Lucky Day (?)

GoM x Shintaro Midorima

Disclaimer : Kuroko no Basuke (黒子のバスケ), Tadatoshi Fujimaki

Gender : Friendship, Romance, BL, Yaoi, Dan tentukan sendiri gendre lainnya :D | Author malas | *Tabok Author*

Warning! Typo everywhere, Alur berantakan, EYD kacau..

Mengandung unsur YAOI, jadi buat yang ngga suka YAOI Kick out aja deh!

XXX

"HAAAAAA?!"

Sebuah teriakkan histeris mengawali pagi yang indah nan cerah ini. Midorima menatap kea rah layar handphonenya.

"Shin-chan? Kau kenapa?" Ibu Midorima membuka pintu kamar Midorima.

"A.. Aku tak apa, bu.." Midorima meletakkan handphonenya.

"Huh, Shin-chan! Sudah berapa kali ibu katakan, jangan beli barang-barang yangtidak kau perlukan seperti ini. Lihat berserakan dimana-mana!" Ibu Midorima memunguti boneka-boneka Midorima yang berserakan dilantai.

"Aku butuh itu, bu.." Midorima berjalan memasuki kamar mandinya.

Ia mengenakan sandal tidur berwarna hijau dengan boneka Kodok diatasnya. Piyama Midorimapun juga berwarna hijau dengan banyak motif kodok. Ia membawa baju ganti dan handuk ditangannya. Ia meninggalkan ibunya dikamarnya. Yang penuh dengan boneka.

Midorima menatap bayangannya didepan cermin, lalu ia melepas kacamata yang menggantung dihidungnya. Wajahnya tampak sedikit frustasi.

"Baiklah, Sekarang…" Ia terdiam.

"Bagaimana caraku mendapatkan barang dari, Kuroko?" Ia menghela nafas panjang.

Ia segera membasuh mukanya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

XXX

Sejak pelajaran dimulai, Midorima berkali-kali melirik Kuroko yang duduk disampingnya. Ia masih berpikir keras, bagaimana ia akan mndapatkan barang dari Kuroko.

"Kenapa harus dari Kuroko? Tapi, lucky item-ku hari ini.."

Kuroko merasakan Midorima menatapnya sejak tadi. Kuroko mengalihkan pandangnannya pada Midorima. Saat mata mereka beruda bertemu, Wajah Midorima berubah merah. Iapun mengalihkan pandangannya dari Kuroko. Melihat sikap aneh Midorima, Kuroko tidak mengalihkan pandangannya dari Midorima.

"A..apa.. apaan tadi itu.."Jantung Midorima berdebar kencang.

Ia tak tau kenapa ia bisa jadi begitu. Ia mencoba untuk melirik kea rah Kuroko lagi. Namun saat ia melakukannya, kedua mata Kuroko sudah menatapnya sejak tadi. Ia terkejut, spontan ia mengangkat bukunya untuk menutupi wajahnya yang tambah memerah.

"Baka!" pikir Midorima.

Sepanjang hari ia mengikuti Kuroko kemanpun ia pergi. Ia berharap Kuroko akan memberinya sesuatu agar bisa ia jadikan lucky item-nya.

"Hmm,Midorima-kun.." Kuroko berhenti berjalan.

"Apa?" Midorima ikut berhenti disampingnya.

"Kenapa kau mengikutiku terus hari ini?" Kuroko menatap Midorima.

"Si.. siapa.. yang mengikutimu, nandayo?!" Suara Midorima terdengar gagap.

Ia bingung harus bicara apa pada Kuroko, karna tak mungkin jika ia mengatakan apa yang diinginkannya pada Kuroko.

"Ki.. Kita berada di tim basket yang sama kan. Bukankah kita akan latihan sekarang?" Midorima mengalihkan pembicaraan.

"Ah, iya! Kau benar, Midorima-kun.." Kuroko kembali berjalan.

Midorima menghela nafas lega karna Kuroko tidak bertanya aneh-aneh lagi padanya.

XXX

Midorima hari ini sangat sial. Tak satupun dari tembakkannya yang berhasil masuk. Berapa kalipun ia mencoba, tetap saja tak ada satupuntembakkannya yang masuk. Semua orang menatapnya bingung. Tentu saja, tak biasanya tembakkan Midorima meleset.

"Baiklah, kita cukupi saja latihan kita!" Akashi berteriak dari tepi lapangan.

Semua orang, termasuk Midorima berjalan mendekat kea rah Akashi.

"Ini handuk kalian.." Momoi memberikan handuk satu per satu temannya.

"Ada apa denganmu, Midorima?" tanpa basa-basi Akashi bertanya.

Midorima hanya terdiam, ia tak mungkin bilang jika ia belum mendapatkan lucky item-nya.

"Sudahlah Akashi-kun." Momoi menepuk pelan pundak Akashi.

"Ngomong-ngomong, dimana Dai-chan and Atsushi-kun?" Momoi mencari-cari dua temannya yang menghilang.

"Anu, Momoi-san. Mereka berdua mencari makanan.." Kuroko mendekati Momoi.

"Kyaaa! Tetsu-kun, Ini Minuman untukmu! Mereka mencari makanan untuk apa?" Momoi menyerahkan sebotol pocari pada Kuroko.

"Tentu saja untuk dimakan lah, Momoi-san.." Kise yang sedari tadi diam, mulai kesal pada Momoi.

"Te-he.. kau benar, kise-kun.." Momoi menjulurkan lidahnya sambil memukul pelan kepalanya sendiri.

Midorima berjalan menuju bangku lain. Ia membuka tasnya dan ia mengeluarkan sesuatu.

"Eh? Apa itu, Midorima-kun?" Momoi mendekatinya.

"Ini perban untuk jari-jariku." Midorima membenahi kacamatanya.

Ia selesai membungkus jari-jari tangan kirinya. Saat ia hendak membungkus jari-jari tangan kanannya perban miliknya habis.

"Eh? Hanya tangan kirimu saja?" Momoi mulai bertanya lagi.

"Aku kehabisan perban." Midorima menjawab pelan.

"Akan kubelikan! Dimana kau biasa membelinya?" Momoi tersenyum pada Midorima.

"Benarkah?" Midorima menatap ragu.

"Hmmm.." Momoi mengangguk dengan semangat.

"Kalau begitu ini alamatnya. Terima kasih atas bantuanmu." Midorima menyerahkan selembar kertas pada Momoi.

"Apa! Ini terlalu.. jauh.." Momoi tampak terkejut membaca alamat dari Midorima.

"Kau tadi bilang bisa kan, Momoi-san?" Midorima menatap tajam Momoi.

"Ba..baiklah.. Ak.. Aku pergi.." Momoi lari karna ia takut melihat melihat Midorima seperti itu.

XXX

Midorima berjalan mendekati Kuroko. Kuroko hanya menatap bingung Midorima. Kise dan Akashi sedang duduk berbincang-bincang. Tiba-tiba..

"Yo, Tetsu!" Aomine dan Murasakibara berjalan mendekati mereka.

"Aomine-kun.." Kuroko mendekati Aomine.

"Oi, Tetsu. Aku punya tantangan untukmu!" Aomine merangkul pundak Kuroko.

"Aomine-kun, aku ingin meminta ice cream titipanku." Kuroko mendorong pelan wajah Aomine.

"Baiklah akan kuberikan. Tapi, kau harus…." Aomine berbisik pelan ditelinga Kuroko.

Senyuman licik tergambar diwajah Aomine.

"Lalu, kau akan memberikan ice creamku padaku?" Kuroko menatap Aomine.

Aomine hanya mengangguk sambil tersenyum. Kuroko menghela nafas pelan. Ia lalu berjalan menuju Midorima, Akashi, Kise dan Murasakibara. Mereka berempat berhenti berbicara.

"Sumimasen, Midorima-kun" Kuroko membungkuk dihadapan Midorima.

Tentu saja hal itu membuat semua orang terkejut, kecuali Aomine. Tiba-tiba Kuroko menarik kedua ujung handuk yang menggantung dileher Midorima. Saat wajah Midorima sudah dekat dengan wajahnya, Kuroko langsung mencium bibir tipis Midorima.

Aomine tertawa terbahak-bahak dari kejauhan. Sedangkan yang lainnya terkejut dengan apa yang dilakukan Kuroko. Aomine berjalan menekati mereka sambil tertawa keras. Kurokopun melepaskan ciumannya.

"Baiklah, Aku sudah melakukan apa yang kau minta Aomine-kun. Sekarang mana ice cream-ku?" Kuroko menatap tajam Aomine.

"Hahahaha! Aku tak menyangka kau bisa melakukannya, Tetsu! Ini!" Aomine menyerahkan ice cream Kuroko.

"Arigatou, Aomine-kun.." Kuroko membuka salah satu ice cream miliknya.

XXX

Kuroko masih belum menyadari wajah merah Midorima. Midorima membungkam mulutnya dengan kedua tangannya. Wajahnya sangat merah, seperti tomat matang. Kedua mata Midorima juga sedikit berair. Kise, Akashi dan Murasakibara ternganga melihat ekspresi Midorima.

"Ku.. kuroko! Apa yang kau laku…!" Midorima berteriak didepan Kuroko.

Namun belum selesai Midorima bicara, Kuroko menjejalkan ice cream vanilla miliknya ke dalam mulut Midorima. Saking semangatnya, ia memasukkan ice cream itu terlalu dalam.

Midorima mengeluarkan ice cream dari mulutnya perlahan. Tubuh Kise bergetar saat Midorima melakukannya. Tentu saja! Ice cream vanilla yang cukup besar dan panjang itu keluar dari mulut Midorima secara perlahan. Belum lagi tetesan ice cream yang tengah meleleh bercampur dengan saliva Midorima. dan wajah Midorima sangat merah saat itu.

"Mi.. Midorimacchi.." Kise menepuk pundak Midorima sebelum Midorima sempat mengeluarkan ice cream dari mulutnya.

Semua orang menatap bingung kearah Kise.

"Bolehkan aku membantumu.." Kise menatap Midorima dengan tatapan seakan ia akan memangsa Midorima hidup-hidup.

Kise menyentuh tangan Midorima yang masih memegang stick ice cream, lalu ia tersenyum.

"Aha.. hang.. hu.. huhang.. (Apa yang kau lakukan?)" Midorima sedikit bergetar menatap senyuman Kise.

Tiba-tiba Kise mendorong pundak Midorima. Ia membuat Midorima berlutut dihadapannya. Tangan Kise yang memegang stick ice cream tadi mulai bergerak. Ia menarik keluar ice cream itu lalu ia juga mendorong ice cream itu masuk kedal mulut Midorima. Tangan Kise yang bebas digunakan untuk memegangi kepala Midorima agar ia tetap mendongak.

Wajah Midorima semakin memerah, ic cream dalam mulutnya mencair bercampur dengan salivanya, dan mulai membasahi leher dan bajunya. Ia kesusahan bernafas karna ice cream yang dikeluar-masukkan oleh Kise. Belum lagi Kise yang bernafas berat didepannya sambil menatapnya begitumenjijikkan.

Aomine dan Kuroko berusaha menolong Midorima. Mereka berdua menarik mundur lengan Kise bersamaan. Murasakibara dan Akashi berjalan mendekati Midorima dan berusaha menolongnya.

"Uhuk.. Uhuk.." Midorima berusaha menarik nafas.

"Kau tak apa, Mido.." belum selesai Akashi bicara, ia terpaku melihat keadaan Midorima.

Wajahnya yang basah dan lengket karna ice cream belum lagi wajah itu merah, semerah tomat matang. Belum lagi saliva yang bercampur dengan lelehan ice cream tadi mengalir dari ujung bibirnya. Kedua mata emerald itu berair, juga membuka dan menutup perlahan.

"Aku akan membersihkanmu." Akashi mengangkat dagu Midorima.

Ia menjilatinya, menjilati setiap ice cream yang mengalir dari mulut Midorima. bahkan Akashi juga menjilati bibit tipis Midorima. Ia tak puas hanya dengan menjilati Midorima, ia juga memasukkan lidahnya ke dalam mulut Midorima.

Midorima terkejut dengan apa yang dilakukan Akashi. Lidah Akashi berada dalam mulutnya, lidah itu menyentuh lidahnya dan lidah itu mulai bergerak dalam mulutnya. Pikiran Midorima semakin kosong. Entah kenapa ciuman Akashi terasa sangat nikmat baginya.

Tangan Akashi mulai bermain dengan telinga Midorima. Ia menggosok perlahan telinga Midorima. Desahan-desahan mulai keluar dari mulut Midorima. Sesaat Akashi mengeluarkan lidahnya, dan meningglkan bekas saliva di bibir Midorima. Akashi masih melihat lelehan ice cream di leher Midorima. Ia tersenyum pada Midorima.

"Kurasa Kau masih harus dibersihkan, Midorima.." Akashi menyeka bibirnya.

Ia mulai menjilati leher Midorima. Sesekali ia mencium leher itu hingga meninggalkan kissmark disana.

"Aaahh.. Hnnnn.. Mnnn… urgh… Nnnn…" Midorima mendesah hebat.

Midorima menggigit tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia gunakkan untuk mendorong tubuh Akashi. Ia merasa miliknya sudah menegang sejak tadi, seakan ia bisa keluar kapan saja jika Akashi tetap melanjutkannya.

"Aka… Aaahh.. Aaaahh.. Nnnn… Mmm..." Air mata muali mengalir dari kedua mata Midorima.

Suara sexy Midorimamembuat Akashi semakin ingin memakannya. Tangan Akashi mulai meraba-raba dada Midorima. Sesekali ia mencubit nipple Midorima yang juga menegang.

Melihat ekspresi Midorima membuat keempat anggota Kiseki no Sedai lainnya ikut menegang. Mereka berempat mulai berjalan mendekati Akashi dan Midorima.

"Izinkan kami membantu…" Kuroko menyentuh pundak Akashi sambil bernafas berat.

Akashi hanya menoleh lalu bergeser sedikit dari posisi awalnya. Kuroko, Aomine, Kise dan Murasakibara mulai mengerubungi Midorima. Murasakibara muali menjilati leher belakang Midorima. Kuroko dan Akashi menjilati kedua nipple Midorima yang tegang. Kise dan Aomine sibuk dengan milik Midorima yang hampir pada batasnya.

"Wow, Midorimacchi.. Kau bisa seperti ini.. "Air liur menetes dari ujung bibir Kise.

XXX

To be Continue

XXX

Maaf kalo terlalu cepat ceritanya..

Jangan Lupa review ya.. :D