Disclaimer:
Bleach © Tite Kubo
Rate: T
Pairing: Hitsugaya X Hinamori
Warning:
Maybe OOC, AU, cerita abal, Typo, dll (dan lupa lagi)
Don't like don't read
RnRnRnRnRnRnRnRnR
Sebuah kisah dimana cinta di pertaruhkan dalam setiap kepingan-kepingan memory yang dapat menghilang kapan saja tanpa ada satupun yang menginginkan nya. Perjuangan cinta mempertahankan setiap kepingan memori berharga dalam kesetiaan.
*Hinamori POV*
Cahaya jingga telah menyelimuti setiap detik berharga di hari ini. Aku melangkahkan kaki ku menyusuri jalan yang sepi tanpa ada seorang pun selain diriku, sesekali angin berhembus menerpa tiap helai rambutku. Saat aku melewati sebuah taman yang memang ku lewati setiap hari, aku melihat sosok remaja laki-laki seumuran dengan ku sedamg duduk di bangku taman sambil menundukkan kepala nya yang di tutupi sehelai handuk mini, karena penasaran akhirnya aku melangkahkan kaki ku menuju kea rah nya.
"Gomenne, apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanya ku seraya berdiri di hadapan nya.
Tanpa berkata apapun ia kemudian mengangkat wajah nya dan mulai menatap ku tajam, seketika ada perasaan takut yang muncul dari dalam pikiran ku. Tetapi perasaan itu menghilang ketika aku menyadari bahwa ia seperti nya sedang terluka.
"Gomen, kenapa wajahmu bisa babak belur seperti itu?" Tanya ku dengan nada agak ragu.
Kemudian ia kembali menatap ku tajam dan dingin sampai-sampai aku merasa seperti membeku.
"Bukan Urusan mu!" jawab nya acuh tak acuh.
Kemudian aku duduk di sebelahnya dan merogoh suku ku untuk mengambil sebuah sapu tangan. Tanpa pikir panjang aku mulai membersihkan darah yang mengalir dari bibirnya dengan sapu tangan ku, tetapi tiba-tiba saja jari-jari tangan nya yang kekar menggenggam erat pergelangan tangan ku dan memberikan tatapan seperti tidak senang kepada ku.
"Hentikan! Apa yang kau lakukan? Aku sama sekali tidak mengenalmu!" katanya dengan nada yang cukup tinggi, seketika aku tersentak kaget mendengarnya.
"Go.. gomen.." kata ku agak bergetar, kemudian ia melepaskan genggaman nya pada tangan ku dan beranjak pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun pada ku. Setelah beberapa saat aku di buat terpaku di buatnya akhirnya ku putuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang ku ke rumah. Setelah sampai rumah aku buru-buru mencatat kejadian waktu di taman tadi di buku harian ku yang selalu ku bawa setiap saat.
RnR
Jam istirahat kali ini aku bersama kedua teman ku Rukia dan Orihime menonton anak-anak klub basket sekolah yang sedang berlatih. Kebetulan sang kapten tim adalah Ichigo pacar Rukia, begitu pula salah satu anggota andalan tim basket sekolah kami adalah pacar Orihime yang bernama Ishida.
Saat sedang seru nya kami menonton tiba-tiba saja mata ku menangkap sosok yang sepertinya tidak asing lagi bagiku.
"di.. diakan.. " kata ku sambil terus menatap kearah sosok tersebut.
"dia? Dia siapa?" Tanya Rukia dan Orihime lalu mereka berdua mulai mengikuti arah tatapan mata ku yang tertuju pada seseorang yang sedang berada di tengah lapangan permainan.
"rupa nya dia yang kau maksud itu..Toushirou Hitsugaya" kaya Rukia sambil menatap kea rah seorang cowok tegap berambut putih seputia salju yang berdiri di tengah lapangan basket.
"apa? Siapa? Toushirou Hitsugaya?" kata ku dengan nada agak tinggi.
"ya, memang nya ada apa dengan Hitsugaya itu? Kau suka pada nya?" Tanya Rukia.
"eh! Tidak kok! Tidak ada apa-apa" kata ku sambil tersenyum pahit pada Rukia dan Orihime.
"aku sarankan kau jangan berhubungan dengan nya" kata Rukia agak serius.
"maksud mu?" Tanya ku tak mengerti.
"Hitsugaya, dia itu anak yang cukup berbahaya, dia merupakan biang pembuat onar di sekolah dan sangat suka berkelah, jadi kami sarankan agar kau tak berhubungan dengan nya"jelas Rukia dan Orihime.
"dari mana kalian tahu soal itu?"Tanya ku yang agak kurang percaya.
"kami di ceritakan oleh Ichigo dan Ishida, kami percaya kata-kata mereka berdua karena mereka mengenal dengan baik sifat Hitsugaya itu." kata Rukia. Aku hanya bisa terdiam. Dalam lubuk hati yang terdalam seperti tidak dapat menerima ucapan dari Rukia dan Orihime, menurut ku Hitsugaya sebenarnya sangat baik dan tidak seperti mereka berdua katakan, entah mengapa aku ingin sekali membantah ucapan kedua teman ku ini tetapi tak bisa.
RnR
Aku duduk terpaku di kursi meja belajar ku, jari-jari ku sedang asyik memainkan bolpoint di atas buku harian ku, jari-jari ku sedang menulis kejadian hari ini, begitupula dengan nama nya. Sebenarnya aku memiliki sebuah penyakit aneh, aku akan kehilangan kepingan2 ingatan ku setelah 13 jam berlalu dari kejadian-kejadian yang telah aku lewati. Itulah sebab nya aku selalu membawa buku harian ku kemana mana tanpa pernah aku tinggalkan. Setelah selesai mengisi buku harian ku, aku langsung mematikan lampu kamar ku dan mulai membaringkan tubuhku di tempat tidur, secara perlahan mata ku mulai tertutup dan terhanyut dalam bunga tidur.
RnR
Hari ini aku pulang agak trlambat karena harus membantu guru ku memeriksa hasil tugas teman-teman sekelasku.
Baru saja aku melangkahkan kaki ku, terdengar suara rebut-ribut dari halaman belakang sekolah, karena penasaran akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu suara ribut apa itu kaget nya diriku ketika melihat seorang anak laki-laki seumuran ku tengah di pukuli oleh segerombolan anak-anak berandalan. Aku langsung bersembunyi di balik tembok agar tidak ketahuan. Saat aku perhatikan dengan seksama ternyata anak yang di pukuli itu adalah Hanataro teman sekelasku, karena tak tahan melihat nya akhirnya aku pun memberanikan diri menghampiri mereka.
"Hey! Apa yang kalian lakukan?" kata ku dengan nada tinggi, seketika pandangan anak-anak berandalan tersebut beralih padaku.
"dasar anak perempuan! Bisa nya mengganggu saja! Mau kami pukul ya?"kata salah satu dari anak-anak berandalan tersebut.
"aku tidak takut! Kalau berani ayo silahkan pukul!" kataku dengan lantang.
"baiklah kalau begitu.. Hyaaaaa!" kata anak tersebut sambil mengarahkan kepalan tangan nya ke wajah ku, lalu aku hanya bisa menutup mata menunggu pukulan hangat yang akan melukai wajah ku. Tapi ….
"Renji hentikan!" kata seorang dari arah belakang anak yang ingin memukulku, kemudian aku mulai membuka mata ku dan siapakah yang aku lihat? Ternyata Hitsugaya ! Dia mulai berjalan mendekati ku.
"dasar bodoh" bisik nya di telinga ku , "ayo pergi!" lanjut nya pada teman-temannya.
Setelah Hitsugaya dan kawan-kawannya pergi aku langsung menolong Hanataro yang telah di pukuli oleh mereka.
"kau tidak apa-apa?"kataku sambil membantu Hanataro berdiri.
"Arigatou," kata Hanataro.
Aku tak habis pikir kepa Hitsugaya dapat melakukan perbuatan seperti ini, ternyata ucapan Rukia dan Orihime tempo hari ada benar nya juga. Tetapi aku bertekad untuk merubah sifat buruk Hitsugaya.
RnR
. Keesokan hari nya aku datang mencari Hitsugaya di kelas nya, Rukia dan Orihime mencoba mencegahku tetapi itu tak berhasil. Aku berjalan penuh emosi kearah tempat duduk Hitsugaya ketika sampai di hadapan nya aku langsung memukul meja di depan nya.
Brakkk!
"dasar pengecut! Hanya bisa menindas orang yang tidak berdaya! Aku sangat membenci mu!" maki ku kepada Hitsugaya, lalu aku menampar nya suasana kelas tersebut menjadi ramai akibat insiden ini, Hitsugaya hanya tersenyum sinis dan mulai berdiri dari kursi nya, sambil mendekatkan tatapannya kepadaku, ia berkata.
"ha! Apa peduliku!" kemudian ia berjalan melewati ku begitu saja. Aku yang kesal kemudian meneriaki nya.
"ya! Berhenti kata ku!" teriak ku pada nya tapi tak di gubris sama sekali.
RnR
Semenjak kejadian itu akhir nya aku memutuskan untuk mengawasi setiap gerak gerik Hitsugaya, bahkan ia pergi kemana pun akan selalu ku ikuti. Sampai pada suatu hari kesabaran nya habis dan menegurku.
"Ya! Apa kau tidak bisa berhenti mengikuti dan menceramahi ku!" kata Hitsugaya dengan nada cukup tinggi
"aku tidak akan berhenti sebelum kau merubah sikap mu"kata ku tegas Hitsugaya mengerinyitkan alis nya dan mengepal erat tangan nya tanda menahan emosi.
"terserah kau saja lah, aku tak peduli lagi" kata Hitsugaya yang kemudian mengalihkan pandangan nya dari ku dan ia berjalan meninggalkan ku.
Sejak saat itu keadaan semakin berangsur membaik, Hitsugaya pun sudah terbiasa dengan kehadiran ku di samping nya.
"hah! Ternyata mengikuti mu itu melelahkan juga" kata ku yang kemudian duduk di atas jalanan.
"ayo cepat naik!" kata nya sambil menengok kearah ku. Aku tersenyum dan langsung naik ke punggung nya.
"Arigatou, ternyata kau sebenarnya baik ya" kata ku yang masih di gendong oleh Hitsugaya.
"jangan GR dulu, aku melakukan ini karena kasihan padamu" kata nya membela diri, walaupun begitu aku sangat senang karena Hitsugaya telah baik padaku, dan aku meras bertambah menyukai nya.
RnR
Ketika di kamar ku, aku berniat menulis buku harian ku. Tetapi tanpa sadar ternyata buku harian ku hilang, betapa panik nya diriku, kemudian aku mencari buku tersebut di setiap sudut ruangan kamar ku tapi tidak ada. Aku memutuskan untuk mencari nya di tempat tadi aku bersama Hitsugaya, siapa tahu saja terjatuh disana tetapi hasil nya nihil, aku menangis sepanjang perjalanan menuju rumahku karena bagi ku buku harian itu merupakan hal terpenting dalam hidupku untuk menjalani kehidupan ku.
Karena terlalu memikirkan buku harian tersebut akhir nya aku jatuh sakit dan terpaksa tidak masuk sekolah. Kepingan memori ku semua nya seakan menghilang tanpa bekas, aku tidak dapat mengigat apapun selain nama ku dan siapa keluarga ku, tetapi aku masih dapat mengingat kedua teman ku Rukia dan Orihime karena aku memiliki foto mereka. Entah mengapa aku separti ingin sekali mengingat suatu kejadiaan yang seperti nya sangat berharga bagi ku.
*Hinamori POV End*
RnR
*Hitsugaya POV*
Seminggu telah berlalu, tetapi tidak ada tanda-tanda kemunculan Hinamori entah mengapa hati ku merasa gelisah jika tanpa kehadiran nya di sisiku. "Tunggu! Toushirou sadarlah! Dia itu bukanlah siapa-siapa bagimu jadi untuk apa memikirkan nya." Batinku. Tetapi walaupun aku tak dapat memungkiri bahwa aku merindukan nya atau mungkin aku mulai menyukai nya.
*Hitsugaya POV End*
RnR
*Hinamori POV*
Setalah entah berapa hari sejak aku tak masuk sekolah aku dapat bertemu dengan teman-teman ku lagi.
"Hinamori akhirnya kau masuk sekolah lagi" kata Rukia senang.
"ah! Iya, aku juga sudah kangen sekali dengan kalian, kira-kira sudah berapa lama kita tidak bertemu?" Tanya ku yang memang terdengar agak aneh.
"kau bisa bercanda juga rupanya, bertanya seperti itu seperti sudah tidak bertemu bertahun-tahun saja, padahalkan baru satu minggu kau tak masuk sekolah" kata Rukia.
"jadi aku tak masuk selama seminggu ya?" kata ku, perasaan ku sungguh gelisah, aku seperti ingin menemui seseorang, tapi siapa? Aku terus mencoba menemukan kepingan ingatan ku tentang orang tersebut tetapi tak bisa.
"oh ya, kita ke lapangan basket yuk!" usul Orihime.
"ide yang bagus, ayo Momo!" kata Rukia sambil menarik tangan ku.
Ketika di lapangan basket aku hanya dapat memperhatikan para anggota tim basket sekolah kami berlatih. Rukia dan Orihime seperti nya sangat senang sekali jika ke tempat ini, mereka masing-masing terus saja meneriakkan sebuah nama yang berbeda, tetapi aku benar-benar tidak ingat dengan orang yang memiliki nama-nama tersebut.
"Momo, kau tidak menyemangati nya?" Tanya Rukia.
"menyemangati siapa maksud kalian?" kata ku bingung.
"Hitsugaya lah, siapa lagi coba?"kata Orihime.
"siapa itu Hitsugaya?"
"jangan bercanda, kau kan selalu mengikuti dia" kata Rukia.
"sungguh! Aku tak mengenalnya" kata ku meyakinkan saat itu juga ekspresi wajah Rukia dan Orihime seperti terheran-heran dengan ucapan ku.
RnR
Kali ini aku berjalan menuju pintu keluar sekolah sendirian karena Orihime masih harus mengerjakan sesuatu di klub nya dan Rukia sudah pulang dengan Ichigo. Tiba-tiba saja aku melihat sosok seorang laki-laki tengah bersandar di samping tembok pintu gerbang. Ketika ia sadar akan kehadiran ku, mata emerald nya mulai menatapku. Pada awalnya aku agak merasa bingung tetapi akhirnya aku memutuskan untuk tidak menghiraukan nya. Toh! Aku sama sekali tak mengenalnya. Tapi setelah aku melewati nya ia menggenggam tangan ku dari belakang hingga membuat ku tersentak. Aku berhenti melangkah dan membalikkan tubuhku ke arahnya, aku menatap nya tajam sehingga pandangan kami saling bertemu. Saat sadar pandangan kami saling bertemu akhirnya aku segera mengalihkan pandangan ku dari matanya.
"Gomen, aku tak mengenalmu, jadi ku mohon lepaskan tangan ku"kataku padanya.
Bukannya melepaskan ku ia malah menarikku hingga jatuh ke dalam pelukannya, aku sangat kaget di buat memelukku dengan sangat erat hingga nafas ku sesak.
"Lepaskan!"teriakku sambil mendorong tubuhnya ke belakang, lalu aku menamparnya lumayan keras, kemudian aku beranjak pergi meninggalkan nya.
"ini yang kedua kali nya kau menamparku" katanya dari arah belakang, aku yang mendengarnya menghentikan langkah ku dan berbalik badan ke arahnya.
"apa maksud mu untuk kedua kali nya?"kataku dengan nada cukup tinggi karena kesal.
~To Be Continue~
Author note
Sebelumnya maaf kalo ceritanya tuh abal dan pasaran, maklumlah saya kan juga manusia. (apa hubungannya)
Sankyu kalo udah mau baca ni cerita yang super duper ancur dan gaje.
Untuk itu dimohon Readers sekalian me Ripiu FF abal buatan saya.
Akhir kata saya ucapkan Terimakasih. (^^) *kayak pidato aja*
