Pairing : Jumin X Mc
Disclaimer : Cheritz
Genre : Angst, Suspense, Romance, Drama
Rate : M for Lime
"nggh"
Ku buka mataku dan yang pertama kali aku lihat adalah sosok Jumin Han yang sedang duduk disampingku sambil membaca buku . Mata yang setajam elang teralihkan oleh gerak gerikku yang sedang mencoba bangun.
"selamat pagi Mc"
Ujarnya dengan senyuman yang biasanya tidak dia lakukan kepada siapapun, kecuali kepadaku.
"selamat pagi Jumin, apa kau tidur nyenyak?"
Tanyaku yang di jawab dengan raut wajahnya yang lembut, tangannya yang besar menghampiri kepalaku dan merapihkan rambutku yang berantakan.
"hanya melihat kau tertidur saja aku sudah merasa nyaman dan tentram, apalagi tidur disebelah mu"
Muka ku memerah karena ucapannya yang sangat manis itu, tangannya berpindah mengelus pipiku dan dagu ku. Rasanya hangat sekali, dan aku ingin kembali tidur disampingnya. Ketika ku memejamkan mataku mencoba lebih meresapi sentuhannya dia tarik tangannya itu dan mengalihkan pandangannya kearah bukunya lagi. Ku bisa melihat telinganya yang memerah entah karena apa.
"hari ini aku akan mengantar mu pulang dan akan menjemput Elizabeeth 3rd"
Perkataannya itu membuatku kaget sekaligus lega, walaupun sedikit tidak percaya tapi akhirnya dia memutuskannya juga. Seketika aku memeluknya karena senang.
"m. . mc. . ."
Gagapnya tak aku hiraukan
"hehehe"
Aku melepaskan pelukan ku dan memberikannya senyuman terbaik ku
"akhirnya kau mau menerima Elizabeth 3rd, sebenarnya aku ingin selalu bersamamu Jumin, tapi. . . ah tidak. . .hanya beberapa jam saja, kita akan bertemu kembali kan?"
Ucapku bersemangat, aku bisa melihat wajah Jumin yang tersenyum senang dan menganggukkan kepalanya, dari senyumannya bisa terlihat kalau dia masih khawatir dengan ku.
"iya tentu saja, tapi aku akan mengantarmu setelah kita selesai makan siang bersama, dan aku ingin makan masakan mu!"
Posisinya yang tadi menyamping dari ku sekarang menghadapku lalu, tangannya yang besar memegang kedua tangan ku dan menatapku dengan tatapan bersemangat.
"Siap bos! Aku akan buatkan masakan paling eeenaaaak di dunia ini! Dan kau pasti akan selalu merindukan makanan ku"
Jawab ku bersemangat dan tak lama kemudian di ikuti dengan suara tawa Jumin yang renyah lalu memelukku, aku hanya bisa memeluknya kembali dan tertawa bersamanya. Entah mengapa, rasanya hati ku merasa sesuatu yang salah telah terjadi. Perasaan tidak enak apa ini, ketika ku memikirkan kegelisahan ku Jumin melepaskan pelukannya dan menatapku dalam.
"apapun yang terjadi aku akan selalu melindungi mu ratuku"
Perkataannya melenyapkan kegelisahanku dan tak lama kemudian menciumku dengan lembut.
.
.
.
Menunggu Jumin pulang serasa menunggu keajaiban datang, dia menjanjikan pulang siang hari, lalu kita akan makan bersama tapi sampai sekarang dia tidak kunjung memberi kabar. Aku tidak ingin pulang, aku ingin disini bersama Jumin, tapi itu tidak bisa, Jumin bisa besar kepala, dan aku harus mengurus pesta besok.
Sekarang sudah pukul 10 malam dan Jumin belum kunjung pulang, aku bosan menunggu bahkan mengobrol dengan Seven, Zen, Yoosung dan juga Jaehee tetap memuatku bosan, makanan yang sudah ku buat siang tadi belum aku sentuh sama sekali dan sudah dingin. Aku hanya tiduran di sofa sambil memegang Hp ku menunggu Jumin menghubungi ku tapi nihil.
CKLEK
"ah! Jumin! Kau pulang?"
Aku bergegas melihat kearah pintu masuk dan yang aku lihat bukanlah Jumin, tetapi seseorang berambut putih ke merah merahan dan memakai masker hitam, di tangannya terdapat pisau yang siap kapan saja dia tebaskan kemanapun dia inginkan.
"ka. . kau? Kau siapa? Mana Jumin?"
Tanyaku gagap, tetap mencari Jumin ku yang entah di mana
"sudahlah sayang, lupakan dia dan ikutlah bersama ku"
Jawabnya sambil terlus berjalan mendekatiku, merasa hal buruk akan terjadi akupunpergi menjauh darinya.
"apa yang kau inginkan?"
Balasku sambil menjauhinya
"aku hanya ingin mengajak mu pergi ke surga dimana siapapun tidak akan pernah merasa sedih dan sakit akan apapun, kau akan senang pergi bersama ku"
Tawarnya, apa yang dia maksud kan? Apa dia ingin mengajak ku mati bersama? Kenapa dia bisa menembus pertahanan bodyguard yang Jumin siapkan di rumah ini?
"apa untungnya kau membawaku pergi? Apa salah ku?"
"kau tidak punya salah apapun, tapi dengan membawa mu pergi yang lain akan ikut bersama mu, pekerjaanku akan lebih mudah"
Jawabnya membuatku terjatuh dari langkahku karena tidak memperhatikan sofa yang ada di belakangku, hal ini menguntungkannya dan dia memegangi tanganku.
"ikutlah dan jangan melawan agar nyawamu selamat"
Tapi aku tak ingin mendengar ucapannya dan mencoba melepaskan cengkramannya yang semakin kuat, dengan susah payah aku melepaskan diri darinya tapi tak lama kemudia dia melayangkan pisaunya kearah ku dan mencoba menebas ku sebelum sepasang tangan yang besar menahannya. kulihat Jumin menahan pergelangan tangan orang berambut putih itu. Dia mencoba melepaskan tangannya dengan menendang perut Jumin dengan keras, membuat Jumin terbatuk batuk, dan yang dia lakukan selanjutnya membuatku terdiam.
Pisau yang tajam itu menancap punggung Jumin, entah berapa kali dia menacapkan benda keras tersebut, aku hanya terdiam melihat darah yang keluar dari badan Jumin yang selalu memeluk ku. Wajahnya yang biasanya memperlihatkan senyuman manisnya padaku berubah menjadi senyuman yang menyakitkan untuk ku.
"ju. . . ju. . . JUUUMIIIN!"
"MC! MC! BANGUNLAH!"
Aku tercekat kaget dan yang kulihat selanjutnya wajah Jumin yang terlihat panik, apa tadi? Apa itu mimpi?
"ju. . jumin?"
Beo ku dengan mata yang mengalirkan airmata dan tanganku yang langsung memeriksa badan Jumin, apakah dia baik-baik saja? Aku memastikan dia tidak terluka sama sekali.
"ada apa dengan mu Mc? Apa kau bermimpi buruk?"
Tanyanya dan aku hanya menangis sambil memeluk badan yang selalu memberikanku kehangatannya.
.
.
.
Akhirnya Jumin mengantar ku pulang ke apartemen Rika setelah dia meredakan tangisku dan membuatku kembali tersenyum. Sepanjang jalan aku mengenggam tangannya seakan tidak mau pergi darinya. Aku tau aku egois, aku tidak ingin kehilangan Jumin.
Sesampainya didaerah dekat apartemen Rika, mobil yang di supiri tuan Kim akhirnya berhenti. Jumin menatapku dan mengelus kepalaku dengan lembut tidak lupa mengecupnya beberapa kali.
"aku tidak ingin kau pulang tapi kau harus pulang, berjanjilah kepadaku besok kau akan datang ke pesta dengan memakai baju yang aku berika dan senyuman terbaik yang selalu kau berikan"
Lirihnya, terasa sekali dia tidak ingin aku pergi darinya, aku mengangguk dan tersenyum lalu dibalas senyuman olehnya, lalu aku keluar dari mobil dan melambaikan tangan kepada Jumin lalu pergi menuju apartemen.
.
.
.
Setelah sampai di apartemen aku pergi mandi lalu terdiam di kasur milik Rika, apakah setelah selesai pesta semuanya akan kembali seperti biasanya? Aku kembali kekehidupan ku dan Jumin akan melupakan ku? Aaaah sudah lah aku yakin Jumin masih menyayangi ku.
Mata ku tertuju pada baju yang Jumin berikan padaku, baju ini terlalu bagus untuk ku, entah berapa lama dia memilihkan baju ini, entah berapa banyak uang juga yang dia keluarkan untuk baju ini. Aku hanya tersenyum membayangkan wajah Jumin yang datar memilih baju baju dan membingungkan Jaehee. Hehe pasti dia lucu sekali.
Setelah memikirkan hal itu aku pergi mencoba lagi baju itu. Entah kenapa bisa Jumin membelikan ku baju yang pas sekali dengan badan ku. Ku berbalik, sambil menatap pantulan tubuhku yang dilapasi gaun berwarna hijau ini di cermin. Badan ku kecil sekali, aku harus lebih banyak makan.
RING RING RING
Dengan secepat mungkin aku sambar Hp ku yang berada di kasur, dan terlihat nama Jumin Han di layar.
"Jumiin~ aku merindukan mu~"
Ucapku manja kepada Jumin dan di respon oleh helaan nafas Jumin yang mengatakan kalau dia merasa asing ketika berada di penthousenya tanpa ada diriku disana.
CKLEK
Nafasku terhenti ketika mendengar suara pintu tertutup dari arah pintu masuk.
"ju. . jumin, tunggu sebentar ya"
Ucapku dan menyimpan Hp ku di meja rias, lalu aku pergi kearah suara yang membuatku penasaran. Siapa yang bisa masuk kedalam apartemen ini, apa Seven? Atau V? dan tenyata pikiran ku salah, yang kulihat adalah orang yang sama dengan orang yang ku lihat dalam mimpi. Jumin. . . . . . .
What should I do with this story?
Next to the next story or not?
Good or Bad Ending?
Jumin or Mc ?
Death or Alive?
You can answer on review
I hope next week can publish the next chapter
if you want me to continue this story
bye~ 3
