Hinata Pov

Pagi ini, tabib datang kegubuk yang kutempati sejak dua minggu yang lalu. Kakek Jiraiya sendiri yang memanggilnya untuk memeriksa kondisiku. Belakangan ini kepalaku memang sering pusing, mual-mual, dan cepat sekali lelah. Tabib bahkan terkekeh kala aku bertanya 'apa mungkin aku terkena penyakit mematikan?'-oh, jangan lupakan mimi wajahku- sungguh aku merasa sangat malu.

Tabib hanya mengatakan 'itu' bukanlah sebuah penyakit mematikan, dia hanya bayi kecil yang belum mengetahui apapun.

Awalnya aku bingung, otakku terus saja mencerna apa yang dikatakan tabib

Dia hanya bayi kecil...

tiba tiba aku tersentak, lalu memandangi tabib dengan ekspresi yang aku pun tak dapat deskripsikan. Gembira. Tidak percaya. Terharu.

Di dalam perutku, di dalam rahimku ini, ada Bayi. Walau ini bukan pertama kalinya aku mengandung, tapi perasaan takjub itu tetap ada. Hanya saja ada yang mengganjal dihati kecilku, rasa sedih dan gelisah. Tidak seperti waktu aku mengandung kedua putraku, sekarang ini posisiku sedang 'sendiri'. Aku adalah orang buangan. Hanya permaisuri yang diasingkan dari istana.

Kaisar sendiri yang memberi hukuman pengasingan padaku. Sebuah kabar angin mengatakan aku berselingkuh dibelakang kaisar. Oh tuhan, Aku selingkuh?. Aku sangat mencintai kaisar, lebih dari apaapun. Kaisar adalah nyawaku, dia hidupku, segalanya bagiku. Tapi...hanya karna 'kabar angin' itu, kaisar tidak percaya lagi padaku. Dia sama sekali tidak mendengarkan penjelasanku. bahkan kedua putra kami, Kyuu dan Boruto yang meraung raung melihatku diseret keluar istana pun tak dihiraukannya.

Tanpa terasa air mataku menetes

"Aku rindu pada kalian Kyuu, Boruto...A-aku juga merindukanmu Anata..."

To be continue