Jacob, seperti yang biasa ia lakukan setiap harinya, sedang berlutut di samping sebuah gundukan salju di sekitar puncak Snowy Mountain yang letaknya di dekat Pokke Village. Tidak ada yang dapat kita lihat dari gundukan salju yang lumayan tebal itu. Tapi, jika dilihat lebih teliti lagi, beberapa rerumputan hijau nampak tertimbun di dalamnya. Rerumputan itu adalah Mountain Herb. Jacob memetik-metik Mountain Herb itu cepat-cepat. Efek Hot Drink yang ia minum baru saja menghilang dan tangannya sudah mulai membeku karena dingin. Cepat-cepat dimasukkannya herb-herb itu ke dalam tasnya, lalu ia menarik keluar sebuah botol kaca. Dibuka dengan cepat tutupnya dan diminum sampai habis botol itu. Efek Hot Drink kembali bekerja. Tubuhnya menjadi hangat, dan berjalan di daerah sedingin ini hanya dengan pakaian bulu bagaikan berjalan mengenakan pakaian biasa di rumah.

Jacob mengemasi barang-barangnya, mengikat herb-herb yang ia temukan tadi dengan tali yang ia bawa sebelum kembali berangkat. Ia sudah mendengar kabar mengenai seekor monster yang mengerikan, buas, dan kuat yang entah bagaimana dan kenapa muncul di puncak Snowy Mountain. Tidak ada yang tahu dengan pasti monster apa itu, bagaimana rupanya ada apa tipenya karena Guild tidak memberikan informasi tambahan sedikit pun. Yang pasti, semua orang dan bahkan para Hunter Hi-Rank diminta untuk menghindari puncak gunung hingga makhluk itu pergi.

Karena itu pula, Jacob tidak dapat pulang melalui jalan yang biasa ia lewati. Terpaksa, ia pergi memutar melalui kaki tebing Snowy Mountain yang akan memakan waktu lebih lama dari biasanya. Tentu saja, Jacob tidak mau mempertaruhkan nyawanya dengan cara nekad melalui jalan puncak gunung yang biasa ia lewati.

Entah kenapa, berdasarkan laporan-laporan yang masuk, monster-monster bagai menghilang sepenuhnya dari Snowy Mountain. Baik Bullfango, Giaprey, maupun Blango. Menurut Guild, kemungkinan besar mereka bersembunyi karena takut dengan monster yang datang ke gunung ini.

Jacob sedang berjalan menuruni gurung, ia sedang melewati sebuah tebing kecil yang sudah biasa ia lewati ketika ia melihat sebuah gundukan salju yang tidak pernah ia lihat. Semenjak kecil, Jacob diajari oleh ayahnya yang juga seorang pengumpul herb untuk memeriksa setiap gundukan salju yang ia lihat. Hal itu selalu ia lakukan selama tiga puluh tahun ini. Jacob cepat-cepat berlari ke gundukan itu dan menjatuhkan diri di lantai salju yang lembut. Dengan cepat tangannya meraba-raba gundukan itu, mencari rerumputan herb sembari menyingkirkan salju yang menumpuk perlahan-lahan ketika tangannya menyentuh sesuatu yang keras dan dingin.

Terkejut, Jacob cepat-cepat menyingkirkan saljut itu dan melihat sesuatu yang membuatnya lebih kaget lagi. Seorang Hunter, mengenakan sebuah armor yang belum pernah Jacob lihat sebelumnya. Senjatanya, sebuah long sword yang nampaknya terbuat dari material yang sama dengan yang membuat armornya masih digenggam oleh Hunter itu.

"Hoi! Hoi!" Jacob berteriak memanggil, sembari menarik Hunter itu keluar dari tumpukan salju. Hunter itu rupanya seorang wanita. Rambutnya hitam kecoklatan panjang, dan meskipun ia nampak pucat akibat tertimbun salju selama entah berapa lama, Hunter wanita ini masih nampak cantik. Jacob dengan cepat memeriksa denyut nadinya. Kulitnya dingin, luar biasa dingin. Meski begitu, Jacob dapat merasakan denyut nadinya yang berdenyut lemah. Wanita ini masih hidup!

"Hei, kau dengar aku? Bertahanlah!" Jacob buru-buru meraih sebuah kaca berbentuk lingkaran yang selalu ia bawa untuk keadaan darurat. Tidak mungkin ia dapat membawa Hunter wanita ini beserta seluruh perlengkapannya kembali ke desa sendirian. Ia butuh bantuan.

Jacob menaikkan kaca berbentuk bundarnya, lalu menggerakkannya naik turun untuk memantulkan cahaya matahari. Jacob berharap cahaya matahari yang lemah itu cukup untuk memberikan sinyal pada balon udara milik Guild. Jacob nyaris saja putus asa ketika ia melihat kelipan cahaya balasan dari suatu tempat di depan sana. Pesannya sampai! Kereta para Felyne seharusnya sampai tidak lama lagi. Jacob dengan cepat berbalik dan berjalan kembali ke Hunter wanita yang pingsan itu. Hunter wanita itu terluka parah di sana-sini. Dan mengingat kemungkinan bahwa ia mungkin terlempar dari tebing yang letaknya tidak dekat itu, sungguh suatu keajaiban ia mampu bertahan hidup.

Kaki Jacob menginjak suatu benda berbentuk tabung nyaris bundar. Disingkirkannya kakinya dan diraihnya beda itu. Sebuah kalung. Kalung itu adalah sebuah gigi yang berukuran lumayan besar, diikat dengan tali hitam yang tebal dan kuat. Jacob memperhatikan bahwa di gigi itu terukir sebuah nama, Alia.

Jacob tidak sempat memperhatikan kalung itu lebih lanjut, karena tidak lama setelah itu ia mendengar suara kereta dan suara ngeongan para Felyne penarik.