STARLIGHT

.

.

KAIHUN, HANHUN, CHANHUN, KRISHUN

.

.

WARNING : Don't like don't read, gs!

Chapter 1. Gemerlap

.

Suasana malam tampak begitu meriah di bar starlight. Bar elite yang menyuguhkan gemerlapnya dunia hiburan bagi orang orang dengan niat bersenang-senang.

Disalah satu sudut, tampak seorang wanita yang tampak mencolok diantara teman temannya yang lain. Wanita itu mengenakan gaun dengan bahu terbuka berwarna hitam yang mencetak lekuk tubuh sempurnanya. Rambut caramelnya dibiarkan tergerai hingga pinggang. Bibirnya yang dibalut lipstick merah membuatnya semakin sexy.

Sehun-nama wanita itu- tertawa karena lelucon salah satu temannya, membuat matanya yang berhiaskan eyeliner menyipit membentuk eyesmile yang cantik.

"Enough, girls. Aku akan keatas." Ucap Sehun setelah meredakan tawanya.

"Yayaya, kau akan mengangkang di jam segini?" sindir Jessica pedas.

Sehun mengacungkan jari tengahnya sambil tertawa dan berjalan menjauh.

"Talk shit and die, bitch." Teriaknya.

Jessica tertawa karena ucapan sahabatnya itu, lalu kembali menyibukkan dirinya bersama kawan kawannya yang lain sambil menunggu hari semakin malam untuk turun berdansa.

Sehun menaiki tangga sambil bersenandung pelan, mengikuti lagu yang diputar keras keras dari lantai bawah. Dia membuka pintu ruangan berwarna putih itu dan masuk tanpa meminta izin.

Begitu masuk, dia disuguhi adegan hot yang dilakukan Chanyeol dan seorang wanita yang entah siapa namanya sedang bercumbu.

Sehun berdecak tapi tetap mendudukkan diri di kursi yang bersebrangan dari tempat yang digunakan Chanyeol.

Chanyeol sendiri tidak ambil pusing dan tetap melanjutkan cumbuannya pada wanita tadi. Merasa diacuhkan, Sehun mengambil sebatang rokok dan menyulutnya dengan pematik.

Di hisapan yang ketiga, dia dikagetkan oleh sepasang lengan yang melingkari lehernya dan kecupan yang dia terima disudut bibirnya. Sehun mendengus dan balik mencium kilat orang tadi tepat di bibirnya ketika tahu siapa orang tadi.

"Kau mengagetkanku, Kris." Ucap Sehun.

Kris mengecup bahu telanjang Sehun sekali sebelum mendudukkan diri di samping Sehun yang sontak menyandarkan dirinya ke dada bidang Kris yang hanya terbalut kemeja biru tua dengan dua kancing yang terbuka.

"Ini masih sore dan Chanyeol sudah bergumul seperti itu." gumam Kris.

Sehun tertawa kembali, "Kau hanya iri, bajingan."

Kris menarik sudut bibirnya membentuk seringai, dia mendekatkan wajahnya dan menggigit pelan cuping telinga wanita didekapannya itu.

"Jadi kau mau membantu pria tampan ini menghilangkan rasa irinya, jalang?" tanya Kris seduktif.

Sehun membalas perbuatan Kris, tangannya merambat ke area vital pria itu dan meremasnya pelan, menimbulkan erangan yang lolos dari mulut Kris.

"Sayangnya, si jalang ini sedang tidak ingin menghabiskan malamnya dengan bajingan sepertimu." Bisik Sehun tepat di depan bibir Kris.

Baru akan menyambar bibir Sehun, Kris terpaksa berhenti karena Kai yang memasuki ruangan.

"Hello, hon." Sapa Kai pada Sehun lalu mengecup bibirnya sekali.

"Chanyeol mana?"

Sehun mengambil segelas bir dan menenggaknya sebelum menjawab, "Dia sudah pergi ke kamar tamu."

"Sesore ini?" tanya Kai heran.

Sehun melepaskan dirinya dari dekapan Kris dan beranjak pergi. Kai yang melihatnya mengurungkan niat mematik rokok.

"Kau akan turun berdansa?"

Sehun menoleh dengan pandangan genit, dia menggigit bibir bawahnya sensual dengan jari tengah diacungkan pada dua pria itu.

"One night stand sesore ini sepertinya nikmat."

"Hei! Kau baru saja menolakku, sialan." Umpat Kris.

Kai yang mendengarnya tergelak, "Si brengsek yang malang." Sindir Kai.

Sehun hanya mengangkat bahunya cuek dan kembali meneruskan jalannya hingga tubuhnya hilang dibalik pintu.

Kris menoleh pada Kai yang sibuk dengan asap rokoknya. Dia memutuskan menuangkan bir pada gelas dan meminumnya dalam sekali teguk. Membiarkan cairan itu membakar tenggorokannya.

Chanyeol kembali dengan rambut yang acak-acakan, dia mengangkat tangannya untuk menyapa dua orang sahabatnya sebelum menghempaskan diri di sofa.

"Kilat sekali." Komentar Kai.

Chanyeol membuka matanya yang terpejam, lalu mendengus kesal. Dia mengambil satu botol bir yang masih tersisa setengah dan menegaknya langsung. Kris menggeleng melihat kefrustasian Chanyeol.

"Biar kutebak," celetuk Kris membuat dua orang itu mengalihkan perhatian kepadanya.

Kai mengetukkan abu rokoknya di asbak, menoleh ke arah Kris dengan senyum meremehkan. Kris itu ngawur, menurut Kai. Tipe pria serampangan, anggapannya.

Mengenal Kris selama hampir delapan tahun –Kai, Kris, Chanyeol dan Sehun saling mengenal sejak SMA ngomong-ngomong- membuatnya hafal kepribadian sahabat sahabatnya itu.

"Kau terkena impoten dini." Ucap Kris.

Chanyeol sontak menyemburkan bir yang tengah dia minum dan terbatuk-batuk setelahnya, menimbulkan tawa menggelegar yang pecah dari Kai dan Kris.

Chanyeol mengumpat keras karena mereka tidak berniatan menolongnya sama sekali. Dia segera menyambar air putih di bawah meja dan menegaknya setengah.

"Bastard! Shut your fucking mouth!" umpatnya.

Kai mengeluarkan suaranya setelah berhasil meredakan efek dari lelucon Kris yang mengerikan. Demi apa, Chanyeol yang dikenal sebagai penakluk sejati tiba tiba benda kebanggaanya terserang impoten?

"Okay, calm down, Chan." Ucap Kai meski masih terasa geli, "Jadi apa yang terjadi hingga kau frustasi dan Kris menganggapmu terkena impoten mendadak?"

Pertanyaan terakhir Kai membuat Kris tak bisa menahan tawanya, kembali pria itu tertawa hingga merebahkan tubuhnya kesandaran sofa.

Chanyeol mendengus kesal, meskipun begitu tetap menjawab.

"Kau tau wanita yang bermain denganku tadi?"

"Ah, wanita tua tadi?" Kai menatap Kris bingung, "Dia dan Chanyeol pergi sebelum kau datang." Jelas Kris.

"Sialan, dia tidak tua." Geram Chanyeol.

Kris mengangkat bahunya tak peduli, "Make upnya seperti wanita paruh baya."

"Ternyata dia dibawah umur, fuck! Dia meninggalkanku karena dihubungi ibunya, katanya? Oh shit!"

Chanyeol tak habis habisnya mengumpat, miliknya sudah tegang dan hanya tinggal bagian inti tapi wanita tak tau diri itu malah meninggalkannya. Wanita itu tidak bisa melakukan itu padanya. Tidak pada saat miliknya sudah siap seperti itu.

Kris berusaha setengah mati menahan tawanya. Dia menutup wajahnya dengan tangan. Kai sendiri juga melakukan hal yang sama, kepalanya menunduk, meskipun begitu, Chanyeol dapat melihat sudut bibir Kai yang berkedut menahan tawa.

"Bajingan kalian semua." Desah Chanyeol.

"Oh, dimana Sehun?" tanya Chanyeol saat menyadari satu satunya wanita yang akan membelanya itu tidak berada disana.

"One night stand katanya." Jawab Kris cuek, dia masih kesal pada penolakan Sehun, ngomong-ngomong.

"Kau percaya pada Sehun? dia tidak akan melakukannya sesore ini, bung." sindir Kai.

Chanyeol menggeram, "Aku butuh bantuannya untuk menjinakkan adikku."

Kai menaikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu? Kenapa harus Sehun? kau membuatnya terdengar seperti wanita bayaran." Ucap Kai tersinggung.

Bagaimanapun, meski Sehun satu satunya wanita dikelompok mereka, tak benar jika Chanyeol berkata atau bahkan jika sampai menganggap Sehun seperti itu.

"Santai bung, kau tau maksudku tidak seperti itu." ucap Chanyeol.

Kris membuka satu lagi kancingnya saat merasakan panas alkohol mulai bereaksi, sepertinya dia harus berhenti minum jika ingin kembali ke apartement dengan selamat.

"Yah, maksud Chanyeol tentu saja tidak seperti itu. maksudnya, Sehunlah yang terbaik." Ujar Kris.

Meskipun masih kesal, Kris tidak bisa menampik jika Sehun memang yang terbaik. Tubuh wanita itu, suaranya, organ intimnya, menurutnya, bahkan menurut dua orang dihadapannya ini memang Sehun yang terbaik.

Kai menghela nafasnya, "Ya, aku tahu."

"Hello? Sedang membicarakanku?"

Orang yang sedari tadi diperbincangkan memasuki ruangan dengan santai. Dia mendudukkan diri disebelah Chanyeol tanpa masalah. Baru setelah Sehun tidak mendengar suara dari siapapun dia mengedarkan pandangannya. Dan sialnya yang pertama kali di lihat adalah sesuatu yang menggembung di antara selangkangan Chanyeol.

"Oh my, apa yang terjadi pada penismu?" tanya Sehun geli. "Kau impoten dini?"

Kris dan Kai kembali menyuarakan tawa mereka. Ternyata bukan hanya Kris, Sehun juga memiliki selera humor yang ngawur seperti itu.

"Hun, help me." Desah Chanyeol pasrah. "Bermain solo benar benar bukan style ku."

Sehun mengabaikan tatapan Chanyeol, lebih memilih mengambil segelas bir dan meminumnya sedikit.

"Kukira kau sudah menyelesaikannya bersama wanita lain tadi, untuk apa kau meminta tolong padaku? Minta tolon saja pada yang lain." Ucap Sehun dengan nada merajuk.

Chanyeol menarik Sehun ke pangkuannya, membuat si wanita memekik pelan karena benda keras menusuk sela pantatnya.

"Aku hanya bermain-main, hun. Kau yang terbaik." Ucap Chanyeol dengan nada yang memelas.

"Tidak hun, kau tidak bisa melakukan itu. kau menolakku tadi."

Kris menyuarakan penolakannya, membuat Chanyeol menatapnya tajam seolah berkata 'kau-tidak-lihat-penisku-lebih-membutuhkan-hah?'

Sehun tertawa melihat kelakuan dua pria dewasa itu. dengan sengaja Sehun menggerakkan pinggulnya hingga membuat Chanyeol mendesis.

"Oh, ini masih terlalu sore sebenarnya. Tapi menurut kalian apakah foursome akan sangat menarik?"

Sehun bertanya dengan ekspresi polos sambil menatap Kai yang menyeringai kearahnya.

"How about fuck your little hunnie, daddys?" ucap Sehun dengan nada sensual.

Chanyeol dan Kris menyeringai mesum, sudah sangat lama mereka tidak pernah melakukan foursome. Terakhir kali yang mereka ingat, itu saat mereka masih mahasiswa semester lima. Dan sepertinya melakukan hal itu tidak akan membosankan.

"Jangan merengek berhenti, darl. Kau yang memulainya." Desis Kai saat merasa celananya sudah sangat sesak hanya karena melihat wajah sensual Sehun.

"As you wish, daddy~"

-==-STARLIGHT-==-

Sehun terbangun saat sinar matahari mengusik tidurnya. Dekapan erat dari sepasang lengan yang dia ketahui sebagai milik Kai membuatnya malas beranjak. Dihadapannya, dada bidang milik Chanyeol bergerak naik turun teratur sesuai hembusan nafasnya. Sehun melongok kebalik tubuh Chanyeol dan melihat Kris yang juga bertelanjang dada membelakangi mereka.

Sehun melepaskan lengan Kai dengan hati hati, sedikit meringis saat merasakan area intimnya yang nyeri saat dia hendak meraih kemeja biru tua milik Kris.

Seperti biasa, mereka akan bercinta dengan liar jika sudah bersama. Dan itu akan berdampak bagi perabotan apartement Sehun yang berantakan. Bahkan sofa di ruang tengahnya bisa bergeser. Oh, Sehun menghela nafasnya, setelah ini, tiga orang itu juga harus berkontribusi memperbaik letak perabotannya.

Setelah membersihkan diri dari kamar mandi, Sehun memutuskan beranjak ke dapur untuk membuat sarapan. Karena dirinya lupa berbelanja, mungkin Sehun hanya akan memasak omlete untuk mereka.

"Oke, ayo kita buat sarapan untuk para bajingan disana." Gumamnya semangat.

-==-STARLIGHT-==-

Sehun berdecak kesal setelah menerima panggilan dari agensinya. Bagaimana mungkin dia dipaksa datang untuk pemotretan di hari libur? Yah, tentu bisa. Buktinya, mereka berhasil memaksa Sehun dengan iming iming liburan satu minggu penuh. Sehun mendengus, pasti mereka juga akan mengganggunya nanti. Yah paling tidak, potographer yang akan memotretnya berbaik hati menjemputnya, dengan begitu Sehun tidak perlu repot repot ke basement untuk mengambil mobil.

Dia menatap sarapan buatannya yang telah terhidang di meja lalu melirik ke jam dinding putih yang menunjukkan angka delapan.

"Pria pria itu tidak akan bangun dalam waktu dekat." Gumamnya kesal.

Akhirnya Sehun memilih mengganti pakaiannya dan bersiap. Dia akan meninggalkan pesan untuk bajingan lajang disana dan Sehun bisa berangkat dengan tenang. Karena biasanya, Sehun serasa terkena serangan jantung karena sahabatnya itu akan mendatangi agensinya jika tidak menemukan Sehun dimanapun setelah mereka membuka mata.

Sehun memoleskan lipstick nude ke bibirnya sambil membatin, dia seperti seorang ibu dengan tiga anak laki laki yang berumur empat tahun saja.

Setelah mengenakan sepatunya, wanita berambut caramel itu hendak melangkah ke ruang tengah untuk mencari pena sebelum bel apartementnya berbunyi.

Mengurungkan niat awalnya, Sehun memilih membukakan pintu terlebih dahulu, mungkin itu photografernya. Tapi kemudian, rasa sesal yang dirasakan. Dia harusnya tidak pernah membuka pintu itu sama sekali. Itu memang photografernya, tidak ada yang salah. Namun, semua itu menjadi sangat salah karena...

"Hallo Hunna."

"Luhan?"

Dia.

Mantan.

Kekasihnya!

TO BE CONTINUE

Ada kritik dan saran? Mohon reviewnya^^ dilanjut atau tidak?

Mohon sarannya untuk chapter kedepan enaknya seperti apa.

Ini emang sengaja dibikin pendek soalnya mau tau responnya gimana? Soalnya rada enggak pede mau ngepost yang bitchy bitchy gini sehunnya. Bang Sehun, maafin adekmu iniiii

Tapi daripada ngedekem di laptop, mending di publish aja.

Oh, buat sidestorynya LIES, aku udah buat tenang aja. Cuma masih aku editin, yang sementara masih on going yang CHANHUN soalnya masih gloomy gitu kalo mau aku buat KAIHUNnya, banyak yang pengen nggak usah dibuat KAIHUNnya sih.

Mungkin ada yang salah faham maksud aku di ff LIES. Maksud aku buat sidestory KAIHUN itu gabakal ngaruh sama sidestory CHANHUN.

Maksudnya gimana ya, duh aku kok jadi bingung juga hoho.

Pokoknya, aku buat sidestory KAIHUN Cuma buat para KAIHUN shippers yang pengen ngeliat KAIHUN barengan, tapi nggak bakal ngaruh sama sidestory satunya tentang CHANHUN.

Ah ribet, ditunggu aja ya pokoknya^^

Akhir kata, mind to review?