Akhirnya setelah saya yang sedang buntu ide ngelanjutin fanfic You're mine & I love you but I hard to say it.. saya datang kembali dengan fic tergaje yang pernah saya buat.. XD *dilempar telor busuk*

Disclaimer : Death Note bukan punya saya, kalau saya yang punya pasti saya bikin isinya LxLight .. huahahaha XDD .. tapi fic ini asli punyaku, imajinasi orang gaje yang fujoshi tingkat akut –plak- XDD

Title : Our Family?

Genre : Romance, Humor

Rate : T

Pair : L x Light , Matt x Mello

Warning : Yaoi, OOC sangat, gaje, humor garing

Summary : Watari menitipkan Mello, Matt dan Near kepada L dan Light menyuruh mereka berdua merawat duo M dan N itu. Gimana sikap L dan Light? Di tambah masalah papa teman duo M dan N itu menyukai Light? Mello punya masalah disekolah? Pengen tau keseharian mereka? BACA aja~ XDD . Warning : Sho-ai, Humor garing, Gaje sangat, dll.. RnR please~

Yakk.. happy reading minna ^v^…

Di pagi yang mendung di temani irama bunyi petir yang mengalun dengan indahnya(?) dan hujan yang datang dengan di undang(?) dengan surat undangan kawin Ryuk dengan Rem yang kawin jalan –plak- XD

"Mama.. aku mau cokelat" ucap seorang anak imut berambut blonde yang maniak dengan cokelat kepada Light yang sibuk menjahit(?), hingga suatu saat anak itu pernah mencoba memakan kepala Light karena warna rambutnya menggoda iman(?) anak polos itu.

"Ih, mello.. jangan banyak makan cokelat atau benda-benda keramat(?) lainnya seperti cake, atau permen.. nanti bisa berubah seperti papa tuh, jadi panda" ujar Near dengan wajah tanpa dosa (baca: banyak dosa). Matt yang mendengar pidato, eh.. kata-kata near hanya manggut-manggut saja sambil terus memainkan PSP-nya dengan tatapan bergairah plus napsu(?).

"Gak, mau.. pokoknya aku mau makan cokelat sekarang.. kalau enggak nanti aku makan mama Light nih" kata Mello sambil mengeluarkan jurus air mata buayanya yang dia pinjam di kebun binatang.

"L, ajak anak-anak (baca: Mello, Matt dan Near) jalan sana. Belikan apapun yang mereka mau, dan cepat kembali (baca: jangan balik lagi)" ucap Light lembut (baca: teriak) sambil terus sibuk bergulat dengan mesin jahitnnya(?).

"Aku sedang sibuk" jawab L santai, dia terus melahap cake dan permen yang ada di depan matanya.

"Cepat ajak anak-anak jalan, kalau enggak seumur hidup bajumu tidak akan kujahit kalau robek lagi" ancam Light dengan deathglare-nya yang mampu membuat L sujud-sujud –ini sih suami-suami takut istri-. Yah, maklum lah L yang hobi masuk ke hutan bambu persis panda yang sedang mencari kayu bakar(?). Dengan (terpaksa) senang L mengajak ketiga anaknya yang imut (baca: menyebalkan) jalan-jalan. Light hanya jingkrak-jingkrak seperti belalang sekarat melihat kepergian L dan ketiga anaknya(?) pergi.

Sedikit (baca: banyak) cerita, semua ini terjadi ketika watari menitipkan Mello, Matt dan Near kepada L dan Light. Watari yang ingin pulang ke kampungnya, neneknya, kakekknya, sodarannya, tantenya, bibinya, pamannya, anaknya.. dan tak tau kapan pulangnya itu dengan terpaksa (baca: senangnnya) menitipkan trio macan, eh.. duo M dan N kepada L dan Light.

x-x-x-x

Akhirnya setelah melewati lembah dan pegunungan(?) L dan anak-anaknya(?) sampai di supermarket terdekat.

"Papa, aku mau cokelat yang banyak" ucap Mello.

"Aku mau mainan yang banyak" ucap Near dan Matt bersamaan.

"Ah.. ya, terserah kalian saja" jawab L enteng, seenteng membawa gajah(?). Setelah mendengar jawaban sang papa(?) duo M dan N langsung mencari barang-barang kesukaan masing-masing. Sementara itu L berjalan ke bagian permen dan cake, yang sepertinya dia lupa kalau ternyata dompetnya tidak dia bawa.

Di tempat Light

"Akhirnya, aku bebas juga dari 4 monster itu. Apa aku kabur saja? Tapi, tidak mungkin kalau aku di tangkap saat pelarian(?) aku pasti kehilangan wajah tampanku ini" kata Light bersantai di sofa yang tadi di duduki sang panda(?) eh,.. maksdunya L. Namun, ada yang mengganjal duduknya, itu adalah dompet L. Dengan tidak elitnya dompet L tergeletak di lantai karena dibanting oleh sang raja iblis, eh.. maksdunya Light.

"DASAR PANDA GAK BERMUTU.. SIA-SIA GUE PELIHARA LOE.." bentak Light dengan merdunya(?). Dengan wajah senang (baca: Marah) Light menyusul sang suami(?) ke supermarket.

Kembali ketempat L

"Huachiimm" sempurna sudah ingus L muncrat, menodai wajah seorang cowok suci(?) yang kebetulan lewat depan L.

"Huh! Siapa sih yang taro panda disini? Harusnya kan dikebun bintang" ujar cowok itu.

"Panda? Mana?" tanya L mencari sosok panda yang orang tadi maksud.

"Maksud gue.. ya, elo pandanya.." jawab orang itu dengan nada suara anak zaman baheula (baca: modern).

"L!" teriak sang Istri L sambil berlari secepat sena eyeshield 21 *ditembak hiruma*.

"Ada apa sih mama? Tunggu aja di rumah.. kangen ya sama papa?" tanya L asal blak-blakan.

"Eh, Dompet loe ketinggalan.. dasar panda gak berguna, mau bayar pake apa lu kalo kagak ada duit?" tanya Light sambil mengeluarkan hujan lokalnya.

"Sengaja ditinggal, supaya Light-kun nyusul kesini" jawab L ngeles. Tiba-tiba baju usang L ditarik Mello yang barusan berburu cokelat kesukaannya.

"Papa, ini semua belanjaanku.." ujar Mello sambil membawa 5 troli yang isinya cokelat semua. Bagi orang normal cokelat segitu banyak akan habis dalam waktu berbulan-bulan, tapi bagi Mello cokelat segitu hanya cukup 3 hari.

"Astaganagabonarberanakpanda.. Dasar anak imut (baca: nista) jatahmu Cuma 2 troli, jangan melanggar peraturan buatanku(?) dong" kata Light hampir glepar-glepar di lantai speerti ikan kehabisan udara(?).

"Huee.. mama jahat sama mello" ucap Mello menangis di pangkuan panda yang ternyata papa sementaranya.

"Light, sudahlah.. biarkan saja" jawab L menenangkan Mello yang udah mulai nangis, dan pertunjukan ini dilihat orang-orang seperti 2 orang tua yang sedang memarahi anaknya yang suci(?).

"Yah, baiklah" akhirnya sang mama(?) mengijinkan. Tak lama setelah itu Matt dan Near muncul dengan mainan menggunung yang mereka bawa.

Yah, akhirnya mereka pulang ke rumah dengan tentram. 3 malaikat kecil itu tersenyum-senyum kesenangan, sementara itu Light harus memutar, menjungkir balikkan, menghajar, membuang otaknya yang sedang frustasi menghitung sisa uangnya yang dikasih watari untuk pesediannya selama setahun habis dalam 2 jam.

x-x-x-x

"Matt, temenin Mello yuk bobo di kamar" ajak Mello dengan jurus imutnya. Sementara itu orang yang diajak bicara tidak merespon, Matt hanya sibuk memainkan PSP-nya.

"Matt.. denger ga sih, budi loe.." kata Mello kesal dengan lahapnya memakan cokelat(?).

"Hah? Budi? Apaan tuh Mel?" tanya Near yang sibuk main rubik dikolong meja.

"Budi, budeg dikit.. eh, kalo Matt sih, Buba kaliya, budeg banget" jawab Mello asal.

"Anak-anak.. makan dulu yuk" panggil L dari dapur, yang baru saja bergulat dengan panci, wajan dan alat masak lainnya dengan skor 10-1 untuk Panci *lah?*. Ya, karena L gak bisa masak akhirnya menyuruh pembantunya eh, maksudnya istrinya si Light masak.

"Makan apa pa? kalo makan ikan asin lagi near gak mau.. gak elit banget sih makanannya, biasanya juga makan nasi sama garem" kata Near bangga.

"Paaan sih, lebay kamu Near.. bukannya biasanya makan piring.. sangking gak bisanya kita beli beras" timpal Mello. *==' buset, miskin banget sih hidup keluarga L ama Light ni.. ga bisa beli beras tapi bisa beli PSP, PS, cokelat 5 troli.. duit darimana tuh? Jangan-jangan pesugihan pelihara panda ya*

"Yah~ kalian pada berisik.. kalah lagi kan, padahal level ini tinggal dikit lagi tamat" ujar Matt membanting PSP nistanya.

"Woi~ diskusi apaan sih, sini.. buruan makan, kalo gak nanti mama kasih Ryuk loh makanannya, buat hadiah nikahan Ryuk ama Rem di kolong jembatan" teriak Light dengan semangat 45'

"Iya~" ujar .

Akhirnya keluarga yang sakinah, mawahdah, warohmah itu berkumpul di ruang makan yang berukuran 1x2 meter(?). Light mulai membagi-bagi piringnya dengan pelit(?) dan beberapa biji nasi(?).

Author : eh, miskin banget sih loe?

Light : sapa yang buat? Dasar author bejad..

Oke, bek tu de storii..

"Mama.. Mello enggak ikutan makan, ngantuk tuh katanya" kata Near.

"Biarin aja, biar mati kelaperan tuh anak nista" jawab light dengan baiknya (baca: jahatnya).

"Kalo gitu aku anterin aja makanan ke kamar Mello.." tawar Matt dengan wajah mesum stadium akut(?).

"Biarin aja, palingan di kamar si mello makan cokelatnya.. dia kan maniak cokelat sampe-sampi niat makan kepala mama Light, karena warna rambut mama Light kayak cokelat" kata Near.

"Biarin.. Mello kan yayangku.. jadi aku harus rawat (baca: siksa) dia" jawab Matt sambil membawa piring berisi PSP, palu, paku, pisau, dan kawan-kawannya.

"Buset dah Mel, loe mau makan tuh PSP dan sejenisnya?" tanya Near cengo.

"Bukan.. ini buat si Mello" jawab Matt langsung pergi ke kamar Mello. L, light dan Near hanya berdoa agar Tuhan menolong mello yang berdosa itu eh, maksdunya yang tidak berdosa itu.

x-x-x-x

"MELLO.. Lu lama banget sih di kamar mandi, ngapain aja lo? Lemonan sama Matt?" tanya Near yang daritadi menunggu pintu kamar mandi terbuka. Sebenarnya Near sudah menunggu berjam-jam di luarpintu kamar mandi, menantikan 2 saudarannya yang saling mencintai itu keluar dan memberikannya kepuasan menggunakan toilet secara pribadi(?).

"Ada apa sih Near, sayang?" tanya Light lembut *tumben nih*, selembut sutra *iklan*.

"Si Mello sama Matt daritadi enggak keluar dari kamar mandi.. padahal, Near mau mandi sama papa si panda" Rengek Near.

CKLEK, akhirnya pintu rahmat.. eh, maksudnya pintu kamar mandi pun terbuka. 2 sosok anak imut keluar.

"Ngapain sih, lu pada?" tanya Near marah dengan wajah tetap dibikin seimut mungkin(?).

"Near masih kecil, belum boleh tau urusan anak gede" jawab Matt. Padahal sih umur mereka sama , baru umur 8 tahun aja bangga batin Light. Akhirnya dengan damai Near dan L melakukan ritual(?) mandinya berdua, sementara itu Light kembali melakukan turnamen gulat di dapur.

"Matt.. kamu ngerasa enggak? Kalo papanya temen kita suka sama mama Light" tanya Mello kepada sang kekasih, eh.. saudaranya yang maniak game itu.

"Papanya misa? Anak perempuan yang centil, ganjen itu?" kata Matt balik bertanya.

"Iya, bener kan? Papanya suka sama mama Light" jawab Mello sambil memakan cokelat yang dia beli kemarin, dan mengisi tasnya dengan cokelat.

"Emang, anaknya juga suka sama mama kita kan?" kata Matt dengan tumben-tumbennya meladeni pertanyaan Mello dan memasukkan PSP yang selalu dia pegang dan selalu menjadi panutan hidupnya(?) ke dalam tasnya.

"Misa juga suka sama mama?" tanya Mello kaget dengan lebaynya.

"Yah, gitu sih.. kelakuan anak sama bapak sama aja nistanya" jawab Matt menggeleng-gelengkan kepalanya dan melipat kedua tangannya di dada berlagak seperti orang dewasa.

"Matt.. Mello.. Near, L.. ayo makan" teriak Light mengabsen seluruh anggota keluarganya(?). Dengan cepat Mello dan Matt berlomba berlari sampai dapur, sementara itu Near dan L yang masih di kamar mandi buru-buru keluar dengan pornonya(?). Acara sarapan pagi pun berjalan khidmat –plak- dan tenang.

x-x-x-x

"Hahh~ capeknya, kapan sih si tua Bangka watari itu pulang" kata Light kesal sambil membanting celemek yang tadi dia pakai dengan manisnya di badannya yang perkosa, eh.. perkasa.

"Light-kun" panggil L dari sofa sambil mengulum lollipop.

"Apa lagi?" tanya Light kecut.

"Lemonan yuk, mumpung lagi gak ada yang ganggu" jawab L dengan senyum pandannya.

"Aku sibuk L" kata Light sok sibuk dengan membersihkan ruangan layaknya pembantu rajin yang mengharap di rape.. eh, di gaji.

"Light-kun enggak sayang sama L ya?" tanya L dengan mata berkaca-kaca, sampai Light bisa bercermin dan menikmati pemandangan wajahnya yang tampan tak ketolongan itu.

"Bukannya gitu L, hanya saja Rate di fic ini T.. bukan M" jelas Light menyalahkan author.

"Hey kau, author gaje.. ganti ratenya" perintah L dengan bangganya.

Author : kenapa aku harus dialog juga sih.. udah ah, tugas kalian Cuma jadi bawahanku saja –plak- , nurut aja.. nanti aku kasih enak-enaknya.. tenang aja *author ngeles*

Bek tu de stori..

"apaan nih?" tanya Light begitu menemukan surat di kamar Mello begitu membersihkan kamar anak sementaranya itu. Light pun membuka surat itu yang di depannya tertera namanya, dengan muka mesum(?) dia membukanya dengan penuh nafsu(?).

-Untuk Light-kun yang kucinta-

Tak bisa hatiku menampikkan cinta..

Karena cinta tersirat bukan tersurat..

Meski bibirku terus berkata tidak, tapi mataku terus pencarkan sinarnya..

Buka hatimu..

Bukalah sedikit untukku..

Sehingga diriku bisa memilikimu..

Betapa sakitnya..

Betapa perihnya hatiku..

Selalu dirimu tak menganggapku ada..

Aku bisa membuatmu cinta kepadaku..

Meski kau tak pernah mencintaiku..

-Mikami-

Dengan elitnya Light merobek-robek surat cinta tidak elit dari Mikami ayahnya Misa teman Matt, Mello dan Near. Bagaimana tidak elit? Setiap katanya di ambil dari lagu yang populer saat ini(?).

"Aku hanya mencintai L seorang.. sorry aja ye mikami" kata Light sok suci(?).

"Ada apa Light-kun?" tanya L mendengar namanya dipanggil sang pembantu eh, istrinya.

"Ah, tidak apa-apa.. kita ke rumah (baca: gubuk) tempat Ryuk ama Rem honeymoon yuk.. pengen minta mantra pengusir panda eh, maksdunya pengusir orang mesum" kata Light ngasal, padahal sih mau ke rumah (baca: gubuk) Ryuk Cuma mau nagih uang sewa dekorasi kawinan Ryuk.

x-x-x-x

Bulan pun menampakkan dipanggung yang hitam menandakan bahwa malam sudah tiba(?). Ditemani ratusan bahkan ribuan bintang bulan pun mengadakan konser di langit yang hitam –plak-.

"Mama, ada apa sih?" tanya Mello sok polos ketika Light menarik tangan Mello ke tempat gelap, kalau orang biasa melihat kejadian ini pasti mereka mengira Light memaksa Mello lemonan dengannya.

"Surat ini, dari mikami.. papanya temenmu yang super ganjen itu?" tanya Light menunjukkan serpihan kertas yang tadi dia robek-robek dengan semangat berkobar-kobar sampai titik darah kepenuhan(?).

"Iya ma.. dari Om Mikami.. sampe titip kiss bye sama Mello, mama langsung ngomong sama orangnnya sono.. jijik tau ma.. tiap hari dikasih kiss bye sama Om mikami yang gondrong itu" jelas Mello dengan emosi stadium akut(?).

"Loe aja jijik.. apalagi gue" batin Light makin nafsu makan(?).

"Besok, mama sama papa ke sekolah dah.. sekalian control apa ada bayi lagi dalem perut mama(?)" jawab Light ngaco. ==' mau ke sekolah atau dukun beranak sih?

"Eh, ke sekolah? Gak usah deh mah.. gapapa deh mello dapet kiss bye Om Mikami terus asal mama jangan ke sekolah" jawab Mello panik seperti orang yang sedang menghadapi gempa.

"Justru itu.. mama gak rela, peliharaan eh, maksdunya anak mama dinodai sama Waria jadi-jadian itu" jawab Light dengan gagahnya.

"Eh, jangan deh.. pokoknya mama jangan ke sekolah, kalo ke sekolah nanti Mello pukul Near nih?" kata Mello ngasal.

"Kok aku di bawa-bawa?" tanya Near yang kebetulan sudah ada disana sejak tadi merekam adegan Light dan Mello yang terang-terangan(?).

"Kenapa sih? Mama kan khawatir.." kata Light tetat kekeh dengan pendiriannya(?).

"JANGAN.. MELLO GAK MAU MAMA KE SEKOLAH" teriak Mello dengan merdunya sampai-sampai kaca dari radius 20km pecah dengan indahnya. Light pura-pura tidak mendengar ucapan Mello, padahal telinganya sampai mengeluarkan darah akibat efek samping yang ditimbulkan oleh teriakan Mello yang sangat merdu(?) itu.

x-x-x-x

Setelah L dan Light mencium anak-anaknya sebelum tidur dan mengucapkan selamat tinggal(?) eh, maksudnya selmat tidur. Light dan L berdiskusi(?) di ranjang sebelum mereka tidur.

"L, kenapa ya? Mello enggak mau aku datang ke sekolah?" tanya Light membuka sesi meeting(?) malam ini.

"Entahlah, mungkin dia ada masalah di sekolah yang tidak mau diketahui olehmu Light-kun" jawab L sambil duduk dengan elitnya yaitu berjongkok seperti ingin mengeluarkan emas(?).

"Masalah?.." Light terus memikirkan perkataan L, bahkan sampai dia tertidur dia terus memikirkan kata-kata L, kekasihnya yang doyan lemonan tapi karena rate fic ini T, jadi lemonannya gak dijabarkan.. XDD

Yak,, gimana? Ada yang penasaran dengan masalah Mello di sekolah?

Jangan kemana-mana setelah yang akan lewat berikut ini XDD

*tiba-tiba Ryuk ama Rem lewat*

BERSAMBUNG..

L : ==' gua gak doyan lemonan.. gua suka permen cake dan saudara-saudaranya.

Light : gua jadi ibu-ibu? Untung deh .. yang penting gak jadi emak-emak.. *sama aja dodol garut* XD

Author : bawel lu pada.. aktingnya kurang, banyak yang melenceng dari jalur kereta api(?).

Near : kok rasanya gua LEBHAYY BANGETZZ CIEEHH?

Mello : halaaah~ alay loe near..

Matt : *sibuk main game*

L : pairnya gue ama Light-kun, tapi kok adegan kita berdua dikit banget? =='

Light : Iya ya.. *baru sadar* ==' *dasar Pentium berapa sih otak loe light?*

Author : ngajak turnamen gulat loe L? jangan mentang-mentang bini loe pegulat dapur(?) gua takut.. enak aja, sebenarnya gue tuh takut banget sama Light.. *lha?*

L : ya dong.. ayo sini gulat sama bini gua.. Light..

Light : enak aja loe panggil-panggil gue seenak pantat loe tepos..

Mello : GO MAMA LIGHT..

Matt : GO BRANDON.. GO BRANDON.. GO.. *dihajar*

Near : Yah, sementara si author dan mama Light mengadakan turnamen gulat dapur.. mohon para readers meninggalkan REVIEW seikhlasnya..

R_E_V_I_E_W

P_L_E_A_S_E

Arigatou gozaimasu .