Mission Imposibru : Menculik Hinata

by Rei.N

Naruto © Masashi Kishimoto

Genre : Friendship, Crime, Humor, Romance.

Warning: AU, OoC maybe, typo.

Summary: Menculik bagi sebagian orang adalah perbuatan untuk orang jahat. Tapi bagaimana jika menculik adalah sebuah misi untuk para agen?


Chapter 1 : The Mission

Matahari kini sudah semakin tinggi meninggalkan pagi hari dan beralih ke siang hari. Udara pagi yang sejuk pun mulai tergantikan dengan aroma busuk dan polusi yang bertebaran diudara. Seorang pemuda berambut pirang tampak sedang mengais-ngais tempat sampah demi sesuap makanan untuk mengganjal perut yang mulai keroncongan.

Wajahnya yang tampak tak karuan karena noda-noda terlihat serius saat mengais tempat sampah. Aneh, mencari makanan saja sampai seserius itu. Ternyata pemuda itu bukanlah seorang gembel yang sedang mencari makanan. Melainkan seorang agen rahasia yang sedang dalam penyamaran.

"Dimana ketua Kakashi menyimpan benda itu?" gumamnya sembari masih mengorek-ngorek isi tempat sampah.

Karena terlalu lama mencari, dia ketahuan oleh petugas yang sedang melakukan razia para gembel.

"Wah, hei kau! Jangan lari!" teriak petugas itu sambil mendekati gembel alias agen rahasia tadi.

Si gembel terkejut olehnya,"H-hei aku bukan- Whaa" Terpaksa gembel itu lari karena melihat pemukul listrik ditangan si penjaga.

"Hei! Jangan lari! Dasar gembel sialan!"


Sementara itu di sudut lain kota. Sedang terjadi transaksi antara anggota mafia dengan anggota mafia lain. Terlihat motif awan merah pada jubah dari beberapa anggota mafia tersebut. Sedangkan yang lainnya hanya mengenakan tuxedo hitam.

"Bagaimana tuan-tuan? Jika kalian mau bekerja sama, pasti semua jadi lebih mudah," tanya salah satu anggota mafia berambut pirang ponytail.

"Sepertinya rencana ini terlalu gila.. Kami tidak bisa," jawab anggota yang sedang diajak bernegoisasi itu.

Sayangnya itu adalah jawaban terakhir yang diucapkan dia dan anak buahnya sebelum puluhan peluru melesat menembus tubuh mereka. Pembunuhan yang cepat, sunyi, dan kurang sadis rupanya.

"Kita cari orang yang tepat untuk menculik putri kebanggaan keluarga Hyuuga itu."

Setelah itu para anggota mafia sudah meninggalkan tempat tersebut. Mencari orang yang memang bisa diandalkan dalam rencana mereka. Rencana yang sangat keji. Yang hanya terpikirkan oleh pikiran yang juga keji.


Kembali pada gembel berambut pirang tadi. Kini petugas yang mengejarnya sudah tertinggal jauh. Tentu saja, bagaimana mungkin seorang agen akan kalah dengan petugas yang suka menyeret gembel demi mencari nafkah.

"Hahhh hahh.. Melelahkan juga.." gumam gembel itu.

Sebenarnya siapakah identitas gembel itu? Dia adalah..

"Uzumaki Naruto?!"

"Hah? Siapa kau?"

"Sebut saja Sai. Agen lapangan sama sepertimu. Ini.." kata pria berwajah pucat itu sambil melempar sesuatu pada Naruto.

"Akhirnya aku menemukannya," kata Naruto lega menemukan apa yang dari tadi ia cari. Ternyata sebuah flashdisk berwarna abu-abu. Dan sepertinya itu bukan flasdisk biasa.

"Semoga sukses agen Naruto," kata Sai sambil tersenyum simpul.

Naruto tak menghiraukannya dan langsung pergi begitu saja. Isi dalam flashdisk itu sepertinya lebih penting dari seorang yang juga sesama agen. Dan ada banyak cara untuk mengetahuinya.

Seperti mengambil laptop seseorang tanpa ijin. Dan itulah yang akan Naruto lakukan sekarang. Tak jauh dari tempat dia berdiri, terlihat sebuah laptop 'nganggur' diatas meja sebuah restoran terbuka.

Tanpa pikir panjang, Naruto segera menghampiri laptop itu. Mengambil flashdisk tadi dari sakunya dan memasukkannya ke port yang tersedia. Sebuah rekaman terputar secara langsung. Kebetulan disitu ada headset yang tentunya juga sedang 'nganggur'.

"Sebutkan password"

"Huh, merepotkan. Shikamaru pasti sedang tidur," kata Naruto menghela nafas.

"Password benar.

Selamat datang agen Naruto. Sebuah organisasi mafia sedang merencanakan sesuatu yang sangat keji. Dan mata-mata kami mendapat informasi bahwa mereka akan menculik putri seorang bilyuner pemilik pesawat ruang angkasa. Misimu yang wajib kau terima adalah : Mengamankan putri itu sebelum para Akatsuki dengan cara menculiknya. Waktumu yang tersisa adalah 5 jam 35 menit. Untuk mempermudah misi, kau akan dibantu oleh beberapa agen yang terpilih. Mereka akan menjemputmu di Alpha 34 Distrik 5. Seperti biasa, jika salah seorang rekanmu tertangkap, gagal, atau berpulang pada Kami-sama maka segala aksi dan jejakmu akan disangkal oleh pemerintah. Flashdisk ini (beserta perangkat yang tersambung) akan meledak dalam waktu 5 detik. Semoga sukses, agen Naruto."

Setelah mendengarkan rekaman berisi misi rahasia tersebut, Naruto beranjak dari kursinya dan pergi sejauh mungkin. Selang beberapa detik selanjutnya sang pemilik laptop datang.

"Hei, siapa yang mengguna-"

DUARR

Tanpa disangka oleh orang itu, laptopnya sudah meledak dan mengantarkan sang pemilik ke rumah sakit terdekat.

Sementara Naruto sudah menghilang entah kemana.


Disebuah kasino yang cukup besar. Terlihat beberapa Akatsuki sedang berkumpul. Mereka sedang menunggu seseorang. Seorang pembunuh bayaran profesional yang sudah terkenal dikalangan Mafia.

"Selamat datang, Pain." Sambut beberapa anggota pada seseorang yang mereka tunggu dari tadi.

"Langsung saja pada bisnis," jawab orang dengan tindikan penuh diwajah itu dingin. Memang sudah terlihat tampang seorang pembunuh diwajahnya.

"Oke baiklah, biar Kakuzu yang memberi tahu mu." Seorang berambut pirang ponytail yang diketahui bernama Deidara menoleh kearah anak buahnya.

"Kami sedang membutuhkan sebuah pesawat ruang angkasa. Dan pesawat terbaik hanya dimiliki oleh Hiashi Hyuuga. Tentu saja mereka tak akan menyerahkannya semudah itu. Kau harus menculik seorang putri mereka, Hinata Hyuuga. Sekarang ini dia tinggal di Apartemen kelas A. Dan penjagaan disana sangat ketat, tapi aku tak perlu menjelaskan itu. Kau hanya perlu melakukan tugasmu,"

"Bayaran?"

"Bicara soal bayaran, un. Bos kami sudah menyiapkan berapapun yang kau mau," jawab Deidara dengan senyuman termanis oleh seorang pria. Sayangnya itu hampir membuat Pain muntah.

"Baiklah, kita Deal."

Setelah pertemuan yang tidak terlalu resmi itu, Pain segera menuju kota dimana sang putri sedang berada, Konoha City.


Naruto kini sedang berjalan tak jauh dari lokasi penjemputan. Tapi tak seorang, seekor, bahkan seonggok mahluk hidup pun yang lalu lalang ditempat itu. Mungkin karena semuanya sudah di-sterilkan. Dan Naruto hanya perlu menunggu.

Tak perlu menunggu waktu lama untuk menunggu penjemputan. Karena sebuah mobil truk sampah sudah datang untuk mengangkut sampahnya.

"Bagaimana mungkin kalian menggunakan truk sampah seperti ini?!" ucap Naruto tak percaya dan tak pula terima dirinya dijemput dengan truk sampah.

"Diamlah Naruto! Ini truk spesial dan khusus untuk agen berpengalaman sepertimu, seharusnya kau tidak mengeluh!" kata seorang wanita berambut pink yang tak percaya dan tak pula terima Naruto akan mengeluh dengan jemputan truk sampah. Hanya wanita itu yang tak pernah menyebut Naruto dengan tambahan agen. Mungkin karena sudah sangat akrab menjadi rekan pria pirang spiky itu.

Naruto yang tak ingin memperpanjang dan memperlebar masalah dengan wanita didepannya langsung menaiki kendaraan khusus itu. Dia tak ingin mengalami geger otak hanya karena dijitak oleh seorang wanita.

"Cepatlah naik Agen Naruto, kita tak ingin membuang waktu yang tak banyak ini untuk keluhanmu," ucap salah satu agen berambut nanas yang merupakan ketua tim itu.

"Kau tak lihat aku sedang apa?" tanya Naruto frustasi.

"Merepotkan,"

Wajar saja jika Shikamaru menjawab dengan kata itu. Karena Naruto adalah agen yang paling merepotkan dalam sejarah per-intelegensian. Tapi dia tak pernah gagal dalam melaksanakan misi dikarenakan sifatnya yang pantang menyerah, setia kawan, baik hati, rajin menabung atau menambah jumlah rekening sesama agen, dan yang pasti tak pernah sombong terhadap sesama.

"Jadi misi kita menculik Hinata Hyuuga?" tanya Naruto memastikan.

"Yap, dan kita akan ke Apartemen Hyuuga yang terkenal itu," jawab Sakura.

Shikamaru yang mengemudikan mobil ikut bicara,"Penjagaan disana cukup ketat. Tapi dikarenakan Hiashi Hyuuga sedang melakukan bisnis di luar kota, penjagaan cukup berkurang. Kita perlu melakukan pengamatan dahulu disana."

"Tapi mengapa kita harus menculiknya? Lagi pula penjagaan disana cukup ketat. Jadi tidak perlu mengkhawatirkan tentang Akatsuki," tanya Naruto panjang lebar. Memang pertanyaannya cukup masuk akal. Tapi bagi Shikamaru itu pertanyaan yang tidak penting.

"Begini. Hinata Hyuuga adalah salah satu orang yang mengetahui kode peluncuran pesawat itu. Jika Akatsuki menculiknya lebih dulu, mereka bisa memiliki dua cara untuk mengetahui kode itu. Pertama, cara yang paling sederhana, memaksa Hinata untuk memberitahu kodenya. Kedua, melakukan pertukaran dengan Hiashi untuk mendapat kode itu." Shikamaru berhenti sejenak.

"Tapi bila kita menculik dia lebih dulu dari Akatsuki, maka mereka akan mengira ada saingan lain. Dan kita bisa mengamankan Hinata selagi agen lain menangkap Akatsuki. Sebaliknya, melakukan pengamanan secara terang-terangan hanya sia-sia, Akatsuki tidak akan menyerah semudah itu," kata Shikamaru mengakhiri penjelasannya.

"Kalau aku jadi Akatsuki, aku akan menculik sang pemilik sebenarnya, alias Hiashi," kata Naruto.

"Itu tak ada gunanya. Karena Hiashi tak akan mudah mengatakan kode itu, walaupun dia akan dibunuh sekalipun. Dan terlambat jika setelah membunuh Hiashi lalu menculik Hinata dan orang lain yang mengetahui kode itu, mereka tak akan mengatakannya juga. Tapi dengan menculik Hinata dan melakukan cara kedua, ada kemungkinan untuk berhasil."

Naruto bukan agen yang bodoh untuk tidak mengetahui maksud perkataan Shikamaru. Dia pun tersenyum puas mendengar penjelasan logis dari sang agen ketua yang sangat profesional.

"Kau memang hebat Shikamaru," puji Naruto pada rekannya sambil memamerkan cengiran khas seperti biasa.

Akhirnya sampailah mereka tak jauh dari Apartemen Hyuuga. Dari luar hanya tampak beberapa penjaga. Bagaimana dengan didalam?


Seorang gadis cantik berambut indigo sedang termenung didalam kamarnya. Ia menduduki sebuah kursi, lalu menatap keluar jendela dengan sepasang iris mata lavendernya. Dialah gadis yang menjadi target tim Naruto. Hinata Hyuga, puteri dari seorang bilyuner terkenal.

Tak lama seseorang mengetuk pintu kamarnya. Gadis itu beranjak dan membukakan pintu. Dibukanya pintu itu dan menampakkan sosok familiar dengan mata yang sama.

"Neji-niisan? Ada apa? Bukankah seharusnya kau sudah ke bandara?" tanya Hinata pada sosok didepannya heran.

"Ya aku tahu. Aku hanya ingin pamit padamu, dan selain itu apa kau ingin berpesan sesuatu sebelum aku pergi?" tanya pria itu balik.

"Tidak ada.. aku haya ingin kau pulang cepat," kata Hinata sambil tersenyum.

Neji membalas dengan senyuman tipis,"Baiklah, aku pergi Hinata."

Neji pun pergi setelah itu. Menuju bandara yang akan membawanya ke Amerika. Pria berwajah tampan itu sedang melakukan tour bisnis ke beberapa Negara, dan ini salah satunya.

Kali ini sedikit berbeda, karena Neji meninggalkan sepupunya sendirian. Beda saat tour-tour sebelumnya karena Hiashi dan Hanabi masih berada dirumah. Ini dijadikan kesempatan oleh ketiga agen diluar apartemen itu. Juga bagi pembunuh bayaran yang sudah menunggu diluar sana.

TBC


A/N: Fic ini adalah fic pertama saya di akun ini. Ceritanya terinspirasi dari film Mission Impossible tapi dengan alur yang berbeda. Semoga ada yang menyukainya. Bila ada kesalahan tolong dimaafkan dan beri saran atau kritik di kotak review yang sudah tersedia.