Awalnya dia mengira dirinyalah yang terhebat. Dirinyalah yang terbaik. Dirinyalah yang paling tidak membutuhkan siapapun selain dirinya karena ia sempurna. Ia memiliki segalanya, kekayaan, kecerdasan, dan seluruh gadis kecil yang selalu menyerukan namanya tanpa ampun. Dengan kesempurnaan itulah, ia merasa tak ada seorangpun yang pantas bersanding dengannya di sisinya. Dan itu membuat dunianya sangat membosankan karena ia mendapatkan segalanya hanya karena nilai.
"Nee, Ohayou Gochaimasu. Hajimemashite! Watashi wa Sakula Haluno desu. Doozo yoloshiku onegaishimasu,"
Tapi tidak setelah gadis dengan gaya bicara cadelnya yang khas itu datang. Gadis berambut merah muda dengan mata hijau dan senyum mungilnya yang mampu membius seluruh kelas –termasuk dirinya yang berumur 8 tahun saat itu. Haruno Sakura. Bahkan dirinya yang masih kecilpun tahu, bahwa gadis kecil itu tersenyum bukan dari hatinya.
.
Naruto © Masashi Kishimoto-sama
.
SMILE © Kiyuchire
.
Mohon maaf atas kekurangan yang mungkin akan berada dalam fic ini
.
WARNING! SASUSAKU ALERT!
Untuk anak di bawah umur harap menjauh bila tidak merasa cukup umur untuk menerima segala konten dewasa yang mungkin akan muncul
Rated M untuk content dewasa. Tidak akan ada lemon hot di dalam cerita ini
Saya menerima segala bentuk concrit yang paling mencela sekalipun selama itu bukan untuk menjatuhkanku dan untuk meningkatkan kualitasku
Saya tidak menerima flame alay penjatuh. Saat saya menerimanya, saya akan langsung menghapusnya
.
Prologue
.
Awalnya ia tak tertarik sama sekali dengan gadis berambut bak sakura itu. Baginya, gadis kecil itu sama saja dengan gadis-gadis lainnya –bedanya ia tidak menatapnya dengan tatapan memuja atau tertarik menatapnya bagaikan dewa. Ia pikir, gadis mungil itu hanyalah gadis biasa yang tak akan pernah menarik perhatiannya. Gadis biasa dengan senyum penarik perhatian andalannya –yang baginya amat memuakan. Tapi ternyata dugaan dia salah total.
"Wah! Sakura-chan hebat! Bisa dapat nilai 100 dalam soal-soal sesulit ini di hari pertamanya masuk sekolah!"
Teriakan itu mulai menarik perhatiannya saat Sasuke Uchiha –nama laki-laki kecil itu di mana sebelumnya ia sedang melihat nilai 98-nya dengan tatapan bangga. Lalu laki-laki bermata onyx itu hanya berdecih sebal saat gadis sakura itu hanya tersenyum menanggapi tatapan memuja yang dulu menjadi tatapan memuja milik Uchiha Sasuke.
Lalu, ia memilih untuk mengabaikannya seraya berpikir bahwa itu hanyalah kebetulan dan tak mungkin ada yang bisa mengalahkan dirinya. Dirinya dan segala kesempurnaannya.
Dan ia tidak sadar, ia telah meremas kertas ulangan tersebut dengan sebal saat melihat gadis kecil itu kini telah di kerumuni oleh anak-anak kelasnya dan gadis kecil itu hanya tersenyum.
oOo
Waktu terus bergulir. Uchiha mungil terus menikmati kekalahan tak berarti dalam berbagai bidang. Entah itu akademik, maupun non-akademik. Gadis itu terlalu sempurna dalam hal sekolah yang tersembunyi dalam senyum keramahannya. Meskipun Sasuke sudah menambah sangat banyak pelajaran tambahan di rumah untuk membuat Sakura jatuh, namun ia tetap kalah. Bahkan perlahan namun pasti, ia mulai menjadi pusat perhatian menggantikan Uchiha Sasuke.
Ia mulai berpikir, les tambahan apa yang sedang Sakura jalani hingga ia bisa menjadi sesempurna itu? Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjadi penguntit Sakura hari itu. Bagaimanapun caranya, ia harus mengetahuinya agar ia dapat mengalahkan gadis kecil tersebut!
Ia bahkan nekat untuk membolos les tambahannya demi mencari kediaman Haruno Sakura yang ia ketahui dari hasil menguntit. Namun, ia justru terkejut saat melihat tempat sampah di depan kediaman Haruno Sakura yang dipenuhi oleh hal menjijikan bernama kondom. Sejenak, ia terkejut dan memundurkan tubuhnya penuh rasa tak percaya. Namun semua sia-sia saat ia melihat selembar kertas tertempel di depan pagar rumah Sakura.
Ah, akhirnya Uchiha Sasuke menemukan letak kelemahan Haruno Sakura. Hal yang tak pernah diketahui oleh siapapun. Ia mulai tersenyum.
"Uchiha-san?"
Sasuke menengok ke arah asal suara. Gadis mungil itu langsung membawanya menjauh dari tempat itu saat menyadari bahwa dirinya memang adalah Uchiha Sasuke.
oOo
Derapan langkah itu berhenti saat mereka sampai di sebuah taman dekat rumah Sakura. Suasana tentu sudah amat sunyi mengingat hari sudah semakin gelap.
Sasuke hanya menunggu gadis itu selesai mengatur nafasnya saat ia berhenti. Seketika, suara menghening dalam kegelapan malam.
"Jadi, ibumu adalah seorang PSK?" tanya Sasuke to the point yang membuat dirinya merasa menang. Setidaknya, kini Uchiha kecil itu sudah mengetahui rahasia kecil Haruno Sakura. Ia tersenyum penuh kemenangan mengetahui hal tersebut. Hal yang tak pernah diketahui oleh siapapun.
Sakura kecil hanya terdiam tak berani menjawabnya –lebih tepatnya tak berani mengelak maupun mengiyakannya. Sasuke tidak menyadari, bahwa tubuh gadis kecil itu kini mulai bergetar.
"Memalukan. Jadi cara ini yang kamu pakai untuk mendapatkan segala nilai sempurna selama ini? Mungkin ibumu menggoda gurumu dan membuatmu mendapatkan segala bocoran soal ulangan selama–"
–BRUKK!
Onyx-nya melebar saat ia merasa tubuhnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah.
"APA SALAHKU PADAMU SIH, UCHIHA-SAN!"
Suara cempreng khas anak kecil itu mulai menggema di telinga Sasuke. Jantungnya serasa ingin copot saat melihat gadis yang selalu tersenyum dan tertawa itu kini mulai menitikkan air matanya –hal yang benar-benar baru kali ini ia lihat.
"Aku gak ngelti. Kenapa kamu selalu menatapku dengan tatapan benci. Itu sebabnya aku gak pelnah belani nyapa atau dekatin kamu. Padahal awalnya aku ingin belteman denganmu sepelti yang lain. Tapi setelah hali ini, AKULAH YANG MEMBENCI UCHIHA!"
Pada saat itu Sasuke kecil baru merasakan apa yang disebut penyesalan ketika Sakura mulai berlari menjauhinya. Ia merutuki kata-kata jahat yang baru saja ia keluarkan dari bibirnya. Kata-kata tak pantas yang tak seharusnya keluar begitu saja menusuk perasaan gadis mungil berumur 8 tahun tersebut.
Dan saat itu ia baru menyadari bahwa selama ini perasaan yang ia tanamkan bukannya perasaan benci.
–Namun kekaguman dan keirian hati.
.
Dan, kali ini ia lebih menyadari penyesalannya ketika–
"Anak-anak, Sakura-chan telah pindah ke Tokyo hari ini. Memang agak sedikit mendadak, namun ia berkata ada hal yang membuatnya harus pindah ke sana,"
–ia menyadari bahwa hidupnya akan menjadi kosong dan membosankan kembali tanpa Sakura Haruno sebagai rival dan motivasi-nya yang tak pernah ia sadari selama ini. Gadis mungil yang tanpa ia sadari telah menarik perhatiannya hanya dengan senyuman manisnya. Senyuman yang baru ia sadari menyimpan amat banyak misteri kehidupannya bersembunyi.
TO BE CONTINUE
.
A/N: yosh. Ini baru prologue. Ini terinspirasi dari manga yang aku lupa judulnya hehehe. Untuk yang nunggu fic-ku yang lain, maaf ya. Aku belum sempet dapet feel-nya jadi baru setengah-setengah jadinya. Maklum aku moody-an hehe.
Oh ya, meski telat, SELAMAT TAHUN BARU YAAAA semoga tahun ini jadi berkah untuk kita semua hehehe
Review please?
Jakarta, 2 Januari 2015 20:40 Oleh author yang lagi bete kehilangan marble banyak gara-gara suatu hal yang membuat koneksi-nya terganggu
