Kehidupan Baru Raynare.

Chapter 1: Menjadi manusia.

Story: Highschool DxD.

Char: Hamdi Denrangga(OC),. Raynare.

Genre: Supratural, Magic, School, Romance.

Hamdi Denrangga adalah, seorang manusia biasa yang menjadi kamen rider Fifteen, yang dipilih langsung oleh Ren Aoi, dengan tujuan menghancurkan dunia Rider.

Setelah menghancurkan dunia Rider ia mendapatkan kekuatan baru dari buah kegelapan.

Hal itu membuatnya mampu berubah menjadi kamen Rider Fifteen tanpa menggunakan Sengoku Drive.

Setelah bertarung mati-matian melawan Terixia 666 sang naga kehancuran, yang membuat para Drak Rider dan monster bawahan Hamdi mati terbunuh, namun kematian mereka tidak sia-sia, Hamdi juga berhasil membunuh sang naga dengan memakan 2 buah terlarang lain.

Hal itu merubah rasnya dari manusia menjadi True Overlord, melihat banyaknya pihaknya yang terbunuh, Hamdi hanya diam, ia sebenarnya bisa menghidupkan mereka semua kembal.

Hamdi juga menatap para Aliansi antar Ras, mereka juga telah banyak kehilangan tokoh penting mereka.

Rias, Arif, Rey dan Reza, lalu Koneko, Serafall. Mereka menatap ke arah Hamdi dengan pandangan tak percaya.

Hamdi menyadari, melanjutkan pertempuran hanya akan menambah penderitaan, ia pun pergi meninggalkan mereka menggunakan portal dimensi.

Di saat itu Ophis, Great Red juga sekarat, Issei berada di ambang kematian dan lain sebagainya.

Saat Hamdi berada di dimensi ke kosongan, Hamdi langsung berubah menjadi mode kamen rider Fifteen.

"Kabuto"

Treeeet

jreng.

Kabuto arms! Den no Michi My Way!.

Terlihat Hamdi yang berubah menjafi kamen rider Fifteen di jatuhi Helem kamen rider Kabuto berukuran besar, lalu bagian tanduk Kamen Rider Kabuto itu melipat ke dada, mata kanan dan kirinya turun melindungi bagian bahu dan bagian pelindung mulut di helem Kabuto itu melipat turun kebawah membawa bagian dada depan kamen Rider Kabuto untuk melindungi bagian dada Fifteen bagian atas kepala dan belakang mrlipat ke belakang melindungi punggung.

"Hyper Clock Up." Gumam pelan Hamdi, lalu waktu pun berhenti bergerak, Hamdi pun berlari memutar melawan arah jarum jam, dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya.

Dengan kecepatan yang sangat tinggi itu rupanya bukan hanya membuatnya melintasi waktu ke masa lalu, melainkan membuka sebuah portal dimensi yang sialnya ia terhisap kedalamnya.

Whuuuuss.

"Aaaaaarrrrgggh!" teriak Hamdi ketika ia tersedot ke cela Dimensi

Braak.

"Ugh ... apa yang terjadi" gumam seorang lelaki berambut hitam, dengan kulit berwarna tan, mengenakan pakaian serba hitam dengan cincin tengkorak di jari tengahnya.

"Kepalaku terasa sakit," gumam lelaki itu sembari mengedarkan pandangannya ke segala arah, "Gereja, ini adalah Gereja yang pernah aku serang waktu itu." gumam pemuda tersebut.

Pemuda itu bangkit dari dataran tempat ia terbaring, kepalanya yang terasa sakit langsung kembali pulih, dari sini pemuda misterius itu dapat merasakan kalau ia berada di waktu yang Berbulan-bulan sebelum pertarungan melawan Trixiea.

"Jadi aku sudah berhasil memutar waktu, tapi masalahnya, aku tidak merasakan adanya keberadaan Arif, Reza dan Rey di tempat ini, bukan hanya itu, aku juga tidak merasakan keberadaanku di dunia ini, padahal aku merasakan adanya aura dari Issei." Gumam pelan pemuda itu.

"Apa mungkin, aku bukan hanya ke masa lalu, tapi juga ke dunia yang hampir mirip dengan tempatku berasal." Tambah pemuda itu sembari berjalan mengintip ke dalam gereja tersebut.

Di dalam Gereja.

Terlihat seorang gadis berambut hitam panjang terurai mengenakan kaos pink muda dengan rok hitam, tertunduk lemah dan menatap Issei drngan pandangan yang penuh rasa sesal.

Issei lalu memalingkan muka dan berjalan ke arah gadis berambut merah yang pemuda itu ketahui nama gadis itu adalah, Rias Gremory.

Setelah itu gadis berambut merah itu melemparkan sihir berwarna merah gelap kenarah gadis itu dan menghancurkannya hingga tak tersisa apapun, namun ada tebaran bulu-bulu burung berwarna hitam.

Ada juga cincin bersinar kehijauan yang keluar dari gadis itu, pemuda yang berasal dari masa depan dan yang pernah mengalahkan Naga penghancur dengan kekuatan 3 buah terlarang.

"Ini akan menjadi menarik," gumam pemuda itu, karena ia melihat masalalu yang berbeda dari saat ia masih menjadi bawahannya Gremory, "Aku merasa ini adalah alur dari DxD yang sebenarnya."

Pemuda itu membuat tubuhnya menjadi tak terlihat, lalu berjalan ke arah mereka dengan santai dan melihat semua yang mereka kerjakan tanpa ketahuan.

Hingga akhirnya Rias Gremory dan seluruh anggotanya pergi, pemuda itu mengambil bulu-bulu burung yang bertebaran di lantai Gereja tersebut.

"Kembalikan ke bentuk semula." Gumam pelan pemuda itu sembari melempar bulu itu ke udara, lalu bulu itu diselimuti energy berwarna silver dan bulu-bulu yang lain mulai berterbangan ke udara menyatu dengan bulu yang ia lempar.

15 detik setelahnya bulu-bulu itu meledak dan menampakan wujud perempuan cantik dan sangat menawan namun ia masih tak bernyawa, gadis itu adalah perempuan yang dibunuh oleh Rias barusan.

"Amano Yuuma, atau harus aku bilang Raynare," gumam pemuda itu sembari berdiri disamping jasat gadis itu lalu ia tersenyum manis, "Kau mungkin tidak setuju akan keputusanku, tapi aku akan membangkitkanmu sebagai manusia." Gumam pemuda itu sambil mengelus pipi gadis itu lalu sinar ke emasan muncul menyelimuti tubuh gadis itu.

"Aku Hamdi Denrangga! Dengan kekuatan Overlord, aku bangkitkan engkau sekali lagi sebagai manusia yang akan menemaniku, semoga roda takdir mendukung keputusanku."

Lalu aura kehitaman muncul dan menyelimuti gadis itu, setelah aura gelap itu menghilang, pemuda itu tersenyum, karena ia bisa merasakan adanya detak jantung dari gadis itu.

Taklama setelah itu, gadis cantik itu membuka matanya.

"Ugh ... apa yang baru saja terjadi?" tanya gadis itu entah pada siapa.

"Kau sudah bangun ternyata." gumam pelan suara berat seorang remaja lelaki dari arah belakang gadis itu.

"Siapa disana?!" tanya gadis cantik itu sembari menatap ke arah belakang, dan terlihatlah seorang lelaki berambut hitam acak-acakan dengan kulit sewarna sawu matang, mata coklat dan mengenakan jubah berwarba hitam, ia juga mengenakan perhiasan dengan warna silver.

"Hamdi, lebih tepatnya Hamdi Denrangga, orang yang telah menghidupkanmu dari kematian."

Gadis itu menatap ke arah pemuda aneh yang mengaku sebagai Hamdi sambil menggerakan tangan kanannya dengan gerakan seperti sedang memegang sesuatu.

Hamdi melihat gerakan tangan gadis itu sedikit mengangkat alis matanya.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Hamdi agak penasaran.

"Apa yang kalu lakukan padaku? Kenapa aku tidak bisa mengeluarkan tombak cahaya milikku?!" tanya gadis itu agak panik.

"Kau bermaksud menyerangku dengan sihir?" tanya Hamdi pada gadis itu, gadis itu menatap ke arah Hamdi dengan pandangan tak percaya.

"Keh, kau kaget sihirmu tidak bisa keluar." tebak Hamdi dengan tampang datarnya.

"Apa yang telah kau lakukan padaku!?" tanya perempuan itu lagi, namun kali ini terlihat lebih emosional.

"Kau sekarang adalah Manusia, kau bukan lagi Datenshi, melainkan manusia, itu sebabnya kau sudah tak bisa menggunakan kekuatanmu." Hamdi menjelaskan apa yang terjadi pada perempuan itu.

"Aku menjadi manusia kau bilang?" gadis itu nampak tak percaya akan apa yang Hamdi katakan, Hamdi hanya diam, ia tidak mau meributkan masalah sepele.

"Iya, sekarang kau adalah manusia dan sebagai manusia, kau punya 2 pilihan untuk hidup." Uangkap Hamdi pada saat itu dan memberikan gadis itu 2 pilihan.

"Apa itu?" tanya gadis cantik mengenakan kaos pink dengan rok mini hitam, berambut hitam panjang tergerai dengan mata violet.

"Pertama kau bisa pergi dari sini dan bebas terserah kau mau bagaimana, hidup sebagai gelandangan atau di adopsi oleh orang yang kasian padamu, atau jadilah pengikutku, dengan begitu aku punya alasan untuk melindungimu dan mengajarimu semua hal atau apa saja yang manusia lakukan untuk bertahan hidup." Jawab santai Hamdi dengan wajah datarnya.

Gadis itu terdiam, ia nampak memikirkan jawaban mana yang harus ia berikan, karena ia tidak mau salah langkah seperti dulu.

Setelah menghitung-hitung untung rugi yang kemungkinan ia dapatkan dalam setiap pilihan, gadis itu pun memilih menjadi pengikut lelaki berpakaian serba hitam itu.

"Baiklah, setelah memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi, aku memilih jadi pengikutmu, kau puas?" jawab gadis itu dengan nada terpaksa, namun bagi Hamdi itu sudah cukup.

"Baiklah, sebelum itu, maukah kau memberitahukan namamu padaku?"

"Namaku Raynare." Gadis itu menjawab sembari menunduk, ia sebenarnya tidak mau menjadi pengikut Hamdi, namun mengingat sekarang ia tidak bisa apa-apa, mau tidak mau ia pun harus menjadi pengikut Hamdi.

"Raynare-san, ayo ikuti aku, kita akan mencari tempat tinggal dan lain sebagainya."

Raynare menurut ia dengan cepat berdiri dan mengikuti langkah Hamdi berjalan keluar Gereja untuk mendapatkan kebutuhan mereka.

Bersambung.