Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi
Cemburu © Bianca Jewelry
Pic © tumblr
Untuk doradora dongdong
Rating : T for Romance
Warning : BL. AU. Fluff. OOC (maybe).
Masa-masa SMA sudah terlewati. Para anggota klub basket Seirin sudah menentukan universitas yang dituju, begitu juga dengan anggota klub basket Touo, Kaijou, Shutoku, Yosen, dan Rakuzan. Sudah menjadi rahasia umum bila Aomine dan Kagami memiliki suatu hubungan khusus. Mereka memulainya sejak duduk di bangku SMA—long distance relationship tentu saja, mengingat mereka berada di sekolah yang berbeda. Dan ini terus berlanjut sampai mereka menjadi mahasiswa. Terkadang Kagami khawatir akan hubungan mereka, ia takut Aomine mengkhianatinya. Tetapi ia tidak menunjukkannya di depan Aomine karena harga dirinya yang tinggi. Pernah ia melihat Aomine berjalan berdampingan dengan Kuroko di suatu pusat perbelanjaan di kota Tokyo. Raut Aomine tampak bahagia ketika itu. "Mereka terlalu mesra," pikir Kagami. Kadang Kagami berpikir apa pantas ia mendampingi Aomine.
Entah sejak kapan, Kagami mempunyai buku khusus untuk menumpahkan isi hatinya. Semacam buku harian, mungkin? Ya. Mungkin akan terdengar aneh jika seorang lelaki memiliki buku harian seperti dia. Tapi toh, Kagami tidak peduli. Ia hanya tidak pandai mengutarakan pikirannya kepada orang-orang di sekitarnya.
Suatu hari ketika Aomine berkunjung ke apartemen Kagami, ia melihat sebuah buku yang tidak Kagami sekali.
"Aomine, mau minum apa?" tanya Kagami.
"Terserah," jawab Aomine malas-malasan.
"Kubuatkan teh saja ya," kata Kagami lalu pergi ke dapur untuk membuatkan Aomine teh.
Aomine yang penasaran akhirnya membuka halaman terakhir buku itu dan membacanya dengan seksama.
"Aku cemburu dengan orang-orang disekitarmu.
Aku cemburu kepada mereka yang setiap saat dapat bertemu denganmu tanpa terhalang jarak dan waktu.
Demi Tuhan aku cemburu kepada mereka yang selalu mampu menikmati senyum dan tawamu.
Dan aku cemburu kepada orang-orang disekelilingmu yang selalu bisa berkomunikasi denganmu kapanpun mereka mau.
Katakan kepada mereka, aku mencemburuinya..."
Aomine selesai membaca kalimat-kalimat itu bertepatan dengan pintu kamar yang dibuka. Kagami hanya diam mematung sedangkan Aomine diam tak percaya dengan apa yang dia baca. Hening canggung menguasai mereka.
"...Che. Aku tidak percaya kau bisa menulis kalimat seperti ini, Taiga." Aomine menyeringai dan menatap Kagami yang berdiri di ambang pintu.
Kagami tidak menjawab. Rasa panas menjalari kedua pipinya.
Aomine mendekati Kagami yang memegang erat tatakan gelas dengan kedua tangannya dan menundukkan kepalanya. Aomine mengangkat dagu Kagami dan menatap lurus ke dua manik merah itu—yang membuat wajah Kagami semakin merah. Lalu bibir pemuda tan itu menyentuh lembut bibir pemuda tsundere. "Katakan juga pada mereka, aku mencemburuinya. Karena hidup tanpamu itu bagai langit tak berbintang."
Sukses membuat wajah Kagami merah total.
.
FIN
.
YES AKHIRNYA ADA KESEMPATAN NISTAIN AOMINE LAGI #hobi
Gombalannya oke gak sih? /gak pede
Review, concrit, flame, fangirl message on my review box enibadeh? :))
