Heiiiiiiii!
Para readers yang stia menunggu saya. Kini saya kembali dengan tantangan humor yang saya gak ya tahu bakal segaring apa nantinya.
Well RnR atuh.
Disclaimer: Kingdom Heart bukan punya saya. Kalo punya saya pun, kingdom Heart 3 langsung aku buat PC dan bukan umtuk PS4!
Warning: Gaje, humor garing, sifat karakter di luar kebenaran, karena gak jelas silahkan keluar dari fic ini, bukan tanggung jawab saya jika anda jadi emosi karena penjelasan muter-muter setelah membaca fic ini. Sekian warning dan terima kasih serta sama-sama.
Truth or Dare!
Game 1
The World That Never Was, sebutan panjang nan aneh untuk sebuah asrama dari SMP Twilight. Mungkin karena in bukan asrama biasa seperti yang kalian pikirkan. Ini asrama bagi mereka yang antara tidak normal, aneh, unik, normal, terlalu genius, terlalu idiot, dan lain-lain. Asrama ini cukup bebas bagi kalangan pelajar dengan harga sewa terjangkau bagi pelajar pula, layaknya masakan padang yang harganya terjangkau bagi pelajar. Dalam harga yang cukup terjangkau itu sudah dilengkapi fasilitas yang, bisa dibilang, cukup nyaman. Diantaranya, beberapa pintu asrama yang hampir rusak karena sering didobrak paksa, AC rusak yang kini hanya digunakan untuk hiasan dinding saja, kecoa di dapur, 2 kamar mandi yang berlumut, serta beberapa sarang laba-laba di beberapa tempat yang tidak terjangkau penghuni asrama.
Ada 12 penghuni asrama dan 1 guru yang menjaga asrama ini. Mau tahu siapa saja mereka? Mari disimak. Pak Xemnas yang sudah menjadi penjaga asrama ini sejak ia masih berusia 5 tahun, Xigbar yang pikirannya hanya ingin dikelilingi oleh wanita-wanita seksi nan muda, Xaldin yang berambut gimbal dan bercita-cita ingin menjadi seorang pengarang lagu bergenre rege walaupun ia tak tahu apa rege itu, Vexen yang tertarik sekali untuk menjadi ilmuwan sekaligus dokter dan itu terbukti dari kamarnya yang menghitam-hitam karena eksperimen-eksperimannya yang 3% berhasil, Lexaeus yang memiliki tubuh bidang dan bersifat diam-diam membisu, Zexion yang jatuh cinta sama buku hingga memiliki surat nikah dengan buku-buku kesayangannya, Saix yang terkadang alim terkadang gak, Axel yang lagaknya sok keren dan mempunyai jurus-jurus handal untuk menaklukkan cewek-cewek di sekolah, Demyx sang pengamen jalanan yang mencintai gitar kesayangannya dan becita-cita menjadi tukang reparasi gitar, Luxord yang tiap malam jumat selalu ke diskotik dengan hobi judinya yang handal, Marluxia yang gayanya sok kecewek-cewekan padahal dia adalah cowok yang penampilannya seperti cewek, Larxene cewek yang telah menjadi preman alay sejak ia berumur 7 bulan, Roxas yang memiliki kepribadian yang sok keren, digemari cewek, kurang adanya pergaulan, dan mudah berteman dengan siapa saja, lalu yang terakhir Xion yang memiliki hobi yang labil dan aneh serta suka dengan lolipop.
'\(XoX)/'
Di siang hari yang gak bolong, tanggal 10 bulan 1 tahun 2013, jam 11, menit 43, detik 0,5, para penghuni asrama TWTNW (A/N: kita singkat biar gak ribet.. -_-') sedang bermalas-malas ria. Ada yang membaca buku 'bagaimana cara manusia membuat seekor anak kuda poni', menonton tv yang banyak semutnya, mendengarkan musik dangdut goblok eh koplo maksud author, guling-guling dari lantai 1 ke lantai 2 lalu diulang lagi, loncat dari atap untuk bunuh diri tapi gak jadi karena nyangkut di pohon terdekat, dan hal-hal gak jelas yang mereka lakukan. Axel yang duduk bosan sambil menonton TV yang hanya ada semutnya itu mulai bosan dengan pemandangan yang telah dilakukan para penghuni hampir setiap hari itu. Roxas yang mempunyai ikatan batin pertemanan itu mengetahui bahwa Axel mulai merasa bosan dengan liburan yang telah berlalu ini. Akhirnya ia mendapatkan solusi yang menurutnya mutakhir bagi teman-temannya yang sungguh kelewat idiot dan bagi asrama agar asrama jadi sedikit meriah, dan keren dan gaul dan cupu dan keren dan gak alim dan alim. Dengan idenya yang tadi keluar bersama lampu pijar yang redup, ia meminta teman-teman asramanya berkumpul dengan isyarat peluit. Namun Pak Xemnas tidak terlihat ada di asrama.
"Eh, brother dan sisterku!" Sapa Roxas dengan loga sok gaulnya.
"Idih idih iuh, mending jadi sodaranya Dora daripada jadi sodaramu, Xas!" sahut Larxene dangan suara cempreng dan gaya preman alay.
"1y4 b3n3r 7uch!" kata Marluxia yang setuju dengan pendapat Larxene dan tentunya gak kelewat alay.
"Udahlah mau sodaranya dora kek, thomas and friends kek, barney kek, kakek-kakek kek, gue gak peduli! Yang penting gue punya ide biar kita gak melakukan hal-hal yang bener-bener luar biasa aja biasa kayak gini! Yaitu dengan bermain Truth or Dare! Du you all andersetan?" kata Roxas yang disertai dengan bahasa inggrisnya yang gagal.
Seketika itu juga pun suasana menjadi hening dan semua memelototkan matanya. Kecuali Xion yang tadi guling-guling sekarang muter-muter ala balerina. Selain itu teko yang berisi air yang tadinya dingin menjadi panas karena dipanaskan di atas kompr gas yang menyala. Lalu TV yang tadinya hidup dengan semut-semutnya yang sedang berdemo atas kenaikan harga BBM, sekarang telah meninggalkan dunia dengan asap yang mengepul di atasnya. Dan juga kecoa-kecoa sekarang sedang menikmati hari libur mereka dengan berenang-renang di wastafel dapur. Setelah keheningan dan mata yang melotot selama 1 jam 45 menit 30 detik, Zexion yang tadi memelototkan matanya sambil menghisap buku kesayangannya pun mulai memecahkan keheningan dengan melemparkannya ke tembok supaya pecah. Maksud author dengan mengeluarkan suara yang dia pikirkan selama 1 jam 45 menit 30 detik.
"Truth or Dare!? Gak muingkin kita bisa memainkan permainan gila nan gak jelas itu! Nanti kita jadi tambah gila nan gak jelas karena permainan itu! Kau tahu Roxas? Itu permainan berbahaya yang menpertruhkan hidup mati seseorang! Itu benar-benar permainan yang sungguh-sungguh di luar akal gak sehat manusia!" jelas Zexion cukup panjang, lebar dan tinggi. Para penghuni yang mendengar semua pernyataan Zexion itu mulai merasa ketakutan dan senang. Mungkin dari antara mereka ada yang masokis ya? Kita juga tidak tahu. Tapi beberapa saat setelah para penghuni merasa ketakutan dan senang, Zexion mulai angkat bicara lagi.
"Kalian sudah tahu 'kan bahayanya? Sekarang aku benar-benar serius bertanya kepada kalian semua terutama Roxas." semua penhuni asrama mulai menatap Zexion dekat sekali hingga hanya ada jarak 3cm. "Memangnya Truth or Dare itu permainan apa?" tanya Zexion dengan penuh keyakinan dan muka yang blo'on.
~sambungan dinantikan saja~
Heiho.
selesai juga fic ini.
saya memang lambat dalam mengetik. -_- masa' 2 halaman ini menghabiskan waktu 2 jam? Sungguh lola otak dan jari saya. -_-"
fic ini terinspirasi dari teman-teman saya disekolah yang mengisi waktu luang mereka dengan bermain Truth or Dare. Mereka gaje dan garing selayaknya fic ini. -_-'
Oiya terima kasih atas review yang sebelumnya di fic saya yang sebelumnya. Semoga review itu cukup bermanfaat untuk saya. =D
well, kalau kulihat ini humornya bener-bener fail. Argh! pasti garing, pasti garing! *berpikir pesimis* maaf juga kalo singkat bgt dan bayak typonya. T,T
well, Reviewnya ea~ ivi yang nge-flame sok atuh di tong sampah. Tong sampahya selo. =)
