rahasia perusahaan dong~
"Uhuk! Uhuk! Uuhuukkk! Ya, maaf ya? Sensei sedang flu-uhuk!- berat, hehehe," Ukitake-sensei pun menyengir dengan sedikit terpaksa.
Duak!
"Sensei! Sudah kubilang, 'kan untuk minum obatnya. Sensei bodoh," figur seorang perempuan berambut hitam dikepang pun muncul.
"Uhuk. Uhuk. Iya, terima kasih, Unohana-sensei. Uhuk. Uhuk."
"Nah, saya permisi dulu, ya? Ukitake-sensei," Unohana-sensei pun membungkuk dan melangkahkan kakinya keluar dari kelas 2-D.
"Nah, biar bapak absen dulu, ya? Ada yang tidak masuk? Bapak lihat ada kursi kosong yang harusnya ditempati. Coba bapak lihat sesuai nama," Ukitake-sensei pun mengangguk, tanpa memberitahukan siapa murid yang tidak masuk itu, dan meninggalkan misteri.
Rukia's PoV (maaf kalau ganti-ganti)
Haahh... aku memang males dengan urusan awal ajaran baru ini... memang, sih, enak naik kelas 2, apalagi bersama Tsuki. Tapi, aku 'kan belum gabung klub apa-apa di sekolah ini! Maklum kali, ya? Karena tahun lalu aku sibuk membantu kakak dan kakak iparku untuk menjadi sekretaris kakak iparku, karena sekretarisnya libur 1 tahun, karena sedang menyembuhkan diri dari penyakit influenza dan diikuti penyakit DBD. Kok bisa beruntun begitu, ya?
Kursi kosong di sebelahku... siapa yang seharusnya mendudukinya, ya? Aku jadi penasaran sendiri.
Tapi, aku sudah berencana untuk lebih mengikuti kegiatan selepas sekolah untuk berbaur di sekolah ini. Sehingga... aku bisa menggenapi janjiku pada kaa-san dan tou-san...
Nah, aku sendiri heran, klub apa yang harus kuikuti, ya? "Anak-anak, tolong pilihlah salah satu kegiatan klub disini. Tingkatkan kebersamaan dan lewatilah masa-masa SMA kelas 2 bersama teman-teman yang baik." Ah, suara Ukitake-sensei membuyarkan lamunanku.
Klub, ya? Coba kulihat daftar klubnya dulu.. Hmm...
Klub Tenis
Klub Masak
Klub Kerajinan Tangan
Klub Choir
Klub Marching Band
Klub Orkestra
Klub Cheerleader
Klub Drama
Klub Buletin
Klub Horror
Eh? Kok rasanya klubnya mulai aneh?
Klub Drama Horor
Klub Majalah Parno
Klub U.F.O
Klub penyuka Daisuke Ono
Nani ka?
Klub Futsal [diperlukan manajer!]
Manajer? Orang yang menyusun strategi dan memberikan kebutuhan anggota tim? Dengan itu saja aku bisa berbaur dengan orang-orang yang lain! Ini mungkin kesempatanku, secara aku lumayan jago memasak, hehehe... mungkin mereka akan meremehkanku karena tinggi badanku yang 'agak' dibawah rata-rata, tapi... kerajinan dan kekuatanku tidak akan kalah! Oke! Aku akan mencoba mendaftar nanti siang.
"Baiklah, anak-anak. Kalian boleh menyimpan daftar itu, simpan baik-baik, oke? Nah, karena hari ini belum dijadwalkan ada pelajaran, kelas 2-D kalian akan didatangi oleh beberapa guru. Tolong dihafalkan, ya, nama-nama gurunya?" ah, Ukitake-sensei lagi-lagi sukses membuyarkan lamunanku.
Aku sih, menghela napas karena kukira langsung belajar, aku 'kan anak yang berprestasi! Jadi, aku mau meningkatkan prestasiku lagi. Semoga cepat-cepat belajar Sosial Budaya! Aku suka pelajaran Sosial!
Satu persatu, guru-guru masuk ke kelasku, ada yang bertubuh sangat hot dan perfect tapi hobinya pakai make-up melulu bernama Rangiku Matsumoto-sensei, ada yang sangat terlihat bijaksana tapi ternyata tukang mabuk bernama Shunsui Kyoraku-sensei, ah ada juga beberapa sensei yang merupakan walk-in teacher, yaitu guru yang tidak tetap berada di satu kelas, tapi merupakan guru homeroom kelas lain. Hibari ini memang memiliki sistem belajar yang berbeda dari yang lain!
"Nah, kalian boleh melihat-lihat klub yang kalian mau! Akan diberikan waktu selama 20 menit, jangan lupa, ikutilah klub-klub yang ada, ya!" Ukitake-sensei berpesan, aku rasa, aku akan mencari klub futsal.
~##**''**##~
Ting! Tong!
Bel sekolah yang menandakan istirahat berbunyi, itu menandakan istirahat 20 menit eh, bukan istirahat juga sih, ya? Kegiatan mencari klub dilakukan. Hhmm... Yuki sedang apa, ya? "Yuki!" sapaku dengan riang sambil menghampiri Yuki yang sedang duduk manis dimejanya. Hm? Apa yang dia lakukan? Mengirim pesan kepada Zangetsu-san?
"Rukki? Ah, ayo kita melihat-lihat klub!" Yuki pun beranjak dari kursinya dan berdiri di hadapanku. Senna sendiri sudah pergi. Kurasa kami berdua saja yang akan menjelajah sekolah ini dan mencari klub yang tepat untuk kami.
Sambil berjalan, aku mencairkan suasana tegang dengan memulai pembicaraan, memang sih, angin sepoi-sepoi hari ini menyejukkan dan membuat rok-rok mini (apalagi yang terlalu tinggi sampai diatas lutut!) para perempuan bergerak mengikuti angin. "Yuki-chan, kamu berencana mengikuti klub apa?" Yuki terlihat berpikir, dia memegangi selembaran pemberian Ukitake-sensei sembari melihat daftar klub tersebut.
"Mungkin... aku akan mengikuti klub cheerleading. Secara aku suka bergerak, dan saat SMA 1 di Sena dulu, aku mengikuti klub marching band dan memegang posisi baton, jadi aku ingin mencoba cheerleading." Yuki tersenyum lembut, aku juga tahu sih, dari surat-suratnya bahwa dia mengikuti klub marching band, tapi, aku tidak tahu dia memegang posisi baton! Keren!
"Kalau kamu, Rukki?"
Pertanyaan Yuki membuyarkan pemikiranku, "aku akan mencoba mengikuti klub futsal," Yuki terlihat terkejut.
"Kamu mau menjadi satu-satunya perempuan di klub futsal?" Yuki keheranan, sudah kuduga.
"Tidak, kok! Aku ingin menjadi manajer klub futsal saja, hehehe..," mungkin, harus kutambahkan.
"Oh begitu, baiklah, kita pisah dulu, ya? Klub futsal 'kan di kiri, sementara klub cheerleader di sebelah kanan. Jaa!" Yuki pun melenggang pergi, yaahh... aku 'kan takut sendiri! Jahatt! Ah, sudahlah, aku pergi sendiri saja, aku tidak boleh memaksakan kehendak orang lain. Memang benar, lebih cepat sendiri, sih...
Kuketuk pintu lapangan bola mini in-door itu, berharap ada yang berada di sana, mungkin para senpai, ya? Karena di sekolah ini, para senpai boleh ikut klub sampai 1 bulan sebelum ujian. Lumayan, lumayan...
"Coba kubuka... PERMISI!" aku pun melenggang masuk, cahaya? Bo-BOLA?
"AWAS!"
"Eh?"
DUAK!
Eh? Tidak sakit? Apa aku sudah mati? Coba kubuka mataku... "E-enam?" mungkin aku sudah mati, masa angka enam?
"Kamu tidak apa-apa?"
Rambut biru... ALIEN! "Alien! Tidaakkk! Aku sudah matiii! Pergi kau alien! Pergiii!" Aduh, aku masih mau hidup! Masih mau makan crepe di kedai stasiun Shibuya! Masih mau coba pizza di Italia! Masih mau coba cake di café deket Nagoya! Masih mau cari jodoh! Aaarrgghh!
"Grimmjow, Grimmjow! Muke' lu jelek, sih! Cakepan dikit kayak gue, kek!" Eh? Grimmjow? ALIEN?
"Daijoobu?" saat kubuka mataku, aku melihat sekumpulan cowok berpakaian merah dan kuning… dan seorang perempuan cantik berambut silver. Mereka menatapku satu persatu, aku berdiri, dan menatap sekelilingku, mereka memang aneh. Alien, 'kah? Ada yang berambut orange, biru, merah, silver, duh, aku di mana, sih?
"Maaf, tuan alien, jangan makan aku, tolong bawa aku ke Bumi…" pintaku dengan wajah memelas.
"ALIEN?" mereka semua (kecuali perempuan manis itu) berteriak, kompak sekali alien ini, ngomong-ngomong, sejak kapan alien bisa bahasa manusia, ya? Apalagi Bahasa Jepang… alien itu ternyata pintar! Mereka sudah mempersiapkan untuk meninvasi Bumi seperti di anime Keroro Gunsou.
"Hmph… Hahahaha!" eh? Kenapa alien-alien itu tertawa? A-apa salahku?
"Mungkin kamu calon anggota klub U.F.O kali, ya?" si rambut silver dengan seringaiannya memanggilku. Aku sendiri sedikit terkejut. Memang alien orang ini!
"Kamu salah, gadis kecil. Ini Klub Futsal SMA Hibari, bukan markas alien," si rambut merah pendek menambahkan, sambil memegang tanganku untuk membantuku berdiri, 'kan dari tadi aku hanya bangun dari posisi tidurku.
"Eh? Kalian bukan alien?" wajahku bersemu merah. Kayaknya jangan terlalu sering nonton E.T kali, ya?
"Ya bukan, lah! Nah, apa urusanmu kesini, midget?" si orange landak kelihatannya menyulut kemarahanku, ya… DASAR! Tahan, tahan, kamu mau daftar, 'kan Rukia Kuchiki? Makanya, tahan… tahan…
"Eh? Tadinya sih aku mau daftar sebagai manajer, tapi… kelihatannya sudah tidak diperlukan, ya? Hehehe…" aku tertawa kecil. Mereka semua saling memandang satu sama lain, kemudian, perempuan berambut silver itu berjalan ke arahku, sambil tersenyum, harus kutambahkan.
Dia memegang tanganku dan tersenyum makin lebar, "Kalau begitu, selamat datang! Aku senang akhirnya ada yang cukup kuat mental dan fisik menjadi manajer tim!" yang lain pun terlihat lega dan tersenyum. Kenapa sih sebenarnya?
"Shi, kamu ajarin dia, ya! Tentang cara kerjanya! Kami latihan dulu~" dan yang lain pun melenggang pergi. Eh? Shi?
"Shi?" tanyaku, dia terlihat kaget.
"I-iya, itu namaku, Nadeshiko Yamamoto, hehehe…" dia tertawa. Dia pun membalikkan badannya dan mulai berjalan, Yamamoto pun memutarkan kepalanya dan membuka mulutnya.
"Ayo ikut aku! Akan kuajarkan carany-" sebelum dia sempat melanjutkan, dia terpeleset! Dan rambutnya copot… eh? Copot?
"Ittai!" suaranya pun berubah, menjadi lebih… maskulin.
"COWOK?" rambutnya menjadi spiky berwarna silver, dan mata turquois-nya terlihat.
"Eh? Hehe…" dia tertawa.
End of chapter - Author's Note
Yap! Kali ini saya datang dengan multi-chapter! Tapi, kali ini belum diputuskan pairingnya siapa! Nah, silahkan vote untuk pairing yang kamu suka, yaa!
Vote for: Rukia x (Ichigo/Hitsugaya/Grimmjow/Ashido/Kaien)
Saya harus memutuskan secepatnya agar dapat menulis jalan ceritanya, jadi,
Vote and Review, guys!
