Valentine Day
.
.
By Mei Hyun
.
.
Pair : HaeHyuk
Rate : M
Genre : Romance
Warn : BL, typo(s), dsb
.
.
.
.
.
Seorang laki-laki dengan penampilan sangat tertutup terlihat berjalan dengan langkah gontai melewati sebuah jalanan yang sudah tak begitu ramai. Kedua tangannya yang mengepal ia masukkan ke dalam saku jaket tebal yang ia kenakan. Wajahnya yang setengahnya tertutupi oleh masker seolah tenggelam dalam balutan syal yang melingkar penuh di lehernya. Sorot matanya terlihat lelah, namun matanya menyipit seperti sedang tersenyum ketika sebuah suara menyapanya dari kejauhan.
"Hyukie~" Seorang perempuan yang memiliki wajah mirip dengannya melambaikan tangan padanya.
Ia hanya menganggukkan kepalanya sebelum mempercepat langkahnya.
"Kau ini darimana saja? Kenapa pulang selarut ini?" Perempuan itu mengelus helaian rambut laki-laki bernama lengkap Lee Hyukjae tersebut dengan sayang sebelum raut kesalnya berubah menjadi raut khawatir. "Apakah begitu dingin? Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya panik, sambil menyentuh dahi Hyukjae.
"Gwenchana noona. Aku tidak apa-apa." Hyukjae melepas lilitan syalnya, membuka masker di wajahnya, lalu tersenyum pada Lee Sora, kakak perempuan satu-satunya. "Tadi aku mengunjungi Ryeowookie, lalu di jalan aku bertemu dengan teman SMAku. Aku mengobrol dengannya sampai lupa waktu hahaha." Cengir Hyukjae.
"Kau ini..." Sora menggelengkan kepalanya. "Tapi kau terlihat begitu lelah dan seperti begitu kedinginan." Sora masih menampakkan raut khawatir di wajah cantiknya.
"Aku berpenampilan seperti itu karena aku tidak ingin ada ELF yang menyadari keberadaanku. Noona tahu sendiri bukan statusku saat ini?" Sora hanya mengangguk. "Mereka tidak bisa mengambil fotoku dan mengunggah ke media sosial sembarangan sebelum aku menuntaskan kewajibanku pada negara." Sora kembali mengangguk.
"Baiklah, kalau begitu ayo cepat masuk sebelum fansmu menyadari keberadaanmu dan diam-diam mengambil fotomu." Sora membalikkan tubuh Hyukjae secara paksa dan mendorongnya masuk ke dalam sebuah toko kue yang pintunya setengah tertutup, tanda bahwa toko itu sudah tidak bisa melayani pembeli lagi, sudah tutup.
"Oh... Bayi tampanku sudah pulang ternyata."
Ini adalah suara ibu Hyukjae. Wanita yang masih terlihat cantik di umurnya yang sudah tak muda lagi ini segera menghampiri anak laki-laki kebanggaannya itu dan memeluknya erat. Ia juga mengecup dahi, pipi kiri dan pipi kanan Hyukjae. Namun sebelum bibirnya menyentuh bibir sang anak, sang anak sudah lebih dulu menginterupsi apa yang akan ia lakukan.
"Cukup eomma. Sampai disini saja. Aku bukan Kyuhyunie." Hyukjae mencebikkan bibirnya yang membuat sang eomma tertawa.
"Aigoo~ Sekarang kau malah terlihat imut. Ahh... Eomma gemas sekali melihatmu bayi tampan." Sang eomma mencubit kedua pipi Hyukjae yang membuat raut wajah Hyukjae mengeruh seketika.
"Ya~ Umurku sudah 30 tahun. Aku bukan bayi lagi." Protes Hyukjae yang membuat eomma dan noona nya tertawa.
"Walaupun sudah kepala 3, kau tetap bayi kecil kami, my baby boy." Sora mengusak kepala Hyukjae dengan gerakan sedikit kasar yang membuat Hyukjae mendengus.
"Berhenti melakukannya." Protes Hyukjae tak terima.
"Hei, hei, ada apa ini?"
Sang kepala keluarga yang baru saja muncul segera bergabung bersama istri dan anak-anaknya dengan raut wajah penasaran yang begitu kentara.
"Aniyo appa, hanya menggoda bayi tampan kita." Sora mencolek dagu Hyukjae yang membuat Hyukjae mendecak sebal.
"Kalian ini senang sekali membuatnya kesal." Sang kepala keluarga hanya bisa menggelengkan kepalanya saat anak sulungnya kembali menggoda anak bungsunya. "Oh iya Hyukie, kau benar-benar ingin menginap disini? Tidak ikut pulang bersama kami?"
Hyukjae menggelengkan kepalanya. "Tidak appa. Besok pagi-pagi sekali aku ada janji dengan temanku. Tempat janji bertemu kami lebih dekat dari sini dibandingkan dari rumah. Aku menginap disini saja."
Appa Hyukjae mengangguk. "Baiklah, kalau begitu kami pulang dulu." Pamit appa Hyukjae sebelum membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju pintu toko.
"Semuanya sudah beres. Kau tinggal mengunci pintu ini dan mematikan lampunya sebelum kau naik ke lantai atas." Ucap Sora sebelum keluar dari toko. "Oh iya! Lupa! Satu lagi!" Sora kembali membalikkan tubuhnya, menghadap Hyukjae. "Di atas ada kejutan untukmu. Mm... Anggap saja kado valentine. Bye bye~" Sora mengerlingkan sebelah matanya sebelum berlari meninggalkan Hyukjae dan masuk ke dalam mobil.
Hyukjae mengerutkan keningnya. "Kejutan?" Gumamnya pelan. "Tidak mungkin Sora noona membelikan kado valentine untukku. Mungkin dari ELF."
Hyukjae segera mengunci pintu dan mematikan lampu, sebelum ia beranjak menuju lantai dua bangunan tersebut.
.
.
"Eoh?" Hyukjae tertegun. Matanya menatap bingung objek di depannya. "Apa-apaan ini? Kenapa ada begitu banyak lilin disini? Apa lampu di ruangan ini mati? Atau kabelnya bermasalah?" Monolog Hyukjae, saat kaki jenjangnya melangkah memasuki satu-satunya kamar tidur di toko tersebut.
"Apa ini yang noona maksud dengan kejutan? Heuh... Ada-ada saja. Ini musibah namanya, bukan kejutan." Hyukjae memajukan bibirnya sejenak sebelum matanya mengedar ke seluruh penjuru ruangan.
Namun...
"Waaa~~" Hyukjae menjerit cukup kencang kala ia merasakan sesuatu yang tanpa sengaja terinjak oleh telapak kakinya. "A-apa yang kuinjak tadi? Kenapa permukaannya dingin?" Hyukjae bergidik antara takut dan jijik kala pikirannya melayang ke suatu objek yang ia perkirakan sebagai sesuatu yang telah ia injak tadi.
"Tidak mungkin kecoa kan? Ta-tapi bisa jadi. Bukankah kecoa menyukai tempat-tempat gelap atau temaram seperti ini?" Gumam Hyukjae. Tiba-tiba ia menjadi gelisah sendiri ketika ia mengingat sebuah artikel yang menyatakan bahayanya menginjak tubuh kecoa secara langsung.
"A-aku akan baik-baik saja. Sekarang ke kamar mandi. Cuci kaki bodoh ini, lalu tidur." Hyukjae melangkah dengan sangat hati-hati.
Namun saat ia hampir mencapai pintu kamar mandi...
"AAAAA~~~"
Kali ini Hyukjae benar-benar menjerit. Mungkin jika toko-toko yang ada disebelah tokonya ini masih buka, karyawan dan pemiliknya bisa mendengar jeritan Hyukjae dengan sangat jelas.
"Sssttt... Tenang sayang. Ini aku."
Deg!
'Suara ini...'
Nafas Hyukjae tercekat seketika.
Hyukjae segera meraih kedua telapak tangan yang menutupi kedua matanya secara tiba-tiba tadi, sebelum membalikkan tubuhnya.
"Happy Valentine sayang. Saranghae."
Hyukjae masih terpaku, begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sementara itu objek yang ia pandang dengan sangat intens telah memajukan tubuhnya dan membawa bibir penuh Hyukjae ke dalam ciuman lembut yang sarat akan kasih sayang.
"Hmphmm..." Desahan halus Hyukjae mau tak mau keluar begitu saja kala salah satu tangan laki-laki yang ada di hadapannya itu terangkat dan mengelus tengkuk Hyukjae dengan gerakan perlahan, sekaligus menyadarkan Hyukjae dari keterkejutannya, yang membuat laki-laki berwajah manis itu memejamkan kedua mata indahnya dan mulai menikmati ciuman itu.
"Eungh... Haehh..." Kedua tangan Hyukjae terangkat dan meremas kedua bahu laki-laki bernama lengkap Lee Donghae itu, lalu sedikit mendorongnya. Pesan nonverbal agar laki-laki itu menghentikan ciumannya.
Donghae menjauhkan wajahnya dari wajah Hyukjae, lalu menyunggingkan senyum hangatnya pada Hyukjae.
Hyukjae membalas senyuman itu dengan senyum manisnya. Namun beberapa saat kemudian senyuman itu hilang, berganti dengan raut khawatir.
Hyukjae menangkup wajah Donghae dengan kedua tangannya. Diperhatikannya wajah yang jauh lebih tirus dari saat terakhir kali ia melihatnya. Mata teduhnya pun terlihat sedikit sayu. Ia benar-benar sedih melihat keadaan laki-laki yang sangat dicintainya ini.
"Ada apa heum?" Donghae yang merasakan ada yang aneh dengan kekasihnya ini segera menangkup wajah Hyukjae dengan kedua tangannya dan mengusap-usap kedua pipi Hyukjae yang menirus dengan kedua ibu jari tangannya. Perasaannya saat ini sama dengan Hyukjae. Sahabat sekaligus kekasihnya ini terlihat jauh lebih kurus dari saat terakhir kali ia melihatnya. 'Latihanmu pasti begitu berat' batin Donghae sedih.
Tangan kanan Hyukjae menyentuh pipi kiri Donghae dan mengusapnya lembut. "Kenapa kau datang kemari? Kau masih sakit bukan?" Kekhawatiran di wajah Hyukjae terlihat semakin jelas.
"Aku sangat merindukanmu sayang." Donghae memajukan tubuhnya. Mengecup dahi Hyukjae cukup lama, lalu membawa tubuh kurus itu ke dalam pelukannya. "Aku sudah cukup sehat sekarang. Jangan khawatir." Donghae mengusap-usap punggung Hyukjae.
"Kau sekarang jauh lebih tirus dari saat terakhir kita bertemu. Kau pasti tidak mau makan ya?" Hyukjae membalas pelukan Donghae dengan erat. "Kau ini masih saja keras kepala walau sedang dalam masa menjalankan kewajiban negara."
Donghae tersenyum mendengarnya. "Rasanya sangat sakit ketika menggerakkan anggota tubuhmu. Kau tahu sendiri bukan, penyakit itu ada di sekitar wajahku. Tentu saja napsu makanku berkurang banyak." Donghae terkekeh pelan. "Kau juga tampak begitu kurus Hyuk. Apa kau tak makan dengan baik disana?"
Hyukjae mengeratkan pelukannya sebelum menjawab. "Aku makan dengan baik. Mungkin tubuhku mengurus karena latihan yang berat dan karena faktor lain seperti stress mungkin" 'karena setiap harinya aku begitu merindukanmu' lanjut Hyukjae dalam hati.
Donghae melepaskan pelukan mereka dan meletakkan kedua tangannya di kedua bahu Hyukjae. "Stress karena apa? Apa kau mempunyai masalah disana?"
Hyukjae tersenyum. "Jangan khawatir. Hanya stress biasa seperti stress menghadapi para member. Bukan hal gawat seperti yang kau pikirkan." Hyukjae mengusap rambut Donghae yang sudah mulai memanjang. "Haahh... Enak sekali bisa memiliki rambut sepanjang ini." Hyukjae memainkan poni Donghae.
"Siapa yang mengatakannya huh? Aku harus memotong pendek rambutku sebelum kembali ke camp." Donghae merapikan rambutnya yang tadi sempat Hyukjar mainkan. "Rambutku bisa sepanjang ini karena aku sakit. Apa kau tidak lihat rambut Siwon dan Changmin? Seharusnya rambutku seperti mereka."
Hyukjae mencebikkan bibirnya. "Setidaknya rambut kalian lebih panjang dari rambutku. Aku terlihat buruk dengan model rambut seperti ini."
Donghae tertawa. "Salahmu sendiri menolak ajakan kami untuk mendaftar di kepolisian."
Hyukjae tidak menanggapinya. Ia hanya mengerucutkan bibirnya dengan raut sebal di wajahnya.
Donghae yang menyadari kekesalan Hyukjae segera menuntun Hyukjae ke satu-satunya ranjang di ruangan itu. "Lihat! Aku sudah mempersiapkannya untukmu. Apa kau suka?"
Hyukjae melirik ke ranjang dengan wajah tanpa minat, namun sedetik kemudian mata indahnya melebar.
"I-ini bunga mawar?" Tanyanya sambil menunjuk obyek berbentuk hati berwarna merah yang ada di tengah-tengah ranjang berukuran king size itu.
"Hu'um." Gumam Donghae mengiyakan.
Beberapa saat kemudian, Hyukjae seperti mengingat sesuatu. Ia lalu menolehkan wajahnya ke arah pintu kamar tersebut. "Apa disana ada kelopak mawar yang tertinggal?" Tanya Hyukjae pada Donghae dengan tangan yang menunjuk ke tempat yang dimaksud.
Donghae tampak berpikir sejenak. "Sepertinya iya. Tapi aku tidak tahu itu memang tercecer atau Sora noona yang sengaja menebarnya disana."
Hyukjae mengusap dadanya dan menghembuskan napasnya lega.
"Memangnya ada apa Hyukie? Kenapa ekspresimu seperti itu?" Tanya Donghae heran.
"Tidak... Kupikir tadi aku menginjak kecoa. Ternyata kelopak mawar."
Donghae tertawa keras mendengarnya.
"Ya! Tadi aku benar-benar panik saat aku mengira jika aku telah menginjak seekor kecoa tanpa sengaja. Apa kau tak pernah membaca artikel tentang bahaya kecoa? Kenapa kau tertawa seperti itu?"
Donghae berusaha menahan buncahan tawanya, menetralkan napasnya, lalu memeluk Hyukjae dari samping dan mencium gemas pipi kiri Hyukjae. "Maafkan aku sayang... Aku hanya berpikir, bukankah kecoa dan kelopak mawar perbedaannya sangat jauh? Kalau kau menginjak kecoa, kau pasti bisa langsung merasakan cairannya mengenai kakimu dan ketebalannya juga pasti berbeda dengan kelopak mawar bukan?"
Hyukjae berpikir sejenak. "Aku hanya merasakan sensasi dingin di telapak kakiku, jadi kupikir... ah! Sudahlah! Tidak tahu!" Hyukjae menggembungkan pipinya yang membuat Donghae mencium pipi kiri Hyukjae beberapa kali karena gemas dengan kekasihnya itu.
"Lalu bagaimana dengan kejutanku? Apa kau suka?"
Hyukjae melirik Donghae sebentar, sebelum pandangan matanya menyapu seluruh penjuru ruangan tersebut.
"Ini sangat romantis. Indah sekali. Dan... Seperti bulan madu saja."
Gerutuan Hyukjae di akhir kalimatnya membuat Donghae semakin memeluk erat tubuh Hyukjae, kali ini dengan posisi Donghae yang memeluk tubuh Hyukjae dari belakang.
"Memang itu tujuanku"
"Engh..."
Desahan itu mengalun begitu saja sebelum Hyukjae sempat membalas ucapan Donghae. Itu karena kekasih tampannya langsung menyerang lehernya dengan ciuman bertubi-tubi sesaat setelah ia berucap tadi.
"Haehhh..." Kali ini bukan hanya ciuman saja. Jilatan dan gigitan-gigitan kecil pun turut Donghae lakukan di leher putih Hyukjae.
"Bolehkah? Aku sudah lama sekali tidak menjamahmu. Aku merindukanmu Hyukie. Sangat merindukanmu." Gumaman dengan nada rendah itu membangkitkan gairah Hyukjae.
"Tapi Hae, besok pagi aku ada janji dengan teman-temanku. Akuhh-"
"Batalkan. Ubah menjadi besok malam saja." Donghae kini membuka jaket tebal Hyukjae dan mengelus sisi kanan dan kiri tubuh Hyukjae dengan gerakan perlahan. "Aku sangat merindukanmu Hyukie, dan besok sore aku harus kembali ke camp. Kumohon habiskan waktumu bersamaku hingga besok sore." Donghae menghentikan kegiatannya dan memeluk tubuh Hyukjae erat.
Hyukjae tersenyum dan melepaskan tubuhnya dari kungkungan tubuh Donghae, ia lalu membalikkan tubuhnya dan mengelus pipi kiri Donghae. "Baiklah. Aku akan menghubungi temanku sekarang."
Hyukjae meraih jaketnya yang diletakkan begitu saja di pinggir ranjang oleh Donghae. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya.
"Yeoboseyo. Suie..."
Donghae yang melihat Hyukjae sibuk bertelepon dengan temannya, memposisikan dirinya di belakang Hyukjae dan memeluk tubuh Hyukjae dengan erat. Hidungnya mengendus aroma yang begitu dirindukannya itu, yang membuat Hyukjae menggeliat tak nyaman.
"Hae..." bisik Hyukjae pelan sambil menjauhkan sedikit ponselnya dan menoleh ke arah Donghae.
"Lanjutkan saja teleponmu sayang, aku hanya ingin memelukmu seperti ini." Ucap Donghae dengan bisikan yang tak kalah pelan dari bisikan Hyukjae.
Namun janji hanyalah janji. Buktinya bibir nakal Donghae mulai mengecupi area leher dan tengkuk Hyukjae. Bahkan sesekali ia menjilat dan menggigit-gigit kecil area itu.
Bertanya kenapa tidak menghisapnya juga?
Donghae masih cukup waras walau napsunya sudah memuncak. Ia sadar jika ia melakukan hisapan, bekas hisapannya tidak akan hilang bahkan sampai kekasih manisnya ini kembali ke camp. Ia tidak mau kekasih manisnya ini tertimpa masalah akibat kebodohannya.
"Donghaehh..." Hyukjae menjauhkan ponselnya dan mendesah pelan kala tangan nakal Donghae ikut berpartisipasi menggerayangi tubuhnya. Tangan itu merabai tubuh bagian depan Hyukjae, dari dada hingga ke perut. Naik turun beberapa kali hingga kedua tangan itu bertengger indah di atas kedua dadanya. Di depan kedua nipple-nya lebih tepatnya.
"Hhh..." Hyukjae berusaha menahan desahannya kala ia kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya. 'Donghae sialan!' Makinya dalam hati. 'Kenapa juga bernegosiasi dengan mereka begitu susah?' Hyukjae melirik ponselnya dengan tatapan tajam.
"Hyukie... Kalau malam ada teman kita yang tidak bisa ikut. Dia bilang ada janji dengan kekasihnya." Ucap suara di ponselnya.
"Aku lebih tidak bisa lagi mhhh... Kau tahu sendiri bukan jika aku sedang dalam masa wajib militer? Aku hanya punya waktu hari ini sampai besok sore bersama kekasihku. Hhh..."
Hyukjae berusaha berbicara senormal mungkin dengan susah payah. Kekasih tampannya benar-benar tidak bisa diajak kompromi!
Tapi tak dapat dipungkirinya juga ia menikmati setiap sentuhan yang kekasihnya ini berikan pada setiap lekuk tubuhnya. Tentu saja... Ini karena keduanya sudah sangat lama tak bertemu. Mereka begitu merindukan sentuhan satu sama lain.
"Apa ia tidak bisa memindahkan janjinya ke waktu yang lain? Dia punya banyak waktu luang bukan? Ayolah... Kumohon... Tolong aku... Aku bahkan tidak tahu kapan aku mendapat waktu libur lag-Ahhh..."
"Kau kenapa Hyukie?"
Hyukjae gelagapan. Ia menolehkan wajahnya ke arah Donghae dan memberikan glare-nya pada kekasihnya itu. Donghae hanya meringis dengan ekspresi wajah memohon maaf.
"Tidak.. Hanya memijat kakiku saja. Tadi aku terjatuh saat membantu orangtuaku memindahkan barang dan kakiku terkilir." Bohong Hyukjae.
"Syukurlah... Baik, nanti aku akan bicara padanya. Aku akan mengabarimu nanti."
"Baiklah... Terima kasih. Tolong ya..." ucap Hyukjae sebelum mengakhiri panggilannya.
"Bagaimana?" Tanya Donghae dengan raut wajah bersalah. "Maafkan aku karena aku begitu egois, tapi-"
"Ssttt" Hyukjae menempelkan jari telunjuknya di depan bibir Donghae. "Bukan salahmu. Ini karena aku tidak tahu kau mendapat libur juga. Kalau aku tahu, sejak awal aku pasti akan memilih menghabiskan waktuku bersamamu dan membuat janji dengan mereka di hari lain." Hyukjae mengecup bibir Donghae sebelum menyunggingkan senyumnya. Senyum menenangkan yang Donghae sukai.
"Lalu kenapa tidak mengatur ulang janji kalian di hari lain kalau memang besok malam tidak bisa?" Tanya Donghae sambil menempelkan keningnya dengan kening Hyukjae.
"Itu karena mereka sudah terlanjur mengatur janji dengan orang lain di hari lain, jadi agak susah menemukan waktu yang tepat. Lagipula lusa aku sudah harus kembali ke camp. Aku ingin menghabiskan hari terakhir liburku bersama member dan keluargaku."
Donghae tersenyum dan mengecup dahi Hyukjae.
"Jadi, bisakah kita melanjutkan kegiatan kita yang tertunda?" Tanya Donghae pada Hyukjae.
"Tentu saja." Sahut Hyukjae sambil mengerlingkan mata kanannya.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
Annyeong~
Apa kabar?
Maaf yah lama ga nongol, utang juga masih belum lunas *lirik judul-judul yang belum selesai"
Maaaaafff~~~ banget! *deepbow* ini karena kesibukan kuliah saya.
Menjelang tahun-tahun terakhir susahnya luar biasa! Kalau ada waktu luang, cuma cukup untuk ngerjain tugas-tugas n istirahat. Sekali lagi mohon maaf *deepbowagain*
Tapi saya akan berusaha untuk update fict-fict yang belum selesai walau nanti jangka waktu updatenya ga manusiawi *mianhae*
Harap pengertiannya ne~
.
Oh iya! Ini no edit loh ya, jadi maaf kalau ada banyak typo yang bertebaran. Ngetiknya juga di hape. Sekali jadi langsung update, saking kangennya update ff xD
Dan bagi yang udah ngarep adegan 18+ di ff ini, mohon maaf.
Adegannya ada di chap selanjutnya, yang akan saya update besok hehehe *mau cari inspirasi dulu #plakk xD*
See ya on next chap~
Happy Valentine's Day
.
.
14.02.2016
Mei Hyun
