Halloo...

Salam kenal sebelumnya kepada para author dan readers fandom Naruto.

Semuanya bisa panggil saya Blue.

Saya ini dapat di bilang author baru di fandom Naruto ini.

Ya... Fic ini sih tidak juga bisa di bilang fic pertama saya. Karna sebelumnya saya itu bersemayam di fandom Kamichama Karin (ya...cukup bentar di fandom Kamcha itu).

Ok! Anggap saja ini fic pertama saya, karena saya sudah berbulan-bulan bahkan mungkin udah setahun nggak ngetik fanfic. Jadi, harap maklum akan penulisan saya yang amburadul.

Baiklah! Langsung to the point.

.


.

DISCLAIMER: akan selalu sama yaitu aniki saya, Masashi Kishimoto-nii. *Hinata meng-aktif-kan byakugannya, Sasuke ng-aktif-in sharingannya dan Sakura beserta suaminya,Naruto ngeluarin keris sakti turun temurun milik keluarganya. "Kami tak sudi kau jadi adek dari pencipta kami!"~Sakura dan Naruto:"Hei! Sejak kapan aku jadi wong jowo"*

.

Hyuuga Accident © BlueNight Bee

.

Warning: AU, ngaco, rada GeJe, OOT, kependekan, alur kecepetan, bahasa non-baku, typo, miss typo, dan mungkin OOC, karena Blue juga nggak begitu lihai ngebikin yang originalnya.

.

.

Summary: Ha?! Hinata mengandung anak Neji! Padahal Hinata kan isterinya Sasuke. Dan juga, nih fic kan SasuHina. Kok jadi NejiHina sih?! Hancur sudah image keluarga Hyuuga oleh Hinata!

Dan kini, bagaimana dengan Sasuke, suaminya?! Apakah Hinata harus berbohong?! Dan gimana dengan sang aniki?! Ia harusnya bertanggung jawab 'kan?!

.

.

*PROLOG

.

Don't like, don't read

.

.

.

Enjoy...

.

.

"Kalau kau tidak mau, tidak apa-apa. Tou-san tidak akan memaksa!" ujar lembut tetua Hyuuga.

"Benarkah?!" tanya putri sulungnya meyakinkan. Tetua Hyuuga itu mengangguk pelan. Dan...

"Kyaa~ tou-san..." ringkuk Hinata senang sembari mengalungkan tangannya pada leher sang ayah. Senang bukan main rasanya. Bahkan tetua Hyuuga itu sempat terlihat sedikit kesusahan untuk bernapas. Tapi, untunglah hanya sebentar. Hinata sungguh tak menyangka ayahnya akan memberikannya kebebasan untuk memilih pendamping hidupnya. Ya... Selama ini seorang Hyuuga Hinata hanya bisa 24 jam di rumah. Sekolah? Hinata mengikuti Home Schooling. Ya... Membosankan memang, harus seharian di rumah. Jika keluar rumah pun harus di kawal oleh ribuan body guard. Memang hal itu dapat di maklumi, karena keluarga Hyuuga merupakan keluarga terkaya di Jepang setelah keluarga Uchiha. Bahkan untuk tingkat dunia pun, keluarga Hyuuga masih memasuki sepuluh besar.

"Hmm... Kalau begitu bagaimana kalau kita liburan ke Bali?!" tanya Hiashi sang tetua Hyuuga.

Hinata mengangguk cepat. Sedikit aneh memang. Hyuuga Hiashi ayahnya itu ia tahu betul tak menyukai yang namanya 'liburan'. Karena bagi Hiashi sendiri, liburan sama artinya dengan membunuh anaknya sendiri. Apalagi sampai harus keluar negeri seperti ini. Jelas saja Hinata sangat bersemangat.

.

.

Di bandara

"Huft! Tou-san lama banget sih! Udah lebih dari setengah jam belum juga datang! Di telpon nggak di jawab! Huh!" sudah berulang kali Hinata mengeluh akan keterlambatan ayahnya. Eh... bukan, tapi mengeluh karna ayahnya yang tak kunjung datang.

Dan tiba-tiba handphone Hinata berdering pertanda ada panggilan yang masuk.

"Moshi moshi, Otoo-san kok lama banget sih?!" tanya Hinata nggak sabaran.

"Ah! Hinata, maafkan tou-san ya, tou-"

"Argh! Udah deh, kalo nggak mau liburan bilang aja, nggak apa-apa kok!" potong Hinata.

"Bukan begitu, Tou mau bilang kalo tou-san sekarang udah di Bali, tadi tou-san pergi karena ada urusan pekerjaan. Jadi, kamu pergi sendiri ya?!"

Hinata memang sedikit merasa kecewa, tapi di samping itu ia merasa senang karena tidak harus dipelototi sang ayah.

"Baiklah, liburanku akan dimulai!" ^_^"


Hyuuga Accident~

.

Baru saja Hinata menginjakkan kaki di Bali, ia telah di sambut oleh sebuah limosin. Hinata mendesah, haruskah untuk liburan memakai limosin?

Hinata hanya bisa menikmati pemandangan luar melalui jendela, dan kini tanpa sebab perasaannya jadi tidak enak, apalagi supirnya adalah orang yang tidak ia kenal. Yang membuat Hinata percaya akan supir itu karena ayahnya telah memberitahu, bahwa akan dijemput dengan sebuah limosin.

Tak lama kemudian, sampailah ia di tempat yang dimaksud ayahnya. Tapi, kenapa tempatnya mirip seperti gereja? 'Ah! Mungkin memang di desain seperti itu,' batinnya. Ia pun memasuki bangunan yang bukan lagi terbilang mewah, tapi super duper mewah!

Semakin kakinya melangkah menuju bangunan tersebut, semakin berdebar-debar jantungnya. Sepi, hening, sunyi. Seperti tak ada penghuni. Tapi, ia memberanikan diri, dan...


FIN –coret- TBC

Saya harap anda semua mau mencet tombol review, saya terima segala flamenya. Karena saya udah nggak mempan sama flame apapun.
Arigatou Gozaimasu

Sekali lagi, mohon ripiuwnya~

CU Later