Mungkin sudah seharusnya aku menerima kenyataan bahwa Shinichi tak mungkin kembali lagi. kabarnya yang sudah sekian tahun tak terdengar lagi itu membuatku semakin rindu padanya, berharap bahwa ia akan baik baik saja. Yah,... Semoga saja tak terjadi sesuatu padanya di luar sana.

Memang pernyataan cintanya saat aku berkunjung di london masih terngiang sampai saat ini. Walaupun kejadian itu sudah bertahun –tahun lamanya. Tapi.. apa pekataanya waktu itu bisa dianggap sebagai sebuah confession? Bukankah, saat itu...

"aku tidak mungkin mengetahui isi hati orang yang aku sukai!"

Kata – kata 'orang yang aku sukai' itu sukses membuat lidahku kelu tak bergerak. Masih kuingat betapa gugupnya aku saaat itu. Detak jantungku di rintikan hujan itu benar benar terasa. Walaupun tampaknya berhawa sejuk, sebenarnya itu sangat dingin mencekam.

Aku saat ini bisa dibilang sudah beranjak dewasa. Sama halnya dengan Shinichi, conan juga telah menghilang 2 tahun silam. Entah kemana mereka, namun kurasa keluarga Kudo dan Edogawa tak lagi muncul bahkan menampakan diri di hadapanku.

Aku tahu persis bagaimana kisah detektif kecil itu meenghilang. Di suatu malam saat pesta di rumah teman ayah, terjadi sebuah tragedi pembunuhan. Yang entah mengapa membuat Conan berwajah pucat dan membisu. Sepetinya hal itu juga melibatkan KID yang sekarang sudah diketahui identitasnya sebagai warga jepang bernama Kuroba Kaito.

Sudahlah, mengingat kisah mereka sudah membuatku muak. Aku sudah mencoba bersabar menunggu Shinichi. Namun apa?sampai saat ini ia justru benar benar menghilang meninggalkan jejak.

"Ran!" aku menoleh, mendapati Sonoko yang tampak lelah berlari memanggilku. Napasnya sudah tak teratur lagi. ada perlu apa ia begitu tergesa gesa? Aku rasa, kita tak punya janji hari ini.

Aku hanya terdiam polos melihat Sonoko yang benar benar tak karuan lelahnya. "Ran... Shin.. Shin..." ia berkata sambil terbata –bata. Kali ini apa lagi? Shinichi?

"ada apa Sonoko? Ayo masuk, aku bikinkan minum biar kau tenang dulu."

"tak usah! Lebih baik kau ikut denganku saat ini! Aku rasa aku punya kejutan untukmu! Harusnya hadiah itu datang besok, saat ulang tahunmu. Yah, apa boleh buat. Daripada expired nantinya" Sonoko kembali seperti biasa. Memang, besok seharusnya menjadi hari yang spesial untukku. Karena besok adalah hari ulang tahunku. Tapi, kenapa Sonoko memberi hadiah kepadaku sekarang? Expired? Makanan?

Sonoko menggandeng tangaku dan mengajakku berlari ke jalan jalan yang tak asing bagiku. Benar, ia mengajakku menuju ke rumah profesor Agasa. Rumah yang sudah lama sekali tak ku kunjungi dan tak kulihat pemiliknya.

"rumah profesor Agasa?" aku bertanya bingung kepada Sonoko.

"hmm.. pacarmu ada di dalam lhoo..." Sonoko hanya menyeringai tak berarti. Wajahnya sangat mengejek. Aku semakin bingung ketika ia berkata 'pacarmu'.

Dari ruang tamu, mataku tertuju pada suatu kursi yang terlihat ada seorang pemuda yang sepertinya aku kenal modelnya.

"Shinichi?" pemuda itu menoleh. Ia menggunakan kacamata dan benar, wajahnya tak jauh beda dengan Shinichi yang aku kenal. Mungkin pertemuan yang tak terjadi beberapa tahun ini sudah membuatnya sedikit berubah.

Tangannya terlihat gugup. Dan tiba tiba ia berjalan ke arahku. Menggandeng tanganku dan otomatis membuat pipiku merona.

Sonoko tertawa kecil. Ia tampak bahagia seperti melihat drama yang biasa ditayangkan di TV TV. Aku sendiri bingung dengan apa yang dilakukan Shinichi kepadaku saat ini. Sejak kapan ia suka tiba – tiba menggandeng tanganku? Apa pergaulan disana sedikit merubahnya? Atau jangan – jangan...