Title: Our Adventure

Rate: T

Pair: terselip banyak hint hint pair gaje didalam sini~ =3=b

Summary: "Inilah petualangan kita, ya, kita bertiga, dude~"

Warning: Abal, OOC (mendewa), gaje, cacat, abal, garing, typo =3=

Disclaimer: Pokemon punya Bang Satoshi Tajiri, dan Mana Khe-#plak m-maksud saya, eh, kami.. Hetalia punya bang Hidekaz Himaruya~

.

.

.

Bingung ini siapa? Oh, perkenalkan, ini adalah account collab antara Kushala Berlitz Karpusi dan Miss. Lavender Celesta

Dan apa ini! Pertama buat udah langsung Crossover? Ah, biarlah~ yang penting asik, SYABI MAGZ~(?)

NAH, SEKARANG, ENJOY~~


New Bark Town, 22.47

"Kesesesese, besok adalah hari yang AWESOME bagiku!" Gilbert berteriak dengan kencang di dalam kamar, well, dapat dipastikan suara Gilbert yang notabene layaknya iklan obat batuk itu membuat kaget hampir satu kecamatan, bahkan, seekor Rattata berhasil lolos dari cengkraman seekor Noctowl dikarenakan suara itu.

OOT? Kembali ke bumi, Tak lama kemudian, terdengar seruan balas dari lantai 1 yang tak kalah kerasnya (dan dapat dipastikan pada poin ini, seekor Rattata tadi kembali tertangkap, mari berduka cita untuk mendiang Rattata) "Gil, cepat tidur! Besok pagi kau tak boleh terlambat!" Elizaveta yang sedang merapikan dapur, mengingatkan Gilbert, yang tentu saja membuat Gilbert merasa terganggu akan teriakannya tersebut.

"Iya, iya, dasar nenek sihir cerewet!" Gilbert menjawab dengan entengnya, Setelah itu, sebuah teflon menghantam kepalanya dan sukses membuatnya K.O seketika di tempat tidur, memang dapat diakui, Elizaveta adalah pegulat wanita paling diakui abad ini, karena dialah sekarang korban jatuh dari kedua belah pihak, dan inilah sejarah mengapa Prussia sudah tidak eksis di peta, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing masing, semoga arwah sang teflon moe tak berdosa itu diterima di sisinya.

-o0o-

New Bark Town, 08.30

Di dalam pusat penelitian Pokemon, Profesor Gerhard sedang duduk di kursi dengan raut wajah bosan, rambut pirang panjangnya tidak dapat menutupi gelombang-gelombang indah yang terdapat di dahinya, usia memang terkadang menjadi faktor yang menyebalkan untuk penampilan, walau dia bukan Feliks, tapi gengsi dong? Kalau tidak berpenampilan dandy, dan untuk apa dia sudah menghabiskan uang untuk obat obat facial yang secara misterius ada di kamar mandi pribadinya?

Oke, kembali ke bumi, dua orang pemuda di depannya hanya diam saja, mungkin mereka takut atau apa? Entahlah, yang jelas mereka tak banyak bicara, mengumpulkan keberanian untuk memulai suatu percakapan.

Sampai pada akhirnya, salah satu dari mereka angkat bicara.

"Jadi, profesor, apa tugas kita?" tanya Francis pada Profesor Gerhard dengan singkat.

"Aku akan menjelaskannya nanti, saat Gilbert sudah datang, daripada menunggu cucuku yang sok hebat itu, lebih baik menggunakan waktu sebaik baiknya, ingat, waktu adalah uang, udah, sebodo amat gue OOC begini!" ujar Germania yang diikuti oleh sweatdrop dan facepalm dari 2 pemuda tampan didepannya.

Professor Gerhard berdehem, alih-alih untuk memperoleh kembali wibawanya, seraya kemudian berkata "Sekarang, masing-masing dari kalian pilihlah seekor Pokemon, tentukan dengan bijak!" ia menunjuk ke arah sebuah tabung (yang lebih tampak seperti kompor gas) di belakangnya.

"Roger, dude!" jawab Francis dan Antonio serempak. Mereka berdua berjalan ke arah tabung yang ditunjuk. Ada 3 Pokeball di dalamnya, dengan 3 elemen berbeda, dan 3 jenis kelamin yang berbeda.. Eh? Apa? Ah, lupakan kata kata author barusan.

'Anak muda zaman sekarang nggak sopan sama yang tua..' batin Professor Gerhard dalam hati, 'Ah, tapi gue juga masih muda kok, hihi~' khayalnya sambil tersenyum menjijikkan.

"Professor kenapa?" tanya Antonio dengan ekspresi ketakutan.

"Ng.. nggak, udah, sana, cepetan pilih!"

"Ohon~ Fire, Water, Grass..." Francis mengecek data Pokemon. "Mmm, aku akan memilih yang mana ya~?"

Mengabaikan Francis yang masih tenggelam dalam pikirannya, Antonio langsung mengambil sebuah Pokeball yang terletak paling dekat dengannya. "Aku pilih yang ini, om!" serunya semangat dan pasti.

"Jangan panggil saya om! Saya ini masih muda!"

"I-iya deh, B-bang.." Antonio ketakutan.

"Panggil aja, Professor Ustadz Gerhard Beilschmidt, orang terlanjur kaye, ahli sedekeh, calon surge!" ujar Professor Gerhard panjang lebar dengan gaya seperti bang Madit dari Sitkom Islam K*P.

Mengabaikan ocehan (gampangnya: bacotan) tidak bermutu dari orang tua itu, Francis bertanya pada Antonio "Ohohon~ Antonio~ kau memilih cepat sekali, kau tak akan menyesal~?" tanya Francis sembari menyipitkan matanya.

"Oh, tentu tidak~ aku sudah memutuskan sejak lama kok. Nih, lihat apa isinya~!" jawabnya dengan santai sambil menunjukkan Pokeball yang ia ambil, dari dalam Pokeball yang dilempar itu kemudian keluar sinar, dan lama kelamaan membentuk tubuh seekor landak susu (tikus?) berwarna merah, "Quiil~~"

"Sifat Cyndaquil pasti akan cocok denganku~! Lagipula warna apinya merah!" Antonio mengatakan suatu fakta yang bahkan anak umur 3 tahun dan belum bisa membaca pun sudah tahu, bahwa Miyabi akan menguasai bumi, dalam kurun waktu kurang dari 40 tahun, kata siapa? Oh, nggak ada yang pernah bilang begitu kok~ *siul-siul*

"Ah, yasudahlah, terserah kau saja, ohon~" Francis mengambil sebuah Pokeball. "Aku akan pilih yang satu ini~ dia terlihat sangat cantik~ dan pemiliknya tampan, serasi kan? Ohohon~" katanya sambil melakukan spin ala balerina.

"Akhirnya kau sudah memilih, Francis," Antonio melihat isi Pokeball Francis. "Chikorita, ya?"

Francis mengangguk mantap, sementara Professor Gerhard masih terus berkicau tentang perang Irak-Iran.

Sementara itu, di rumah Gilbert...

"Zzzzzzzz... A-awesome... mnngghh..." Gilbert Beilschmidt, pemuda ubanan itu, masih asyik bersantai dan menikmati keindahan yang terdapat di alam bawah sadarnya.

Sedangkan di depan pintu kamar yang tidak ditutup, Elizaveta yang sedang mengepel, kaget untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa pada faktanya Gilbert masih tertidur, poin plus, tanpa celana, poin minus, dengkurannya.

Dikarenakan Gilbert belum bangun dari tadi, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10.24, Elizaveta kesal, dan tanpa ampun, ia menyiram ember berisi sabun pelnya pada pemuda AWESOME yang diketahui bernama Gilbert itu.

BYUUUURRR!

"TOLOOONG! EMAAAKK!" Gilbert yang masih setengah sadar, mengira bahwa ia benar-benar jatuh dari Tohjo Falls.

"Bangun, Gilbert Beilschmidt! Cepat siap-siap!" Elizaveta mengguncang-guncangkan tubuh pemuda ABG itu dengan keras. "Kau pasti tidak langsung tidur tadi malam, ya kan!"

Gilbert, yang kecepatan otaknya masih lebih lambat dari Slowpoke saat ini, hanya mengangguk pertanda mengiyakan dengan lemah. Ia menguap, mengulet, senam pagi, berguling, teriak "AWEEESOOOMMEEEE!" kemudian melihat ke sekeliling, dan disinilah letak keajaiban tersebut dimulai, rohnya langsung kembali ke bumi, kesadarannya langsung menjadi 100% layaknya orang habis minum Miz*ne, yang notabene mengembalikan 100% kadar jiwa dan kesetressanmu, dan hal ini terjadi ketika ia melihat jam di mejanya.

"WUTTAFRUK! MEIN GOTT! AKU KESIANGAN!"

Sementara itu, di Lab Professor Gerhard..

"HACHIM!"

"Kenape gan!" tanya Antonio sambil mengelus elus Cyndaquil baru miliknya.

"Gue juga kurang tau, tapi ini pasti kerjaannya si Gilbert, liat aja itu anak nanti.."

"Jadi, intinya adalah pengendalian diri! Ingat! Kita harus blablabla..."

Dan Professor Gerhard masih disana, berkicau sendirian, sementara 2 pemuda yang bersamanya hanya melemparnya kacang sambil bersuka cita akan Pokemon baru mereka masing-masing.

Dan saat yang sama, di Azalea Town..

"HACHIMM! BLOODY HELL! ADA YANG NGOMONGIN GUE!" pemuda beralis tebal yang sedang mengelus Rapidashnya ini rupanya juga terkena dampak dari ucapan tak beralasan Gilbert tadi.

Kembali ke scene awal, Rumah Gilbert..

Gilbert langsung lari ke kamar mandi dengan kecepatan yang bisa disetarakan dengan Latios yang terbang bebas(ada sedikit poin perbedaan yang harus dikoreksi disini, bedanya, Latios terbang bebas, sementara Gilbert terbang ke kamar mandi, dan Gilbert tidak bisa Terbang{baca: lari} menukik) Ia segera mencuci muka, sikat gigi, kemudian secara misterius mengambil tas Barbie miliknya dan..

"Kampret, gue salah ngambil tas" dia menaruh kembali tas Barbie miliknya (yang entah dia dapatkan darimana, darimanapun itu, pasti dia joget MKKB jikalau dia mengenang saat itu kembali) lalu menyiapkan semua perlengkapannya. Lalu, ia cepat-cepat berlari ke bawah dan menyambar kotak bekal yang sudah disiapkan Elizaveta di dapur.

"...ada yang kurang, oh iya!" Gilbert kembali lari ke atas, mengambil sisir, dan menyisir rambutnya, setelah selesai, dia berpose, ia membentuk pistol dengan jarinya, meletakkan di dagunya, dan berkata "Gue emang AWESOME~"

"Aku pergi dulu!" kata Gilbert setelah ia menginjakkan kakinya di luar rumah. Gilbert rupanya tak lupa untuk izin dulu sebelum pergi(dan tentu saja Elizaveta terharu akan kelakuan anak didiknya tersebut, ini momen langka untuknya), nah anak-anak, ini contoh baik, (jangan) ditiru ya.

Oke, kembali ke bumi, Ia kembali berlari menuju laboratorium kakeknya yang terletak di ujung kota, kurang lebih 100 meter dari rumahnya. Sekalipun kakinya terasa lelah, ia terus saja berlari sampai akhirnya ia tiba di tempat tujuan.

BRAAAK!

Francis dan Antonio yang sedang berbincang-bincang, berhenti dan menatap dengan cengo' ke arah pintu lab yang dibuka (baca: Verb 1: dibanting, Verb 2: dismackdown) oleh Gilbert yang berdiri terengah-engah di depannya.

"A-akhirnya... hosh.. a-aku... yang... aw-awesome... hosh.. ini, sam-pai..." Ia berjalan ke dalam, ke tempat dimana kakeknya duduk menunggunya dari tadi.

"Haah, akhirnya kau sampai juga, Gilbert.. DARIMANA AJE LU! GUE TUNGGUIN LAMA BENER, NGGAK PANTES LU JADI CUCU GUE! Ah, canda bro~" Profesor Gerhard melantunkan sebuah lelucon garing, dikarenakan tidak ada yang tertawa, bahkan jangkrik pun tidak bersuara, setelah itu, dia melirik ke arah tabung kaca yang berada tepat di samping Francis. "Ambilah Pokeball di dalam tabung itu, hanya dia yang tersisa."

Gilbert berjalan dengan agak terseok-seok karena efek berlari tadi yang belum hilang. Diraihnya Pokeball terakhir dari dalam tabung kaca, lalu berjalan ke arah kedua sahabatnya. Profesor Gehart menghampiri ketiga remaja itu "Totodile eh? Lumayan AWESOME..."

"Aku akan memberi tahu tugas kalian." Pria itu sudah selesai di mode anak muda gaul versinya sendiri itu, kemudian ia mengambil sebuah bungkusan di laci mejanya. "Tolong kirimkan bungkusan ini pada salah satu temanku di Olivine City. Jangan sampai hilang." Ia menyodorkan bungkusan itu pada Gilbert.
"Baiklah, aku mengerti, kek!" Gilbert menerima bungkusan itu dengan menatap yakin pada kakeknya.

"Tapi," Profesor Gerhard memberi jeda pada kalimatnya sejenak. "Jangan pernah membuka bungkusan itu, itu keramat!" Ucapnya dengan memberi penekanan di kata 'jangan', 'membuka' dan 'keramat'

Walau masih kurang mengerti, ketiga mas mas MKKB itu mengatur gaya ala prajurit, dan berteriak "Roger!" sahut tiga sekawan itu sambil menghormat pada Profesor Gehart. "Kami berangkat! Terima kasih Pokemonnya kek!"

"Berhati-hatilah di jalan, jangan terlalu memaksakan untuk bertarung, terutama Gilbert, dan kau. Dan oh iya, JANGAN PANGGIL GUE KAKEK!" pria itu menunjuk dengan nafsunya ke arah Gilbert dan Antonio.

"Iya, abang..." Kedua orang yang ditunjuk itu hanya menjawab dengan malas. Lalu mereka bertigapun kembali berjalan keluar lab.

Dan inilah awal dari petualangan mereka dimulai...

=TBC=


Lavender: Well, akhirnya ketulis juga fic yang udah terkonsep (dengan kacau) sejak sebelum UKK (Laknat, nista, sial) kemarin~ semoga kalian, para Hetalians, Pokefans (khususnya Poiners) & (utamanya) para penikmat FF Indonesia, bisa terhibur dengan Fic (un)awesome ini~ *disiram Vodka*

Kusha: weleh, si Mbak malah ceramah =3= okelah, saya nggak banyak bacot nan lattip~ *itu daritadi apa bodoh?* yang pasti, saya bahagia akan terwujudnya proyek ini, lalu.. *pidato berlanjut sampai 10 jam kedepan*

Nah, sekarang, ada yang berminat untuk Review~? ^w^ *tunjuk tunjuk tulisan hijau dibawah*

Lavender: Eits~ ini belum selesai~!


Setibanya tiga bocah ABG nan Suram bin madesu itu di ujung kota, tiba-tiba Francis menghentikan langkahnya.

"Loh, nape lu, Francis?" tanya Gilbert pada Francis yang berdiri dibelakangnya dan Antonio.

"Tidak apa, mon cher, aku hanya berpikir kalau kita sebaiknya mengecek rute yang akan kita tempuh nanti." Katanya sambil mengeluarkan Pokegear berwarna pink alay dengan motif lope-lope dari sakunya. Ia mengecek peta wilayah Johto. "Ngomong-ngomong, kalian tak lupa membawa Pokegear kan?" tanyanya.

Antonio pun langsung mengeluarkan Pokegear-nya yang bercorak tomat. Sedangkan Gilbert, saat ia merogoh sakunya, akhirnya ia menyadari satu hal yang memang dari awal ia rasakan janggal...

"EBUJUD, POKEGEAR AWESOME GUE KETINGGALAN!" teriaknya sambil menjambak rambutnya, frustasi dikarenakan Pokegear miliknya yang bermotif lambang yang terdapat di celana dalam The Miz, dan ditambah dengan tulisan AWESOME yang ekstra besar hingga hampir tidak muat untuk ditaruh disana, dengan nistanya lupa dia bawa, 'Mein Gott! WuttaFrUK! Apa salah gue! Kayaknya tadi gue udah salim ke Eli dah!'

"HACHIIM! ...G-GIILLBEEERRTT!" Francis yang berada tepat didepannya mendadak bersin kemabil karena lamunan yang tak senonoh Gilbert tadi.

"HACHIIM! %*&%$&! ^*&*&^(! ^(*^%!" tidak perlu dijelaskan, para readers yang budiman tentu sudah tahu ini omongan siapa.

"S-sabar gan! Kite-kite kan pren!" Antonio berusaha keras menahan tubuh Francis yang terbakar asmara, eh? Apa? Oh iya, ralat, amarah.

"Udah deh, gue balik dulu ke rumah! Awas lu berdua ninggal gue!" pesannya pada Antonio yang sedang menahan Francis di dalam pelukannya, meronta-ronta seperti anak bayi autis yang kekurangan gizi dari ibunya.

Dan, petualangan mereka tidak jadi dimulai, atau lebih tepatnya tertunda dengan merusak suasana.

Inti dari permasalahan ini, salahkan Gilbert Beilschmidt yang sedang berlari dengan (un)AWESOME nya kerumahnya.