Out In The Open

Cast : Kim Heechul, Kim Kibum, Choi Siwon, Cho Kyuhyun, Kim Jongwoon, Park Jungsoo, and other

Pair : SiChul, KiHyun, YeTeuk!Parents

Genre : Romance, Drama

Rating : T

Disclaimer: Cerita awal milik Bryan Andrew Cho, cerita selanjutnya saya yang melanjutkan, dan entah bagaimana Yesung masih memiliki saya LOL

Summary: /Cerita ini berasal dari fanfic Bryan Andrew Cho yang berjudul sama/kau akan melakukan
apapun untuk dekat dengan idolamu kan?
bahkan rela bertukar sekolah dengan
saudara kembarmu? aku tidak rela bertukar
AKU DITIPU/ WonChul & KiHyun?/ BL/ OOC/
TYPO/ DLDR./

Warning : Sho-ai, BL,BoyXBoy,Cerita aneh, OOC, cerita tidak sebagus cerita asli pemiliknya, Alur ga jelas dan masih dalam pembelajaran, miss Typos.

Don't Like Don't read, and No Bashing

Brakk

Kibum membuka pintu rumahnya dengan suara debaman keras. Aura hitam menguar pekat. Kalau saja ada yang memiliki indra keenam, mungkin bisa dilihat ada shinigami berclurit panjang di belakang pria es itu sebagai bayang-bayang, "KIM HEECHUL", jeda untuk mengambil nafas, "KELUAR KAU SIALAN".

"Yuhuu~ dunia Heechul yang indah! Duniaku yang sung-guh indah", suara cempreng pria berperawakan kurus terdengar ceria berbunga-bunga layaknya musim semi di tengah padang pasir yang gersang di belakang Kibum — tidak sadar akan neraka jahanam di depannya.

Kibum membalikkan tubuhnya. Aura hitamnya semakin pekat menusuk ke segala penjuru, "KIM-HEE-CHUL", pria yang sebenarnya minim ekspresi itu mendesis berbahaya, membuat Heechul langsung sadar dari dunia barbie-nya.

"Oh hay Bummie, bagaimana hari pertama sekolamu? Pasti menyenangkan? Iya kan? Hahahaha", oh, rupanya makhluk cantik ini belum sadar sepenuhnya.

"Kau menipuku?", Kibum semakin menajamkan kalimatnya dengan penekanan yang mengintimidasi.

"Menipu apa?", Heechul berkedip —sok —polos.

"Kenapa aku bisa di sekolahmu?"

"Benarkah? Oh tidak! Kurasa aku terserang amnesia, khekhekhe", Heechul berlari masuk rumah, menerobos ke tubuh kurus kekar Kibum, menghindari neraka yang —sungguh —baru disadarinya.

Kibum menggeram ketika tangannya tidak berhasil mencekal apapun bagian dari tubuh Heechul, "Sialan! Aku tidak terima! Kembali kau Kim Heechulllll!", teriakan OOC Kibum hanya dibalas tawa puas Heechul dan debaman kamar yang ditutup pria serupa Kibum itu. Tragis.

**Keys13th**

Kedip

Kedip

Kedip

Krikk

Krikk

Krikk

"Hey, Bummie", Heechul menatap penuh minat kearah adik kembar yang setengah diakuinya. Tubuhnya sengaja sedikit dicondongkan ke depan mengingat Kibum duduk berseberang meja dengannya.

Kibum melirik sebentar sebelum menjilat ujung telunjuknya dan memakainya untuk membalik halaman buku yang tengah dibacanya. Pria dingin itu diam tak menyahut. Heechul sendiri memilih untuk bergidik jijik melihat telunjuknya sendiri. Apa Kibum sudah menggosok giginya sore ini?

"Kau marah ya?"

"Hnn", entah kenapa Heechul begitu familyar dengan gumaman khas itu, tapi dia lupa dapat dari mana.

"Oh, C'mon Bummie. Salahkah kakak tampanmu ini memperjuangkan cintanya?", Heechul mulai berorasi dengan jiwa mudanya yang berkobar. Bahkan dari ujung matanya, Kibum bisa melihat ribuan mahasiswa berdemo di belakang tubuh kakak kembarnya itu sebagai background. Posisi Heechul yang kini berdiri dengan kepalan tangan meninju udara memudahkannya untuk berimajinasi aneh.

"Hnn", Pipi atas kanan Heechul berkedut dua kali. Dalam hati ia bersumpah akan membakar manga favoritnya yang ia sembunyikan di belakang almarinya.

Heechul menghempaskan tubuhnya, duduk kembali ke kursi semula. Bibirnya mengerucut sebal dengan tangan yang ia sedekapkan di depan dadanya, "Menyebalkan, apa-apaan dia. Dia kira dia siapa? Harusnya dia tau aku lebih tua lima menit darinya. Harusnya dia mengalah. Aku tau Siwon itu tampan dan mempesona dan karismatik dan tampan dan, errr mempesona. Harusnya aku tau kalau es kutub juga menyukai pria tampan dan mempesona dan karismatik dan harusnya —"

Klapp

Kibum menutup buku yang dibacanya keras, menghasilkan suara depakan yang memotong kalimat panjang Heechul yang terlalu banyak 'Harusnya' dan 'Dan'.

"Berisik", padat dan tajam.

Heechul semakin memajukan bibir bawahnya merajuk, "Ayolah Bummie, hanya sampai aku berhasil mendapatkan Siwon. Ya ya ya! Bummie tampan deh", Kim Heechul's puppy eyes attack, namun dalam hati berbisik, " —kayak pangeran kodok", yang dimaksud disini adalah pangerannya kodok.

Kibum mendesah keras, "Terserah, dan berhenti menggangguku", pria dingin itupun berlalu, meninggalkan Heechul yang berjingkrak kegirangan dengan tingkah gilanya.

"Dapat Siwon dapat Siwon, ye ye ye ye ye, Siwon Siwon Siwon Siwon, Siiiiiiiiwon Horeee!", dia buka Dora oke.

**Keys13th**

Pagi tenang hadir kembali setelah ratu malam berkuasa dalam kurun waktu sekitar 11 jam. Di sebuah dapur merangkap ruang makan, 3 orang anggota keluarga Kim berkumpul. Ayah, Ibu, dan seseorang berwajah dingin miskin ekpresi. Sang ayah tampak membaca koran paginya. Sesekali pria paruh baya yang masih tampan di umurnya yang ke-45 itu menyesap kopi panas yang terhidang di meja. Sang ibu tampak sibuk sendiri menghidangkan kudapan pagi yang aromanya begitu menggelitik hidung pecinta makanan. Dan bocah dengan ekspresi yang hidup menggembel di wajahnya tampak menikmati novel barunya.

"Aku mau kopi", Kibum —si miskin ekspresi —menyahut tanpa mengalihkan tatapannya dari buku bacaannya tatkala sang ibu menghidangkan segelas susu di hadapannya.

Jungsoo —sang ibu —mengerjab, "Kenapa kopi?"

"Aku tidak minum susu, ibu"

"Kenapa tidak minum susu? Kau harus tumbuh tinggi seperti ayahmu, Kibum!", Kibum melirik Jongwoon yang mesem-mesem di balik korannya.

"Ibu sebut itu tinggi?"

JLEB

'Harusnya aku mengajarinya cara berbohong dulu', ujar Jongwoon nelangsa dalam hati.

PLAKK

"Minta maaf", Jungsoo menggeplak kepala jenius Kibum dengan mata melotot nyaris loncat. Kenapa anaknya begitu kurang ajar coba.

Kibum menurunkan novelnya, pandangannya mengarah datar ke arah ayahnya, dan Jongwoon bersumpah melihat raut Kibum yang —secara hiperbola— semakin datar tiap detiknya, "Maaf", dan kembali berkutat dengan novelnya dengan wajah tanpa dosa.

Alis Jungsoo berkedut, bahakan sampai ketelinganya yang bergerak-gerak aneh. Persimpangan jalan lengkap dengan bus dan truk imajiner melintas di jidatnya, 'Aku dulu ngidam apa sih waktu hamil bocah itu'.

"Kau minta dibelikan apapun yang berbau burung hantu, ingat?", seakan bisa membaca pikiran Jungsoo, Jongwoon menyahut santai. Tangannya meraih telinga cangkir kopinya dan menyesap isinya—mencoba menutupi wajahnya dengan benda bulat itu.

Singg

Deathglare terlempar dengan sadis dan Jongwoon tak peduli.

"Selamat pagi semuanya! Prince Heechul hadir membawa musim semi yang hangat di tengah kutub utara disampingmu!", entah dapat dari mana, Heechul menaburkan kelopak bunga aneka warna di sekitar tubuhnya sambil berputar sinting.

"Yakk! Kau mengotori rumah, Kim!", pekik Jungsoo tak tau diri. Dia juga Kim okey.

Hatchiiii~

Kibum langsung bersin mengingat alerginya pada serbuk bunga, "Jauhkan benda laknat itu dariku, bangsat!"

Heechul cengengesan tidak peduli, "Ayo kita berangkat!", tangan kanannya menyeret kerah belakang Kibum —hebatnya Kibum hanya diam, atau pasrah? —sedang tangan kirinya menarik ransel Kibum yang duduk manis di sebelah bocah es itu.

"Yakk! Sarapan dan pakai mantelmu Kibum!", Jungsoo memekik cepat dengan tangan membawa mantel Kibum yang tertinggal di sandaran kursi.

Tak ada Jawaban.

Jungsoo menghela nafas panjang, "Sepertinya pulang dari cafe aku harus membelikan obat flu untuk Kibum", pria manis itu menggumam pelan, menghadirkan kekehan kecil dari Jongwoon.

**Keys13th**

"Kau gila, bangsat", Kibum mengumpat. Kedua telapak tangannya ia gosokkan mencari kehangatan. Heechul benar-benar mengerjainya, bagaimana bisa bocah iblis itu menyeretnya tanpa mengingatkan soal mantel yang tertinggal. Demi Tuhan, suhu pagi ini bahkan suhu mencapai minus 5.

"Kau bisa memakai mantelku", Heechul menyodorkan matel pinknya. Dia memang memakai mantel double hari ini mengingat suhu udara semakin ekstrim.

Kibum bergidik, "Menjijikkan, aku lebih baik mati hiportemia dari pada memakai mantel nistamu itu".

Heechul merengut sebal, setengah hatinya sebenarnya tak tega melihat telapak tangan Kibum yang memutih. Tangannya dengan cekatan memakaikan mantel itu dengan paksa ke tubuh Kibum, kemudian mengeluarkan sarung tangan dari tasnya dan memakaikannya pada adiknya itu, "Kau bisa terserang flu dan ibu bisa membunuhku nanti".

Kibum menatap datar ke arah Heechul, membuat korban tatapan mautnya menghela nafas panjang, "Tidak akan ada yang tau kalau itu kau, Bummie. Kau Kim Heechul di sekolah itu".

"Lepaskan", Kibum berucap dingin.

"Tapi Kibummie—"

"Lepaskan jepitan itu dari rambutmu , Kim!", Heechul tersentak sebelum cengengesan dan melepas jepitan pink yang menempel di rambut pirangnya.

"Maaf"

"Jangan melakukan hal menggelikan dengan namaku yang kau pakai", Heechul hanya melebarkan cengirannya.

**Keys13th**

Kibum menghela nafas sebelum merapatkan mantel Heechul yang melekat di tubuhnya. Helaan nafas ia hembuskan pelan, menghasilkan uap hangat dari mulut dan hidungnya.

"Woo! Lihat siapa yang kembali menjadi pinkie barbie Kim Heechul!", Kibum melirik ke kanan dan ujung matanya menangkap seorang pria berambut ikal dengan PSP mati di tangannya, "Oh! Apa menjadi seme begitu sulit bagimu? Khe!"

"…", Kibum memilih diam. Tidak penting juga menanggapinya, lagi pula yang dimaksud kan Heechul dan bukan dirinya.

"Mungkin aku bisa membawakanmu bandana besok, atau mungkin blush on. Ah ya! Apa aku melupakan maskara dan bulu mata palsu? Cih, Banci sepertimu harusnya memakai rok saja atau —"

Brakk

Belum sempat Kyuhyun menyelesaikan ocehannya, pria maniak game itu sudah terperangkap dalam kungkungan tubuh kurus kekar Kibum. Aroma mint bercampur rumput basah masuk ke dalam rongga hidungnya, membuat Kyuhyun lupa cara bernafas seketika. Astaga! Sejak kapan aroma Heechul semaskulin ini?

"Apa kau sudah selesai berbicara", Kibum mendesis dengan suara beratnya.

"M-mau —", Kyuhyun menelan ludah, " Mau apa kau?"

Kibum menyeringai. Kalau sudah begini, nyamukpun rela menyerahkan nyawanya, "Membuktikan padamu —" menghembuskan nafasnya di tengkuk Kyuhyun, "—bagaimana seme sejati itu", dengan berakhirnya kalimatnya, pria dingin itu langsung menyambar bibir Kyuhyun. Mengecapnya rakus dan melumatnya penuh nafsu.

"Ehm..Yakk..Hagg..Ahm..", Kyuhyun berusaha memberontak meski sia-sia dan berakhir gagal. Dalam hatinya tak habis pikir, sejak kapan Kim Heechul menjadi sekuat ini.

Beberapa saat kemudian, Kyuhyun memukul pundak Kibum bringas. Kode bahwa ia telah kehabisan nafas. Dengan terpaksa akhirnya Kibum pun melepas cumbuannya, "Gah! Apa yang telah kau lakukan, Brengsek!"

Bugg

Kyuhyun memukul rahang Kibum sebelum beranjak pergi dengan gerundelan tak terimanya. Tangan kanannya menggosok-gosok bibirnya dengan ekspresi jijik. Meninggalkan Kibum yang menatap punggungnya dengan senyuman yang tidak bisa diartikan, "Menarik —", menyeringai, " —dan manis".

TBC/END?

A/N: Woo! Gue Come Back! Yee! Udah berapa lama coba gue semedi #LOL. Cerita ini sebenarnya milik Bryan Andrew Cho, judulnya sama. Tapi gue lanjutin aja sangking itu end tapi gue kepingin itu cerita lanjut. Saran aja, sebelum baca ini akan ada baiknya membaca cerita milik Bryan itu dulu biar kaga bingung. hehehe

Yoo,Thanks untuk izinnya Kakak ipar, hehehehehe

Maaf kalo cerita gue ngga sebanding dengan miliknya Bryan, gue masih abal soalnya TT_TT dan sorry untuk typosnya. Ok, akhir kata aja, Review pleaseeeeee! ^_~

Sign

Ghazy