tittle : WEDDING ARRANGEMENT

genre : romance

cast : luhan as Jung Luhan, sehun as Oh Sehun, kai, baekhyun, chanyeol, sohee

pair : hunhan slight chanbaek

Jung family House

Luhan berjalan memasuki rumah mewah dengan langkah santai. Semua pelayan yang tidak sengaja melihatnya menunduk memberi hormat padanya dan dibalas oleh senyuman lembut oleh Luhan. Kini Luhan sampai pada ruang keluarga rumah ini, dilihatnya appa dan eommanya sedang berbincang santai diruangan itu.

"Lu kau sudah pulang?" Tanya Appa Luhan saat menyadari yeoja tadi sudah berdiri didekatnya.

"Ne appa, mata kuliah hari ini dibatalkan." Jawab Luhan dan kemudian ikut duduk diantara eomma dan appanya.

"Lu, kebetulan sekali kau pulang cepat hari ini. Ada hal penting yang ingin kami bicarakan padamu." Ucap eomma Luhan sambil mengelus kepala Luhan dengan penuh kasih sayang.

"mwo? Hal penting apa eomma?" Tanya Luhan bingung.

"Yeobo, beritahukanlah rencana kita pada Luhan." Pinta eomma Luhan kepada appa Luhan.

"baiklah, Luhan.. Appa dan Eomma akan berangkat ke Amerika 2 minggu kedepan dan akan menetap disana." Jelas Appa Luhan.

"Jadi Appa dan eomma akan ke Amerika dan tinggal disana? Kenapa harus kesana appa? Apakah Luhan akan ikut? Bagaimana dengan kuliah Luhan Appa?" Tanya Luhan bertubi-tubi, eommanya hanya diam membiarkan appa Luhan yang menjelaskannya.

"Appa membuka cabang baru perusahaan kita disana Lu, tetapi untuk beberapa tahun appa harus memantau perusahaan itu sendiri. Jadi tidak mungkin appa akan bolak-balik Korea-Amerika setiap harinya, jadi appa putuskan untuk menetap disana bersama eomma. Dan untuk masalah Kuliahmu kau bisa menyelesaikannya dulu."

"Jadi appa dan eomma membiarkan Luhan tinggal sendirian di Seoul?"

"tentu saja tidak sayang, kamu itu anak semata wayang kami mana mungkin kami membiarkanmu sendirian disini." Ucap Eomma Luhan.

"lalu?"

"kau akan menetap disini bersama nampyeonmu." Ujar Appa Luhan

"Mwo? Nampyeon? Tapi Luhan kan belum mau menikah Appa dan calonpun Luhan belum punya."

"Appa dan Eomma sudah memiliki calon untukmu."

"Calon? Jangan bilang Eomma dan Appa ingin menjodohkan Luhan. Luhan tidak mau." Tolak Luhan ketus.

"tapi tidak ada pilihan lain sayang, Eomma dan appa sudah berjanji dengan sahabat kami untuk menjodohkan kamu dengan anaknya. Lagian kamu tidak mungkin ikut Eomma dan Appa ke Amerika karna kuliahmu beberapa semester lagi akan selesai." Jelas Eomma Luhan lembut sambil terus membelai rambut anaknya itu.

"Luhan bisa tinggal bersama Baekhyun Eomma, Luhan bisa mandiri tanpa harus dijodohkan." Ujar Luhan masih tetap pada pendiriannya.

"Appa tidak akan pernah setuju, kau anak appa satu-satunya appa tidak akan mungkin tenang jika tidak ada seorang namja yang menjagamu untuk Appa dan eomma."

"tapi Appa, Luhan bisa menjaga diri Luhan sendiri. Tanpa harus seperti ini, jika appa dan eomma masih tetap ingin menjodohkan Luhan itu sama saja kalian egois dan tidak pernah memikirkan perasaan Luhan." Luhan mulai menangis, Appa dan Eommanya bingung bagaimana lagi membujuk Luhan.

"Tapi Lu, kau harus mau Appa sudah berjanji kepada sahabat appa dan appa akan sangat malu jika tidak memenuhinya."

"Luhan tidak mau appa, seberapa pentingkah sahabat appa itu. sampai appa mau mengorbankan Luhan? Luhan benci Appa !" Luhan berdiri dengan kasar dan berlari menuju kamarnya. Eomma Luhan ingin menyusulnya tapi ditahan oleh Appa Luhan.

"Biarkan saja dia menenangkan pikirannya dulu. Kau disini saja menemaniku yeobo." Eomma Luhan mengangguk dan kembali duduk disamping nampyeonnya itu.

Oh family House

Oh Sehun seorang pengusaha muda yang sukses dan menjadi penerus perusahaan Oh Company sedang duduk didepan meja makan mewah bersama Appa dan Eommanya, hening tidak ada percakapan diantara mereka.

"Sehun-ah, kau tau seharusnya diumurmu yang sekarang ini kau sudah menikah." Ucap Appa Sehun memecah keheningan.

"Sudah berapa kali Appa berbicara seperti itu, apa appa tidak bosan." Jawab Sehun santai. Appa Sehun hanya menggeleng-geleng melihat tingkah anaknya itu.

"Appa tidak akan pernah bosan berbicara seperti itu sampai kau menikah dan memberi kami seorang cucu."

"Appa aku memang akan menikah dengan yeojachinguku jadi Appa tenang saja Ne?"

"eomma tidak akan pernah menyetujuimu menikah dengan yeojachingumu itu." Eomma Sehun mulai bersuara.

"eomma, kenapa tidak menyetujui hubunganku dengan Sohee? Bagaimana aku mau memiliki anae jika eomma tak merestui kami." Ujar Sehun memelas.

"Eomma menyetujuimu menikah dengan siapa saja, kecuali yeoja itu. Eomma tidak menyukainya." Sahut eomma Sehun.

"Ne Sehun-ah, appa setuju dengan Eomma. Appa rasa Sohee bukan yeoja yang baik." Kata Appa Sehun.

"Darimana Appa dan Eomma bisa mengetahui sifat Sohee, sedangkan Appa dan Eomma saja baru beberapa kali bertemu dengannya."

"Eomma bisa melihat dari tingkahnya ketika berada didepan kami. Eomma bisa membedakan mana yeoja yang tulus dan mana yeoja yang tidak tulus." Jelas Eomma Sehun. Sehun hanya menghela nafas kesal namun tetap diam dan tak ingin melawan pendapat orangtuanya.

"Appa sudah memiliki calon anae untukmu." Ucap Appa Sehun tiba-tiba. Sehun yang mendengar itupun tersedak dengan sigap eomma Sehun memberinya segelas air dan menepuk pelan punggung Sehun.

"Apa yang appa katakan? Calon anae?" Tanya Sehun kaget. Appa Sehun mengangguk.

"ya! Appa, aku akan menikah dengan Sohee dan tidak akan menikah dengan yeoja lain selain dia." Tolak Sehun.

"Tapi appa telah berjanji dengan sahabat appa untuk menikahkan kau dengan putrinya."

"Aku tidak mau appa."

"Kau harus mau Sehun-ah, dia yeoja yang baik." Terang eomma Sehun.

"Aku tidak mau eomma, bahkan aku belum melihat yeoja itu." Sehun terus berusaha menolaknya.

"Setidaknya dia lebih baik dari yeojachingumu itu." Ketus Appa Sehun. Sehun menghentikankan makannya dan berdiri ingin meninggalkan Appa dan Eommanya, dia tidak ingin melanjutkan perdepatan ini.

"Sehun-ah." Panggil Appa Sehun. Sehun tak mengindahkan panggilan Appanya dan terus saja berjalan menuju kamarnya.

"Sehun-ah..Ya Oh sehun!" Teriak Appa Sehun yang membuat eomma Sehun kaget, begitupun dengan Sehun. Sehun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Appanya.

"Terserah Appa dan eomma saja, bukankah selama ini aku selalu menuruti perintah kalian? Tapi jangan salahkan aku jika hubungan pernikahanku dengan yeoja itu tidak berlangsung lama." Setelah mengatakan itu Sehun masuk kedalam kamarnya dan menutupnya dengan keras. Appa dan eommanya hanya bisa menggeleng-geleng melihatnya tapi juga tersenyum senang karna Sehun secara tidak langsung menerima perjodohan ini.

Luhan POV

Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku tidak mau menikah dengan seseorang yang tidak kucintai bahkan mengenalnya pun tidak. Bagaimana jika yang dijodohkan denganku adalah seseorang yang jahat atau seseorang yang sudah memiliki istri. Huaaaaaaaaa aku tidak mau, ku ambil ponsel dari dalam tas dan ingin menelepon sahabatku Baekhyun. Namun ponselnya tidak aktif, Tuhannn apa yang harus aku lakukan.

Aku berjalan menuju pintu kamar dan membuka sedikit pintunya. Kulihat Appa dan eomma masih berada ditempat tadi sambil berbicara serius. Dapat kulihat wajah kecewa appa dan eomma, aku akui aku paling tidak bisa melihat mereka seperti itu. Selama ini aku selalu menuruti perintah appa juga eomma karna aku tidak tega untuk menolaknya. Apakah aku harus menerima perjodohan ini?

Dengan langkah berat kulangkahkan kakiku menuju tempat Appa dan eomma. Dapat kudengar pembicaraan mereka.

"Yeobo apa kita batalkan saja membuka cabang baru di Amerika? Aku tidak tega meninggalkan Luhan tanpa ada yang menjaganya." Ucap Eomma. Hatiku sakit sekali ketika mendengar itu, aku tidak tega membuat appa membatalkan rencananya untuk membuka cabang perusahaan baru.

"Jika begini keadaannya mau tidak mau kita harus membatalkannya, kita tidak boleh egois yeobo. Kita harus pikirkan kuliah Luhan dulu." Jawab appa bijaksana,

"jangan appa, appa tidak boleh membatalkannya. Aku… aku akan menerima perjodohan itu appa." Dengan berat hati aku menyetujui perjodohan aneh ini. Appa dan eomma nampak kaget dengan keputusanku.

"Jinjja? kau mau menerimanya?" Tanya appa tak percaya, aku hanya mengangguk sambil tersenyum paksa. Sontak Appa memelukku begitupun eomma.

"Pernikahanmu minggu depan Lu, biar appa dan eomma yang menyiapkannya." Jawab Eomma antusias, aku senang jika melihat wajah eomma yang sesenang itu.

"terserah eomma dan appa saja, Luhan hanya bisa mengikutinya dan Luhan tidak ingin bertemu dengan namja itu sampai hari pernikahan." Ucapku, karna memang aku tidak ingin bertemu namja itu. biarkanlah menjadi kejutan saat hari pernikahan nanti. Dan aku yakin, namja itu pasti tidak menyukai pernikahan ini juga -,-.

"Baiklah, sekarang sebaiknya kau istirahat sayang ." Kata Appa lembut aku hanya mengangguk dan kembali masuk kekamarku.

"Apakah kau bersedia menerima Jung Luhan sebagai Istri dan mendampinginya sampai maut memisahkan?" Ucap seorang pendeta.

"Saya bersedia." Jawab mantap Sehun. Pendeta itupun mengalihkan pandangan pada Luhan yang ada disamping namja itu.

"Apakah kau bersedia menerima Oh Sehun sebagai Suami dan mendampinginya sampai maut memisahkan kalian?

"Saya bersedia." Setelah resmi menjadi sepasang suami istri, pasangan ini pun melangsungkan resepsi pernikahan yang tidak terlalu meriah namun terlihat elegan, tentu saja ini sesuai permintaan Luhani dan Sehun. Yang datang ke acara inipun kebanyakan hanya rekan-rekan bisnis orangtua mereka. Luhan dan Sehun sengaja hanya mengundang teman-teman terdekat mereka saja untuk menghadiri acara ini, bahkan Sohee yang notabene adalah yeojachingu Sehun pun tak diundang. Sehun tau benar, jika dia mengundang Sohee hanya akan memperburuk suasana hati Sohee ataupun eommanya.

Setelah acara selesai mereka berpamitan pada orang tua mereka, dan pergi menuju apartemen yang dimiliki oleh Sehun.

Disepanjang perjalanan tidak ada percakapan sama sekali antara dua orang ini. Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing, Sehun hanya sibuk menyetir sedangkan Luhan sibuk memperhatikan kendaraan-kendaraan yang lewat melalui jendela mobil.

"jangan berpikir aku menerima pernikahan ini, ini hanya karna aku tidak ingin mengecewakan eomma dan appaku yang sangat bersemangat menjodohkan aku dengan kau." Ucap Sehun memecah keheningan. Luhan hanya berbalik sebentar kearah Sehun lalu memalingkan wajahnya lagi.

"Kau pikir aku juga mau? Aku juga sama seperti mu, jadi kau tenang saja," Jawab Luhan datar, suasana kembali hening.

Mereka pun sampai diapartemen Sehun. "Kau pergilah duluan ke apartemenku, aku akan memarkir mobil. Kamarnya ada dilantai 2 nomor 26 passwordnya adalah tanggal lahirku." Jelas Sehun cuek. Luhan menatap tajam Sehun.

"Aku tidak tau tanggal lahirmu!" Ketus Luhan tanpa ekspresi. Sehun mendengus kesal mendengarnya.

"120489"Tanpa permisih Luhan pun keluar dari mobil dan berjalan meninggalkan Sehun.

Luhan terus berjalan sambil sesekali mencari nomor apartemen Sehun, matanya berbinar ketika menemukan nomor yang dicarinya. Luhan mulai menekan-nekan tombol password untuk membuka pintu tersebut namun gagal Luhan kembali mencobanya tapi tetap saja gagal.

"Omona! Berapa tadi nomor yang diberitahu Namja dingin itu, aku rasa ini benar tapi kenapa tidak bisa dibuka." Luhan masih kebingungan mengingat-ingat password yang diberi oleh Sehun tadi. "ahh namja itu pasti membohongi ku, ish membingungkan sekali. Masa aku harus menunggunya disini." Luhan terlihat kesal dan menatap nanar tombol password itu.

Sehun berjalan menuju apartemennya dan melihat Luhan yang berdiri mematung didepan sebuah pintu.

"kau sedang apa berdiri didepan Pintu itu?" Tanya Sehun.

"tentu saja menunggumu, kau mungkin salah memberitahu password kamar mu ini. Dari tadi tidak bisa terbuka." Sehun mengalihkan pandangannya melihat nomor apartemen itu, kemudian menatap Luhan lagi.

"benarkan ini nomor kamarmu, nomor 26." Sehun menghela nafas panjang dan membalik nomor yang terdapat didepan pintu itu. Luhan hanya bengong melihatnya.

"Ini kamar nomor 29 bukan 26, masa tidak bisa membedakan angka 9 dan 6." Ketus Sehun, "Untung saja orang yang punya apartemen sedang tidak ada, bagaimana yeoja pabo begini bisa menjadi anaeku." Ujar Sehun dengan nada sinis.

"Bukan salahku, aku tidak tau kalau papan nomor itu terbalik. Lagian siapa yang ingin menjadi anaemu?" Ucap Luhan acuh seolah tak mau kalah.

"Ahh ayolah , aku tidak mau disini sampai besok." Sehun pun berjalan menuju apartemennya. Luhan hanya mengikutinya dari belakang.

"Apartemen mewah, tapi nomornya bisa terbalik. Dasar tidak teliti." Luhan mulai menggerutu sendiri.

Mereka sudah berada didalam apartemen tersebut. Semua barang Luhan sudah diletakkan disini sehari sebelum pernikahan.

"Kau tidur dikamar sebelah sana dan aku tidur dikamar sebelah sini." Jelas Sehun masih dengan nada cuek, Luhan tidak menjawab hanya membungkuk sekilas kemudian masuk ke dalam kamarnya. Sehun pun menatap Luhan dan menggeleng-gelengkan kepala. "sampai sekarang aku masih bingung kenapa eomma dan appa mau saja menjodohkanku dengan yeoja aneh seperti dia." gerutu Sehun dan berjalan menuju kamarnya. Sehun segera menghempaskan (?) tubuhnya ke tempat tidur miliknya.

"lelah sekali, seharian berdiri menyambut tamu, sampai kapan pernikahan ini berlangsung? Semoga tidak lama." Batin Sehun, perlahan-lahan Sehun pun menutup matanya sampai akhirnya dia tertidur.

Sedangkan Di kamar Luhan

"hm lelahnya, seharian hanya melayani tamu." Luhan merebahkan tubuhnya dan mulai merasakan kantuk. "kapan pernikahan ini akan berakhir? Eomma appa, tolong aku." Luhan pun menarik selimut dan mulai memejamkan matanya.

Luhan yang sudah rapi pun bersiap-siap ingin pergi ke kampus karna ada mata kuliah penting hari ini. Setelah siap dia segera berjalan keluar dari kamar, sebelum dia keluar dia membuka sedikit pintu dan memperhatikan sekitar. "Namja itu pasti belum bangun, baguslah." Luhan pelan-pelan keluar dari pintu dan menutup pintu sepelan mungkin dan menuju kedapur untuk menyiapkan sarapan buat seseorang yang kini sudah menjadi nampyeonnya. Walau Luhan tidak menyukai namja itu, setidaknya dia harus menghormati namja itu sebagai nampyeonnya. Dia pun meletakan segelas susu dan sepotong roti dengan piring kecil diatas meja makan. Tak lama setelah Luhan pergi Sehun keluar dari kamarnya dengan pakaian kantor rapi. Dia berjalan kedapur dilihatnya sarapan sudah tersedia diatas meja makan, Dia hanya mengerutkan keningnya dan menemukan kertas kecil tak jauh dari sarapan itu.

"Aku ada mata kuliah hari ini, hanya itu yang bisa aku siapkan."

Sehun meletakan kembali kertas itu diatas meja dan mulai menyentuh sarapan itu.

"Aku hampir lupa kalau ada orang lain disini, kenapa dia harus menyiapkan ini untukku. Cih jangan harap aku mau menyentuhnya." Gumam Sehun. Sehun ingin pergi tanpa menyentuh makanan itu, tapi kemudian dia berhenti dan menatap segelas susu diatas meja itu, lama dia berpikir sampai akhirnya dia kembali dan mengambil susu itu.

"Setidaknya aku tidak boleh membuang-buang uang untuk membeli susu tanpa meminumnya." Selesai meminum susu itu Sehun pergi meninggalkan apartemennya.

Luhan POV

Aku sudah keluar gedung apartemen ini, untuk keluar saja kenapa harus sejauh ini sangat menyusahkan jika harus seperti ini setiap hari. Ya Tuhan, aku lupa membawa mobil kesini. Ottoke? Dengan langkah berat aku melangkah ke pinggir jalan menunggu taksi yang lewat, tapi dari tadi yang kutemukan hanya taksi yang sudah berpenumpang. Ah kenapa tidak telpon taksi saja? aku membuka tasku, tapi tidak kutemukan ponselku, "Ya! Kenapa aku lupa membawanya." Aku hanya pasrah dengan nasib ku sekarang, kembali kedalam? Tidak mungkin. Tiba-tiba sebuah mobil menepi tepat didepanku, perlahan-lahan kaca mobil itupun diturunkan.

"Kau?" ucapku datar setelah tahu siapa orang itu. Si namja dingin yang sekarang menjadi nampyeonku.

"sedang apa kau di sana?" Tanya Namja dingin itu.

"tentu saja menunggu taksi, tapi tidak kutemukan dari tadi." Jawab ku, sebenarnya aku sedikit berharap dia mau mengantar ku, karna ini sudah hampir telat. Dia hanya mengangguk dan menutup kembali jendela mobilnya, dan mulai menancapkan gas lagi. Ya! Kenapa meninggalkanku, setidaknya menawariku tumpangan untuk ke kampus T_T

Aku melihat sebuah taksi yang stop, tapi saat berjalan menuju taksi yang berhenti itu tiba-tiba seseorang sudah naik ketaksi itu dan taksi tersebut pergi. Ya Tuhan, kenapa sial sekali. Aku melirik jam setengah jam lagi mata kuliah itu akan dimulai. Aku hanya berdiri mematung di pinggir jalan itu.

Luhan POV end

Author POV

Sehun yang melihat Luhan dari spion pun mulai tak tega, dia mulai memundurkan mobil menuju tempat Luhan berdiri. Ditekannya klakson mobil, namun Luhan tak bereaksi. Dengan kesal Sehun kembali menekan tombol klakson kali ini agak lama, namun Luhan tetap tak bereaksi.

"Ah, menyusahkan sekali yeoja ini." Sehun turun dari mobil dan menepuk kasar Punggung Luhan.

"kau mau aku antar atau tidak huh?" ucap Sehun sedikit berteriak. Luhan yang kaget pun menepis kasar tangan Sehun.

"Aku tidak tuli jadi tidak usah berteriak seperti itu" jawab Luhan datar.

"dari tadi aku mengklakson (?) mobil tapi kau tak mendengarnya, jadi kalau itu bukan tuli lalu apa?" Sengit Sehun dengan nada yang sedikit ditinggikan.

"pelankan sedikit suara mu, apa kau tak malu di lihat orang-orang" Umpat Luhan, Sehun memperhatikan sekeliling dan benar saja, banyak mata tertuju pada mereka.

"arrgg sudahlah kau mau ku antar atau tidak, kalau tak mau aku akan pergi ke kantor." Ujar Sehun sambil berjalan masuk kedalam mobil. Luhan pun dengan pasrah mengikuti sehun.

"kalau kau memaksa aku akan naik." Luhan pun masuk kedalam mobil Sehun. Sehun hanya meliriknya dengan tatapan kesal. "aku tidak memaksamu." Ujar Sehun Frustasi.

"Aku tahu." Sehun hanya menatap Luhan sekilas dan kembali fokus untuk menyetir dengan wajah ditekuk.

"dimana kampusmu.?" Tanya Sehun.

"Di SM University."

Sepanjang perjalanan keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

Drrttt. Drttt.

Sehun yang mendengar ponselnya bergetarpun melirik sekilas kelayar ponselnya dan mengangkat telponnya menggunakan headset.

"Yoboseyo."

"…"

"aku sedang dijalan menuju kantor chagi-ya."

"…"

"Ahaha, mianhae. Chagi-ya semalam aku lelah sekali dan lupa menghubungimu."

"…"

"Aku tidak melupakanmu, aku akan menjelaskannya nanti."

Luhan menatap bingung pada Sehun. Dia memperhatikan Sehun yang sedang mengobrol mesra melalui telpon itu. "Bagaimana kelakuan namja ini sebenarnya, dia begitu dingin padaku. Tapi ditelpon itu kenapa dia seperti orang yang hangat." Luhan terus larut dalam pikirannya dan tak melepaskan pandagannya dari Sehun. "Bahkan sudah mempunyai yeojachingu pun masih tetap tidak berusaha menolak perjodohan ini."

"baiklah, nanti siang kita makan bersama."

"bye."

Sehun melepas headset yang terpasang ditelinganya. Dan menyadari jika Luhan memperhatikannya dari tadi.

"Kenapa? Ada yang salah padaku?" Luhan yang baru sadar jika Sehun telah selesai menelpon pun hanya gelagapan sendiri dan memalingkan hanya mempoutkan bibirnya dan fokus menyetir lagi.

"Sudah sampai Turunlah." Tanpa bicara sedikitpun Luhan membuka pintu mobil dan keluar begitu saja. Sehun hanya melebarkan matanya melihat prilaku Luhan. "Apa memang kebiasaannya seperti itu?" Kesal Sehun.

Luhan berlari memasuki kawasan SM university. Sesekali dia melirik jam yang terpasang dipergelangan tangannya.

"Benar-benar akan terlambat." Luhan terus berlari dan tak memperdulikan keadaan sekitar. Luhan akhirnya sampai didepan ruangan kuliah dan dilihatnya orang-orang diruangan itu masih sibuk dengan urusan masing-masing, menandakan kelas belum dimulai. "terima kasih Tuhan." Gumam Luhan dan berjalan masuk keruangan itu.

"Xiao Lu, kenapa datang dan kau sepertinya habis berlari, ada apa?" Tanya Baekhyun, Baekhyun merupakan teman sekaligus sahabat Luhan.

"tentu saja aku takut terlambat masuk kelas hari ini baek." Jawab Luhan sambil sesekali mengatur nafasnya yang terengah-engah (?)

"Tapi kan kau itu pengantin baru, seharusnya kau masih menikmati masa-masa awal pernikahanmu." Ucap Baekhyun dengan nada menggoda. Luhan pun langsung menutup mulut Baekhyun. Semua yang ada dikelas kontan melirik kearah Luhan dan Baekhyun.

"Lu apa benar kau sudah menikah?"

"Luhan, kau menikah kenapa tidak mengundang kami?"

"apa kau tidak menganggap kami teman ?"

"Bagaimana rasanya setelah menikah?" Semua teman Luhan melontarkan pertanyaan-pertanyaan itu bertubi-tubi membuat orang yang sedang ditanyai itu hanya tersenyum kaku.

"Ahh mianhae semua, aku bukan melupakan kalian hanya saja aku tdak sempat mengundang kalian dan ini juga sangat mendadak.. mianhae." Ujar Luhan seraya menunduk beberapa kali. Semua menatap Luhan dengan wajah penuh arti, "Kalian jangan berpikiran macam-macam, ini tidak seperti yang kalian duga." Dengan sigap Luhan memberikan penjelasan.

"Oh baiklah, semoga pernikahan kalian bahagia." Sejenak semua teman Luhan kembali pada kegiatan masing-masing, karna memang dikelas Luhan hanya dekat dengan Baekhyun. Luhan menatap tajam pada Baekhyun.

"Ya! Kau, jangan membahas itu disini." Ucap Luhan setengah berbisik , Baekhyun hanya tersenyum polos tanpa dosa. "Setidaknya kau tau baek, aku dan namja itu tidak menyukai pernikahan ini."

"Mianhae Lu, aku hanya bercanda." Luhan hanya tersenyum pada sahabatnya itu.

"Bagaimana sifat namja itu Lu? Apakah dia baik?" Tanya Baekhyun, belum sempat Luhan menjawab, dosen yang ditunggu-tunggu masuk dan kelaspun dimulai.

"nanti akan aku ceritakan saat kelas sudah selesai." Bisik Luhan, Baekhyun hanya mengangguk dan mereka pun fokus mengikuti kelas.

Sehun terlihat sedang sibuk menemani investor-investor penting yang berkunjung keperusahaannya, dengan sangat berwibawa dia memberi penjelasan mengenai perkembangan perusahaan yang dikelolanya. Tampak rasa puas terpancar dari wajah investor-investor itu. Setelah mengantar orang-orang tersebut keluar dari kantornya, Sehun ingin kembali keruangannya namun sebuah suara memanggil namanya.

"Sehun-ah?" Sehun yang mendengar namanya dipanggil berbalik ke asal suara itu.

"Chanyeol hyung? Ada apa?" Tanya Sehun. Chanyeol merupakan sahabat Sehun sekaligus rekan kerjanya.

"Kau kenapa sudah bekerja? Harusnya kau masih menikmati awal pernikahanmu ini."

"Aku tidak akan pernah menikmati pernikahan ini Hyung." Jawab Sehun.

"kenapa? Karna perjodohan kah? Tapi aku rasa dia yeoja yang baik dan cantik."

"dia tidak baik Hyung, aku tidak suka pernikahan ini." Ujar Sehun sedikit memberi penjelasan. Chanyeol hanya mengangkat bahunya. "Setidaknya dia lebih baik dari yeojachingumu itu." Sehun kaget mendengarnya "Dan suatu hari nanti kau pasti akan mencintai anae mu itu." Tambah Chanyeol.

"Tidak akan, aku dan dia akan bercerai secepatnya." Ujar Sehun yakin.

"kita lihat saja, kau pasti akan jatuh cinta pada anaemu. aku pergi dulu. Bye Sehun-ah." Pamit Chanyeol seraya menepuk pelan pundak Sehun dan pergi. Sehun terlihat kesal dengan perkataan Chanyeol tadi.

"pantas saja kau belum punya yeojachingu, kau itu selalu mengatakan hal yang tidak masuk akal hyung." Tiba-tiba ponsel Sehun bergetar dengan malas diambilnya ponselnya dari saku celananya, sebuah pesan masuk.

From: Sohee

"Chagi-ya, kau pasti lupa dengan janji makan siang kita. Aku menunggumu di tempat biasa, kau harus cepat datang. Saranghae .."

Sehun melirik jamnya, dan dia mulai membalas pesan itu.

To: Sohee

"Baiklah, aku akan segera kesana. Nado^^."

Selesai membalas pesan tersebut, Sehun bergegas pergi ketempat dimana dia dan yeojachingunya yang bernama Sohee itu akan bertemu.

Luhan dan Baekhyun terlihat sedang menikmati makan siang dikantin kampus sambil berbincang-bincang.

"Lu, tadi kau berjanji akan cerita padaku. Sekarang cepat ceritakan." Ucap Baekhyun sambil menyuapkan makanan kemulutnya.

"Selesaikanlah makanmu dulu, baru aku ceritakan." Perintah Luhan, Baekhyun pun mengangguk dan dengan cepat menghabiskan makanannya, Luhan hanya menatap bingung dengan cara makan Baekhyun yang super duber cepat itu.

"apa sebegitu inginnya kau mendengar ceritaku.?" Tanya Luhan tak percaya.

"Tentu saja, aku akan jadi pendengar yang baik." Jawab Baekhyun memposisikan dirinya sebaik mungkin.

"Dia namja aneh Baek."

"Aneh? Kemarin saat dipernikahan kalian dia terlihat begitu manis dan ramah, tidak ada yang aneh." Sahut Baekhyun.

"Mwo? Dia aneh baek, dia tidak seramah yang kau bayangkan."

"jinjja? aneh seperti apa yang kau maksud Lu?" Tanya Baekhyun.

"Pokoknya sifatnya aneh dan aku sangat tidak menyukainya." Baekhyun terkekeh mendengar omongan Luhan itu.

"jangan terlalu benci Lu, nanti kau jadi cinta padanya." Kata Baekhyun menggoda.

"Tidak akan."

"Lihat saja nanti." Luhan hanya mempoutkan bibirnya, Baekhyun pun tertawa melihat itu.

"baekki, kau bisa antarkan aku pulang kerumah ku?Aku ingin mengambil mobilku." Ujar Luhan penuh harap.

"Mianhae Lu, aku juga tidak membawa mobil dan aku ada urusan dengan himpunan" Ujar Baekhyun dengan penuh penyesalan tidak bisa membantu sahabatnya itu. "Tapi aku akan menemanimu menunggu taksi, kajja Lu." Baekhyun pun menarik pelan tangan Luhan, saat mereka ingin meninggalkan kantin tanpa sengaja mereka menabrak seseorang. Baekhyun dan Luhan pun kaget saat melihat orang yang ditabraknya tadi, orang yang ditabrak pun sama kagetnya.

"Kai Oppa!?" Pekik Luhan dan Baekhyun serentak.

"haha kalian ini dari dulu selalu saja kompak." Tawa orang itu. Luhan dan Baekhyun hanya tersenyum malu.

"Ah Lu, rapat himpunan sudah mau dimulai. Aku boleh pergi?" Bisik Baekhyun, Luhan pun mengangguk setuju. Dia tidak mau menjadi hambatan kegiatan sahabatnya itu.

"Kai oppa, aku pergi dulu. Anneyeong." Setelah membungkuk sebentar ke Kai , baekhyun pun berlari meninggalkan mereka.

"tadi, aku dengar kau tidak membawa mobil Lu? Tanya kai.

"jadi oppa mendengarnya?" Kai mengangguk, "kau mau aku antar?" tawar Kai.

Luhan tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk.

"kajja lu." Ajak kai, Luhan mengikuti Kai menuju mobilnya. Sepanjang perjalanan Luhan tak dapat menahan senyumnya, karna memang Kai ini merupakan sunbae yang lumayan dekat dengannya dan sangat dikaguminya.

Mobil Kai

"Kapan oppa pulang dari Jepang? Kenapa tidak memberitahuku?" Tanya Luhan memulai perbincangan.

"Oh mianhae Lu, Oppa hanya ingin memberimu kejutan saja dengan kedatanganku, oleh karna itu tadi aku menemuimu dikampus." Jawab Kai.

"dan oppa sangat berhasil membuatku terkejut dengan kepulangan oppa." Sahut Luhan, Kai tersenyum mendengarnya.

"Lu? Apa yang aku dengar tadi benar? Kau sudah menikah?" Tanya Kai.

"jadi oppa juga mendengar pembicaraan yang itu? Itu benar oppa." Ekspresi Kai yang dari tadi dihiasai dengan senyuman kini berubah dan sulit sekali diartikan. "Hanya saja ini hasil perjodohan orangtua kami oppa." Lanjut Luhan.

"Apa kau mencintai nampyeonmu itu?"

"tentu saja tidak oppa, kami bertemu saat hari pernikahan. Jadi bagaimana bisa aku mencintainya dalam waktu secepat itu." Tawa Luhan.

"berarti cepat atau lambat kau akan mencintainya?"

"Anni oppa.. itu tidak akan terjadi."

"Baguslah, seandainya saja aku lebih cepat melamarmu." Ucap Kai pelan namun dapat didengar Luhan.

"Apa oppa bilang?" Kai hanya tersenyum kaku.

"Anni Lu, sepertinya aku sedikit lapar. Kau mau kan menemaniku makan?" ucap Kai mengalihkan pembicaraan. Luhan hanya mengangguk setuju.

Kai memberhentikan mobilnya tepat didepan sebuah restaurant. Kai turun dan membantu Luhan membuka pintu mobil.

"Ahh Gomawo oppa." Ucap Luhan dengan senyuman yang sangat manis.

"Cheonma Lu, kajja." kai menggandeng tangan Luhan dan berjalan memasuki restaurant tersebut.

Kai memilih sebuah tempat didekat dinding kaca agar dapat melihat suasana jalan raya kota seoul itu. Ditariknya sebuah kursi untuk Luhan duduki, dia benar-benar membuat Luhan senyaman mungkin.

"Oppa, kau tunggu disini. Aku ingin ke toilet sebentar."

"Baiklah Lu." Luhan berdiri dan ingin berjalan, namun tanpa disengaja dia menabrak seorang pelayan yang sedang membawa sebuah minuman . Minuman yang dibawa oleh pelayan itu tanpa bisa dicegah tumpah dan tepat mengenai seorang yeoja yang sedang duduk menunggu seseorang.

"Ya! Apa yang kau lakukan?" Ujar yeoja itu emosi.

"Ahh mianhae agashi, aku tidak sengaja." Kata Luhan meminta maaf dan mengambil tissue untuk membersihkan baju yeoja itu yang terkena minuman. Dengan kasar yeoja itu menepis tangan Luhan membuat Luhan oleng dan ingin terjatuh, Kai yang melihat itu dengan sigap menangkap (?)Luhan.

"dasar yeoja pabo! Apa kau tidak tau seberapa mahalnya baju ini huh?" teriak yeoja itu kepada Luhan, sontak semua orang yang ada disitu menyaksikan keributan yang sedang terjadi.

"Mwo? Aku kan sudah meminta maaf padamu dan untuk harga bajumu aku tidak akan mungkin tau karna aku bukan pedagang baju." Ucap Luhan. Kai tidak bisa berbuat apa-apa, selain berusaha menenangkan Luhan. Seorang namja masuk kerestaurant itu dan menghampiri yeoja yang sedang asik memarahi Luhan itu.

"Chagi-ya kau kenapa? Kenapa bajumu basah seperti ini." Kata namja itu.

"Chagi-ya, kau lihat bajuku yang baru kau belikan basah dan tak beraturan begini. Ini semua karna yeoja pabo itu." Ucap yeoja itu sambil menunjuk kearah Luhan. Namja itu berbalik kearah Luhan dan melebarkan matanya.

"Mwo? Pabo kau bilang? Aku hanya tidak sengaja dan aku juga sudah meminta maaf padamu. Lagian kau tinggal sebut berapa harga bajumu itu. Aku akan menggantinya." Luhan mulai terlihat emosi dengan yeoja ini, tanpa sengaja Luhan melirik namja disamping yeoja dan mata Luhan tiba-tiba melebar.

"kau?" Ucap Luhan dan namja tadi bersamaan.

tbc