"Hei, Sai,"
"Hm?"
"Kenapa waktu itu kau memanggilku bijin-san?"
.
.
.
BIJIN-SAN
for #FLORE18 / THANKS
.
all characters belong to Naruto
by Masashi Kishimoto-sensei
.
.
.
Disinilah mereka sekarang, di kedai yakiniku, tempat Ino pdkt pertama kalinya dengan Sai, si shinobi Anbu Ne.
Ino hanya ingat betapa dulu ia langsung suka pada Sai sejak pertama kali melihatnya di rumah sakit. Lalu mencari-cari cara agar bisa segera berkenalan -atau lebih tepatnya tebar pesona- pada teman baru Sakura tersebut. Siapa sangka Sai meresponnya dengan sangat... manis~~
Ingat kan, bagaimana dulu Ino langsung terdiam blushing saat Sai memanggilnya "Bijin-san,"?
Jadi malam ini di tempat yang sama, bertahun-tahun setelah kejadian itu, Ino ingin memastikan apakah saat itu Sai juga diam-diam jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya? Ino tersenyum manis menantikan jawaban pacarnya itu.
Sai mengernyit. Tangannya berhenti sebentar membolak-balik daging yang ia panggang. Tentu ia ingat saat itu, saat ia memutuskan untuk memanggil orang lain dengan ciri khas mereka tapi harus dibalik agar orang itu tidak marah. Misalnya kata gendut jadi kurus, jelek jadi cantik...
Ditatapnya Ino sebentar.
Sang gadis masih setia menunggu jawaban Sai.
"Hmm yah menurutku kau cantik kok, Ino-chan," Sai balas senyum ramah. Ino tersipu mendengarnya. "Apa dari dulu kau memang menganggapku cantik?" tanya Ino lagi, blushing.
Sai mengangguk mantap. "Ya, dari dulu, bijin-san,"
"Hoo... Jadi sejak kapan kau menyukaiku?" rona merah terus menjalar di pipi Ino.
"Sejak kau menyelamatkanku dari genjutsu Gengo, mungkin..." Sai menjawabnya jujur. Ia tak tahu pasti sebenarnya kapan rasa cinta datang mengetuk pintu hatinya yang dingin.. Tapi ya, sejak Ino datang menyelamatkannya, hanya itulah yang Sai rasakan. Kebaikan hati Ino menyinari kegelapan hatinya.
Ino tertawa pelan. Senang sekali dipuji seperti itu oleh lelaki yang ia sukai. Ia benar-benar bersyukur kali ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Sementara itu Sai memperhatikan wajah gadis di hadapannya ini. Bukankah Ino memang benar-benar cantik? Hampir semua temannya bilang pacarnya itu adalah gadis tercantik di Konohagakure.
Sai sendiri tak memungkirinya. Ia menyukai rambut panjang emas Ino, sepasang mata biru langit, senyumnya yang menawan, juga gaya Ino selalu enak dilihat. Ia selalu suka melihat Ino Yamanaka.
Sai tersenyum. Baru detik ini ia sadari, mungkin dari dulu Ino memang telah menarik perhatiannya. Saat ia ingin bilang jelek bertahun-tahun lalu di tempat ini, mungkin memang sebagian hati Sai menolak, Ino tak sepenuhnya jelek. Gadis itu memancarkan keindahan.
Ino meraih sumpitnya, siap memanggang lagi. "Hei, ayo balik lagi dagingmu itu. Kalau gosong kau sendiri yang makan ya,"
Sai nyengir. "Iya, bijin-san,"
.
.
