Sekali lagi, author membuat seri terbaru dari Day By Day Team Natsu.

Day By Day Team Natsu : I Want To Be Teacher ini bercerita tentang Natsu, Gray, dan Jellal yang prihatin dengan sistem mengajar yang semakin buruk di Magnolia. Mereka berencana untuk membantu memperbaiki sistem pendidikan di Magnolia dengan cara turun lapangan menjadi guru.

Berhasilkah mereka mengubah sistem pendidikan di Magnolia?

Selamat membaca!

Pairing : Natsu D. & Gray F. & Jellal F.

Genre : Humor

Disclaimer : Hiro Mashima

Warning : Ini cuma prolog, jadi belom ada lucunya! Maap ya! :D

Siang hari yang cerah di komplek B. Tepatnya di kediaman Dragneel.

Hari ini kediaman Dragneel terlihat lebih ramai daripada biasanya. Gray dan Jellal beserta keluarganya sedang ngumpul-ngumpul di rumah Natsu. Mereka berencana untuk berenang sore nanti.

Natsu, Gray, dan Jellal sedang menonton berita di ruang tengah. Sementara Lucy, Juvia, dan Erza sedang bergosip di ruang keluarga. Anak-anak mereka yang semua mukanya ngopi muka orang tua mereka sedang main di kamar kedua anak Natsu.

"Sistem pengajaran di Magnolia makin hari makin tidak beres. Gaji guru yang terlalu kecil membuat mereka melalukan mogok kerja. Akibatnya hampir seluruh murid di Magnolia tidak dapat sekolah dan memilih untuk libur sendiri." Kata pembawa berita di acara News Hot News yang mereka bertiga tonton.

"Ckckck... gimana sih... makin hari makin gak beres aja pendidikan di Magnolia... " Kata Natsu sambil geleng-geleng kepala.

"Ya... gua ngerti perasaan mereka. Gaji kecil, tapi harus berangkat pagi-pagi setiap hari, ngajar anak nakal, dan nyiapin bahan ulangan... pasti gak kebayar keringat mereka... " Kata Gray yang sedang menyandarkan punggungnya di sofa.

"Kasihan ya..." Gumam Jellal.

"Kenapa?" Tanya Lucy.

"Oh... ini, berita." Jawab Natsu.

"Terus kenapa sama beritanya?" Tanya Lucy lagi.

"Cara ngajar di Magnolia makin ancur! Masa guru-guru mogok kerja... jadi anak-anaknya pada libur..." Kata Natsu dengan dahi mengkerut.

"Jangan-jangan guru-guru di sekolah anak kita pada mogok juga lagi... " Kata Lucy takut. Ia langsung mengeluarkan iPhone-nya dan langsung menelpon sekolah.

"Halo? Pak kepala sekolah! Guru-guru di sekolah mogok kerja gak?" Tanya Lucy langsung to the point.

"Men... gak kok... guru-guru di sini rajin... gajinya juga lumayan, jadi gak kayak yang ada di berita... men... " Kata seseorang dari sebrang sana.

"Oh ya udah deh pak. Makasih ya!" Kata Lucy yang kemudian menutup telepon. Ia lalu menghela nafas lega.

"Untungnya sekolah anak kita gurunya gak mogok kerja." Kata Lucy dengan wajah lega.

"Berenangnya jam berapa?" Tanya Erza yang diikuti Juvia dari belakang.

"Berenang?" Tanya Natsu.

"Iya, berenang! Jangan bilang lu lupa kalo kita mau berenang nanti sore." Kata Erza dengan wajah horor.

"Gak lupa sih... tapi ngeliat berita News Hot News barusan, gua jadi prihatin... " Kata Natsu sambil meraba-raba dagunya.

"Prihatin sama siapa?" Tanya Erza heran.

"Sama... gua juga prihatin... " Kata Gray yang diikuti anggukan dari Jellal.

"Iya, prihatin sama siapa sih?!" Tanya Erza sekali lagi.

"Gua prihatin sama anak-anak yang gak diajarin sama guru-gurunya, gara-gara pada mogok kerja." Jawab Natsu.

"Kalo gua prihatin sama pendidikan di Magnolia yang makin hari makin hancur... " Jawab Jellal.

"Kalo gua prihatin sama muka pembawa beritanya." Jawab Gray. Semua nengok ke arah Gray.

"Kenapa sama muka pembawa beritanya?" Tanya Natsu.

Gray pun masang muka sedih.

"Mukanya pas bacain berita itu lho... kasihan banget. Kayaknya sekolah tempat anaknya belajar guru-gurunya pada mogok kerja deh... " Kata Gray sambil geleng-geleng pake muka sedih.

Semua melihat Gray tanpa ekspresi.

"Ya udah, sekarang mau pergi jam berapa?" Tanya Erza sambil menyilangkan tangannya.

"Berenang katamu?!" Tanya Gray.

Erza menatap Gray heran.

"Lu masih bisa santai-santai di atas ban sedangkan banyak anak-anak yang gak bisa belajar?!" Tanya Natsu dengan dahi mengkerut sambil geleng-geleng melihat Erza.

"Bukannya anak-anak itu juga libur sendiri?" Tanya Erza dengan mata redup.

"Y-ya! Tapi itukan bukan keinginan mereka! Mereka gak bisa sekolah makannya mereka libur sendiri!" Kata Natsu dengan nada tinggi.

"Jadi kau berencana membatalkan rencana berenang kita?" Tanya Lucy sambil menaikkan sebelah alisnya.

Natsu mengangguk mantap.

"Gua gak tenang kalo gua berenang enak-enak sementara banyak anak-anak yang gak bisa sekolah..." Kata Natsu sambil memijit batang hidungnya.

"Bener tuh. Gua setuju." Kata Gray sambil merunduk dan meletakkan tangannya di kedua pahanya.

"Apa yang bisa kita lakukan ya buat membantu generasi muda?" Tanya Jellal.

"Ceileh bahasa lu generasi muda..." Kata Natsu.

"Gimana kalo kita bantu dengan cara turun lapangan langsung?" Tanya Jellal.

"Maksud?" Tanya Natsu.

"Kita jadi sukarelawan. Jadi guru sementara buat anak-anak itu. Gimana? Guru-guru kan pada mogok kerja, jadi lowongan jadi guru pasti banyak." Jelas Jellal.

"Ide bagus tuh. Jadi guru buat ngebantu anak-anak." Kata Natsu sambil tersenyum.

"Emangnya lu pada punya pengalaman jadi guru?" Tanya Erza.

"Gak sih, tapikan kita pernah sekolah dan diajarin sama guru, ya taulah dikit-dikit... " Kata Gray dengan santai.

"Ooh... kalo udah mantap ya udah... kita gak bisa larang... ya gak?" Tanya Lucy pada Erza dan Juvia.

"Waah... Gray-sama memang orang yang berhati mulia... " Kata Juvia sambil melipat tangannya di samping pipinya.

"Ngomong-ngomong lu pada mau jadi guru apa?" Tanya Gray.

"Itu mah pikirin nanti aja... yang penting bisa diterima dulu... " Kata Natsu.

"Ngomong-ngomong kan kelas 6 SD udah mau UN. Pasti banyak sekolah yang butuh guru pengawas." Kata Lucy.

"Bener juga tuh." Kata Jellal.

"Gua gak tertarik jadi guru pengawas. Ngantuk!" Kata Natsu.

"Yuk! Langsung pergi ke sekolahan!" Kata Gray semangat.

Mereka bertiga pun beranjak pergi ke beberapa sekolahan, diantar sang istri sampai depan pagar.

Setelah mondar-mandir dari satu sekolah ke sekolah lain, akhirnya mereka mendapatkan tempat yang cocok.

"Pak. Kita bertiga mau jadi sukarelawan! Mau ngajar di sini." Kata Natsu pada kepala sekolah di sekolah itu.

"Oh iya, sebelumnya perkenalkan, nama saya Macao." Kata kepala sekolah di sekola itu.

"Iya! Iya! Jadi kita diterima gak?" Tanya Natsu.

"Iya! Langsung kerja aja besok! Gak usah kasih Ijaza sama riwayat hidup! Langsung kerja besok!" Kata Macao sambil berjabat tangan dengan Natsu, Gray, dan Jellal.

"YES!" Teriak mereka bertiga.

Mereka pun keluar ruangan kepala sekolah itu sambil loncat-loncat.

"Mulai besok kita musti bangun pagi!"

To Be Continued

Maap kalo lucunya belom nongol... namanya juga prolog... tapi yang namanya fic humor memang harus ada di setiap chapter sih... ya udahlah!

Author bingung mau ngomong apa!

Akhir kata,

Jangan lupa review! :D