Being a cool man
Main Cast :
-Oh Sehun
-Luhan as girl
Other cast :
-Irene
-Chanyeol
-Kai
Summary : Luhan hanya ingin membantu nasib percintaan Sehun dengan cara mengubah pria itu menjadi pria yang tampan dan keren. Bukannya mendapat sebuah tamparan di pipinya sehingga ia harus kehilangan sahabatnya.
/"Tidak ada cinta sebagai sahabat antara laki-laki dan perempuan. Lebih baik kau menjauh dan jangan dekati Sehun lagi"- Irene / "Maafkan aku"- Sehun/ "Gwenchana"- Luhan.
Rate : T
Disclaimer : Cast dalam cerita ini sepenuhnya milik Tuhan. Terutama Sehun, setengahnya milik saya, hehe *plak* But, this story is Mine. FF ini murni asli pemikiran saya.
Warning : awas typo nyempil.
.
.
.
.
Happy reading
Ps. Doa dulu sebelum dibaca.
.
.
.
Chapter 1
.
.
"Apa kubilang dia itu tidak serius dengan mu. Kau sangat keras kepala sekali Oh Sehun"
Sehun menghela nafas masih dengan kepala yang tertunduk dikamarnya. Ia baru saja menerima pernyataan yang menyakiti hatinya.
30 menit yang lalu Sehun menyatakan cintanya pada Bae Irene, sang primadona sekolah yang sangat ia cintai. Namun sayang, cintanya ditolak mentah-mentah oleh Irene dengan alasan Irene yang tak menyukai pria berkaca mata dan kutu buku seperti dirinya.
Sebuah sapuan tangan di punggungnya membuat ia mendongak dan matanya bertemu langsung dengan wajah cantik sahabatnya yang kini tersenyum ke arahnya.
"Jika alasannya tidak menerima mu karena kau seorang kutu buku. Bagaimana jika kita mengubah dirimu menjadi lelaki yang keren? Kau mau?"
Sehun mendesah pelan dan menggeleng "itu tidak mungkin terjadi Lu. Sekali kutu buku selamanya akan menjadi kutu buku"
Sebenarnya inilah yang tidak disukai oleh Luhan, sahabat Sehun sejak kecil. Sifat Sehun yang tak terlalu percaya diri membuatnya sulit untuk mengubah dirinya dan juga menemukan cintanya.
"Heish, kau ini. Jangan seperti itu Oh seh. Kau tidak boleh menyerah begitu saja. Kau mencintai Irene bukan? Jika iya, kau harus berjuang. Apa kau mau Irene jadi milik orang lain"
"Tentu saja tidak" balas Sehun cepat.
"Maka dari itu kau harus bisa mengubah dirimu. Aku akan membantu mu"
"Bagaimana caranya?" Tanya Sehun, matanya menatap bingung kearah Luhan yang tersenyum miring.
"Semoga tidak ada ide gila maupun kotor yang akan keluar dari mulutnya"- batin Sehun
Keesokan harinya
Di koridor sekolah tampak Sehun dan Luhan yang berjalan bersama menuju kelas mereka. Seperti biasa mereka akan berjalan bersama hingga ke kelas.
Setibanya didalam kelas dan duduk dibangku -Sehun dan Luhan sebangku- Sehun langsung saja mengeluarkan satu buku pelajarannya dalam tas untuk ia baca sebelum pelajaran pertama di mulai.
Disebelahnya Luhan memutar bola mata malas dan menarik buku Sehun membuat sang pemilik merasa bingung.
"Mana ponsel mu?" Tanya Luhan yang telah menengadah kan tangannya kedepan Sehun.
"Untuk apa?"
"Berikan saja" Dengan raut bertanya-tanya Sehun tetap merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel putih miliknya dan menyerahkannya pada Luhan.
Sehun hanya menatap Luhan bingung sekaligus penasaran dengan apa yang dilakukan sahabatnya pada ponsel kesayangan miliknya.
Luhan tersenyum dan mengembalikan ponsel Sehun kepada sang pemilik. Pria itu mengambil ponselnya dan melihat apa yang telah dilakukan oleh Luhan. Ketika dahi Sehun berkerut, sepertinya pria itu membutuhkan jawaban.
"Dengar, kulihat kau tak memiliki satu pun social media. Jadi, aku membuatkan mu akun instagram. Kau bisa meng-upload foto atau video mu seperti ini" Luhan mengarahkan Sehun cara memposting sebuah foto.
"Dan kurasa kau mengerti dengan fitur yang lainnya" sambungnya.
"Apa maksudnya dengan ini?"
"Ini ajaran pertama, setibanya disekolah kau tak perlu membaca buku. Tapi mainkan saja ponsel mu. Kau bisa membuka akun social media mu atau sekedar menggeser menu hingga guru masuk"
"Begitukah?"
Luhan mengangguk yakin "tentu saja"
Saat bel istirahat telah berbunyi semua murid segera keluar dari kelas untuk pergi berburu makanan di kantin guna mengisi perut mereka yang telah kosong akibat bertarung pada pelajaran yang menguras banyak tenaga dan pikiran mereka.
"Sehun-ah, eodiga?" Luhan yang baru saja selesai membereskan alat tulisnya memanggil Sehun yang hendak pergi.
"Perpustakaan memang kemana lagi" jawab Sehun santai. Saat ia akan melangkah maju, kerah seragamnya ditarik oleh Luhan sehingga Sehun terpaksa kembali duduk di kursi nya sementara Luhan mengambil duduk diatas meja.
"Ini jam istirahat Sehun-"
"Aku tahu" potong Sehun cepat
"Aku belum selesai bicara" ucap Luhan kesal ketika Sehun menyambar perkataannya ketika ia bahkan belum selesai bicara.
"Kau harus ke kantin. Kau harus mengisi perut mu. Bagaimana mungkin bisa kau terus menerus mengisi otak mu. Apa kepala mu tidak pecah? Jika kau terus menerus belajar dan belajar"
Sehun menggelengkan kepalanya "ini menyenangkan" jawaban Sehun membuat Luhan mendengus pelan.
"Sebagai pelajaran kedua, kau harus mengurangi jatah waktu mu ke perpus. Jika bisa kau tak usah kesana lagi"
"Wae?" Sungut Sehun kesal tak terima dengan ucapan Luhan.
"Kau mencintai Irene kan? Mau berubah?"
"Haruskah aku tidak pergi ke perpustakaan lagi?"
"Eoh, tentu saja. Jangan kesana dan pergi lah ke kantin"
"Baiklah"
Sehun berdiri dari kursinya dan hendak melangkah maju namun suara Luhan memanggilnya membuat ia berhenti melangkah dan menatap Jentina bingung.
"Waeyo"
"Nunduk sedikit" Sehun menekuk sedikit lututnya agar tingginya menyamai tinggi Luhan. Lalu ia merasakan jemari Luhan diatas kepalanya yang sibuk melakukan sesuatu di rambutnya hitamnya.
Ketika tangan Luhan akan melepaskan kaca mata miliknya. Sehun segera menahan tangan Luhan.
"Mata mu tidak rusak Sehun. Berhentilah menggunakan kaca mata" suara Luhan begitu lembut didengar oleh indra pendengarannya. Membuat Sehun akhir nya luluh dan membiarkan kacamatanya diambil oleh Luhan.
"Ja, selesai. Kau terlihat lebih tampan" puji Luhan dan tersenyum.
"Terima kasih"
Sehun pun melangkah kan kakinya maju menuju kantin. Seperti yang dikatakan oleh Luhan.
Dalam kurun waktu dua minggu Luhan mengajari Sehun supaya tidak lagi mendapat julukan kutu buku dan mengubahnya menjadi pria tampan dan keren. Dan tentu saja semua ajaran Luhan berhasil, Sehun telah 95% berubah walaupun 5% nya lagi ia tak mampu untuk tidak ke perpus. Tak masalah asalkan Sehun tidak pernah lupa waktu jika di perpustakaan.
Tentang ia dan Irene, mereka baru saja jadian kemarin. Sehun senang bukan main. Ia bahkan bercerita panjang x lebar pada Luhan hingga gadis itu merasa bosan dan tertidur. Luhan merasa senang jika idenya berhasil dalam merubah Sehun dan membuat ia jadian dengan Irene.
Walaupun ia harus merelakan kenyataan bahwa Sehun semakin menjauh darinya. Bukan berarti Luhan cemburu pada Irene. Ia bahkan merasa senang, melihat Sehun yang lebih banyak tertawa jika bersama Irene. Tawa Sehun adalah sebuah kebahagian baginya.
Saat ini Luhan baru saja keluar dari kantin dengan dua tangannya yang membawa dua bubble tea kesukaan Sehun yang sudah menular padanya. Sebelum bel istirahat Luhan menyuruh Sehun untuk ke taman belakang sekolah. Sedikit berbincang mengenai hubungannya dengan Irene. Mengingat selama 3 bulan mereka pacaran Sehun tak pernah lagi membicarakan hubungannya dengan Irene.
"Hai. Kau menunggu lama?" Luhan memberikan satu bubble tea ditangan kanannya pada Sehun.
"Terima kasih" Sehun mengambil bubble tea itu "tidak juga" sambungnya
Luhan duduk disebelah Sehun dan bersandar menyamankan dirinya dibangku besi itu.
"Bagaimana hubungan mu dengan Irene?"
"Baik. Bahkan aku telah memperkenalkan Irene pada orang tua ku"
Luhan menegakkan tubuhnya terkejut mendengar perkataan Sehun yang tak ia sangka. Secepat itu kah?
"Wahh, kau melangkah terlalu cepat Oh Seh"
Sehun tersenyum "bukankah itu hal bagus. Kau pernah mengatakan lebih cepat lebih baik"
Luhan hanya terkekeh "kau masih mengingatnya"
"Oh!" Luhan merogoh saku roknya dan mengeluarkan kaca mata milik Sehun yang belum ia kembalikan sejak 3 bulan yang lalu. "Ini, ku kembalikan"
Sehun menatap tangan Luhan yang terdapat kaca matanya. Ia mengambilnya lalu memasangkannya pada wajah Luhan.
"Untuk mu saja. Aku ikhlas memberikannya"
Luhan mendengus kesal "kau ikhlas karena ini bekas"
Sehun tertawa mendengar perkataan Luhan. "Aigoo" ujarnya dan mencubit pipi kanan Luhan keras membuat sang pemilik meringis dan memukul tangan Sehun. Bukannya meringis kesakitan Sehun malah tertawa melihat ekspresi kesal Luhan.
Luhan tak terima melihat Sehun tertawa sementara ia kesakitan akibat cubitan Sehun di pipinya. Makanya sebagai balasan ia menggelitikkan Sehun. Membuat pria itu tertawa sambil berusaha memohon agar berhenti.
Tiba-tiba keseruan mereka terhenti dengan kedatangan sang pacar kekasih. Siapa lagi jika bukan Irene. Gadis cantik itu berdiri tepat didepan Sehun dan Luhan yang terkejut dan kembali ke posisi semula.
Kedua tangan Irene bersidekap di depan dada dengan wajah yang tak senang menatap Luhan.
"Ku beritahukan pada mu nona Lu. Jika laki-laki disebelah mu ini telah mempunyai pacar. Bisakah kau berhenti menjadi orang ketiga. Kau ingin merusak hubungan kami, eoh?"
Luhan yang merasa sedikit tersinggung dengan perkataan Irene berdiri dari duduknya diikuti oleh Sehun yang juga berdiri. Orang ketiga katanya. Sehun itu sahabatnya, lagipula ia tahu jika Sehun memiliki pacar. Makanya ia dan Sehun tak pernah lagi berangkat sekolah bersama-sama. Luhan telah menyesuaikan diri untuk menjaga jarak dengannya. karena ia tahu jika Sehun telah memiliki pacar.
"Apa maksud mu? Aku tidak sama sekali ingin merusak hubungan kalian?"
"Itu hanya ucapan yang keluar dari mulut mu. Pasti otak mu ini telah merangkai banyak rencana agar hubungan kami putus kan?" Irene sedikit mengeraskan suaranya diakhir kata.
"Dengar Irene-ssi. Untuk apa aku merusak hubungan kalian-"
"Karena kau mencintai Sehun" sambar Irene cepat dengan nada datar membuat Sehun terkejut dan Luhan yang tiba-tiba diam.
"Kau mencintai Sehun kan?" Tanya Irene dengan suara pelan.
Melihat Luhan yang terdiam membuat Irene menggeram pelan. "Kenapa kau diam? Tak punya alasan?"
"Seharusnya kau tahu jika aku dan Sehun bersahabat sejak kecil dan rasa cinta yang aku miliki untuknya adalah cinta sebagai sahabat"
Plak
Sehun telat mencegah Irene yang menampar Luhan. Hingga tangan putih itu meninggalkan bekas merah diwajah sahabatnya.
"Mustahil. Tidak ada cinta sebagai sahabat antara laki-laki dan perempuan. Lebih baik kau menjauh dan jangan dekati Sehun lagi"
Setelahnya Irene menarik Sehun pergi meninggalkan Luhan dengan rasa sakit di pipinya dan juga di hatinya. Ia menatap Sehun yang ditarik oleh Irene menjauh dari pandangannya hingga hilang dari pandangannya terganti kan dengan sekitarnya yang mulai berputar-putar dimatanya disertai dengan kepalanya yang mulai merasa nyeri. Ia kembali duduk dibangku taman belakang sekolah, memejamkan matanya guna menahan sakit dikepalanya dan menunggu hingga rasa sakit itu hilang dan pandangannya kembali membaik. Barulah ia beranjak dari sana.
To be continue
Pfftt
Hai semuanya
Kenalin aku author newbie yang masih dalam golongan abal-abalan dan masih membutuhkan cinta dari para readers semua. :)
Btw, ini cerita Hunhan gs pertama ku. Jujur ya, aku kangen sama Hunhan moments. Kangen Sehun yang selalu dekat dengan Luhan. Bahkan fanfic Hunhan sudah mulai memudar :(.
Tapi semoga cerita ini dapat mengobati hati para Hunhan shipper ya. Semoga senang dengan cerita ku ini
Dan mohon review nya teman :)
