Disclaimer : All of Twilight franchise you knows is belongs to Stephenie Meyer
Pair : Isabella Swan x Edward Cullen
Rating : T
Genre : Romace & Hurt/Comfort
Timeline : College times
Warning : Totally fanon, Something you thought weird. OOC.
A/N : This fict was repost from one of Robert Pattinson's Indonesia fanbase forum in Twitter. Some other chars in this fict is tottaly fiction. No offense.
Happy Reading..
-:|Extraordinary Love|:-
Chapter 1
Sore itu, seorang gadis berambut panjang dan berkacamata tampak sibuk dengan tumpukan kertas-kertas bertuliskan naskah drama yang akan dimainkannya dalam pergelaran Fork Art Festival yang akan dilaksanakan tiga hari lagi. Festival tersebut diselenggarakan sebagai apresiasi mahasiswa South Fork University dalam perayaan Dies Natalis kampus mereka yang ke-56.
Gadis tersebut adalah Isabella Swan, mahasiswi semester 2 yang terkenal pandai memainkan peran sejak masih berstatus sebagai murid Sylvester High School dan juga merupakan anggota Fork Drama Club. Ia merupakan anggota termuda di klubnya. Meski termuda, namun kemampuannya dalam seni peran dapat disetarakan dengan senior-senior di klub tersebut karena ia telah mendalami seni peran sejak umur 10 tahun. Tidak heran apabila ia berhasil lolos pada audisi pemeran utama untuk drama berjudul Extraordinary Love.
Dalam pergelaran seni itu, Bella, begitu ia akrab disapa, akan memainkan peran sebagai Kris, seorang gadis remaja nan lugu yang mencintai seniornya yang bernama Robert yang merupakan bintang di kampusnya. Namun perjalan menuju cintanya tidak semudah yang dibayangkannya, justru malah terjadi diluar perkiraanya. Peran Robert akan dimainkan oleh Jacob yang merupakan seniornya ketika di Sylvester High School. Jacob, atau yang akrab disapa Jake merupakan ketua klub drama tersebut. Ia adalah mahasiswa semester 4 di universitas tersebut yang mengambil jurusan Sastra. Karena Bella sudah kenal sejak lama, tidak ada kecanggungan lagi pada keduanya dalam memainkan perannya.
Di ruang latihan klubnya, Bella tampak asik membaca naskah dramanya sambil mulutnya tak henti bergumam tentang dialog yang akan ia mainkan nanti. Sesekali ia melirik jam tangan yang ia kenakan. "Lama sekali dia. Apa dia lupa hari ini ada latihan?" gumamnya pada diri sendiri. Ia mengelus-elus perutnya yang sudah keroncongan. Sebenanya ia lapar, tetapi ia malas beranjak dari tempatnya untuk sekedar membeli camilan di kantin.
Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu. "Hai Bella!", sapa Jacob santai.
"Hi, Jake! Masih ingat aku menunggumu disini?", sindir Bella.
"Oh, Sorry! Tadi aku mengantar Hannah ke studio. Dan sebelumnya aku makan siang dulu. Apa kau sudah makan?"
"Kau mau mentraktirku makan? Oh! Tapi terima kasih, aku sudah kenyang." Saat yang bersamaan, terdengar suara-suara 'memanggil' dari perutnya.
"Upss!" ucap Bella sambil tertawa. Jake pun ikut tertawa.
Suasana di ruang istirahat klub drama berubah menjadi hangat. Bella dan Jacob berlatih dialog-dialog dalam drama yang akan mereka mainkan sambil diselingi dengan gurauan khas Jacob yang membuat mereka tertawa. Hingga tidak terasa matahari perlahan merangkak menuju peraduannya.
"Well, Bella. Besok kita teruskan latihannya di aula besar dengan semua pemain lainnya. Kuharap kau menjaga kesehatanmu sampai kita pentas nanti." ucap Jake pada Bella sambil keduanya bersiap menuju lapangan parkir.
"Siap, Kapten! Hey! Apa aku tidak terlihat segar bugar?" gurau Bella, dan keduanya pun tertawa.
"Umm, sebenarnya tidak juga. Hanya saja kau terlihat pucat."
"Jake! Kau lupa bahwa warna kulitku yang seperti mayat ini memang bawaanku dari lahir?" Bella melontarkan pernyataan yang membuatnya bosan. Jacob hanya terkekeh melihat wajah cemberut Bella.
"Sorry!" Jacob masih menyembunyikan tawanya. "Sebagai permintaan maaf, kau kuantar pulang. Motorku masih sanggup membawa satu orang penumpang lagi."
"Tidak, terima kasih, Jake. Aku tidak tega meninggalkan sepedaku disini jika aku ikut bersamamu." sambung Bella sambil menunjuk ke arah sepeda berwarna biru yang terparkir di samping parkiran sepeda motor. "Aku pulang duluan ya, Jake."
"Hati-hati, Bella! Bye!"
"Bye!"
-:|:-
Rumah Bella tidak begitu jauh dari kampusnya. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di rumahnya dengan menggunakan sepeda. Ini hari Rabu, dimana biasanya Bella beraktivitas tanpa menggunakan kendaraan bermotor. Setiap hari Senin dan Rabu merupakan jadwal Bella bersepeda saat beraktivitas ke kampus. Hari-hari tersebut dipilihnya dengan alasan jadwal kuliah pada kedua hari tersebut tidak padat sehingga barang bawaannya tidak banyak jadi ia tidak kerepotan jika bersepeda. Kecuali ada kejadian yang mengharuskannya menggunakan mobilnya. Bella memang seorang yang aktif, enerjik dan senang berolah-raga. Tidak heran bila Bella memiliki tubuh yang ideal bagi wanita seusianya.
Sesampainya di rumah, terlihat Cameron sedang asik dengan notebooknya sambil menirukan nyanyian di televisi yang sedang menayangkan program musik dibiarkan menyala dengan volume yang cukup keras. Ia sampai tidak mengetahui bahwa adiknya sudah pulang.
"Kau pikir suaramu itu enak didengar?" gerutu Bella sambil mengecilkan volume TV dan memindah-mindah salurannya. "Oh! Yang benar saja, Cam! Suaramu itu bisa membuat ban sepedaku kempes."
"Oh kau sudah sampai rupanya." jawab Cam santai. "Bagaimana latihanmu hari ini? Tadi aku melihatmu tengah serius berlatih dengan Jake, jadi aku tidak berani mengganggumu."
"Pastilah sudah lebih baik. Tiga hari lagi kan aku akan pentas." ucap Bella sambil merebahkan diri di sofa.
"Ahh! Ya aku baru ingat. Tiga hari lagi ya?" gumam Cam. "Apa ada yang perlu kubantu, manis?"
"Sepertinya tidak. Seluruh kru sudah mempersiapkan segalanya. Yang perlu aku lakukan hanya mempersiapkan diri sebaik baiknya." ucap Bella mantap.
"Harus, pastinya! Ini kan penampilan pertamamu di panggung drama sejak kau menjadi mahasiswi."
"Jujur, Cam," raut wajah Bella mulai berubah sendu. "Sebenarnya aku sedikit gugup membayangkan pementasan nanti."
"Tenanglah, Bells. Kau kan bukan pertama kalinya tampil memainkan drama. Apalagi lawan mainmu adalah orang yang sudah kau kenal. Jadi, kenapa harus gugup? Kau pasti bisa!" Bella pun tersenyum kembali mendengar kata-kata Cam yang dapat memompa kembali semangatnya.
"Thanks, Cam. Kau memang kakakku yang paling baik"
"Pastinya! Siapa lagi kakakmu selain aku? Haha..." gurau Cam sambil mengacak-acak rambut adiknya. Cam sayang sekali terhadap adik semata wayangnya itu. Meskipun terkesan cuek, tetapi dia rela melakukan apapun agar adiknya bahagia. Bahkan saat di sekolah dasar, Cam pernah hingga berkelahi dengan temannya demi melindungi Bella karena teman-temannya mengganggu adiknya. Dari kecil Cam dan Bella bersekolah di sekolah yang sama, bahkan hingga di bangku perkuliahan. Cam yang dua tahun lebih tua dari Bella sedang mengikuti perkuliahan di jurusan Arsitektur semester 6, sedangkan Bella mengambil jurusan Seni dan Budaya. Sekedar info, Cam baru saja putus dengan pacarnya sebulan yang lalu setelah menjalin hubungan selama 8 bulan lamanya.
-:|:-
Bella beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Guyuran air hangat cukup menghilangkan lelahnya seharian ini dan membangkitkan semangatnya. Malam ini Bella berencana akan mempelajari kembali naskah dramanya setelah tugas-tugasnya selesai. Tugas yang diberikan Prof. Emma tidak begitu sulit sehingga dapat dikerjakannya dalam waktu satu jam. Bella memang termasuk anak yang cerdas di kampusnya.
Waktu menunjukan pukul 10 malam. Bella merasakan badannya perlu diistirahatkan agar besok ia dapat beraktivitas dalam kondisi fit. Ketika akan mematikan lampu kamarnya, telepon selularnya berdering.
"Halo," sapa Bella.
"Halo, Bell?", jawab seorang perempuan dengan nada tergesa-gesa. Bella mengenali suara itu. Hannah, pacar Jake.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang..."
"Jake kecelakaan, Bella!"
2nd A/N :
Nama Hannah author ambil dari nama salah satu graduated America's Next Top Model, Hannah Jones.
Cameron (Cam) diambil dari nama asli kakak laki-laki Kristen Stewart, Cameron Stewart dan juga salah satu kontestan Glee Project favorit author, Cameron Mitchell.
Seperti yang sudah author jelaskan diatas, fiksi ini merupakan fiksi yang author repost dari salah satu akun Twitter yang merupakan forum fanbase Robert Pattinson Indonesia. Fiksi ini pertama kali dipublish sekitar pertengahan Desember 2010. Fiksi ini ASLI tulisan saya. Keaslian bisa ditanyakan ke admin akun terkait (klo mau tau, PM saya). Jadi, klo ada yang menganggap fict ini tiruan/copy-paste/nyontek, maaf-maaf saja.
Okay? Mind to review? ^-^
