DISCLAIMER
KHR © Belongs To Amano Akira
Sequel! GFTCN © Belongs To Me
.
RATE
M
.
PAIRING
TYL!Dino x TYL!Tsuna x TYL!Hibari
(TYL!DTYL!27TYL18)
.
GENRE
Humor and Romance
.
Warning
BL / BoyxBoy / YAOI , Anti-YAOI? Please Get OUT! LEMON kurang asem, typo(s) berkeliaran, bahasa amburadul (bisa membuat anda katarak mendadak), summary gak nyambung, judul gak nyambung sama isinya, OOC! GAJE (sangat), just ONESHOT. THREESOME!
.
SUMMARY
Sepuluh tahun telah berlalu. Dan dalam kurun waktu itu pula lah telah terjadi banyak hal, terutama pada Vongola Famiglia yang kini telah bangkit kembali. Dengan berbagai masalah yang menimpa keluaga mafia terkuat di dunia itu, ternyata semakin memperkuat hubungan satu sama lain. Dan tentu hal ini pun berlaku pada hubungan sang boss Vongola Famiglia dengan sang Cloud Guardiannya. Ah, jangan lupakan sang Haneuma yang merupakan kakak seperguruan sang Decimo dan guru sang Cloud Guardian.
Masih ingatkah hubungan diantara mereka bertiga?
Ya, mereka BERTIGA adalah sepasang kekasih.
.
.
.
AUTHOR POV
Malam itu di markas Vongola Famiglia, terlihat seorang pria bunette yang tengah berjalan membawa sebuah benda berbentuk kotak di tangannya. Dengan hati - hati pemuda bersurai brunette itu membawa benda kotak itu.
Sesekali pria itu tersenyum ramah pada orang - orang yang menyapanya, dan tak jarang pula dirinya menjawab sapaan tersebut.
Dan setelah sekian lama berjalan, pria-yang ternyata sang Don Vongola-itu sampai di depan markas salah satu anggotanya.
Ya, markas sang Cloud Guardian of Vongola.
Dengan arsitektur bergaya Jepang kuno, markas itu terlihat sepi dan nyaman.
Hingga sebuah senyum penuh harap menatap pintu geser salah satu ruangan disana, sang brunette segera berujar, "Ano.. Hibari-san, apa kau ada di dalam?"
"Hm. Masuk, herbivore."
Senyum sang brunette semakin terkembang saat mendengar respon orang yang dipanggilnya 'Hibari-san', dengan segera dirinya mengangguk dan menjawab, "h-hai!"
SREK
Dan tak lama terdengarlah suara pintu bergeser dan kembali bergeser yang menandakan pintu tersebut kembali tertutup.
Pada iris caramel sang pria brunette itu, terpantulah seorang pria beriris blue metal yang memakai yukata hitam, sekelam warna rambutnya.
Melirik pria yang kini memegang sebuah benda kotak itu.
"Sampai kapan kau akan berdiri di sana?" Tanyanya menaikan sebelah alisnya.
"Eh? Ah, etto.. Gomennasai!" Ujar sang brunette dan kini duduk di depan pria beriris blue metal itu dan meletakan benda yang sejak tadi dibawanya tepat disampingnya.
Dan keheningan pun tercipta.
Dengan raut bingung dan gelisah dari pria bersurai brunette itu, terlebih tangannya yang sejak tadi meremas celananya sendiri, ternyata membuat sang blue metal merasa risih.
"Ada apa kau kemari? Ada masalah? Cepat katakan, herbivore." Ujar sang blue metal tiba-tiba.
Dan hal itu membuat sang Don Vongola terperanjat kaget, "Etto.. Ini..." Lirihnya menyodorkan kotak yang sejak tadi dibawanya dengan hati-hati.
"Hm?" Pria yang bernama Hibari itu mengangkat sebelah alisnya bingung sesaat setelah meminum teh yang sejak tadi ada di pinggirnya. Tentu saja dia bingung, benda tak mencolok berbentuk kotak itu tiba-tiba diberikan padanya.
"Ah, ini.."
SREK
Sang caramel mulai membuka kotak itu dan...
...
Terlihatlah sebuah cake. Dengan beberapa strawberry menghiasi cake itu.
"Strawberry cake? Aku tidak suka makanan manis, dan kau tahu itu, herbivore. Tapi kenapa kau memberikan ini pada ku?" Ujar Hibari kembali mengangkat sebelah alisnya.
SIGH
Pria bersurai brunette menghela nafas, menunduk dan mengembungkan sedikit pipinya yang merona antara takut dan...sedih.
"Wakatta... Demo... A-aku bingung harus memberi kado apa untuk Hibari-san! Aku baru datang dari Itali tadi sore dan baru ingat hari ini ulang tahun Hibari-san. Aku sudah tak punya waktu lagi untuk mencari kado.. J-jadi aku bingung dan akhirnya membeli kue ini saja... Gomen ne..." Lirih pria itu dan merasa benar-benar bersalah karena tak bisa memberi kado pada kekasihnya itu.
Menunduk dalam dengan mata berkaca-kaca dan semakin kuat meremas celananya.
Sedangkan Hibari sendiri, walau masih dalam posisinya–terlihat bahwa dirinya sedikit tersentak kaget.
...ah, dia lupa hari ini tanggal 5 Mei.
"Gomen.."
Kembali terdengar lirihan sang brunette yang masih merasa bersalah.
Namun, keheningan kembali menghampiri mereka. Dan tentu hal itu membuat sang brunette semakin merasa bersalah.
Hingga... Terdengar sebuah helaan nafas.
"Kemari." Ujar Hibari tiba - tiba menatap datar pada sang brunette.
"Uhh...?" Sang brunette mengerjapkan matanya yang terlihat memerah menahan tangis–oh, bahkan setitik air mata telah terlihat di sudut mata sang caramel.
Namun segera mengangguk takut, kemudian mendekati Hibari dan–
SRET
"Uwaa!"
GREP
–sang brunette pun kini telah ada di dekapan Hibari. Dengan pekikan kecil dari bibir mungil sang brunette membuat Hibari sedikit menyeringai dan terkekeh.
BLUSH
"...uhh?" Dengan wajah memerah, sang brunette kebingungan dan mendongakan menatap Hibari dengan tatapan bingung.
Hibari sendiri semakin mendekatkan wajahnya pada wajah imut sang pria brunette itu. Dan jangan lupakan seringai yang sejak tadi menghiasi wajah tampannya.
"Akan ku maafkan kau dan aku akan memakan cake itu. Asalkan aku memakannya dengan'mu'." Ujar Hibari dengan seringainya yang semakin lebar.
"Uh?" Sang brunette mengerjapkan matanya dengan sebuah tanda tanya di dekat kepalanya, "Aku memang berniat menemani Hibari- san saat memakan kuenya kok."
Dan ucapan lugu kekasihnya membuat Hibari sedikit terkekeh pelan.
"Baguslah." Ucap Hibari dan satu tangannya kini terulur mendekati kue itu. Namun hanya mengambil salah satu strawberry dari kue itu kemudian mendekatkannya pada bibir mungil kekasihnya.
"?"
Kembali kepala pria brunette itu dipenuhi tanda tanya. Hingga suara Hibari menganggetkannya, "Gigit pelan tanpa memakannya."
"Eh? Uhh..." Pria yang lebih mungil dari Hibari itu mengangguk, dan mulai menggigit strawberry itu–hingga strawberry tertahan diantara gigi sang brunette.
SMIRK
Seringai lebar terlihat jelas di wajah Hibari dan mendekatkan wajahnya pada sang brunette,
HAP
Memakan strawberry itu yang otomatis bibirnya langsung bersentuhan dengan bibir mungil sang kekasih.
"...mmm?! Hi-mmmhh!"
Dan sang brunette memekik tertahan karena ulah hibari.
Namun rasa kaget itu berangsur - angsur hilang dengan dirinya perlahan memejamkan matanya merasakan manis dan sedikit asam pada indera pengecapnya yang berasal dari strawberry itu. Terlebih rasa 'lain' karena lidahnya beberapa kali tak sengaja-atau memang sengaja oleh Hibari- saling bersentuhan.
Hibari sendiri, terus memakan dan melumat apa yang ada di dalam mulut sang brunette. Mengecapnya dan menghisap lidah manis sang kekasih. Dan saat dirasa sang brunette sudah kehabisan nafas,
PLOP
Hibari mengakhirinya dengan hisapan kuat pada bibir bawah pria brunette itu hingga terdengar suara 'pelepasan' bibir mereka.
"Hosh...hosh..." Pria mungil itu terengah dan meremas lembut yukata Hibari. Dengan wajah merona, dirinya menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Hibari.
Hingga,
SREK
"KYOYA! BUON COMPLEANNO~! AKU BAWA KAN KADO UNTUKMU~...!"
Dan terdengarlah sebuah teriakan yang cukup memekakan telinga Hibari dan sang pria brunette itu.
Suara yang berasal dari seorang pria blondie nan tampandengan iris almondnya yang terpancar cerah.
"Berisik." Ujar Hibari
"Eh? Jangan begitu dengan kekasihmu ini, Kyoya." Kekeh pria blondie itu. Hingga iris almondnya menyadari keberadaan 'lain' di sana.
"Ah, Tsuna! Kau sudah sampai di sini?" Tanya pria blondie itu dengan semangat dan menutup pintu kemudian mendekati keduanya.
Pria brunette yang masih berada di dekapan Hibari itu mulai mendongak dan perlahan iris caramelnya berbinar cerah, "D-Dino-san!" Tersenyum tulus dan mengangguk, "Baru tadi sore aku tiba di Jepang." Lanjut pria brunette yang akhirnya diketahui namanya–Tsuna.
Dino–pria blondie itu mengangguk - ngangguk dengan sebuah senyum cerah–
–hingga dirinya melihat sebuah cake dengan salah satu strawberrynya yang sepertinya menghilang dari cake tersebut.
Dan melihat Tsuna...
...tepatnya pada bibir Tsuna.
SMIRK
Kini sebuah seringai muncul di wajah tampan Dino. "Wah, sepertinya aku ketinggalan 'sesuatu'." Ujarnya mengerling pada Hibari dan Hibari hanya menampilkan sedikit seringainya kemudian menimpalinya, "Sedikit."
Dan seketika Dino terkekeh pelan, dengan seringainya semakin lebar, "jadi aku tidak ketinggalan terlalu banyak?"
"Tidak. Kami baru 'makan' satu buah strawberry." Ujar Hibari santai. Namun hal itu membuat,
BLUSH
Tsuna merona dan menunduk dalam. Dirinya akan bangkit dari dekapan Hibari karena akhirnya sadar akan posisinya kini. Namun baru saja akan bangkit–
GREP
–sepasang lengan kekar kini melingkar di pinggang rampingnya. Ya, siapa lagi kalau bukan lengan Hibari?
"Kau mau kemana, hm? Aku masih ingin 'makan' kuenya dengan'mu'." Ujar Hibari dengan sebuah seringai di wajahnya.
BLUSH
"H-Hibari-san..." Lirih Tsuna dengan wajah semerah tomat segar.
Dino terkekeh pelan, "Dan jika kalian tak keberatan, aku ingin 'makan' bersama 'kalian'." Ujar nya kini semakin mendekati keduanya.
Berbeda dengan Tsuna yang semakin merona karena paham apa yang dimaksud oleh Dino. Hibari semakin menyeringai lebar, "Tentu, Haneuma."
oOo TYLDxTYL27xTYL18 oOo
"...mmm...nghhmmmm!"
Entah sejak kapan kemeja serta dasi Tsuna kini sudah tak terpasang dengan baik. Tubuh mungilnya sudah setengah topless itu kini berada di pangkuan Hibari dengan posisi membelakangi sang Cloud Guardian.
Dengan wajahnya yang sudah benar-benar merona dan erangannya yang tertahan oleh lumatan 'panas' Hibari pada bibirnya.
Ya, Hibari sedikit menarik kepalanya untuk menghadap samping dan tentu dari belakang, Hibari langsung melumat bibir mungil kekasihnya yang kini terlihat beberapa sisa potongan buah strawberry.
Sedangkan Dino sendiri, bibirnya kini menjelajahi leher jenjang Tsuna.
Menjilati dan sesekali menggigit meninggalkan bekas kemerahan pada leher kekasih mungilnya itu. Terus 'menjelajahi' leher itu hingga setelah sedikit bosan, lidah Dino kini beralih ke jakun Tsuna. Menghisapnya kuat hingga terdengar erangan dan pekikan nikmat namun tertahan dari bibir Tsuna.
Hibari yang sedang melumat bibir Tsuna kini beralih menghisap dan mengulum telinga kekasihnya. Dengan tangan nakalnya kini mulai menyentuh nipple pink Tsuna yang terlihat menegang.
"Anghhh! Anghh... Enghhh~...." Pekikan Tsuna akhirnya terdengar lebih keras karena kini bibirnya tak lagi 'ditahan' oleh bibir Hibari.
Sedangkan sang pelaku 'penahanan' yang awalnya menyentuh nipplenya, kini lama kelamaan jari Hibari mulai menekan dan memelintir nipple Tsuna.
Seolah tak ingin kalah, tangan Dino yang nakal kini beralih menuju celana Tsuna. Meremas kuat kejantanan Tsuna yang sudah mulai menegang di balik celananya.
"ANGHH!"
Dan tentu hal itu membuat Tsuna memekik nikmat dan sakit karena kejantanannya yang semakin menegang itu kini terhalang oleh celananya sendiri.
SREK
"Uhhh..."
Setelah terdengar suara celana terbuka, bibir mungil Tsuna yang sudah membengkak itu melenguh pelan merasakan udara dingin menyapu bagian bawahnya...
...dan perlahan membuka matanya, menatap sayu pada apa yang dilihatnya,
BLUSH
Tsuna merona hebat melihat tubuh bagian bawahnya kini benar - benar naked–yang sebenarnya hanya tertinggal kemeja serta dasi yang tak terpasang dengan benar di bagian atas tubuhnya.
SMIRK
Tidak hanya Dino bahkan Hibari pun ikut menyeringai melihat keadaan kekasih mungil mereka yang begitu menggoda.
"Enghh... Uhh... J-jangan lihat aku seperti itu.. H-Hibari-san... Dino-san..." Lirih pemuda mungil itu dengan wajah merona seraya berusaha menutup bagian privatenya di bawah sana.
Namun,
GREP
Tangan besar nan hangat milik Dino kini mencengkram lembut tangan mungil Tsuna dan tak membiarkan Tsuna melakukan'nya'.
"A-apa yang kau lakukan Dino-anghhhh~...!" Ucapan Tsuna yang hendak memprotes perbuatan Dino kini terpotong oleh desahannya sendiri karena tangan 'nakal' hibari yang kini mulai menyusup pada butt Tsuna dan meremasnya kuat.
"Anghhh~... H-Hibari-san.. anghhh!"
Kembali keduanya menyeringai.
"Diam dan nikmati saja, herbivore." Ujar Hibari dan dilanjutkan kekehan Dino.
"Kami tidak akan melukaimu. Dan, tak perlu kami jelaskan bukan? Kau pasti sudah paham apa yang akan kami lakukan." Lanjut Dino,
"Hiee?!" Yang membuat Tsuna merona dan terpekik panik mendengarnya.
Dan tepat setelah itu,
SREK
"Huwaaaa!"
BRUK
Tsuna terpekik kaget merasakan tubuhnya tiba - tiba ditarik dan di putar hingga kini dalam posisi menungging dengan buttnya langsung terlihat oleh Dino yang kini menyeringai lebar.
Sedangkan wajahnya kini langsung menghadap tubuh Hibari...
BLUSH
...yang entah sejak kapan obi pada yukata Hibari kini telah terlepas yang otomatis membuat yukata itu terbuka.
Dan tentu membuat rona wajah Tsuna merona karena kini kejantanan Hibari sendiri telah terlihat olehnya.
"Hisap."
Dengan sebuah seringai pada wajah tampan Hibari, dirinya 'memerintahkan' kekasihnya untuk menghisap kejantanannya yang setengah menegang itu.
Tsuna yang sudah sangat merona, namun tak ingin dikamikorosu oleh Hibari. Akhirnya memberanikan diri menjulurkan lidah pinknya dan menyentuh ujung kejantanan Hibari–yang tentu membuat Hibari sedikit mendesis,
HAP
Akhirnya Tsuna memasukan kejantanan Hibari kedalam mulutnya.
Walau sekeras apapun Tsuna berusaha, mulutnya terlalu kecil untuk menampung kejantanan Hibari yang tak bisa dibilang kecil itu. Namun, Tsuna mulai berusaha menghisap dan mengulum kejantanan Hibari dengan sesekali menggerakan kepalanya, memasuk - keluarkan kejantanan Hibari pada mulut kecilnya.
Sedangkan Dino yang melihat 'kesenangan' diantara kekasihnya itu, tentu membuatnya semakin tergoda untuk menjamah tubuh Tsuna.
Mendekatkan wajahnya pada butt Tsuna dan,
LICK
"Mmmhhh~..."
Dino menjilati butt Tsuna setelah meremasnya kuat. Dan tentu hal itu membuat Tsuna memekik nikmat. Namun, erangan nikmat Tsuna harus tertahan karena mulutnya penuh dengan kejantanan Hibari.
Dan erangan tertahan itu berdampak pada Hibari–kejantanannya yang bergetar karena mulut Tsuna yang mengerang nikmat.
"Mmmhhhh~~...!"
"Nghh,"
Erangan Tsuna yang tertahan itu sedikit diikuti oleh geraman nikmat Hibari.
Lidah Dino kini terus menjelajahi butt Tsuna. Hingga lidahnya 'menyapa' opening man hole Tsuna.
LICK
Kembali menjilati opening man hole itu dan mulai memasukan lidahnya pada man hole Tsuna.
"Mhhhhhh!"
Tubuh Tsuna menegang dan erangan tertahannya semakin terdengar keras ketika Dino melakukan itu. Dan tentu, Hibari pun ikut mendesis nikmat karena hal itu.
Dan Hibari yang tak ingin 'kalah', kini tangannya terulur untuk menyentuh nipple Tsuna. Meremas, memelintir dan mencubitnya bergantian.
"Mmmhhhh~...! Mnghhh~...!"
"Nghh.."
Tsuna dengan susah payah tetap melakukan 'pekerjaan' pada kejantanan Hibari yang perlahan mulai menegang sempurna itu, kini harus memekik nikmat karena tangan 'nakal' Hibari memanjakan nipplenya. Dan seketika tubuh Tsuna terlonjak merasakan kejantanannya yang terabaikan itu, diremas kuat oleh Dino beserta twinsballnya.
"Anmmmhhhhh~...! Anghhh~...!" Memekik nikmat tertahan karena tiba - tiba man holenya merasakan benda 'asing' dan sedikit kasar masuk kedalam.
Ah, ternyata Dino sedang 'bermain' dengan man hole Tsuna dengan memasukan potongan strawberry terakhir pada man holenya.
Dan lidah Dino kini masuk kedalam man hole Tsuna yang masih terdapat strawberry di dalam sana.
"Mmmhhhh!"
Tubuhnya menggelinjang nikmat dengan nipple masih dimanja Hibari dan kejantananya masih diremas kuat tangan Dino dan man holenya yang 'dimainkan' oleh lidah Dino. Hingga tubuhnya benar - benar menegang dengan pre-cum yang mengalir dengan derasnya...
"Mmmmhhhh-ANGHHHHHHHHHHHHH!"
Tsuna langsung melepaskan kulumannya pada kejantanan Hibari dan memekik nikmat saat pemandangan 'putih' menghampiri dirinya.
Ya, akhirnya Tsuna cum dengan cairannya yang mengalir cukup banyak hingga mengotori tatami di ruangan itu.
BRUK
Terengah hebat dan ambruk dalam posisi menungging.
"Enghhhhh~..." Dan kembali mengerang saat merasakan masih ada yang mengganjal pada man holenya.
Apalagi jika bukan strawberry yang masih 'bersarang' pada man holenya karena perbuatan Dino?
Dino terkekeh pelan melihatnya, terlebih melihat Hibari yang merona menahan hasratnya yang tidak kunjung keluar karena Tsuna cum lebih dulu dan melupakan pekerjaannya sebelumnya.
SREK
Dino membuka jaketnya dan,
SRET
Membaringkan Tubuh Tsuna di atas jaketnya–yang sepertinya Dino tak peduli pada nasib jaketnya nanti.
Menarik lembut Hibari dan memposisikannya tepat di depan Tsuna, mengurung kekasih mungil mereka.
Hibari yang semula menggeram tak suka karena dirinya ditarik Dino dengan seenaknya, kini perlahan menyeringai paham dengan posisinya.
LICK
Dirinya langsung menjilati nipple Tsuna dan menghisapnya kuat.
"Anghhh~... Nghh~... Anghh! Anghh! Anhggg! H-Hibari-san..." Erang Tsuna meremas surai hitam Hibari. Mendorongnya, seolah mengatakan untuk melakukan lebih pada nipplenya.
Hibari sendiri hanya terus melakukan 'tugasnya' memanja nipple Tsuna bergantian antara yang kanan dan yang kiri.
Sesekali menghisap, mengulum, dan menggesekan giginya pada nipple Tsuna. Bahkan membuat kissmark pada nipple pink itu.
Tak ingin ketinggalan 'kesenangan', Dino sendiri kini mulai menjamah butt Hibari dengan tangannya dan menggesekan jari tengahnya pada belahan butt Hibari.
"Anghhh~..."
"Nghh.."
Kini erangan Tsuna dan Hibari kembali terdengar.
Dan Hibari yang sebenarnya sudah tak tahan sejak tadi,
HUP
Mengangkat kaki Tsuna dan menyimpannya pada bahunya hingga terlihat man hole pink Tsuna yang berkedut menelan rakus strawberry yang masih ada di dalam man hole itu.
BLUSH
Tsuna yang sadar akan hal itu hanya bisa merona dan merintih tak nyaman karena hal itu.
"H-Hibari-san..." Lirih Tsuna menutup wajahnya tatkala melihat seringai di wajah tampan Hibari.
LICK
Menjilati man hole itu, lidah Hibari mulai masuk dan 'mengaduk' man hole Tsuna.
"Anghhhh~..." Kembali Tsuna mengerang nikmat saat lidah Hibari mengaduk man holenya. "Anghhh!" Erangan nikmat Tsuna kembali terdengar dan,
PLOP
Terdengar bahwa 'sesuatu' telah keluar dari man hole Tsuna–yang itu berarti strawberry yang sejak tadi mengganjal di sana.
GLEK
Setelah mengunyahnya, Hibari menelan strawberry itu.
SRET
Kini Hibari menurunkan kaki Tsuna dan menekuknya, dan saat akan melanjut,
"Nghh,"
Hibari tiba - tiba mengerang tertahan saat merasakan dua benda yang cukup panjang namun ramping dan cukup basah itu kini memasuki man holenya.
Ah ternyata, disaat Hibari sibuk dengan Tsuna, jemari Dino yang sudah 'dilapisi' saliva sang blondie itu mulai bermain di butt dan man holenya.
Hibari menoleh dan sedikit menatap tajam Dino karena telah membuatnya 'kaget'.
Dino sendiri hanya terkekeh pelan dan melanjutkan 'mengaduk' hole Hibari.
"Nghhh~..."
Pergerakan Hibari yang akan menghajar Dino kini terhenti saat mendengar erangan kecil dari Tsuna.
Dan hal itu membuat seringai Hibari kembali tercetak di wajahnya.
Dan tak ingin membuang waktu. Kaki Tsuna yang sudah ditekuknya sejak tadi, kini sedikit dilebarkan ke samping dengan tubuhnya sendiri sedikit mendekat pada tubuh Tsuna.
Memposisikan Kejantanannya yang sejak tadi memang sudah sangat menegang pada man hole Tsuna.
Perlahan tapi pasti, pinggul Hibari bergerak agar kejantanannya masuk kedalam man hole Tsuna.
"Ughhhh... Enghhh... I-itte..."
Dan terdengar pulalah rintihan sakit Tsuna saat tubuhnya terasa dibelah dua.
Hibari menggeram dengan terus berusaha memasukan kejantanannya pada man hole Tsuna. Dan tangannya meremas kejantanan Tsuna yang kembali basah oleh pre-cumnya.
Berusaha membuat Tsuna melupakan rasa sakit itu. Hingga,
SLEB
"AANGGHHHHHHHHH!"
Tubuh Tsuna tersentak sakit dan nikmat saat titik terdalamnya langsung 'kena' oleh ujung kejantanan Hibari dan,
SLEB
"Ennnghhh.. H-haneuma..."
Tubuh Hibari ikut menegang bukan hanya karena kejantanannya yang terhimpit man hole sempit Tsuna, namun juga karena holenya sendiri ternyata telah 'terisi' oleh kejantanan Dino dan langsung mengenai titik terdalamnya.
Panas, perih, sempit dan... Nikmat.
Itulah yang dirasakan ketiganya dengan nafas memburu karena nafsu.
SRET
Dan sepertinya ketiganya memang sudah ditutupi kabut nafsu, Hibari dan Dino mulai menggerakan pinggul mereka.
"Enghh... Anghh.. Anghh~..."
"Nghhhhh.."
"Sstt..."
Terdengar rintihan dan geraman nikmat dari mereka bertiga. terus dalam tempo pelan seperti itu hingga,
SRET
SLEB
Baik Hibari ataupun Dino, mulai menggerakan pinggulnya dengan cepat.
Tubuh mereka yang dibasahi peluh itu bergerak dan menggelinjang saling berlawanan.
Dan di saat Hibari memajukan pinggulnya menghantam man hole Tsuna, maka Dino menarik pinggulnya menjauh. Juga sebaliknya, jika Hibari menarik pinggulnya untuk menjauh, maka Dino berarti menghantam man hole Hibari.
"Ahhhh! Ahhh! Engghhh!"
"Enghh! Ughh..."
"Ssttt... Engghhh..."
Gerakan mereka semakin lama semakin menggila. Tak ayal desahan merekapun semakin keras.
"AHHH! HIBARI-SAN!"
"H-Haneuma!"
"Ahhh... Ketemu ya?"
Dino terkekeh dalam 'kegiatan'nya saat dirasa dirinya dan Hibari telah menemukan titik kenikmatan sang 'penerima'.
Akhirnya, beberapa saat kemudian terdengar desahan mereka semakin keras.
"Enghh... Ah! Ah! Ah! Hi-Hibari-san! A-aku mau!" Ucap Tsuna disela desahannya.
"Shh.. Herbivore... Haneuma..."
"B-bersama... Kyoya.. Tsuna..."
Gerakan pinggul mereka yang saling berlawanan itu semakin cepat. Hentakan keduanya pada sang 'penerima' semakin menggila. Hingga,
"AAAHHHHH! HIBARI-SAN! DINO-SAN!" Pekik Tsuna merasakan cumnya untuk yang kedua kalinya.
"Nghh... T-Tsunayoshi! D-Dino!"
"Tsuna! Kyoya!"
Putih.
Itulah yang mereka lihat sekarang.
Ya, akhirnya mereka cum bersama. Mengakhiri kegiatan panas mereka.
"hosh...hosh..."
Terdengar nafas Tsuna yang putus – putus dengan tubuh yang tergeletak tak berdaya.
Dan saat Dino mengeluarkan kejantanannya dari man hole Hibari, sang surai hitam menggeram pelan dan ikut mengeluarkan kejantanannya dari man hole Tsuna yang sedikit merintih.
Ikut terengah pelan dan merengkuh tubuh mungil Tsuna. Melirik Dino yang kini hendak menggelar dua futon dan merapatkan futon tersebut.
HUP
Tertawa pelan ketika menggendong Tsuna dan Hibari dengan kedua tangannya, lalu membaringkan kedua kekasihnya itu diatas futon kemudian menyelimuti mereka berdua. Mengabaikan jaketnya yang kini telah basah oleh cum mereka bertiga.
Hibari sendiri kini menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal untuk Tsuna yang terbaring lemah, dan Dino terduduk di samping Tsuna di sisi yang lain.
Hening tercipta...
Hingga lirihan salah satu dari ketiganya terdengar,
"H-Hibari-san..."
"Hm?"
"Uhh.. G-gomen ne.. Tak bisa memberikan kado untukmu.." Lirihnya masih merasa bersalah.
"Hm, tak apa." Balas Hibari santai.
Dino yang sejak tadi memperhatikan mereka, tertawa pelan.
"Sudahlah, kalian berdua istirahat saja. Terutama kau, Tsuna." Ujar Dino lembut mengusap surai brunette Tsuna.
"Lagipula kita telah memberinya kado 'spesial' kan?"
BLUSH
Dan Tsuna langsung merona mendengarnya dengan Hibari yang hanya menyeringai kecil. Namun perlahan mengangguk pelan.
"Uhh.. Hi-Hibari-san..." Panggilnya lagi.
"Hm?"
SREK
Dan tiba - tiba Dino menggenggam tangan Hibari dan Tsuna, namun baik Tsuna dan Dino tersenyum tulus.
"Utanjoubi Omedetou/Buon Compleanno!" Ujar mereka serempak.
Hibari yang mendengarnya Kembali menyeringai kecil,
"Hm, arigatou." Gumamnya pelan dengan kini sebuah senyum terpatri di wajahnya.
.
.
.
END
A/N :Ah, sudah selesai membacanya ya? OwO *lagi membersihkan debu*
Huft.. *simpen alat bersih-bersih*
Saa, Minna.. Sebelumnya Lidya ingin mengucapkan..
OTANJOUBI OMEDETOU MY HUSBAND a.k.a HIBARI-SAMA! (^O^)/
SEMOGA ANDA SEHAT SELALU DAN LANGGENG DENGAN SEME DAN UKE MU! *dibuang*
Fict ini Lidya buat untuk merayakan ulang tahun Hibari-sama ^^)/ dan Lidya kini kembali membawa oneshot baru dengan pair threesome keduaku!
Iya kedua, tahun lalu Lidya juga bikin dengan pair yang sama ^^ walau hasilnya sama – sama absurd seperti yang sekarang.. T.T
Ah ya, apa ada yang masih ingat dengan Lidya? *sigh*
Pasti udah lupa ya? Yah, mana ada yang ingat sama author abal nan gaje seperti ku sih.. Mana sudah setahun gak update ataupun bikin fict lagi.. T.T *ngais tanah*
T-tapi tak apalah.. Lidya gak mau bersedih ria(?) dihari ulang tahun suami Lidya a.k.a Hibari-sama ^^ *ditonfa*
Ah, untuk fict ini.. Lidya mohon maaf karena kembali menistakan mereka di fict nistaku ini.. maaf.. (_ _)m
Tapi Lidya bikin ini dengan sungguh – sungguh kok! Mungkin bagi para senior FKHRI membuat fict itu mudah.. Tapi bagi orang abal seperti ku, butuh beberapa hari sampai begadang terlebih Lidya masih UTS di kampus T.T) *sigh* *curcol *dibuang
Ah ya, sebelumnya, Lidya sangat berterimakasih pada,
Keirch Natscchisherry dark jewel Mizurin Namikaze ChiyoTheBlackCat yuki amano fajrikyoyaXxferessa-TanXx GuestKyuushirou
Karena telah mereview fict gaje ku yang tahun lalu ^^
Hum! Sudahlah.. Sepertinya Lidya harus akhiri curcolan gaje ini agar tidak merambat(?) kemana-mana ^^
Saa, see you next fict(maybe)~... ^^/
MIND TO REVIEW?
