disclaimer masashi koshimoto
speak now by chimi wila
warning: ooc, bnyak typo dll
Hujan begitu deras mengguyur kota konoha, membuat gedung, jalanan dan pepohonan basah. Tak sedikit orang berteduh untuk menghindari kebasahan dan banyak pula yg telah membuka payung untuk melindungi diri dari derasnya hujan. Anak- anak kecil berlarian menawarkan jasa payungnya kepada setiap orang lewat. Hujan tak menyurutkan niat mereka untuk mengais rezeki.
Hujan pulalah yg tak mengurungkan niat sepasang insan berdiri berdiri berhadapan di tengah taman kota. Mereka tak ada niat sedikitpun untuk sekedar berteduh apalagi menyeruput teh hangat yg ditawarkan café dekat tempat itu. Mereka masih saling diam, menatap satu sama lain, mencoba mengurai arti dari pandangan itu. Pemuda berambut raven dengan gaya ala pantat ayam yg telah luntur di guyur hujan masih menatap gadis bersurai pirang, kekasihnya. Menyelami manik sapphire yg begitu menenangkan dan menyusuri keindahan raut wajah yg terbasahi air hujan namun tetap tak mengurangi kecantikan dari sang pujaan. Bibirnya ingin terbuka namun terkatup kembali , ada rasa berat di hatinya. Benar-benar berat hingga membuat pria itu tersenyum miris.
"Ino, maafkan aku"
"Aku ingin kita akhiri saja"
JDUUUUUUAAAAAARRRHHHH
Dua kalimat itu bagaikan sebuah petir yg menyambar hati gadis bernama ino itu. Shock, sudah pasti. Sakit, tentu saja. Benarkah apa yg didengarnya?tidak, tidak mungkin. Ino mencoba menepis kata-kata itu. Slama 4th berpacaran dengan pria itu, tak ada sedikitpun permasalahan yg serius, jikalau ada pasti akan dibicarakan baik-baik. Lantas hal apakah yg membuat pria yg dicintainya mengucapkan hal itu. Ini pasti lelucon… yah, ini pasti lelucon, kekasihnya pasti tengah mengerjainya.
"hehehe,, kalau itu lelucon, kau berhasil membuatku patah hati sasuke-kun", ucap ino tersenyum tipis.
"aku tak bercanda ino… aku serius",
Senyum ino lantas menghilang, matanya mulai berkaca-kaca mengeluarkan cairan bening hingga mengaburkan pandanganya."katakan ini leluconmu, sasuke", ino menggoncangkan tubuh sasuke meminta agar sasuke tidak serius dengan ucapanya.
"maaf ino"
Hanya itu yg terucap dari bibir uchiha bungsu dan melepaskan tangan ino dari tubuhnya yg mencengkram erat.
"kenapa? K-kenapa…hiks? Selama ini hiks kita slalu baik-baik saja hiks hiks tapi mengapa kau menginginkan kita putus? Katakan sasuke.. apa salahku padamu hiks hiks .. biar nanti bisa ku perbaiki, tak perlu sampai putus gini kan, jawab sasuke apa yg menyebabkanmu ingin putus denganku.. JAWAB SASUKE?" raung ino, ia sudah terisak, ia tak sanggup lagi, hatinya begitu sakit, rasa sakit itu begitu menggebu-gebu menghantam dirinya hingga terasa ngilu di seluruh tubuhnya. Ia pandangi wajah sasuke yg masih bungkam, meminta jawaban atas kemelut pertanyana di benaknya.
Sasuke masih tetap diam memandangi wajah mantan kekasihnya yg masih terisak, wajahnya masih tetap datar tapi entah apa yg ada dlm benaknya.
"maaf, kita tak lagi bisa bersama"
Dengan satu kalimat itu, sasuke pergi meninggalkan ino yg masih tersedu sedan. Ino terduduk dan memegangi dadanya yg terasa begitu sakit, ada rasa sesak seakan tiada lagi pasokan udara dlm rongga dadanya. Tangisnya semakin keras menyadari sasuke tlah pergi dari genggamanya, pergi meninggalkanya tanpa menjelaskan apa sebabnya ia memutuskan hubungan denganya. Rasa sesak, sakit dan kecewa bercampur jadi satu menghantam telak hati ino. Ia begitu rapuh, gadis yamanaka yg slalu riang kini mengangis pilu dlm diam, tanpa kata. Menangis dlm derasnya hujan. Tak pedulikan tubuhnya yg menggigil kedinginan, tak pedulikan bibirnya yg membiru, yg ia butuhkan bagaimana rasa sakit di hatinya bisa hilang. Ia berharap saat hujan berhenti maka luka ini pun akan luntiur bersama air hujan. Semoga saja.
Selama beberapa hari setelah kejadian itu, ino selalu mengurung diri, bahkan ia lupa makan atau sekedar merawat diri seperti hobinya. Waktunya ia habiskan hanya untuk merenung, melamun dan menangis. Penampilanya sangat kacau, siapapun yg melihatnya pasti mereka tak menyangka bahwa dia adalah seorang penyanyi terkenal saat ini. Sudah banyak job yg di tolaknya hanya untuk mengurung diri tak penting itu.
shion sang manager dibuat kelimpungan olehnya, ia harus mencari alasan atas ketidak munculanya dlm acara-acara televisi. sang manager juga tak mengerti atas sikap ino yg menjadi begitu tertutup, padahal dulu ino selalu bercerita jika ia memiliki masalah, entah itu masalah dngn kekasihnya ataupun keluhan tak penting dari gadis blonde itu. ia hanya terheran ketika hikari yamanaka, ibu ino, menelpon dirinya untuk membujuk ino bicara sedikit saja, atau mengajak mengobrol. jadilah ia di sini, berdiri tepat di depan kamar ino bersama teman ino yg lain, ada tenten, karin, fuu, chouji dan shikamaru, dngn kunci cadangan yg di berikan ibu ino, mereka semua masuk ke dalam kamar ino. sungguh, mereka menatap ngeri dengan keadaan kamar ino yg lebih mirip kapal pecah, banyak barang barang yg berhamburan di lanta. "sebenarnya ada apa denganmu ino? batin mereka semua.
ino tetap tak bergeming atas kedatangan manager dan teman-temanya, mengacuhkanya setiap teman-temanya mengajak bicara, ia hanya membungkam seribu bahasa,. ia tahu, ini pasti ulah ibunya yg mengundang mereka ke rumahnya. wajar saja ino, jika ibumu melakaukan itu jika kau terus mengurung diri di kamar tanpa makan, pastinya itu akan membuat ibumu khawatir bukan?.
mereka menyerah atas tindakan ino yg mengacuhkanya, satu per satu dari mereka akhirnya keluar dan berpamitan pulang, shikamaru meletakan sesuatu di meja rias milik ino sebelum akhirnya dia menyusul yg lain.
ino menggeram kesal, matanya berubah tajam. bagaimana tidak, ketika ino yg penasaran dengan apa yg di letakan shikamaru yg ternyata sebuah undangan dan yg membuatnya terkejut adalah nama mempelai yg tertera di sana. uchiha sasuke dan haruno sakura. ya.. uchiha sasuke pria yg di cintaainya, uchiha sasuke pa... ralat mantan pacarnya akan menika!AKAN MENIKAH! oh tidak, bahkan belum genap seminggu dia putus denganya, tiba-tiba saja ada undangan pernikahan darinya, ini gila.. INI GILA! semudah itukah sasuke melupakan ino, semudah itukah sasuke mencari penggantinya. dan lagi, kenapa harus dengan haruno sakura? kenapa harus dengan sahabat masa kecilnya. oh tuhan,,, apakah kau tengah diri ino laksana jatuh ke dalam jurang tak berdasar. ino merasakan tubuhnya meleleh, air matanya telah terurai sejak tadi, isakan terdengar begitu kencang, ia tak tahu lagi harus bagaimana? ia tak tahu lagi apa yg ia rasa, hatinya begitu hancur berkeping-keping. inikah akhir segalanya, akhir cintanya, ino tersenyum getir, apakah kebahagian itu hanya cerita pemanis dlm dongeng saja? apakah kebahagiaan itu tak ada untuknya? kenapa semua seperti ini, kenapa? menyerah dengan segala yg berkecambuk, ino masih tersenyum getir kala kegelapan menyelimuti pandanganya. ino tak menyadari ada wanita paruh baya yg tak lain ibunya tengah menangis dlm diam, ia mendengar kala ino menangis, meratap. apa yg ia harus lakukan sebagai ibu, "suamiku, andai saja kau masih ada bersama kami".
tbc
Apakah ino mampu bangkit dari sakit hatinya?
review
