Aoharu x Kikanjuu © NAOE

Semula, pemuda dengan rambut hijau kelam tidak mengenalnya, hanya melihatnya dari atas tempat ia duduk menikmati semilir angin dan indahnya langit. Pula tidak mengerti kenapa adik kelasnya itu sering kali keatap sekolah, merapat pada pembatas dan meremat kuat kawat pembatas itu. Seolah tengah mengeluarkan gundukan kekesalannya.

Setiap harinya, ia datang dengan teriakan yang lebih kencang. Mungkin bocah pirang tersebut tidak menyadari keberadaan seorangpun disana. Mungkin. Dan dari sana, rasa penasaran seorang Midori Nagamasa menggerogoti untuk mengikuti dan sekedar ingin tahu tentang dirinya.

Satu hal yang Midori tak pernah mengerti dari adik kelas pirang tersebut adalah wajah polosnya yang selalu terlihat tak nampak frustasi dan terlihat memiliki beban. Tetawa bersama temannya saat Midori tak sengaja berpapasan dengannya. Ia bercanda seolah hidupnya terasa begitu ringan bagaikan kapas.

Sedikit menoleh pada bocah pirang yang asik tertawa itu, entah kenapa Midori memasang raut sedih.

Hei, apakah menyenangkan memakai topeng seperti itu?—Batin Midori bertanya-tanya.

Bel pulang berdenting, hujan turun cukup deras. Kebanyakan orang memilih menunggu sampai hujan reda.

Dan apakah kau tahu apa yang ditangkap oleh manik kelabu yang indah? Seorang adik kelas berambut pirang berlari keluar gedung sekolah, hujan-hujanan tanpa pikir panjang, menutupi kepalanya dengan tasnya. Midori yakin, apa yang bocah itu lakukan adalah hal bodoh.

Dengan cepat, Midori membuka payungnya, mengikuti adik kelasnya itu berjalan meskipun Midori tidak tahu kemana bocah itu pergi. Toh intinya ikuti saja.

Sampai akhirnya bocah itu berhenti dan duduk.

Ia duduk di dekat taman, memeluk tasnya. Menggigil kedinginan seolah menunggu seseorang. Midori segera melihat sekeliling, mencari toko yang menjual payung bening untuk diberikan pada bocah tersebut.

Siapa yang kau tunggu?—Midori bergumam menuju toko payung itu, sesekali menoleh pada bocah pirang tersebut dan tersenyum sendu.

Setelah didapatnya payung , Midori mendekati Si pirang dengan memegang payung itu. Memperhatikan adik kelasnya yang terus saja memeluk erat tasnya dan menunggu.

Memangnya aku siapa?—dan niat memberikan payung itu ia urungkan, memilih pulang dan mencoba mengabaikan anak tersebut.

Jangan terlalu lama dibawah hujan.

ooo FIN? ooo

saya nggak tau nulis apa, ini cuma coretan yha ngilangin bebeb webe.

Mohon kritik dan sarannya :")

Salam kecup pake cium dari Haisaki.