Summary: Rusia menculik Amerika! Bagaimana caranya Amerika kabur? Dan kenapa Rusia bersikap sangat manis kepadanya? …..Cerita macam apa ini? OOC. RusAme. USUK fans, stay away. No flame, please.

Untuk USUK fans, sungguh maaf. Sangat tidak disarankan untuk membaca cerita ini.

Pairing(s): Mainly RusAme, FrUK.

-Set before Cold war-

"Amerika…" Sebuah suara membangunkan Alfred, atau personifikasi negara Amerika dari tidurnya. Amerika mengerjapkan matanya sebelum ia bangun sepenuhnya, kepalanya terasa sakit sekali. Amerika meringis dan menyentuhkan tangannya ke belakang kepalanya. Tapi ada tangan seseorang yang mendahuluinya. Tangan itu menyentuh rambut pirang Amerika dan mengelus kepalanya pelan, membuat Amerika merasa baikan.

"Ah..." Gumam Amerika. Ia berbalik dan bersiap untuk mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut, tapi setelah ia melihat sepasang mata violet, suaranya tersangkut di tenggorokannya.

"Rusia?"

"Da. Itu namaku," Kata Rusia dengan ceria, ia tidak mengenakan seragamnya yang biasa, tapi kemeja berlengan panjang warna putih dengan celana hitam. Syalnya yang setia masih melilit lehernya. Amerika, mau tidak mau menyadari bahwa ia sedang berada di sebuah tempat tidur yang asing.

"A-apa yang kau lakukan padaku?" Amerika mengecek bajunya. Ternyata masih lengkap. Ia menghela nafas lega dan mengirimkan death-glare yang ditanggapi Rusia dengan senyum manis.

"Ah, aku sedang menyekapmu. Atau bahasa lainnya, menculikmu."

"Menculik? Apa maksudmu? Apa-apaan ini?"

"Tenang saja, little America. Nanti kau akan tahu maksudnya. Sekarang, tenang saja dulu di ruangan ini, da?"

Rusia menjauh kearah pintu, tangannya sudah memegang gagang pintu mahogany tersebut.

"Hey, tung-"

Brak. Klik.

Pintu ditutup. Amerika berlari dan berusaha membukanya, tapi sia-sia. Pintu itu dikunci dari luar.

"Hei! Rusia! Sialan! Buka pintunya! Kubilang bukaa!"

"Kau berisik sekali, little America." Sahut Rusia dari balik pintu, kemudian terdengar tawa kecil. Amerika merasa frustasi dan marah, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Jelaskan dulu apa maksud semua ini!"

Hening. Tidak ada jawaban. Kemudian terdengar langkah Rusia yang menjauh dan Amerika merasa lebih frustasi dari sebelumnya.

Setelah beberapa kali menggedor pintu dan berteriak kepada siapa saja yang ada di sana untuk mencari bantuan tapi dijawab dengan keheningan yang lebih mencekam, Amerika menyerah. Lehernya terasa sakit karena terlalu banyak berteriak. Ia terduduk dengan lesu di pinggir tempat tidur. Ia mengingat-ngingat bagaimana kejadian ini bisa terjadi.

-FlashBack-

Rusia, tidak seperti biasanya,bertemu dan menyapa Amerika di jalan setelah mereka selesai rapat.

"Ah, Amerika terlalu sibuk bekerja. Mintalah hari libur kepada bosmu dan ikutlah denganku,"

Amerika, yang memang sungguh sibuk belakangan ini sebagai poros dunia, dengan cepat menyetujui. Paling tidak, dengan Rusia, ia tidak akan disuruh mengerjakan bertumpuk-tumpuk dokumen, atau dikatai 'bloody git' terus-menerus hingga kupingnya merah.

Rusia bersikap cukup menyenangkan. Bahkan Rusia sempat mentraktirnya ketika mereka melewati drive-thru Mcd's. Semua berjalan normal sampai ia coca-cola miliknya habis dan ia meminta coca-cola Rusia yang belum disentuh. Rusia hanya tersenyum dan mengulurkan coca-cola miliknya.

Tapi Amerika tidak pernah melihat tangan Rusia yang sempat menyelipkan sesuatu kedalam coca-cola itu ketika ia sedang makan double cheeseburger.

Setelah itu, apa yang Amerika ingat hanyalah kegelapan. Sampai ada tangan hangat yang mengguncang pelan tubuhnya dan memanggil,"Amerika…"

-End of flash back-

Kemudian ia teringat sesuatu.

"Aku bisa menelpon Iggy untuk mencari bantuan!"

Kemudian Amerika merogoh ke kantong celananya untuk mengambil telepon genggam. Tapi hasilnya nihil. Tidak ada alat komunikasi yang seharusnya tersimpan di kantong celananya. Amerika hampir menjambak rambut karena frustasi, tapi ia kembali melihat sesuatu di sudut ruangan.

Sebuah pistol caliber kecil. Amerika setengah berlari untuk menyambar pistol itu dari atas meja oak ukuran mini. Masih ada pelurunya! Cukup untuk membuka pintu.

Kemudian ia melihat bantal putih yang tadi ia tiduri diatas tempat tidur besar berseprai ungu. Sangat bagus untuk meredam bunyi tembakan yang keras. Amerika tersenyum semakin lebar mengingat betapa pintarnya hero ini. Ia mengambil bantal tersebut dan memposisikannya di depan pistol.

Dengan satu tarikan pelatuk yang hampir tidak terdengar, gagang pintu beserta kuncinya telah rusak, meninggalkan celah yang cukup lebar di pintu. Dan sekarang Amerika tinggal mendorong pintu itu dan mencari jalan keluar.

Tapi ketika ia mendorong pintu kayu yang sudah rusak itu sampai terbuka, ia bertemu dengan wajah Rusia yang masih tersenyum, hanya saja kali ini senyumnya lebih dingin.

"Little America sangat tidak sopan ya? Aku sudah memintamu untuk menunggu, tapi ternyata kau tidak bisa melakukan hal sesederhana itu tanpa menghancurkan rumahku, da,"

"Menunggu untuk apa? Menunggu sampai kau bisa membunuhku? Tidak, terima kasih." Kata Amerika dengan waspada. Pistol ini masih punya peluru.

"Ah, tapi aku belum menjelaskan apa maksud rencanaku dan little America sudah sangat besemangat, da?" Rusia mendekat. Amerika menggenggam erat-erat pistolnya.

"Rencana apa? Jangan panggil aku little America. Aku bukan anak kecil." Kata Amerika, merasa agak sewot dengan cara Rusia menyebutkan namanya. Seperti menyebutkan 'teddy bear' dengan nada yang kekanak-kanakan.

Rusia kembali maju dan tersenyum. "Baiklah, tapi bisakah kau kembalikan pistolku dulu, da?"

Amerika tidak langsung menyerahkan pistolnya, tapi memperhatikan gerak-gerik Rusia dan kemungkinan apa yang akan ia dapatkan jika ia menyerahkan pistol itu. Tapi di medan musuh, kita harus menundukkan kepala sedalam mungkin sebelum meng-headbutt-nya. Ini salah satu dari strategi.

Amerika melempar pistol itu ke kaki Rusia. Rusia memungutnya dan mengamati Amerika dengan terkesan.

"Kau memang pantas untuk menjadi personifikasi Negara Amerika, Alfred. Kuat, berani, cerdas, walaupun agak ceroboh dan terkadang bodoh,"

"Heh. Terima kasih atas pujianmu, tapi itu sama sekali tidak menghangatkan hatiku. Sekarang jelaskan apa maksudmu!"

Sebuah pipa besi melayang kearah Amerika dan Alfred jones pingsan untuk yang kedua kalinya dalam satu hari.

(-_-)

"Unh…?"

Amerika kembali bangun dan berada di atas tempat tidur. Tapi ini bukan tempat tidur yang tadi. Ketika ia melihat kearah bawah, bajunya yang biasa sudah berganti menjadi piama garis-garis biru dari katun yang nyaman dan kacamatanya berada di meja samping tempat tidur. Tubuhnya terasa sangat lelah seperti habis berlari dua mil dengan segerombolan anjing herder. Amerika kembali menjatuhkan tubuhnya ke atas bantal. Peduli amat ini rumah Rusia atau bukan, ia sangat ingin tidur. Dan tempat tidur ini cukup nyaman.

Terdengar langkah kaki dan Amerika merasakan ada orang yang duduk di pinggir tempat tidurnya. Ia membuka mata dan melihat sosok Rusia yang mengabur karena ia tidak mengenakan kacamata.

"Apa maumu?" Tanya Amerika sinis. Belum cukupkah Rusia membuatnya hampir gegar otak dua kali dalam satu hari? Dan apa pula yang dimaksudkannya dengan 'menculik' Amerika?

"Aku membawakanmu makanan. Kau belum makan, little America. Aku tidak mau membuat Inggris marah kepadaku karena tidak menjaga adiknya dengan baik, da," Kata Rusia dengan ramah. Ia membawa kantong kertas bertuliskan Mcd's dan Amerika segera bangun ketika ia mencium bau keju leleh hamburger yang sangat khas.

"Kau bisa saja memasukkan racun," Kata Amerika, tidak mau mengakui bahwa ia sangat ingin melompat dan mengganyang burger tak berdosa itu. Rusia tertawa kecil dan mengacak rambut Amerika. Amerika menepis tangan Rusia dan memelototi pria itu.

"Tentu saja aku tidak mau meracunimu, moy gyeroy. Lihat," Rusia mengambil salah satu burger dari kantong kertas itu dan mulai membuka bungkusnya. Amerika hampir meneteskan air liur.

Rusia menggigitnya dengan santai dan mulai mengunyah. Aroma keju dan daging memenuhi hidung Amerika dan ia segera menyambar burger yang masih tersisa.

"Baiklah, aku akan makan! Tapi ini hanya karena kau memaksaku," Kata Amerika.

Setelah Amerika selesai makan, Rusia membereskan sampah-sampah yang bertebaran dan membuangnya ke tempat sampah di sudut ruangan.

Amerika hanya menatapnya, tidak tahu harus berkata apa. Rusia kembali bertengger di samping Amerika, di pinggir tempat tidur.

"Jadi… kenapa kau melakukan ini?" Amerika kembali bertanya. Rusia menatapnya selama beberapa saat sebelum mendekatkan tubuhnya kearah Amerika dan berbisik dengan pelan, tangannya melingkari pinggang Amerika ketika pemuda itu membuat gerakan hendak menjauh.

"Become one with Mother Russia."

TBC.

-Moy gyeroy: My dear

-Headbutt: Menjedotkan kepala kuat-kuat ke kepala lawan, biasanya dipakai untuk jurus melarikan diri dengan membuat lawan lengah terlebih dahulu.

Maaf! Maaf! Kepada penggemarnya USUK, saya sangat minta maaf!

Saya bikin cerita ini karena saya sebetulnya suka dengan pairing RusAme, tapi masih jarang peminatnya. Kalau USUK, tanpa ngedip pun pasti ketemu. Jadi saya memutuskan untuk membuat cerita ini.

Para fans RusAme yang masih tersembunyi, ayo kibarkan bendera perjuangan! (lah?)

RnR?