Moon River

.

Chapter 0: Morning Milk

.

"Pagi."

"Pagiiii!"

Yoongi memutar wajahnya yang masih ditekuk kearah sahabat baik slash suaminya, Jung Hoseok, yang pagi-pagi bahkan sudah ceria. Pria tinggi itu memancarkan senyum sejuta watt-nya, gigi-giginya yang putih menyilaukan mata Yoongi yang sipit.

"Senyummu senang banget sih. Ada apa? Kau mimpi apa tadi malam?" Yoongi bertanya sambil membuka kulkas, mengambil susu dan dua buah mug, kemudian menuangkan susu kedalam dua mug tersebut, diikuti Hoseok yang langsung duduk manis di meja makan.

"Ah, kamu. Tidak boleh ya aku menyapamu dengan sejuta senyum di pagi hari? Hitung-hitung mencerahkan harimu yang selalu suram." jawab Hoseok sambil menopang wajahnya dengan dua tangan yang ditakupkan di dagunya, memandang Yoongi dengan genit.

"Sialan, aku tidak sesuram itu," Yoongi mendengus sambil membawa dua gelas mug ke meja makan, yang langsung disambar oleh Hoseok.

"Apanya? Kalau kau yakin kau tidak sesuram itu, mana mungkin orangtuamu menyuruh kita menikah karena beliau khawatir anak gadisnya ini tidak juga punya pacar?" pria itu mencibir sambil tertawa, meninggalkan Yoongi menggeram kesal.

"Diam! Itu kan masa lalu—ya, masih berlangsung sampai sekarang sih. Dan aku toh tidak punya pacar juga karena tidak minat! Dan kau juga langsung menyetujui waktu itu! Pernikahan ini salahmu juga, tahu!" semprot Yoongi tanpa jeda, menghabiskan susunya.

Hoseok terkekeh, "Tapi toh kau bahagia kan menikah denganku? Rasanya asyik kan, tinggal dengan sahabat sendiri?" pria itu memainkan alisnya, sementara Yoongi mendengus.

"Lumayan. Setidaknya kau menghormati privasiku. Coba pria lain, mereka pasti sudah tidak mengizinkanku bekerja," Yoongi menggigit ujung gelasnya. "Babi kapitalis." sambung Yoongi yang tidak ada hubungannya dengan kalimatnya sebelumnya.

"Cuz I'm your best friend! I know you, la!" sahut Hoseok dengan logat Singlish yang dikentalkan.

"Yeah, whatever," Yoongi melirik jam dinding yang terpasang di dapur apartemen mereka, kemudian mendorong kursinya ke belakang. "Aku akan mandi dan bersiap-siap sekarang. Aku harus datang bertemu Namjoon dulu pagi ini."

"Namjoon?" dahi Hoseok mengerut tidak suka. "Untuk apa kau bertemu katak itu?"

"Kenapa? Tidak suka?" Yoongi berbalik, menaikkan alisnya menantang untuk beberapa detik sebelum tertawa manis. "Finalisasi trek yang kubuat kemarin. Tidak lucu kalau trek Agust D rilis sebelum ada finalisasi dari senior, kan?"

"Hm." Hoseok menyeruput susunya. Yoongi mendekat dan menepuk-nepuk rambut fluffy Hoseok dari belakang. "Jangan begitu ah. Kan dia cuma bosku. Dan Namjoon sudah beristri, Hope-ah." Yoongi mencoba meluluhkan Hoseok yang ngambek dengan memanggil nama panggilan khususnya untuk Hoseok sejak mereka SMP.

"Iya, deh." Hoseok mengambil telapak tangan Yoongi yang dingin—sekujur tubuh Yoongi memang selalu agak dingin, dan Hoseok lumayan suka. "Meskipun kita menikah hanya untuk status—dan karena kau sahabat sehidup sematiku, tapi tetap saja kau istriku. Aku tidak suka lihat istriku dekat-dekat pria lain."

"Konyol." Yoongi meremas tangan Hoseok sangat keras, membuat si tinggi menjerit dramatis. "Aku bahkan tidak pernah pacaran selama 27 tahun, beda denganmu yang dulu playboy. Harusnya aku yang cemburu, tahu?"

Yoongi menampar kepala Hoseok sekali sebelum bergumam lagi, "Dasar posesif," seraya meninggalkan dapur menuju kamar mandi, meninggalkan Hoseok. Sementara yang kepalanya baru saja ditampar, mengusap rambutnya dengan kasar seraya meraih ponselnya dari kantong piyamanya, menatap lock-screen ponselnya sambil cengengesan.

Fotonya dengan Yoongi untuk pre-wedding mereka.

Hoseok dan Yoongi yang menaiki sepeda berdua, Hoseok yang mengayuh dan Yoongi duduk di boncengan belakang, sibuk merapikan roknya yang terbang-terbang karena angin. Senyum Hoseok makin lebar melihat wajah panik Yoongi di foto.

Mereka menikah karena mereka adalah teman baik, dan karena Hoseok kasihan dengan gadis mungil itu. Orang tua Yoongi terus terusan memaksa Yoongi mencari pacar, dan menikah, tidak memperdulikan Yoongi yang cita-citanya besar dan ingin menjadi produser music terhebat seantero Korea. Tidak ingin cita-cita sahabatnya hancur lebur begitu saja—dan karena Hoseok takut sahabat kecilnya itu terjebak oleh pria yang tidak benar, Hoseok menawarkan diri menikahi Yoongi, yang disambut dengan pelototan Yoongi dan sorak senang orang tua Yoongi.

"Airnya terlalu dingin, aku lupa menyalakan pemanas air tadi sebelum mandi, brr!" seruan kesal Yoongi pada dirinya sendiri dapat Hoseok dengar dari dapur. Pria itu meminum habis susunya sebelum melangkah kearah kamar mandi sambil berseru riang.

"Sini kubantu menghangatkan diri!"

"Sialan!" Yoongi berteriak kesal. "Mesum! Jauh-jauh dariku!"

Sementara itu, ponsel Hoseok yang masih tertinggal di dapur, menyala, menampakkan satu pesan baru.

Dari orang tua Yoongi.

'Bagaimana, Hoseok? Kapan kami akan punya cucu?'

.

.

end

.

Hahahahaa. Halo semwah. Iya, yang diatas itu beneran end. Rencananya mau kubikin series gitu, hubungannya Sope. DUH AKU CINTA SOPE. MEREKA TUH UNYUK UNYUK BANGET HUHU. Ini baru pertama kalinya nulis lagi. Hahaha maafkan penulisan yang awkward ya :") btw mau coba deh. Coba kasih saya prompt, cukup satu kata aja. Satu kata. Bisa berupa apapun. Nanti saya coba buatin seri nya. HEHEHE.

Jadi. Apakah Yoongi sebenernya sayang sama Seokseok? Apakah Hoseok cemburu karena status Yoongi yang istrinya atau memang karena beneran sayang? Pertanyaan paling penting, apakah mereka sebenernya sudah ena ena? #WOY

Long story short, silakan di review. Tell me what you think HEHE. Makasih :3