Never was and Never will be

By: Pingmoo

WARNING: MxM, MxF, Alpha/Beta/Omega Dynamics AU!Fic, modern era, violence. Not a wolf fic. And TYPO for sure

Pairing: Chanbaek, Hunhan, Baekyeon (slight).

.

.

.

.

A/N: Ya fic ini ada Baekyeon-nya. Di awal fic ini mereka akan menjalin hubungan asmara (pacaran/dating/in relationship) atau apapun itu. Nah, saya bukan seorang Baekyeon shipper namun dalam cerita ini, hubungan Baekyeon diperlukan. Endingnya tetap akan Chanbaek, tapi tidak akan langsung di awal cerita. Jika ada pembaca yang benar-benar Chanbaek shipper hardcore yang tidak suka sama Taeyeon ngapa-ngapain sama Baekhyun, silakan tekan tombol close.

Sekali lagi ini CHANBAEK fic yaaa..

Buat yang open-minded terima kasih sudah mau melanjutkan membaca fic ini. You are the best! :)


-Chapter 1-

"Astaga, bisakah kau berjalan lebih cepat sedikit? Aku buru-buru!" hardik seorang pemuda berperawakan cukup tinggi pada orang di depannya. Wajahnya terlihat kesal dan tidak sabaran.

"Baekhyun, jangan bicara seperti itu. Maafkan kami." gadis cantik di sampingnya membungkuk meminta maaf pada orang yang wajahnya mulai tampak kesal itu.

"Taeyeon, tidak perlu minta maaf!" Baekhyun tampak tersinggung dengan tingkah laku gadis di sampingnya itu.

"Diamlah jangan cari masalah. Kita sudah terlambat kuliah pagi!" balas gadis itu—Taeyeon mempercepat langkahnya.

"Ukh! Aku benci kuliah pagi!" ringis Baekhyun dan kemudian ikut mempercepat langkahnya mengimbangi langkah Taeyeon.

Banyak hal yang Baekhyun benci di dunia ini. Dia benci orang yang berjalan lambat di depannya, dia benci keramaian, dan kebenciannya pada ketimun tidak bisa dibilang normal. Mendengar kata ketimun saja sudah bisa membuatnya kesal.

Salah satu hal yang masuk dalam daftar yang Baekhyun benci adalah mengapa dia harus terlahir dalam keluarga Byun. Baginya lahir di keluarga Byun itu seperti petaka. Di masa lalu mungkin dia seorang penjahat hingga Tuhan menghukumnya di kehidupan sekarang dengan terlahir di keluarga Byun.

Mungkin banyak orang yang tidak setuju dengan pendapatnya itu. Keluarga Byun merupakan salah satu keluarga yang terkenal dan memiliki kuasa di Korea Selatan. Byun Heechul, 54 tahun, Alpha, ayahnya, merupakan salah satu politikus ternama. Rakyat Korea Selatan mencintainya. Dia terkenal sebagai politikus yang selalu membela hak-hak rakyat dan kesetaraan gender di masyarakat.

Berbagai fasilitas rakyat yang dinikmati oleh warga Korea Selatan merupakan hasil kerasnya. Byun Heechul juga memiliki keluarga yang indah dan harmonis di mata masyarakat. Istrinya, Ahn Heeyeon, 45 tahun, Beta, merupakan mantan Miss Korea yang terkenal akan kecantikan dan kepintarannya. Heeyeon selalu mendampingi suaminya di setiap langkah politisinya.

Mereka dikaruniai dua putra di pernikahan mereka. Putra pertama mereka, Byun Kyuhyun, 25 tahun, Alpha, terkenal dengan kejeniusannya dalam bidang engineering. Merupakan lulusan terbaik MIT, dan sudah sering mengharumkan nama Korea di dunia international. Sering disebut sebagai Putra Idaman Korea Selatan. Karena kepintarannya itu, sering diundang sebagai pembicara di berbagai universitas untuk berbagi ilmu pengetahuan atau mengajar beberapa kelas tertentu.

Dan yang terakhir dari keluarga 'sempurna' itu adalah Byun Baekhyun, 19 tahun, Alpha. Memiliki bakat hapkido yang luar biasa. Memenangkan banyak turnamen dalam negeri walaupun luar negeri. Walaupun media sering menyebutnya sebagai 'anti-social' karena media sering mendapatinya mangkir dari pesta atau gala resmi. Sosoknya juga sangat jarang terlihat di media mana pun dan banyak masyarakat yang mengira bahwa Byun Heechul hanya memiliki satu anak saja.

Sebuah hal yang disyukuri Baekhyun. Makin banyak orang yang tidak mengenalinya, itu makin bagus. Baekhyun ingin kehidupan sekolahnya berjalan biasa-biasa saja tanpa ada orang yang mencoba berteman dengannya hanya untuk mendapatkan keuntungan semata. Memang nama marga 'Byun' merupakan nama marga yang cukup jarang di Korea, namun bukan berarti tidak ada warga Korea lain dengan nama marga itu. Kadang dia agak merutuki ayahnya kenapa ayahnya bukan bernama Kim Heechul saja atau Lee Heechul. Dengan marga pasaran itu, tentu semuanya akan menjadi lebih mudah. Baekhyun membenci marga Byun yang tersemat di namanya ini.

Ayahnya selalu membanggakan kakaknya. Putra emasnya yang layak menyandang marga Byun di depan namanya. Sedangkan dirinya harus berada di balik bayang-bayang kakaknya saja. Kadang Baekhyun berpikir ayahnya hanya mentoleransi keberadaannya saja dan hanya mendukungnya karena ada reputasi yang harus dia jaga. Bagaimana bisa seorang Byun Heechul memperjuangkan kemakmuran rakyat kalau anaknya sendiri tidak terurus.

Yeah, Baekhyun memang membenci banyak hal. Namun apa yang kau harapkan dari pemuda berusia 19 tahun yang sedang dalam masa pencarian jati dirinya?


.

.


Baekhyun dan Taeyeon tiba di kelas mereka dan menghembuskan napas lega. Dosen mereka belum tiba di kelas. Mereka pun berjalan ke dalam mencari kursi kosong, Taeyeon berjalan ke arah area kursi khusus omega sementara Baekhyun berjalan ke area kursi khusus alpha. Walaupun kelas mereka dicampur, namun pihak universitas tetap menganggap agar area duduk mereka dipisah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kau tidak pernah tahu kapan insting seorang alpha untuk mendominasi omega tiba-tiba bangkit.

"Begitu kelas bubar aku tunggu aku di pintu belakang kelas." ujar Baekhyun pada Taeyeon yang hanya dibalas oleh anggukan oleh Taeyeon. Taeyeon pun berjalan ke belakang kelas dan bergabung bersama teman-teman omeganya yang lain sementara Baekhyun mencari tempat duduk di depan kelas tempat para alpha duduk.

"Mesra sekali dengan pacar omegamu." siul salah satu alpha yang sudah terlebih dahulu duduk di kursi depan itu.

"Cari pacar omega kalau begitu." balas Baekhyun sambil memutar matanya memandang alpha berkulit kecoklatan itu.

"Tidak. Omega itu... terlalu lembut untukku." ujar alpha itu sambil mengibaskan tangannya.

"Berpikir bahwa kau lebih baik dari mereka Kim Jongin?" tanya Baekhyun dengan mata terpicing.

"Hey, jangan salah paham. Aku bilang mereka terlalu lembut. Aku suka pasanganku...lebih menantang." balasnya sambil mengedipkan matanya.

"Alpha maksudmu?" tanya Baekhyun sambil memutar bola matanya. Satu lagi alpha yang menginginkan keluarga full alpha. pikirnya dalam hati.

"Alpha... beta... tidak masalah bagiku. Aku hanya tidak menginginkan omega." kata Jongin sambil mengangkat bahunya.

Baekhyun tidak membalas perkataan Jongin, hanya menaruh tasnya di atas meja panjang di samping Jongin, menarik kursinya dan duduk tepat di samping Jongin.

Alpha, beta, omega. Satu hal yang Baekhyun benci juga. Bisa dibilang merupakan termasuk dari salah satu dua hal yang paling dibencinya. Menurutnya Tuhan itu terlalu 'extra' dalam menciptakan umatnya. Tuhan menciptakan pria dan wanita, kedua jenis kelamin itu baginya sudah lebih dari cukup. Kenapa harus menambahkan kelamin Alpha, Beta dan Omega?

Jika kau seorang pria dan alpha, beruntunglah hidupmu. Kau berada di hierarki tertinggi dalam masyarakat.

Jika kau seorang wanita dan alpha, hidupmu juga sama beruntungnya. Wanita alpha pun sangat disegani dalam masyarakat. Mereka bisa menghasilkan keturunan yang kuat dari rahim mereka. Jika seorang alpha pria dan alpha wanita menikah, keturunan mereka sudah pasti dijamin akan menjadi seorang alpha juga.

Intinya pria ataupun wanita tidak masalah, gender terpenting adalah apakah kau seorang alpha, beta atau omega. Alpha selalu dianggap sebagai yang terbaik dari ketiganya. Baik dari segi fisik maupun mental, mereka jauh lebih stabil dan kuat.

Beta pun tidak kalah jauh dari seorang alpha baik dari segi fisik maupun mental. Satu hal yang kurang dari beta adalah mereka tidak memiliki 'knot'. Bukan hal yang penting kalau Baekhyun boleh berkomentar. Namun sayangnya 99% warga di dunia ini menganggap knot itu hal yang penting. Dan hanya alpha pria yang memilikinya.

Terakhir omega. Kebanyakan yang memiliki gender ini adalah wanita. Dari segi fisik, mereka jauh lebih lemah daripada alpha maupun beta, namun gairah seksual mereka jauh lebih tinggi dibandingkan beta. Hal ini yang menyebabkan mereka mendapatkan pandangan miring dari masyarakat.

Puluhan tahun yang lalu mungkin tiap omega wanita masih mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari masyarakat dan hanya dianggap sebagai mesin penghasil anak atau pun penjaga rumah. Namun semua itu berubah karena Byun Heechul yang memperjuangkan hak-hak omega. Baginya omega itu merupakan sesuatu yang harus dilindungi dan dihargai. Mereka juga merupakan bagian yang berharga dari masyarakat dan harus diperlakukan setara dengan alpha dan beta.

Tentu masih banyak alpha dengan pemikiran sempitnya yang menganggap bahwa omega tak akan pernah setara dengan alpha. Tempat yang pantas untuk omega bagi mereka hanyalah di atas ranjang mereka. Tidak menempati jabatan penting karena mental mereka tidak akan mampu untuk menghadapi tekanan pekerjaan. Baekhyun pun membenci alpha yang seperti itu. Keluarganya pun demikian. Mereka seolah menganggap bahwa omega adalah seseorang yang bodoh. Padahal ada omega berbakat di luar sana, namun bagaimana mereka bisa menunjukkan bakat mereka jika mereka tidak diizinkan untuk bersinar.

Lalu yang memiliki hierarki terendah di masyarakat, omega pria. Persentase omega pria sangatlah rendah bahkan sangat jarang terdengar. Dari semua omega yang ada hanya 4% di antara mereka yang merupakan omega pria. Omega pria dianggap sebagai sebuah aib. Jika ada dalam sebuah keluarga terlahir omega pria, maka hanya malu yang akan keluarga itu dapat. Omega pria merupakan sebuah anomali yang seharusnya tidak terjadi.

Pada zaman dahulu omega pria sering dijadikan sebagai simpanan oleh para petinggi negara ataupun selir raja atau hanya sekedar pemuas nafsu belaka. Mereka sama nikmatnya dengan wanita, bahkan lebih ketat dari omega wanita, tapi mereka tidak akan hamil seperti omega wanita, itu yang menyebabkan para penguasa zaman dahulu sangat suka menyimpan omega pria untuk memuaskan nafsu mereka. Mereka tidak perlu menggunakan pengaman atau pun kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan kenikmatan yang diraih beberapa kali lipat daripada meniduri omega wanita.

Seiring perkembangan zaman, jumlah omega pria semakin berkurang. Banyak yang langsung dibunuh atau dibuang atau dijual oleh keluarganya ketika keluarganya mengetahui mereka seorang omega pria. Di zaman modern ini sudah sangat jarang terdengar omega pria. Generasi mereka seolah akan habis setelah abad ini berlalu, sebab omega pria terakhir yang terdaftar dalam sensus sudah berusia 45 tahun. Setelah itu tidak ada lagi omega pria yang terdaftar dalam sensus.


.

.


Kelas sudah berjalan 30 menit ketika pintu kelas mereka terbuka dan seorang pria tinggi dan bertubuh atletis masuk tanpa mengucapkan salam atau permintaan maaf karena sudah mengganggu proses belajar mengajar yang sedang terjadi.

Pria itu—seorang alpha, berjalan ke area duduk khusus alpha dan membuang tasnya tepat di kursi kosong di paling depan dekat papan tulis beberapa meja dari meja Baekhyun. Baekhyun memutar matanya. Tipikal seorang alpha, sombong dan menganggap dunia berputar hanya mengitari dirinya. Hanya alpha yang sudah datang telat dan masih berani duduk paling depan. Walaupun memang semua area duduk alpha berada di bagian terdepan kelas, namun bukan berarti mereka harus duduk paling depan. Tapi ada beberapa alpha yang menganggap semakin depan mereka duduk, maka semakin alpha status mereka. Bingung? Baekhyun juga.

"Park Chanyeol-ssi, kau terlambat lagi." dosen di depan kelas menegur alpha yang baru masuk itu.

Alpha itu menatap nyalang dosen itu dengan mata bulatnya yang tampak sangat mengerikan. Dosen beta itu mendadak terdiam, kemudian berdeham dan kembali melanjutkan pelajaran seolah-olah dia tidak baru saja diintimidasi oleh seorang murid yang notabene seorang alpha.

Baekhyun mengeratkan gengaman tangannya pada bolpoint di tangannya. Sikap alpha yang seenaknya ini dan menganggap dirinya selalu berada di paling puncak hierarki. Baekhyun membencinya.

Park Chanyeol merupakan salah satu alpha paling populer di sekolahnya. Ayahnya merupakan pemilik Samexo, salah satu perusahaan elektronik terbesar di Korea Selatan. Perusahaan mereka tidak hanya fokus pada elektronik semata, namun juga pada persenjataan. Mereka menyuplai senjata dan tank kepada pemerintah Korea Selatan. Dan ada rumor yang mengatakan bahwa ayahnya akan maju dalam kampanye pemilihan presiden yang akan datang.

Dari yang Baekhyun tahu, Park Yunho merupakan tipe alpha yang menentang penyetaraan gender, dan nampaknya hal itu menurun pada anaknya.

"Sudah mengganggu pelajaran masih saja bertingkah seenaknya. Menggelikan." ujar Baekhyun dengan suara yang sengaja diperkeras agar Park Chanyeol mendengarkan suaranya. Di sampingnya Jongin memutar bola matanya dan menggumam kecil—"Oh, here we go again." sambil mengusap dahinya.

Chanyeol berbalik ke arah sumber suara itu dan menatap Baekhyun dan melempar cengiran merendahkan ke arah Baekhyun.

"Kau dengar itu Yifan? Ada suaranya tapi tidak ada orangnya. Menurutmu apakah kelas ini sekarang ada hantunya?" tanya Chanyeol dengan suara yang tidak kalah kerasnya pada alpha tinggi yang duduk di sampingnya.

"Mungkin hantu penasaran yang memiliki dendam kesumat padamu." jawab Yifan seadanya. Dia sudah bosan dengan skenario lama ini. Hal yang sama setiap harinya.

"Hantu cebol mungkin? Aku tak bisa melihat rupanya sama sekali. Mungkin di bawah jarak pandang mataku?" gelaknya dengan tawa yang sengaja dia buat-buat. Seluruh kelas hanya diam dan menyaksikan peristiwa ini di bangku mereka masing-masing. Tidak ingin mencampuri pertengkaran yang akan terjadi beberapa menit ke depan.

Bolpoint di genggaman Baekhyun otomatis retak mendengar hinaan yang sampai di telinganya itu. Sungguh dia benci jika tinggi badannya dihina. Sebagai seorang alpha, dia hanya memiliki tinggi badan 174 cm. Tergolong agak rendah memang untuk kaum alpha yang rata-rata memiliki tinggi 180 cm.

Baekhyun benci akan Park Chanyeol. Benci dengan sikap aku-jauh-lebih-baik-dari-siapapun yang dimilikinya. Ego yang dimiliki Park Chanyeol mungkin lebih dalam dari black hole sekalipun. Kekayaan dan kuasa yang dimilikinya seolah membuatnya merasa dia pangeran dan yang lain hanyalah rakyat jelata biasa.

Belum lagi sederet prestasi yang diraihnya baik skala nasional maupun skala internasional. Bahkan prestasinya di usianya yang ke 19 ini sudah melampaui prestasi Byun Kyuhyun, kakak milik Baekhyun. Ketika ditanya kenapa dia tidak melanjutkan pendidikan di luar negeri seperti Byun Kyuhyun, Park Chanyeol hanya menjawab bahwa kualifikasi Seoul University lebih dari cukup. Jawaban yang memenangkan hati seluruh rakyat tentu saja.

"Mungkin kau harus ke dokter mata, Park! Ukuran telinga dan matamu yang tidak sinkron dengan wajahmu mungkin membawa pengaruh buruk pada penglihatanmu!" Baekhyun balas menghina Chanyeol. Jika Chanyeol ingin mencela fisiknya, dia pun bisa mencela fisik milik Chanyeol.

"Fvck you, Byun!"

"Nah, thank you! Freaking gross, Park!"

"Sialan kau!" Chanyeol berdiri dari kursinya namun Yifan dengan segera menariknya untuk kembali duduk dan membisikinya.

"Ingat ayahmu akan melaksanakan kampanyenya sebentar lagi. Apa kata media nanti kalau tahu kau berkelahi di sekolah, dan dengan anak dari politisi Byun?" bisik Yifan.

"Ingat juga reputasimu sebagai anak berprestasi."

Chanyeol mendesis kesal namun membenarkan perkataan Yifan. Dia pun duduk kembali dan membuka buku tulisnya. Suasana kelas masih terasa begitu tegang dan sunyi.

"Tunggu apa lagi, dosen? Silakan dimulai pelajarannya." ucap Yifan memecahkan ketegangan dalam kelas.

Dosen tersebut nampak sedikit terkejut da berusaha mengumpulkan rasa percaya dirinya sesaat kemudian kembali melanjutkan pelajaran seolah tak terjadi apapun.

Baekhyun membalik bukunya kesal dan mencari bolpoint baru di tasnya.


.

.


"Si Park Chanyeol sialan itu benar-benar menguji kesabaranku." maki Baekhyun sambil menusuk kasar dumpling di hadapannya dengan sumpit di tangannya.

"Kita sedang makan Baekhyun, tak bisakah kita membicarakan hal lain?" tanya Taeyeon sambil memutar bola matanya. Saat ini mereka berdua sedang berada di cafeteria kampus menikmati makan siang mereka berdua.

"No, Tae! Listen—"

"Kau tahu dari dulu aku penasaran kenapa kau membiarkan seorang omega memanggilmu tanpa sebutan honorific? Aku tahu dia itu pacarmu tapi tetap saja itu tak seharusnya dia lakukan. Seolah pacarmu itu omega tanpa tata krama. Inilah akibatnya kalau kau menempatkan mereka setara denganmu. Mereka lupa akan tempatnya." suara Chanyeol memasuki indra pendengaran Baekhyun dan Baekhyun otomatis menoleh dan harus mendongakkan lehernya melihat Chanyeol beserta geng alphanya—Wu Yifan dan Oh Sehun dari kelas sebelah sudah berdiri di sampingnya, mengitarinya dan Taeyeon.

Taeyeon otomatis menjatuhkan pandangannya dan tidak berani membalas tatapan mata para alpha tersebut. Jemarinya mendadak gemetaran memegang sendok makannya.

"Ada yang meminta pendapatmu, Park Chanyeol?" tanya Baekhyun bangkit berdiri dari tempat duduknya. Diletakkannya sumpitnya di atas meja, sebab jika dia tetap memegangnya, mungkin Baekhyun akan menggunakannya untuk menusuk kedua bola mata Chanyeol. Dia bisa membayangkan hal itu terjadi dan dia tidak mau jika dia mendapat masalah karena melakukan kekerasan—lebih tepat disebut kekejian sih.

"Nampaknya ajaran ayahmu betul-betul membawa dampak buruk bagi mentalmu sebagai seorang alpha. Jika ada omega yang berani berbicara seperti itu padaku akan kubuat dia tahu tempatnya."

"Tolong berkaca dan lihatlah dirimu sendiri. Ajaran ayahmu itu sudah lama kadaluarsa. Ini bukan tahun 1500 lagi di mana omega dianggap rendah di mata masyarakat. Ini 2017! Wake up, Park Chanyeol!

"Ingat jangan sampai berkelahi Chanyeol, besok ada gala resmi yang harus keluargamu hadiri." bisik Yifan lagi yang hanya dibalas anggukan oleh Chanyeol.

Sehun, teman geng beda kelas Chanyeol hanya memandang bosan kejadian di depannya. Agak buang-buang waktu menurutnya.

"Apa ada masalah di sini?" tanya sebuah suara lembut namun berauthoritas.

Kelima orang itu menoleh, dan suara itu ternyata berasal dari ketua badan eksekutif mahasiswa jurusan mereka, Luhan, 21 tahun, Alpha. Mahasiswa kelahiran Beijing, China itu tersenyum menatap keempat alpha yang sedang bartanding feromon tersebut dan seorang omega yang nampak ketakutan di tengah mereka.

"Tidak, tidak ada apa-apa. Kami hanya berbicara saja." jawab Sehun sambil memandang wajah Luhan dengan wajah poker facenya.

"Jangan mengerumuni seorang omega seperti itu. Tidakkah kalian lihat gadis malang itu sudah berkeringat dingin?" Luhan balas bertanya, terlihat khawatir dengan keadaan Taeyeon yang terlihat gemetaran.

Luhan menyarankan mereka untuk bubar. Sehun langsung berinisiatif untuk mengajak Chanyeol dan Yifan untuk beranjak dari tempat tersebut—yang diprotes oleh Chanyeol namun akhirnya dia memutuskan untuk mengalah pada Sehun.

Sehun membalikkan wajahnya sekali lagi sebelum mengiring kedua temannya pergi untuk menatap wajah Luhan. Dianggukkannya sedikit kepalanya yang dibalas anggukan juga oleh Luhan sebelum dia benar-benar beranjak dari cafeteria itu.

"Terima kasih, Luhan-ge." ujar Baekhyun setelah Chanyeol dan gengnya pergi.

"Tak masalah. Coba cek keadaan Taeyeon. Dia masih terlihat begitu gugup." ujar Luhan khawatir.

"Ah, aku baik-baik saja." Taeyeon mengipasi dirinya sendiri dan mengelap keringat di dahi dan telapak tangannya. Luhan mengangguk.

"Kau baik-baik saja, Baekhyun?" tanya Luhan.

"...ya." jawab Baekhyun sekenanya mengarahkan pandangannya bergantian pada Luhan dan Taeyeon. Dilapnya tangannya yang berkeringat di celana jeansnya. "Aku baik-baik saja."


.

.


Night Gala at Exordium Hall

"Senyumlah, Baekhyun. Orang-orang berpikir kalau kau sedang menghadiri pemakaman bukan pesta jika kau terus murung seperti itu." tegur ibu Baekhyun. Putra keduanya itu bukannya berbaur malah menyendiri di sudut pesta dengan segelas champagne di tangannya.

"Eomma, kau tahu betapa aku membenci pesta seperti ini." keluh Baekhyun.

"Aku benci sorotan public seperti ini." sambungnya lagi.

"Aku benar-benar heran padamu. Kau sungguh berbeda dengan kakakmu. Lihatlah dia bahkan sudah berbaur dengan teman ayahmu." ujar ibunya pelan. Menunjuk ke arah Kyuhyun dan ayahnya yang sedang berbincang dengan para tamu politisi dan pejabat negara.

Baekhyun menggigit bibirnya sebelum dia berkata kurang ajar kepada ibunya. Dia tahu bahwa ibunya tidak bermaksud untuk membandingkannya dengan kakaknya namun tetap saja ucapan ibunya menyakiti hatinya.

"Karena Byun Kyuhyun merupakan putra idaman kalian, sementara aku... aku bukan apa-apa bukan? Hanya akan membawa malu." bisik Baekhyun lirih.

"Ibu tidak bermaksud seperti itu—" ucapan ibu Baekhyun terpotong oleh suasana pesta yang mendadak riuh.

Park Yunho dan putra tunggalnya Park Chanyeol telah tiba. Sungguh sebuah pemandangan yang indah. Kedua pria tinggi dan tampan itu mencuri perhatian pesta itu.

Dilihatnya ayahnya menatap Chanyeol dan ada rasa cemburu yang hingga di dalam dada. Baekhyun yakin ayahnya akan lebih senang jika dia memiliki seseorang seperti Park Chanyeol sebagai seorang putra.

Betapa Baekhyun sangat membenci Park Chanyeol.


.

.

.

A/N: yaaa saya tahu saya masih ada dua hutang. Fic lainnya dalam proses pengeditan dan saya sangat ingin menulis cerita ini. Entah kenapa pengen banget nulis fic dengan tema alpha/beta/omega. Biasa, saya paling demen sama fic dengan tema mainstream. Mainstream is my style, I'm sorry OK. :* /tebar kecupan/