Title: My Lovely Sadako
Author: Izumi Chieko
Genre: komedi asal2an, romance jijay. XDa
Warnings: otak gw sarap. Jadi fic-nya ikut2an sarap. SIAPKAN KANTONG PLASTIK BUAT MUNTAH! XD, OOC, NON EYD
Pairing: Uzumaki Naruto X Hyuuga Hinata
Chapter: 1
Disclaimer: All Chara here belong's to Masashi Ksimoto-sensei but this fic is MINE! Originally from my imagination. Don't you ever dare claim it as yours!
Summary: Sadako? Aku takut setan! Tapi kenapa Diriku malah jatuh cinta padanya, Sadako yang membuat ku meraung2 ketakutan di dalam rumah hantu.
A/N : Gomeeeen! Ini adalah Re-post.. jujur saja Postingan pertama memang gak di edit sama sekali dan ngetik di hempong.. karena udah kebelet pengen posting jadilah amburadul begitu…gomen minna..dan semoga yang ini lebih baik, dan untuk bahasa saya sengaja tak menggunakan bahasa baku. Jadi gomenne sekali lagi.. XD
.
.
.
o
.
.
.
"Sialan! Mana tuh si Mayat idup?! Seenak jidatnya aja merintah-merintah gue datang ke sekolahnya"
Seorang mahluk berambut kuning celingak-celinguk di halaman SMA Konoha. Suasana halaman Sekolah itu sungguh sibuk dan ramai karena memang sedang diadakan Bunkasai alias festival kesenian. Hiasan warna-warni menghiasi seluruh sekolah, panggung-panggung berdiri kukuh dan diisi oleh banyak acara seperti Band, lomba cosplay, bahkan tarian2 latah boyband girlband.
Si Rambut kuning tadi yang tiada lain tiada bukan adalah Naruto, Uzumaki Naruto bukanlah siswa dari SMA Konoha itu, dia hanya datang berkunjung karena sahabat-nya memintanya datang menggantikan pacar-nya yang sekaligus merupakan sepupu jauuuuuuuhhhh dari Naruto.
"Brengsek tuh si Ino! Pake acara kabur ke Eropa segala...gue kan yang jadi korban si Sai!" Naruto mencet-mencet hempong-nya.
"Moshi-moshi, hoii Mayat idup!" sapa Naruto di ujung telpon.
"Mana loe? Gue udah di depan gerbang SMA loe!" ucap Naruto malas.
"Op! Loe udah nyampe? Sip...ntar yah, gue ke sana sekarang!" Sai langsung menutup telponnya.
Sementara Naruto hanya mendengus pendek.
Tak berapa lama kemudian Sai datang sambil berlari menghampirinya. Kedua tangan Sai penuh oleh tas plastik besar yang berisikan kain-kain yang gak jelas.
"Nih! Loe ganti kostum dulu di toilet. Habis itu lo nyusul gue ke panggung teater yah... itu di lantai atas sebelah baratnya lab biologi, kanannya perpustakaan, bawahnya ruang kepsek bla..bla..bla..." Instruksi Sai tidak terdengar jelas kerena dia sudah mulai lari menjauh.
"OIII! MO KEMANA LOE?" Teriak Naruto setengah panik
"MAU NGAMBIL FLASH LIGHT DI RUANG KLUB!" sahut Sai sambil terus berlari hingga hilang dalam kerumunan.
"huuff~!" lagi-lagi Naruto mendengus.
Toilet? Mana pula tuh letak Toilet?! Seenak jidatnya emang tu si Sai! Kalau bukan di iming-imingin DVD Miyabi paling baru gue gak bakalan mau gantiin si Ino jadi modelnya. Batin Naruto...
Naruto langsung tanya kanan-kiri mencari tau letak toilet. Tidak sulit memang karena toilet terdekat ada di lantai bawah tidak jauh dari halaman sekolah. Naruto mengaktifkan video handphone dan merekam suasana di halaman SMA Konoha.
"Lumayan..buat referensi bunkasai di sekolah gue besok!" gumam Naruto pelan. Dengan langkah gontai dan malas Naruto berjalan menuju toilet sambil terus merekam sekitarnya, bahkan hingga masuk toilet pun dia masih terus saja merekam.
"K-KKYAAAAAAA~~!"
"HE?" Naruto terdiam di depan toilet. Segerombolan anak perempuan yang sedang mengganti baju di dalam toilet berteriak kaget, ada yang sudah menarik roknya ke bawah, ada yang sedang mengaitkan tali bra-nya, macem-macem deh!
"COWOK HENTAIIIII!" teriak mereka begitu menyadari Naruto masih terus merekam dengan kameranya. Naruto gelagapan dan buru-buru menyembunyikan HP-nya ke dalam saku celana.
"Ah, gomen!" Naruto membungkuk.
"PERVERT! HENTAI! ERO! MESUM! SARU! KANJEK! GATA!" Perempuan-perempuan tersebut berteriak dengan bahasa daerah masing-masing.
SYYYUUUNNGG! BUKK!
Sebuah konde yang entah dari mana melayang mengenai mata kanan Naruto, dan entah apa isi konde itu hingga berat dan membuat mata Naruto biru dan kesakitan.
"Ittteee!" teriak Naruto sambil memegangi matanya.
"Hajar jeung! Lempari maniak ini!" komando seorang wanita berambut pink hingga berhasil membuat anak-anak perempuan lainnya memanas. Lalu melayanglah..ember, sapu, BH, bedak, spatula, kodok, penggorengan, panci, minyak goreng dan diiringi sumpah serapah ala kebun binatang kepada Naruto.
"Waaaa~~! Gomen!" Naruto lari terbirit-birit. Ternyata toilet laki-laki berada di depan toilet wanita dan tanpa ragupun Naruto bersembunyi di dalam toliet pria itu.
"Huuft! Aman!" Naruto menghela nafas lega...
"Hadeh! Mata gue biru nih...gimana mau foto-nya?" rengek Naruto di depan kaca. Namun masa bodo lah...itu derita Sai, dia gak mau ambil pusing. Begitu fikir Naruto.
"Heee? Kostum apa nih?" Naruto heran memandang kostum yang diberikan Sai.
"Apa pula nih?" Naruto mengangkat sebuah topeng yang hanya ada sebelah.
"Oh! Ini kan kostum The Phantom of The Opera. Baru minggu kemaren gue, Sai sama si Ino nonton film ini kan?" Naruto manggut-manggut. Paham dia dari mana Sai dapat ide untuk konsep foto kali ini.
Pantas saja Sai ngotot foto saat di Bunkasai, karena di Bunkasai ada pertunjukan teater sehingga si Cowo berkulit pucat itu bisa irit dana untuk lokasi pemotretannya.
Tak berapa lama Naruto selesai memaki kostum. Topeng yang hanya setengah wajah itu pas untuk menutupi wajah lebam-nya karena terkena bom konde barusan. Dan lagi, cewek-cewek itu pasti tidak akan mengenalinya dengan kostum seperti ini.
"wkwkkwkw...gapapa mata gue bonyok, yang penting dapat video cewek-cewek bohaiii!" Naruto terkikik geli menuju ruang teater yang Naruto maksud.
Namun ternyata tidak mudah bagi Naruto untuk mencarinya. Mungkin aslinya Naruto itu bingung arah sampai-sampai dia sudah beberapa kali salah masuk ruangan.
"Hmm..ini kali yah..." ucap Naruto tanpa ragu masuk ke ruangan selanjutnya. Naruto langsung masuk saja sembarangan tanpa tanya ini itu dulu sama penjaga ruangan itu yang sedang asik ngupil. Padahal di depan ruangan itu jelas-jelas terpampang papan iklan RUMAH HANTU KELAS 3A!
"Waaah..bener ini tempatnya..teater kan biasanya gelap-gelap begimana gitu...tapi si Sai dimana ya?" ==a
Tiba-tiba terdengar suara perempuan terkikik. Awalnya pelan namun lama-lama menjadi keras. Naruto mulai sadar ada yang salah, apa lagi di depannya kini ada sebuah sumur buatan dari stereofoam.
"Emangnya teater si Ino nampilan cerita apa ya? Kok ada sumurnya?" Naruto mencoba berfikir.
Namun perlahan sepasang tangan dari arah dalam sumur memegang pinggiran sumur bersamaan dengan sesuatu yang hitam. Apa itu? rambut? .
"A-a-anjrriitt! Apaan tuh?" Naruto mulai panik
Tiba-tiba saja kepala itu keluar sepenuhnya dari dalam sumur. Rambut perempuan itu panjang menjuntai dan wajahnya putih pucat serta bola matanya yang putih juga. Mental Naruto langsung menciut. Kakinya terpaku dilantai, ia tidak bisa bergerak saking takutnya.
'Sa-sa-sa-sadako?' batin Naruto dengan penuh rasa takut
"hikikiikikik.." tawa setan itu..bulu kuduk Naruto makin merinding, kakinya gemetaran tidak menentu.
"Se-se-se-se-se-..." Naruto makin ketakutan
"GGRRRRAAAAAWWWWWW!" tiba-tiba sadako itu nge-Grawl sangat kencang, Naruto bahkan langsung terjengkang di tempat saking kagetnya.
"SETAN! SETANNN!" teriak Naruto.
"Hahahahaha.." sadako itu tertawa normal
"Waaaa...setaaaan! Tolongin gue! monyet! Sai! Pak'e! Buk'e! Help meeee!" Naruto makin jadi berteriak
"Hei...reaksi mu heboh sekalih sih?" ucap sadako itu
"Waaaaaa~~! Setannya ngajak gue ngomong! Waaaa, mati gw! waaaaa, TOLONG!" air mata Naruto mulai berjatuhan. Dia benar-benar takut setengah mati.
"Hei...kamu gak apa-apa?" Sadako itu keluar dari sumur dan mendekati Naruto.
"Wwwaaa~~! Pergi sana! Kkyyaaaaa!"
"Hei...daijoubu! gak Apa-apa! Aku bukan setan beneran! Cuma kostum!" sadako itu memegang pundak Naruto
"Waaaa...hick..hick...Waaaa" Naruto kini menangis gelagapan.
"Aduh...kok ga diam-diam sih? Nih nih...ku kasih coklat, mau ya? Jangan nangis lagi ya?" Sadako itu memberi Naruto sebuah coklat, Beng-beng.
"Hick.." Naruto menatap si setan
"See! Aku manusia..sama kaya kamu! Kamu kan laki, jangan penakut gitu ah..! kalo emang takut kamu seharusnya jangan masuk rumah hantu.."
"...Ha?rumah hantu?" Naruto bengong
"Iya. Ini rumah hantu. Kamu ga tau ya?" tanya ntu setan di jawab gelengan kepala oleh Naruto. "yaahh~gimana sih? Kok bisa kamu masuk kesini?"
Naruto hanya diam. Dia masih shock.. 'Sumpah deh ni anak nyeremin banget'. Batin Naruto lagi
"Ya udah aku anter kamu keluar!" Setan Sadako menarik tangan Naruto yang masih tergeletak di lantai.
"Minna...break dulu yah. Ini ada yang ketakutan setengah mati..jangan ditakut-takutin yah...!" teriak si setan pada temen-temannya yang lain yang entah jadi setan di sudut ruangan yang mana...
"Ya Hinata-chan...nyante aja!" jawab temannya.
'Hee... Hinata?!' batin Naruto
Setan yang di panggil Hinata-chan itu menarik tangan Naruto dan menuntunnya menuju pintu keluar. Dalam perjalanan keluar itu Naruto dapat melihat setan-setan yang sedang beristirahat. Bahkan ada pocong yang lagi nyengir-nyengir ke Naruto, tapi tetap saja Naruto merinding melihatnya.
Sampailah mereka di pintu keluar. Cahaya matahari yang menyeruak membuat mata Naruto silau dan memicingkan mata.
"Nah...kita sudah sampai.." setan yang namanya Hinata-chan itu tersenyum padanya. Naruto terkesima melihat senyuman manis dari setan yang membuatnya hampir terkencing-kencing.
'Eeeh? Kenapa gue jadi doki-doki? Sama setan kaya dia lagi...ini bukan doki-doki takut, tapi...tapi...' Naruto membatin.
"Sudah gapapa kan?! Coklatnya dimakan yah...gak ada racunnya. Hehhehehe" Senyuman setan bernama Hinata-chan makin manis saja... Naruto sudah tumbang dan jatuh cinta padanya
'Kawaaiii~! Kayaknya gue jatuh cinta sama ni Sadako..' Naruto makin melayang
Krrrriiiinggg!
"moshi mo—"
"..." Naruto menatapnya
"Ada apa Tou-san? Hinata masih di Sekolah..." ucapnya dengan nada panik
"..."
"APA?! KAA-CHAN KECELAKAAN?! HINATA KE RUMAH SAKIT SEKARANG!" tanpa mempedulikan Naruto, si Sadako a.k.a Hinata langsung lari secepat kilat.
Naruto terdiam di tempat menatap punggung Hinata yang menjauh. Setelah Hinata menghilang, pandangan Naruto beralih pada Beng-beng yang tadi di beri Hinata. Setelah puas memandang itu cokelat Naruto mendongakkan kepala melihat papan iklan di depan rumah hantu itu.
"Kelas 3A? Berarti sekelas dengan Sai dong!" gumam Naruto.
Kriiinnnggg...kembali HP Naruto berbunyi..
Sai is calling... begitulah yang tertera pada layar HP Flip Naruto.
"Dimane loe?" tanya Sai
"Depan kelas loe" jawab Naruto pendek.
"Hee? Ngapain loe di kelas gue? kelas gue kan lagi buka rumah hantu, loe kan paling takut sama setan-setanan..."
"Gue nyasar monyet!" Naruto sewot
"Yah! Bukanya nelpon dari tadi kek, kan bisa gue jemput."
"Pulsa gue habis. Lagian elo tadi main ngilang aja. Ngasih aba-aba yang jelas dikit kek!" Naruto makin sewot.
"Iye..iye..gomen! gue jemput loe ke sana sekarang. Tunggu ye!"
Tak berapa lama Sai datang menjemput Naruto. Mereka langsung beranjak menuju gedung teater yang ternyata letaknya jauh dari kelas Sai.
"Waaa..teater udah kosong! Buruan!" Sai mendorong Naruto naik ke atas panggung. Lalu Sai sibuk mengotak-atik flash light kameranya.
"Hmm..di kelas loe ada yang namanya Hinata gak Sai?" tanya Naruto iseng.
"Hee? Hinata? Yang pendek? Yang rambutny mirip Sadako? Ada tuh..kenapa?" Sai masih sibuk dengan peralatan fotonya.
"Ha? hehehe..gak, tadi ketemu aja. Anaknya manis yah..kawaiii!"
"Hu-um...dia pintar loh! Tapi anaknya aneh, suka sama setan-setanan... gue kadang gak nyambung ngobrol sama dia, giliran gue ajak ngobrol topik nya seputar setan dia langsung antusias. Bah!" Sungut Sai. Naruto hanya manggut-manggut boneka dogi.
\(^O^)/
TBC
A/N : Fanfic Multichap yang ke-sekian… oke ini bukan bermaksud untuk pindah fandom tapi entah kenapa pengen banget bikin cerita buat NaruHina, jujur aku lagi kesemsem sama pair ini, walaupun ga seheboh aku suka sama pair SasuHina. Saa, maafkan kalau banyak typo, next chap akan di update jika author ada waktu luang…
Reiview Minna ..
