~From Far Away~

.

Author : Kiela Yue

Genre : Boys love. Romance, Fantasy

Cast : Luhan, Sehun, Kai, Chanyeol, Baekhyun, and EXO members.

Plus~ 2min, Daezel dan Henry Lau…

Rating : T

Length : Oneshoot

Disclaimer : Semua cast milik Tuhan YME, kecuali OC. Cerita ini benar – benar murni dari otak saya yang selalu di penuhi oleh makhluk planet EXO. NO PLAGIAT! Thanks.

Yang plagiat semoga jadi amnesia dan wajahnya jadi kea kelindes pasukan kuda.. Amiin.

.

Fantasy

.

Setiap generasi, negeri Oberon selalu kedatangan manusia dari dunia Lain yang memiliki kekuatan. Manusia itu akan menikah dengan raja yang sedang berkuasa agar keturunannya tetap memiliki kekuatan magis. Tapi bagaimana jika manusia dari dunia lain itu ternyata namja dan rajanya juga namja? HunHan/Kailu/Baekyeol another pairs.

.

.

.

Sekali lagi, Luhan memperhatikan penampilannya di depan cermin dengan bibir yang mengerucut. Seharusnya ia adalah seorang namja yang tampan dengan wajah baby face dan rambut pendek yang dicat coklat. Bukannya sombong, tapi semua orang memang mengakui ketampanannya dengan menyebutnya 'cantik'. Tapi ia tidak mempermasalahkan panggilan orang terhadapnya selama mereka tidak bermaksud untuk mengejeknya. Yang ia permasalahkan sekarang ini adalah…Ia tengah memakai gaun! Kalau begini, ia tidak bisa lagi menganggap kata cantik itu sebagai ungkapan ketampanannya, tapi Luhan memang benar - benar cantik.

Sial, Luhan mengumpat dalam hati karena kesal. Hanya gara – gara kalah bermain kartu ia harus memakai pakaian memalukan ini dihadapan teman – temannya. Penampilannya sekarang benar – benar mirip putri kerajaan seperti yang ada dalam lukisan. Rambutnya pirang panjang bergelombang sampai pinggang. Bagian atasnya diberi hiasan manic – manic warna warni. Ia juga memakai mahkota berbentuk bunga – bunga kecil dan dan rerumputan, yah.. meski hanya terbuat dari plastik. Bibir mungilnya diolesi lipstik pink dan membuatnya semakin cantik. Luhan mengenakan gaun biru panjang sampai kaki dan itu membuatnya sedikit sulit untuk berjalan. Pinggangnya diberi belt putih dan bagian belakang belt-nya dibuat berbentuk pita yang besar.

"Sudah selesai?" seorang namja yang tak kalah cantiknya dengan Luhan memasuki ruangannya. Mulut namja itu ternganga melihat penampilan Luhan yang sudah berubah total.

"Lu..Luhan hyung?"

"Ya! Ini aku! Kenapa?" Tanya Luhan dengan sedikit membentak. Namja itu mengusap matanya.

"Woaa~ Andai hyung benar – benar yeoja, aku yakin aku akan jatuh cinta padamu,"ujarnya dengan sedikit mendramatisir.

Luhan memutar matanya bosan. "Diamlah Zelo! Kamu mau aku adukan pada Daehyun kalau kamu ingin 'normal'?"

Wajah namja yang dipanggil Zelo itu langsung berubah panik. Ia menggelengkan kepalanya dengan imut. "Jangan hyung. Nanti ia marah. Jangan lakukan itu, ne?" bujuknya sambil memamerkan senyuman maut miliknya.

"Tenang saja, Daehyun kan baik. Lagipula aku sedang tidak ingin merusak hubungan orang. Yang ingin aku lakukan sekarang adalah merusak kepala si Henry itu dan tangan si Taemin keparat itu. Entah apa yang sudah ia lakukan pada tubuhnu ini." Wajah Luhan terlihat menakutkan saat ia mengucakan kata – katanya barusan.

"Apa kau bilang? Taemin keparat?" Tanya seorang namja yang baru keluar dari kamar mandi. "Padahal aku sudah susah payah mendandanimu supaya jadi cantik. Lagipula siapa suruh kamu mau taruhan dan kalah?"

"Maaf Taemin, tapi aku benar – benar kesal. Kupikir aku menang dan si hantu Henry akan kalah, jadi aku bisa mempermalukannya memakai pakaian yeoja. Tapi ternyata aku yang kalah.." Luhan menghela nafas pasrah.

"Sudahlah..Kajja.. kita keluar…" Taemin menggandeng tangan Luhan dan membantunya untuk berjalan dan Zelo mengekor dibelakang mereka. Dengan gerakan perlahan yang sengaja dibuat – buat, Taemin membuka pintu.

"Jreng – jreng jreng…" Zelo ikutan menirukan suara musik dari belakang seolah semua sedang menanti kedatangan ratu dan itu membuat kekesalan Luhan semakin memuncak.

Semua teman – temannya, Henry Lau, Minho, Daehyun ternganga melihat Luhan, reaksi yang tidak jauh berbeda dengan Zelo saat pertama kali melihatnya.

"Yakk! Kenapa dengan kalian eoh? Mulut kalian terbuka begitu apa kalian ingin aku masukkan cacing?" bentak Luhan dan menyadarkan tiga namja di depannya.

"Kok malah marah sih?" omel Daehyun. "Padahal kami mengagumimu." Minho mengangguk meng-iya-kan Daehyun.

"Hasil karyaku mengagumkan bukan?" Tanya Taemin yang diikuti anggukan semangat dari empat orang lainnya selain Luhan.

"nyen nyenee yneneneettt" Luhan mengomel dan melihat kesamping. Kelakuan Luhan barusan membuat sahabatnya, Henry semakin semangat untuk menggodanya.

"Jangan begitu cantik. Masa seorang putri sepertimu berkata kasar sih? Bagaimana kalau yang mulia mendengar?"

Cis, Luhan mendecis. Entah kapan Henry akan berhenti mengerjainya seperti ini.

"Kok malah marah sih? Kan kamu sendiri yang memilih ini? Bukankah taruhannya ada dua? Selama kita liburan di Perancis ini, kamu akan memakai celana dalam di rumah atau baju perempuan dan kamu memilih baju perempuan. Ya sudah, ini pilihanmu bukan?"

Luhan cuma mendesah pasrah dan menjatuhkannya tubuhnya di sofa. Ia sedang malas untuk beradu mulut (bukan ciuman) dengan temannya. Lagipula lima lawan satu tidaklah adil dan pastinya ia akan kalah total. Ia pikir liburan kali ini ia akan terlepas dari kejahilan teman – temannya, ternyata tetap sama saja. Kalau begini lebih baik ia dirumah saja dan menonton reality show kesukaannya. Tapi sekarang itu hanya pengandaiannya saja. Ia semakin kesal saat semua temannya bersiap – siap untuk jalan – jalan keluar tanpa mengajaknya sama sekali. Mereka bilang seorang putri tidak boleh keluar. Luhan harus tetap di 'istana' untuk belajar menyulam dan kalau perlu sekalian belajar tata krama untuk menjaga ucapannya dan segala tingkah lakunya. Dan perkataan mereka bukan hanya sekedar gertakan saja, mereka memang benar – benat meninggalkan Luhan tanpa mempedulikan teriakannya. Menyebalkan sekali.

Dengan langkah gontai dan terseok (karena memakai gaun), Luhan berjalan kearah taman belakang rumah ini. Karena mereka samai kemarin sore dan langsung istirahat, ia belum sempat melihat sekeliling rumah milik saudara Taemin ini. (katanya sih). Luhan antara percaya dan tidak. Bagaimana mungkin Taemin yang notabenenya orang Korea asli cap dua kelinci memiliki saudara yang tinggal di selatan Prancis dan mempunyai rumah dengan desain zaman pertengahan. Terlalu mustahil memang. Tapi Luhan memilih untuk tidak memikirkan saudara Taemin yang entah berada dimana sekarang. Ia lebih memilih untuk menikmati keindahan taman yang sedang berbunga dan menamilkan pesonanya.

Ia berjalan dengan pelan dan sesekali berhenti untuk menyentuh bunga menurutnya indah dan baru pertama kali ia lihat. Semilir angin yang berhembus lembut menerpa wajahnya yang memerah karena pengaruh blush on yang dioleskan Taemin. Senyuman manis tidak lepas dari wajahnya. Rasanya sangat menenangkan berada di taman bunga dan berada di bawah lagit biru yang cerah. Sinar matahari di musim semi membuatnya semakin bersinar dan memesona. Jika dilihat, dia memang sangat pantas untuk menjadi seorang putri, apa lagi dengan tubuhnya yang mungil untuk ukuran namja.

"Eoh? Apa itu?" Luhan penasaran dengan sebuah lubang yang terdapat di tengah taman. Lubang itu dikelilingi bunga berwarna ungu yang memiliki kelopak keriting dibagian pinggirnya. Sepertinya baru digali. Mungkin untuk menanam bunga baru pikirnya, mengingat Taemin bilang kalau taman yang mengelilingi rumah ini dirawat oleh tiga orang tukang kebun dan lagi – lagi ia meragukan itu karena ia tidak pernah bertemu orang lain sejak tiba di rumah ini selain seorang pelayan yang memasakkan makanan untuk mereka berenam.

Saat akan berbalik, sekilas Luhan melihat sinar putih memancar dari dalam lubang. Ia menoleh kekiri kanan untuk melihat apa ada orang lain yang sedikit gila dan menghidupkan senternya disiang bolong seperti ini. Tapi tidak ada siapa – siapa. Didorong rasa penasaran, Luhan mendekat. Namun naas, ia salah memijak ujung gaunnya dan ia pun terjerambab jatuh kedalam lubang yang baru ia temukan.

"Waaaaa…." Luhan berteriak sekeras yang ia bisa. Namun suaranya langsung menghilang seperti terhisap oleh sesuatu yang mystique. Begitu Luhan terjatuh dan masuk ke dalam lubang, lubang hitam itu langsung menutup dengan sendirinya dan bagian atasnya terlihat seperti tidak pernah digali dan rumutnya kembali menyatu.

.

.

.

Teman – teman Luhan yang lainnya menikmati perjalanan mereka sambil berbelanja. Tangan Zelo tidak pernah terlepas dari genggaman kekasihnya, Daehyun. Begitu juga dengan Minho yang setia merangkul bahu Taemin dengan sangat protektif. Sedangkan Henry yang berjalan paling depan tidak mempedulikan keadaan dirinya yang menjomblo sendirian. Sedikit perasaan menyesal muncul dihatinya karena ia meninggalkan Luhan sendirian. Kalau ada manusia rusa itu kan ia bisa bebahagia untuk mengerjainya dan tidak diam saja seperti sekarang. Kalau ia tidak mengunyah perment mint, mungkin mulutnya akan bau karena tidak bicara sepatah kata pun dan hanya sesekali menyunggingkan senyuman pada gadis bule yang meliriknya dengan diam – diam.

Taemin dan Minho berjalan dengan sangat pelan dibelakang seolah sedang berusaha untuk menjaga jarak dengan temannya. Wajah Taemin yang tadinya sangat cerah berubah jadi murung. Ia tidak bisa menyembunyikannya meski sesekali tersenyum saat Zelo memanggil mereka untuk tidak terpisah terlalu jauh. Minho yang melihatnya dan mengetahui keadaannya mengusap punggung Taemin dengan pelan. Buliran air mata lolos dari sudut mata Taemin dan Minho yang melihatnya hanya bisa mengeratkan pelukannya, berusaha untuk member kekuatan pada kekasihnya itu.

"Jangan menangis baby.. ini memang sudah harus terjadi," ucapnya.

Taemin mengangguk. "Tapi seharusnya yang pergi ke sana adalah adikku yang yeoja, bukan Luhan. Aku harap pakaiannya yang seperti itu bisa mengecoh makhluk apapun yang ada di dalam sana,"

"Ne, semoga saja seperti itu. Sudahlah, jangan bersedih lagi, ne? Bagaimana kalau yang lain tahu? Kita harus tetap berpura – pura. Bukankah ini semua sudah terjadi?"

Lagi – lagi Taemin mengangguk. Ia mengusap air matanya dan mengealkan tangannya untuk menyemangati dirinya sendiri. Benar kata Minho. Yang harus ia lakukan sekarang adalah berpura – pura seolah tidak terjadi apapun.

.

.

.

"Ukh," Luhan meringis pelan saat ia terjatuh. Ia mengusap lututnya yang sedikit sakit saat terjatuh diatas pasir berwarna emas. Tunggu dulu, pasir berwarna emas? Ia mengedarkan pandangannya ke sekelillingnya. Ia tidak lagi berada di taman belakang rumah saudara Taemin yang ia ragukan kebenarannya itu, tapi sekarang ia berada di atas pasir dan sekelilingnya semua tanamannya memiliki batang berwarna putih. Batang kok berwarna putih? Luhan mengusap matanya untuk meyakinkannya kalau ia sedang tidak bermimpi. Tapi apa yang ia lihat tetap sama. Luhan mencubit lengannya dan terasa sakit, berarti ini memang nyata.

"WAAAAAAAAAAAAA!" Luhan mengeluarkan teriakan andalan yang biasanya ia pakai untuk mengusir Henry, namun ia bukannya mengusir sesuatu, tapi malah mendatangkan 'sesuatu' yang lengket dan basah menimpa kepalanya.

"A-apa ini? Masa Henry punya senjata selain celana dalamnya yang sengaja ia bawa untuk melempariku? Apa ia meminta Taemin menyiapkan sesuatu di lab. Biologi kampusnya? Cis.." Luhan mendesis sambil menyingkirkan benda yang terlihat menjijikkan itu dari wajahnya.

"Henry.. Taemin…Daezel..Minho…"Nampaknya Luhan masih belum bisa menerima kenyataan kalau sekarang ia hanya sendirian disini dan berusaha untuk memanggil teman – temannya.

"Ja..jangan mengerjaiku lagi, ne? Sudah cukup kalian mendandaniku. Keluarlah… kumohon.." Suara Luhan mulai bergetar. Ia takut kalau yang ia lihat ini nyata. Ia sendirian berada di tempat asing yan terlihat aneh. Apalagi ia juga sepertinya berada dibawah akar pohon yang besar. Saat berkeliling dengan langkah terseok dan lagi – lagi itu karena gaunnya, cairan basah dan lengket seperti yang menimpanya tadi kembali terjatuh di depannya. Saat ia menoleh keatas… OH MY GOD! Seseorang tolong sadarkan ia dari mimpi seram ini. Kalian boleh saja membasahi wajahnya dengan sebaskom air es untuk menyadarkannya jika memang tidurnya terlalu nyenyak. Tendangan 'sayang' dari Minho pun ia bisa terima dengan senang hati. Kalau ia tetap tidak bangun, suruh saja Henry untuk mengeluarkan kentutnya yang terkenal dengan 'aroma kasturi-nya' tepat di depan wajahnya. Apapun yang dilakukan ia akan menerimanya agar ia terbangun. Namun apapun yang ia inginkan, semuanya tidak terjadi karena sekarang ia memang tidak sedang bermimpi seperti harapannya.

Puluhan makhluk yang menyerupai ulat bulu raksasa sudah mengelilinginya dan bersiap untuk memangsanya. Cairan – cairan lengket kental semakin banyak yang berjatuhan dari mulut mereka membuat Luhan jijik dan serasa ingin mengeluarkan semua isi perutnya. Seekor ulat bulu raksasa mulai mendekatinya dan Luhan menutup matanya. Ia pasrah dan berharap saat dirinya masuk ke dalam mulut makhluk itu, ia akan sadar dari mimpinya.

.

.

.

Saat membuka mata, ternyata Luhan tetap berada masih belum sadar dan tetap berada di alam mimpinya. Ia merasa kalau dirinya sudah tidak lagi menginjak tanah. Apa mungkin ia terbang? Ini kan bukan MV MAMA dimana ia bisa terbang seperti Kris. #abaikan. Saat melihat ke bawah, Luhan bergidik ngeri melihat ulat – ulat itu yang bahkan saling memakan satu sama lain. Saat itu iapun sadar kalau ia tidak sedang terbang, tetapi berada dalam gendongan seseorang. Dengan gerakan perlahan seperti di slow motion, Luhan menoleh kearah makhluk yang menggendongnya. Begitu melihat wajah makhluk (yang sepertinya manusia) yang sedang menggendongnya, ia merasa kali ini mimpinya tidak lagi mimpi buruk, tapi mimpi indah.

Bagaimana mungkin ia berada di dalam gendongan seorang manusia yang luar biasa tampan? Hidungnya mancung, bibirnya pink dan terlihat sangat menggoda meskipun tipis. Kulitnya juga sangat putih bersih. Luhan merasa kalau namja ini pasti sangat senang nongkrong di salon kecantikan untuk luluran dan facial seperi mama-nya. Rambutnya yang terdiri dari dua layer, bagian bawahnya hitam dan atasnya pirang terang semakin menguatkan asumsinya kalau namja ini memang benar – benar seorang yang hobi perawatan. Seolah tahu Luhan sedang memandanginya, namja itu menjilat bibirnya dengan pelan. Luhan membulatkan matanya dengan sempurna. Namja yang sok tampan, pikirnya. Tapi ia tidak mengucapkannya, takut jika namja itu malah melepas tangannya lalu menjatuhkan Luhan dan membiarkannya terjun bebas tanpa parasut.

Luhan memperhatikan sekeliling, pohonnya tidak lagi berwarna putih, melainkan seperti pohon normal pada umumnya. Tiba – tiba saja mereka sudah keluar dari kawasan yang mirip hutan itu dan Luhan bisa memandang langit yang sangat cerah. Seketika ia menyadari sesuatu, kalau namja ini bisa membawanya sampai keataas sini, berarti namja ini bisa terbang? Lagi – lagi Luhan menampilkan ekspresi konyolnya dan tidak sekalipun namja itu menoleh ke arahnya. Luhan memeriksa punggung namja itu untuk melihat apakah ia telah mati dan namja ini adalah malaikat yang akan mengantarnya menuju kedamaian. Namun ia tidak menemukannya. Kalau namja ini bisa terbang tanpa menggunakan sayap? Berarti dia makhluk apaaa?!

.

.

.

Te Be Ce

.

.

.

.

Yeey, akhirnya FF ku yang terispirasi dari komik jadul, Dunia Mimpi selesai juga. Hehehhe… Tapi ini hanya 'terinspirasi' loh ya~. Ceritanya pasti bakalan jauuuuh berbeda. Lagian itu kan ceritanya straight. Dan ini Boys Love. Kkkkk…

.

Sepertinya aku adalah author yang ga baik.

Masa membuat FF baru sedangkan yang lain belum siap? Tapi mau gimana lagi, yang itu inspirasinya masih kurang gregetan (untuk buat adegan cetarr) TT_TT.

.

Tapi buat reader Your Light atau I Lie A Little More, paling lama tiga hari ke depan udah aku publish lanjutannya,,, heheheee piiissssss (^,^)v

.

Karena aku sudah lulus (g da yg nanya), aku jadi seneng buat ngetik FF.

.

Jangan jadi hantu yang ilang setelah baca, ne?

Mau ngobrol sama author?

Add FB aku yahh Kiela Yue. (Semoga readers ga bosen yoo~)

RnR pliss

.

.

.