CHU Me!
By : CussonsBaekby
a/n : FF ini udah pernah aku post di fb, tapi aku post lagi disini.. Maaf kalau typo nya banyak. Bagi yang mau baca , baca aja yaa..
Baekhyun hanya memasang tampang malasnya saat satu lengannya ditarik paksa oleh Luhan, sahabatnya. Baekhyun berpikir bahwa Luhan sangat kekanakan, lihatlah cara Luhan berlari, Ya Tuhan - sangat girly.
"Sekali - kali kau juga harus merasakan kesenangan seperti ini, Baekhyun-ah." Ucap Luhan dengan senyuman lebarnya dan seketika itu Baekhyun menutup kedua telinganya karena setelah itu Luhan berteriak seperti orang kesetanan.
"Kyaa! Semangat! Semangat!"
Baekhyun tidak menyangka bahwa Luhan akan melakukan hal yang bodoh - menurutnya- seperti gadis-gadis yang berada di sekelilingnya.
Tangan yang tadinya menggenggam tangan Baekhyun dan menyeretnya ke Lapangan Basket itu sekarang telah mengepal dan terangkat ke atas. Sumpah, Baekhyun pikir Luhan sudah mulai gila!
"Luhan! Hentikan! Kau terlihat seperti orang bodoh!"
Luhan menghentikan kegiatannya sejenak, "Biarin! Daripada hidupmu itu suram sekali, sama sekali tidak ada yang mengasyikkan," lalu kembali pada kegiatan sebelumnya.
Baekhyun melipat tangannya di depan dada dan menatap permainan yang sedang berlangsung, lalu mencibir. "Yang bermain saja payah begitu, kok!"
Luhan menoleh lalu memukul lengan Baekhyun, membuatnya memekik.
"Kamu ini apa-apaan?!"
Mata Luhan memicing, "Kau lihat, pemain dari sekolah kita sangat keren!Lihat saja mereka!"
"Apa yang hebat dari mereka, coba."
Sekali lagi Luhan mendengus, "Sebagian dari mereka itu bukan gay, jadisulit mendekati mereka."
"Yang seperti itu saja repot,"
Luhan membulatkan matanya, "Yak! Kau ini berbicara seperti kau bisamelakukannya! Kalau kau bisa, aku rela jika kau mengambil kameraku yang kausukai itu!"
Mata Baekhyun berbinar, "Benarkah aku bisa memiliki Myungmyung?"
Karena Luhan tidak menanggapinya, Baekhyun berjalan keluar dari Lapangan indoor itu dan kembali ke kelas.
Baekhyun menolak ajakan Luhan untuk pulang bersama dan sekarang ia tengah berdiri bersender pada gerbang pintu masuk. Ia berkali-kali mengipaskan telapak tangannya di sekitar lehernya karena cuaca hari ini cukup panas.
Ia beranjak saat matanya menangkap segerombol orang yang sedari tadi ia tunggu,Baekhyun berteriak.
"Hey!"
Segerombol orang yang tengah berbincang bersama itu menoleh ke sumber berlari mendekat.
Ia melirik name tag orang yang palin tinggi di antara segerombol orang itu. Baekhyun menyeringai, lalu ia memasang wajah datarnya.
"Kau... Park Panyol kan?" tanya Baekhyun dengan menunjuk orang tertinggi disana. Mereka semua tertawa kecuali Baekhyun dan orang yang ditunjuknya yang hanya mengernyitkan alisnya.
Seseorang disampingnya sedikit menarik sisi blazer orang yang dipanggil oleh Baekhyun Panyeol itu lalu berkata, "Kau ini bisa baca tidak? Baca ini, Park - Chan - Yeol!"
Baekhyun hanya meringis kecil, dia berusaha untuk terlihat manly. "Ah, aku salah lihat huruf, maaf. Jadi, apa aku bisa berbicara denganmu sebentar, Chanyeol-ssi?"
Setelah beberapa detik Chanyeol terdiam dan mengamati Baekhyun dari bawah keatas, atas ke bawah, bawah ke - Ah, kenapa jadi seperti orang juling, sih.
Chanyeol menyuruh teman-temannya yang lain untuk pulang terlebih dahulu.
"Kamu mau berbicara mengenai apa?"
Chanyeol berdiri di depan Baekhyun dengan tampang sok cool-nya. Baekhyun memakinya dalam hati, karena itu dia juga memasang wajah datar untuk menyeimbanginya.
Baekhyun mendongak, "Kau, maukah kau jadi pacarku?"
Hening...
Melihat Chanyeol yang hanya terdiam menatapnya tanpa membuka mulutnya, Baekhyunjengah sendiri. Ia berbalik lalu berjalan meninggalkan Chanyeol.
"Hey!"
Baekhyun tetap berjalan, tak menghiraukan panggilan Chanyeol.
"Yak! Berhenti disitu!"
Baekhyun berhenti dan berbalik, ia menunggu Chanyeol yang tengah berjalanmendekatinya.
"Kenapa kau malah pergi?"
Baekhyun menanggapinya dengan mendengus, "Karena kau terlalu lama berpikir, tinggal bilang ya atau tidak, susah sekali,"
Chanyeol menghirup nafas dalam-dalam sebelum ia menghembuskannya, "Baiklah, siapa namamu?"
Baekhyun mendongak, "Aku Baekhyun,"
"Baekhyun? Margamu?"
Baekhyun memutar bola matanya malas menanggapi pertanyaan Chanyeol, "Apakau tidak bisa membaca name tag-ku?"
Chanyeol menggeleng, "Tidak, jadi margamu?"
"Byun,"
"Okay, jadi Byun Baekhyun, mulai sekarang kau menjadi pacarku,"
Baekhyun melongo, "Apa?"
Chanyeol mendengus, "ini kan yang kau inginkan? Kau dan aku pacaran. Okay,sampai bertemu besok!"
Chanyeol berlalu meninggalkan Baekhyun setelah ia mengecup pipi Baekhyun yang masih melongo dan merogoh ponselnya lalu meletakkannya di telinga.
"Luhan, kita perlu bicara!
"Apa kau bilang?!"
Luhan berteriak tepat di depan wajah Baekhyun segera setelah kalimat Baekhyun berhenti menceritakan kejadian aneh - tapi manis - nya siang tadi.
Matanya yang bulat itu bertambah bulat dengan bibir yang melongo.
"Bisakah kau menjauh sedikit? Nafasmu bau,"
Bibir Luhan refleks tertutup saat Baekhyun menyindirnya. Lalu ia memundurkan duduknya. Ia berdehem, "Jadi siapa nama anggota club basket yang jadi pacarmu?"
Baekhyun menjawab pertanyaan Luhan setelah ia menelan secangkir machiato kesukaannya. "Park Chanyeol."
Luhan yang tengah meminum jusnya pun tersedak, "Uhuk. . Ap-apa kau bilang?Katakan sekali lagi!"
Mata Baekhyun membola, "Dia Park-Chan-Yeol,"
Luhan kembali terbatuk, kali ini karena ia tersedak ludahnya sendiri, "A-apa?! Yak Byun Baekhyun! Kau ini bodoh atau apa?"
Baekhyun malas menanggapi kerusuhan Luhan yang menurutnya lebih sepertinenek-nenek yang cerewet.
"Apa?"
Luhan menghembuskan nafasnya kasar, "Kau ini selalu saja ketinggalan info,Chanyeol itu normal. Dia tidak gay, okey?"
Baekhyun mengangguk paham, lalu ia berujar, "Mungkin dia berubah setelah aku menyatakan perasaanku padanya,"
Setelah beberapa kali mendengus, Luhan kembali berujar, "Dia juga playboy."
Baekhyun menggendikkan bahunya acuh, "Mengapa aku harus peduli? Yangpenting aku sudah menjadi pacarnya, dan aku bisa memiliki Myungmyung. Sesuai janjimu, Luhan sayang,"
"Apa? Kapan aku bilang akan merelakan Myungmyung-ku?"
Mata Baekhyun membola, "Jangan pura-pura pikun, atau kau akan benar-benarpikun nanti,"
Luhan menghembuskan nafasnya pasrah, "Oke oke, tapi akuakan memberikan Myungmyung padamu setelah aku melihat Chanyeol sudahmenciummu,"
Baekhyun memekik, "Apa kau gila? Aku dan Chanyeol berciuman saja kupikir tidakmungkin, apalagi di depanmu?"
Luhan memasang wajah menantangnya, "Kau pikir akan semudah itu mendapatkan kamera limited edition itu? Kau berusahalah sedikit,"
"Aku sudah menduga pasti akan seperti ini, baiklah akan kucoba. Demi Myunmyungku yang mahal."
Chanyeol hanya diam saat teman-temannya mengomentari status barunya dengan Baekhyun setelah ia menceritakan hal yang terjadi kemarin sore.
"Apa kepalamu terbentur, Yeol?"
"Sejak kapan kau suka yang berdada rata?"
"Apa tidak ada perempuan sehingga kau menyukai pria?"
"Aku jadi takut, jangan-jangan dari dulu kau menyukaiku ya?"
Ucapan Jongin membuatnya mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.
"Diam kalian semua. Kalian pikir aku benar-benar menyukai dia? Yang benarsaja,"
Yang lain hanya mengangguk mengerti, "Tetapi tidak biasanya kau melibatkan lelaki,"
Chanyeol menggendikkan bahunya, "Dia yang menyatakan perasaanya padaku,."
"Dia yang mengajakmu berpacaran? Tahu namamu saja tidak,"
Melihat teman-temannya tertawa, ia hanya menyeringai, "Siapa tahu dia mau kutiduri, kupikir bercinta dengan lelaki tidak buruk juga,"
"Dasar Brengsek kau . ."
"Chanyeol!"
Chanyeol tetap melanjutkan langkahnya meskipun ia mendengar namanya dipanggil. Sudah biasa, pasti hanya fans –
"Heh Chanyeol!"
- nya.
Eh, kok nada panggilannya ketus begitu?
Teman-temannya pun ikut membalikkan badan mereka untuk melihat siapa yang memanggil Chanyeol dengan kerasnya itu, orang-orang di sekitar mereka juga melakukan hal yang sama.
Pemuda yang memanggilnya itu sekarang sudah berdiri di depannya dengan nafas yang terengah, dia Baekhyun.
"Berapa kali kau membersihkan lubang telingamu dalam seminggu?"
Chanyeol mengerutkan dahinya, "Apa?"
"Sini biar kulihat!"
Sebelum Chanyeol bertanya apa maksud dari perkataan Baekhyun, pemuda itu sudah menarik daun telinga Chanyeol, membuat ia mau tidak mau harus membungkukkan badannya.
"Ternyata kau tidak rajin membersihkannya ya, pantas saja kau tuli begitu,"
Chanyeol menepis tangan Baekhyun lalu mengusap telinganya yang terasa panas.
"Kau ini apa-apaan!"
Melihat teman-temannya tertawa karena tingkah aneh Baekhyun, ia semakin marah. Ia menarik pergelangan tangan Baekhyun, menyeretnya meninggalkan tempat itu.
"Jangan lakukan hal-hal memalukan seperti tadi!" Ucap Chanyeol setelah ia melepaskan cengkramannya pada tangan Baekhyun.
Baekhyun mengangguk, "Akan ku usahakan,"
Sebelum Chanyeol membuka pintu toilet meninggalkannya, Baekhyun menyekalnya.
"Tunggu sebentar, ada yang ingin ku bicarakan,"
Chanyeol berbalik dan cekalan Baekhyun di lengannya terlepas.
"Kau tidak benar-benar menyukaiku, kan?"
Chanyeol mengerutkan alisnya bingung, "Apa maksudmu?"
Baekhyun menyandarkan tubuhnya pada dinding westafel, "Aku tahu kau memang populer, tapi aku benar-benar tak mengenalmu sebelum ini,"
"Lalu?"
"Mungkin kau percaya saja jika aku katakan aku menyukaimu, tapi sebenarnya tidak seperti itu,"
Chanyeol melipat tangannya di depan dada, "Kau pikir aku juga benar-benar menyukaimu?"
Pemuda yang lebih kecil itu menggeleng, "Nah, aku juga terkejut saat kau menerimaku menjadi pacarmu,"
"Jadi, kau mau kita putus?"
Baekhyun buru-buru menegakkan tubuhnya lalu menggeleng, "Jangan!"
Ia melanjutkan, "Tolong bantu aku, Chanyeol!"
Melihat Chanyeol yang hanya diam, Baekhyun kembali berujar, "Tolong cium aku di depan Luhan,"
Chanyeol tertawa kecil, "Kenapa aku harus menciummu di depan dia?"
Baekhyun lesu ketika Chanyeol berkata, "Kau tahu?Sangat sulit mendapat ciuman dariku."
"Kalau begitu kita tak perlu berciuman, cukup memiringkan wajah saja,"
Baekhyun menatap mata Chanyeol dengan tatapan penuh harap.
Melihat Chanyeol yang menatapnya dengan tatapan curiga, Baekhyun mengedipkan matanya lucu, "Kau menjadikanku taruhan, ya?"
Baekhyun tergagap, "Ti-tidak kok!"
Chanyeol menyeringai sebelum meninggalkan Baekhyun, "Kau harus berusaha sendiri,"
Baekhyun mengerjap, "Apakah maksudnya aku harus menggodanya dulu, begitu? Aish!"
Baekhyun berjalan dengan ceria seperti bercerita sepanjang jalan dengan Luhan. Lebih tepatnya Luhan yang terus bercerita dan Baekhyun hanya jadi pendengar.
"Bye Baekhyun-ah, kita bertemu lagi besok. Hati-hati ya,"
Setelah menjawab salam Luhan dan melambai padanya, Baekhyun berjalan menuju tempat dimana sepedanya terparkir.
Ia bisa melihat motor besar yang diparkir di samping sepedanya, tapi bukan itu yang membuat Baekhyun terkejut, ia segera berjongkok lalu lalu memencet ban belakang sepedanya.
"Aish! Siapa yang berani mengempeskan ban sepedaku?!"
Baekhyun berdiri dengan wajah suramnya, ia menatap jam tangannya lalu mendesis, "Aku bisa telat kalau begini!"
Ia berhenti mengomel saat melihat Chanyeol sedang bersender di motor besar yang terparkir di samping sepedanya. Ia mendengus, "Kau yang melakukan ini, kan?"
Chanyeol menggeleng santai, "Bukan,"
"Jujur saja, kau mau balas dendam padaku kan?"
Mata Chanyeol membola, ia mendengus, "Kalau itu aku, pasti kedua ban sepeda-mu sudah aku kempiskan dan sepedamu hanya sisa pedalnya saja."
Baekhyun kembali mendesis marah lalu kembali berjongkok di samping sepedanya.
Beberapa detik ia memperhatikan ban itu, Baekhyun menoleh ke belakang, "Aku tidak butuh bantuan darimu,"
Chanyeol yang masih tetap berada di posisi awalnya itu mengernyitkan alisnya, "Apa aku menawarkan bantuan padamu?"
Ia tersenyum mengejek, lalu memakai helmnya, "Aku pulang dulu,"
Baekhyun buru-buru beranjak saat mendengar Chanyeol menghidupkan memekik, "Heh bodoh!"
Chanyeol yang mendengar pekikan Baekhyun hanya tersenyum kecil tanpa menghiraukan panggilan dari pemuda kecil itu.
Tapi senyumnya terganti dengan ekspresi kaget saat motornya limbung ke menoleh ke jok belakangnya. "Heh pendek!Apa yang kau lakukan?!"
Baekhyun mengacuhkan pertanyaan Chanyeol dan seenaknya memerintah, "Cepat antarkan aku ke restoran sebelah mall itu,"
"Tidak mau!"
Baekhyun memelas, "Tolonglah, kalau aku telat aku bisa dipecat,"
Mendengar nada bicara Baekhyun, Chanyeol segera menstater motornya lalu melajukan motornya sekuat yang ia bisa.
"AAAAAK!"
"Yak! Lepaskan bodoh! Aku sulit bernafas!"
Chanyeol menggeram karena Baekhyun mencekik lehernya saat motornya melaju dengan cepat.
"Heh!Lepaskan!"
Bibir Baekhyun monyong 1.25 senti, "Iya iya!"
Baekhyun melepaskan pelukannya pada leher Chanyeol, namun setelah itu ia limbung ke belakang karena ia tak berpegangan sama sekali.
Chanyeol segera menghentikan laju motornya, "Kau ini bodoh atau apa? Kalau membonceng itu harus berpegangan!"
Baekhyun mendelik, "Yang bodoh itu kau! Tadi kau melarangku untuk berpegangan, sekarang kau menyuruhku! Kau ini plin-plan sekali, sih?"
Setelah menghela nafasnya, Chanyeol meraih kedua tangan Baekhyun dan melingkarkannya di pinggangnya.
"Begini lebih baik,"
Perkataan dan perlakuan sederhana yang bisa membuat hati Baekhyun menghangat.
"Heh Chanyeol,"
Mendengar Chanyeol menggumam, Baekhyun melanjutkan perkataannya, "Apakah permintaanku sulit untuk kau penuhi?"
Chanyeol mengernyit, "Permintaan yang mana?"
Baekhyun mendengus, "Yang aku katakan di kamar mandi waktu itu, loh Yeol..."
"Oh, kau minta ku cium?"
Baekhyun menggeleng cepat, "Hanya pura-pura, kok!Tidak perlu ciuman yang sebenarnya,"
"Ha?"
Baekhyun terkikik, "Besok ya, aku akan mempersiapkan semuanya. Yayayaya?"
Chanyeol menggendikkan bahunya, "Lihat saja besok, tergantung kau sendiri, sih!"
Motor sudah berhenti dan Baekhyun segera turun dari motor Chanyeol. "Terima kasih ya, sudah telat!"
Chanyeol tersenyum maklum lalu mengendarai motornya menjauhi tempat itu
Entah kenapa sekarang Baekhyun jadi sibuk googling di internet tentang 'Tips agar bibir terlihat menggoda di mata seorang pria.'
Ugh . . .
Jujur saja ini sama sekali bukan stylenya, tapi mengingat Myungmyung, semangatnya kembali meningkat. Kapan lagi ada kesempatan untuknya mendapatkan kamera mahal itu?Pikirnya.
Langkah pertama ; Gunakan pewarna bibir dan beri bibir minyak zaitun secara berkala.
Hey, bukankah jika memakai pewarna bibir ia lebih terlihat girly? Hell no!
"Okay, lipgloss rasa strawberry bukan pilihan yang buruk,"
Ia berangkat sekolah seperti biasanya, hanya saja sekarang tujuan awalnya berbeda, ia pergi ke kelas Chanyeol yang berada sedikit jauh dari kelasnya.
"Hey, tunggu sebentar!"
Baekhyun menyentuh pundak seseorang yang dipanggilnya, "Kau teman Chanyeol, kan?"
Pemuda berkulit putih itu Baekhyun tersenyum.
"Bisakah kau panggilkan Chanyeol? Aku terlalu canggung jika memanggilnya sendiri,"
Pemuda itu mengangguk, "Baiklah, tunggu disini,"
"Woy Chanyeol! Kau dicari pacar barumu,"
Chanyeol beralih memandang Sehun, "Pacar yang mana?"
"Baekhyun,"
Setelah mendengar jawaban Sehun, ia berjalan ke luar kelas berjalan mendekati Baekhyun.
"Ada urusan apa mencariku?"
Tanya Chanyeol tanpa memandang wajah Baekhyun.
"Maukah kau pergi denganku? Guru-guru akan ada rapat hari ini,"
Dengan mantap Chanyeol menjawab, "Tidak,"
Baekhyun menarik ujung blazer Chanyeol lalu menggoyangkannya, "Ayolah Chanyeol, sekali ini saja, eum?"
"Sudah kubilang tidak ya ti - "
Ucapan Chanyeol terpotong saat matanya dengan tak sengaja melihat ke arah bibir Baekhyun. Ya Tuhan, kenapa bibir itu menggoda sekali?
Chanyeol menelan ludahnya kasar, lalu melepas pegangan Baekhyun di Baekhyun memajukan bibirnya beberapa senti.
"Oke oke, tapi jangan berbuat seperti itu lagi,"
Baekhyun mengerjapkan matanya bingung, "Berbuat apa?"
Melihat Chanyeol yang hanya diam dan terlihat gugup, Baekhyun menyeringai, "Kau tergoda, ya?"
Mata Chanyeol membulat, "A-apa?"
Baekhyun tertawa kecil melihat Chanyeol yang tergagap.
"Sebenarnya kau mau menyeretku kemana?"
Baekhyun menoleh ke belakang, "Diamlah, kau ini selain malas membersihkan kotoran telinga, malas gosok gigi juga ya?"
Chanyeol hanya melongo sambil terus mengikuti kemana Baekhyun menyeretnya, "Ha?"
"Nafasmu bau, jadi jangan cerewet!"
Berkali-kali Chanyeol menghembuskan nafasnya lewat mulut dan mencium tidak merasa nafasnya bau, kok.
"Cha, kita sudah sampai ,"
Chanyeol melihat sekeliling, "Kenapa kau membawaku ke lapangan basket?"
Baekhyun memulai aksi ke-duanya.
Langkah kedua ; Jilat atau gigit bibirmu dengan cara yang menggoda.
Chanyeol tersentak saat ia melihat Baekhyun sudah duduk di kursi penonton dengan kaki kanan berada di atas kaki kirinya. Tapi bukan itu yang membuat Chanyeol menahan nafasnya. Melihat Baekhyun yang sedang menggigit bibir bawahnya dan jarinya yang meraba sudut bibir yang lain, Chanyeol sedikit kehilangan kesadarannya.
Ia menarik tangan Baekhyun untuk berdiri dan memojokkannya pada dinding di pinggir ruangan.
"Sebenarnya apa yang kau pertaruhkan sampai kau bersikap seperti orang murahan seperti ini, eoh?"
Baekhyun marah karena ia dikatai murahan, tapi ia sadar jika kelakuannya memang sedikit aneh.
"Ugh!"
Chanyeol tetap kukuh mencengkeram tangan Baekhyun. "Apa yang akan kau dapatkan jika aku menciummu di depan temanmu? Mobil? Mansion?"
Baekhyun berusaha melepaskan cengkraman Chanyeol tapi tetap tak bisa, "Aku bisa memberikan padamu apa yang temanmu pertaruhkan padaku, asal kau mau tidur denganku. Bagaimana?"
Gerakan tangan Baekhyun terhenti, ia menatap Chanyeol yang tengah menyeringai.
Matanya tengah membendung air yang siap tumpah, "Aku memang orang miskin, berusaha untuk membujukmu berpura-pura menciumku di depan temanku hanya untuk sebuah hal sepele,"
Setetes air mata Baekhyun jatuh menyentuh pipinya, "Aku memang tidak sepertimu, yang dengan mudahnya mendapatkan apa yang kau inginkan, sedangkan aku harus berusaha sebisaku,"
Cengkraman Chanyeol terlepas saat Baekhyun mendorongnya sekuat tenaga, "Tapi sangat keterlaluan jika kau menganggapku semurahan itu,"
Ketika Baekhyun berjalan menjauhi Chanyeol, pergelangan tangannya dicekal tangan Chanyeol.
Chanyeol kembali memojokkan Baekhyun ke dinding, menatap dalam mata Baekhyun yang basah.
Ia sempat berkata, "Maafkan aku,"
Sebelum bibirnya mengecup bibir Baekhyun, melepasnya, lalu kembali meraup bibir Baekhyun, menyapu permukaan bibir Baekhyun dengan bibirnya. Lalu melepaskannya.
Entah kenapa Baekhyun hanya memejamkan matanya saat Chanyeol mengambil ciuman pertamanya.
Saat Chanyeol membuka mata, ia mendapati Baekhyun yang masih setia terpejam.
"Kau mengambil ciuman pertamaku,"
Mendengar pernyataan Chanyeol, Baekhyun membuka tertutup kembali saat Chanyeol meniup kecil bibirnya, nafas Chanyeol yang hangat membuatnya merinding.
"Maafkan aku, okay?"
Baekhyun mengangguk tapi itu membuat bibir mereka kembali bersentuhan.
Klik!
Chanyeol tersadar ada blitz kamera yang menerpanya saat bibirnya mengecup bibir atas Baekhyun dengan penuh perasaan. Membuatnya dengan sangat terpaksa melepaskan tautannya.
Baekhyun terkikik, lalu melihat layar ponselnya, "Hihihi, akhirnya dapat juga, Ayay!"
Chanyeol melotot, "Yak Byun Baekhyun!Hapus sekarang juga!"
Baekhyun berlari menjauhi Chanyeol sambil menolehkan kepalanya menghadap Chanyeol dengan memeletkan lidahnya. "Tidak mau!"
"Berhenti disana atau aku akan me - "
"Aaakh!"
Chanyeol berlari mendekati Baekhyun yang tersandung kakinya sendiri, melihat Chanyeol yang semakin mendekat padanya, Baekhyun kembali bangkit dan berlari terpincang-pincang.
Chanyeol berteriak, "Berhenti dan berikan ponselmu padaku!Kalau tidak mau berhenti kau akan ku perkosa!"
Chanyeol menggelengkan kepalanya saat melihat Baekhyun masih tetap berlari walaupun kakinya pincang seperti itu."Yak!Kau tidak percaya omonganku?"
"AKU TIDAK TAKUT PADAMU!"
Mendengar perkataan Baekhyun, Chanyeol kembali berlari lalu merengkuh Baekhyun dari belakang.
"Yak!Apa yang kau lakukan! Menjauhlah!"
"Sudah ku katakan tadi, jika kau tak menghapusnya kau akan kuperkosa!"
Baekhyun berusaha melepas cengkraman Chanyeol.
"Aku yakin kau tidak berani me- Ahh!Chan-eungh Yeol!"
Tubuh Baekhyun melemas saat bibir Chanyeol berada di permukaan lehernya, awalnya hanya mengecup, tapi Chanyeol malah menjilat dan menggigit leher Baekhyun.
Disaat Baekhyun lemas, Chanyeol merebut ponsel yang Baekhyun genggam lalu berlari meninggalkan Baekhyun.
"Aku pinjam dulu ya, Princess!"
"YAK PARK CHANYEOL SIALAN MESUM ! KEMBALI KAU!"
Luhan menatap jengah tisu-tisu yang berserakan di tanpa sebab kamarnya kotor begini. Byun Baekhyun. Sumpah, amal apa yang diperbuatnya sampai Baekhyun ditakdirkan sebagai sahabatnya.
"Luhan!Mana Myungmyung ku!"
Luhan duduk sambil menyilangkan kakinya, "Aku tahu kau pasti akan menggeledah kamarku dan mencari kamera itu,"
ia menyeruput jusnya, "Dan, hey! Itu kamera milikku, jangan memberi nama seenaknya!"
Baekhyun mengelap ingus di hidungnya, "Kau bilang jika Chanyeol menciumku kau akan memberikan Myungmyung padaku?!"
Luhan tersedak dan membelalak, "Chanyeol menciummu?!"
Baekhyun mengangguk dan tersenyum penuh Luhan memicing, "Aku tidak percaya, setidaknya kau memberiku bukti,"
Melihat Luhan yang terlihat santai begitu, Baekhyun sedikit kesal."Aku memotretnya tapi ponselku dicuri Chanyeol!Lihat, kakiku sampai terkilir karena tindakan anarkisnya!"
Tunjuknya pada betis sebelah kanannya, tapi Baekhyun bertambah kesal saat Luhan menatapnya penuh keraguan.
"Kau tidak percaya padaku?"
Luhan menggeleng dan itu membuat Baekhyun kembali duduk lesu, "Aku tidak bohong, perlu sidik bibir!"
"Yak bodoh!Mana ada sidik bibir?Yang ada itu sidik jari,"
Wajah Baekhyun berubah masam, "Lalu aku harus bagaimana? Kau tidak lihat mataku bengkak dan aku pilek? Ini karena first kiss ku sudah lenyap,"
Luhan tetap keukuh, "Aku tidak perduli, pokoknya sebelum ada bukti, aku tidak akan menyerahkan kameraku padamu!"
"YAK XI LUHAAAAN!"
T(usuk) B(okong) C(hanyeol)
RnR yaa...
Love Ya,
