"DARURAAAATTT!"
"MINGGIR MINGGIR!"
Terlihat suasana malam di jalanan yang sedang ramai oleh hiruk pikuk manusia, mengelilingi sebuah tragedi yang sangat mengenaskan. Dua mobil sport mewah terjungkir menabrak beberapa tiang listrik dan meja di cafe terbuka. Satu mobil sport hitam terlihat terjungkir dengan posisi terbalik, keadaan yang sangat rusak parah, satu lagi mobil sport merah menabrak tiang listrik sehingga kondisi mobil tersebut seperti terbelah dua. Suara ambulans terdengar nyaring dan beberapa tim medis mengeluarkan tandu dan berusaha mengeluarkan korban yang tersangkut di dalam kedua mobil masing-masing
"Ya pemirsa, saat ini saya sedang berada di lokasi tempat kejadian dimana tragedi tabrakan maut terjadi beberapa saat yang lalu, siaran langsung ini akan memperlihatkan anda semua pada kondisi kedua pemuda pewaris perusahaan minyak dunia yaitu Uchiha Corporation yang mengalami kecelakaan maut. Oh! Dan bisa dilihat, tim medis berhasil mengeluarkan kedua Uchiha itu dari masing-masing mobilnya, sepertinya kita belum bisa tahu penyebab kecelakaan maut ini dan apa penyebab mereka melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ah! Ternyata ada satu korban lagi pemirsa, bisa kita lihat di salah satu mobil tersebut ada wanita berambut merah muda yang terlihat paling parah, wanita itu ternyata. . ."
.
.
Sacrifice
Naruto belong Masashi Kishimoto
Rated M
Genre : romance, drama, hurt/comfort, angst
Warning for OOC, AU
.
.
Ino, nama wanita yang memiliki mata aquamarine dan rambut pirang menekan tombol di remote tv yang baru saja ia rampas dari tangan kekasihnya. Hal itu membuat sang kekasih melirik dirinya dengan tatapan sedikit kesal sebelum wanita itu langsung mencium bibir sang pria.
"Berita itu akan ada hubungannya denganku nanti," ucap Ino dengan manja.
"Aa, benar juga. Dengan begitu kau harus terus berada di rumah sakit sepanjang hari mengurus korban kecelakaan itu, mereka yang berasal dari kelas atas yang suka seenaknya dan kau meninggalkan tunanganmu ini sendiri di apartemen. Aku mengerti," sindirnya sambil memainkan rambut Ino yang terkuncir kuda.
"Sai, ini pekerjaanku. Tsunade-sama mempercayaiku dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi kritis pasien," jelas Ino, "karena itu. . . walau sebentar, maukah kau memelukku?"
Sai, sang kekasih yang memiliki mata onyx dan kulit yang pucat menyeringai, "Bukan sebentar, aku akan memelukmu sangat lama~"
Dengan cepat, Sai membaringkan tubuh Ini di sofa sehingga wanita itu kini berada di bawah tubuhnya. Sai mencium Ino dan mulai menjilati leher wanita itu, "Engh~ Sai~" mendengar namanya disebut membuat Sai makin bergairah. Sai menghentikan kegiatannya dan menatap tunangannya yang kini tengah merona, "Kau masih sangat cantik, Ino."
"Sai. . . kumohon jangan setengah-setengah~"
"Hahaha, rupanya ada yang sudah tidak sabar di sini," ejek Sai.
"Jangan main-main!~"
Sai kembali mencium Ino dan mulai meraba payudara wanita itu, Ino merespon dengan melingkarkan kedua kakinya di pinggul Sai, seolah memaksa saling bersentuhan di luar area mereka. Merasakan tindakan Ino membuat Sai makin bergairah, saat Sai akan melepas pakaian Ino. . .
Kriiiing.
Mereka mengabaikannya, Ino memeluk leher Sai dan memperdalam ciuman mereka.
Kriiiing.
Merasa tidak enak, Ino mencoba meraih telepon genggam yang berada di meja namun Sai menahan tangan itu.
"Sai, aku harus. . ."
"Sshhh."
Kriiiing.
Ino memaksa untuk mengambil telepon genggamnya dan akhirnya melihat siapa yang menghubunginya, begitu Ino melihat nama yang tertera di layar, kedua matanya terbelalak, "Tsunade-sama!" teriak Ino yang mendorong tubuh Sai, "Halo, Tsunade-sama."
"Ino kemana saja kau! Di sini sangat darurat dan aku sangat membutuhkanmu!"
"Ma-maafkan aku, aku segera kesana." Ino menutup telepon genggamnya dan bergegas merapikan rambutnya. "Aaahhh! Bersyukurlah diriku jarak dari apartemen ini dan rumah sakit tidak jauuuhhh~"
"Itulah alasanku membeli apartemen ini," jawab Sai, yang masih menahan hasratnya, "jadi?"
"Apa?" tanya Ino dengan wajah heran.
"Tidak ada lanjutan dari kegiatan ini?" tanya Sai menggoda.
"Sai, aku buru-buru, keadaan sangat darurat," jawab Ino yang mengambil jubah putih nya dan mencium tepat di bibir tunangannya itu, "sampai jumpa."
Sebelum Ino melangkah keluar, Sai berucap, "Jangan pukul pasiennya."
Ino menoleh dan menjulurkan lidahnya pada Sai, dan itu membuat Sai terkekeh, "Hahaha, i love you." Namun Ino tidak sempat menjawab karena dirinya sudah menutup pintu saat Sai mengucapkan hal itu.
Ino berlari menuju rumah sakit dimana para wartawan sedang mengerumuni pintu lobby dan membuat para petugas keamanan kewalahan. Ino berusaha melewati kerumunan wartawan yang haus akan berita itu dengan hati-hati agar kamera yang mereka bawa tidak mengenai kepalanya. Dan akhirnya Ino bisa melewati semua itu, langsung saja Ino berlari menuju ruang gawat darurat dan langsung melihat sosok Tsunade beserta seniornya.
"Tsunade-sama, Shizune-senpai," sapa Ino.
"Ino, syukurlah kau datang tepat waktu," ujar Tsunade dengan wajah yang sangat serius, "ini nama korbannya, aku ingin kau dan Shizune fokus pada korban bernama Uchiha Itachi dan Haruno Sakura, aku yang akan mengurus Uchiha Sasuke, sekarang bawa mereka ke tempat ICU."
"Baik."
Ino memakai masker dan baju khusus untuk memasuki ruangan ICU, dengan inisiatif Ino mengambil alih korban wanita, karena menurutnya lebih nyaman merawat pasien wanita daripada laki-laki. Sejauh ini, beberapa pasien laki-laki yang ia rawat selalu jatuh hati padanya, tentu saja hal itu membuat Sai jengkel. Ino mendorong kasur dan melihat wajah dari wanita berambut panjang dan berwarna pink ini. Sekilas rasanya Ino tahu siapa wanita ini, begitu dia mengingat nama yang tadi Tsunade informasikan.
"Ya Tuhan! Haruno Sakura?! Model dunia itu?!" gumam Ino pada dirinya sendiri.
Kondisi Sakura terlihat sangat parah, darah dan memar yang terdapat di bagian wajah tidak membuat wajahnya yang cantik itu menjadi buruk. Anting berlian yang masih dipakai juga beberapa perhiasan mahal yang dipakai oleh Sakura. Sebenarnya... apa yang terjadi? Kenapa mereka bertiga bisa mengalami kecelakaan maut seperti ini?
"Perawat, bersihkan dengan cepat luka di tubuh Haruno dan lepas semua perhiasan, letakkan di kamarnya nanti dan ganti pakaiannya. Aku akan menyiapkan beberapa peralatan yang harus disiapkan," perintah Ino pada anak buahnya.
Ino, seorang dokter yang handal, anak didik Tsunade yang saat ini sudah menjadi salah satu dokter hebat di Jepang. Tidak ada yang meragukan kemampuan wanita yang dulunya memang mengambil jurusan kedokteran itu, bahkan Tsunade menganggap Ino adalah penerus dirinya. Setelah semua perawat melakukan apa yang Ino perintahkan, Ino mencatat semua yang dia periksa dari tubuh Sakura. Dirinya benar-benar takjub, bagaimana bisa seorang manusia masih bernapas setelah kejadian maut yang menimpa dirinya. Sulit dipercaya karena bagian dalam tubuh Sakura beberapa ada yang rusak, tulang rusuk yang patah dan mungkin bisa menyebabkan buta.
Membaca analisanya sendiri membuatnya bergidik. Tapi tetap saja, walau wanita itu masih bernapas... kondisi statusnya saat ini adalah koma.
Saat Ino keluar dari ruang ICU, Tsunade menghampirinya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Tsunade.
"Sangat parah, dia mengalami koma," jawab Ino, "tapi ini sangat luar biasa, normalnya manusia mengalami kecelakaan seperti ini akan..."
"Jangan diteruskan," potong Tsunade, "sama seperti Uchiha Sasuke, dia mengalami koma. Namun kondisinya tidak terlalu parah, mungkin karena dia memakai sabuk pengaman dan Haruno tidak."
"Haruno satu mobil dengannya?" tanya Ino.
"Ya," jawab Tsunade singkat, "kita tinggal menunggu kabar dari Shizune mengenai Uchiha sulung."
Belum lama dibicarakan, Shizune berlari menuju Tsunade yang sedang berdiri bersama Ino, "Tsunade-samaaaa!"
"Ada apa? Kau seperti melihat hantu."
"Uchiha... jantung Uchiha Itachi berhenti berdetak!"
"Apa?! Ino cepat kerahkan seluruh tim medis, kita tidak boleh kehilangan salah satu dari mereka!"
"Baik!"
"Kenapa? Kenapa kau sangat peduli pada mereka, Tsunade-sama?" tanya Shizune saat megikuti lagkah sensei-nya itu.
"Karena," Tsunade membuka pintu tempat Itachi berada dan membuka pakaian laki-laki itu dan menyiapkan alat kejut jantung dan mengatur volt-nya, "aku lah yang membantu ibu mereka melahirkan."
Beberapa kali Tsunade membuat tubuh Itachi mengejang, namun jantungnya tidak bereaksi.
"Tsunade-sama! Kita ganti tabung oksigennya!" ujar Ino yang baru saja tiba.
Sekali lagi Tsunade membuat tubuh Itachi mengejang, sampai akhirnya layar yang menunjukkan detak jantung itu kembali mengeluarkan suara yang menandakan seseorang itu hidup Melihat grafik denyut jantung terpampang di layar membuat seluruh orang yang berada di dalam ruangan itu menghela napasnya karena lega.
"Aaahhhh, hampir saja aku yang terkena serangan jantung," ucap Shizune.
"Hhhh, sekarang tinggal menunggu salah satu dari mereka sadar," ujar Tsunade.
"Lalu bagaimana dengan para wartawan yang masih menginginkan informasi tentang ketiga korban ini?" tanya Ino.
Seluruh pandangan tertuju pada Tsunade, dan wanita itu hanya bisa menghela napas sekali lagi, "Aahhh! Aku yang akan menghadapinya."
~TBC~
A/N : okay, saya tahu... fict lama belom pada beres udah bikin fict baru aja hahhahaa, tapi apa boleh buat, ide tiba2 melesat begitu saja, hiks.
oh iya, ini pertama kalinya ya aku bikin fict sasusaku dengan chara utamanya Ino XD
pengen coba sesuatu yang beda sih sebenernya, ceritain tentang kehidupan Ino tapi ngga akan lepas dari sasusaku hehehhehee
ini baru pembukaan, semoga pada suka ya, ngga suka juga gpp, tinggal klik back aja, ngga usah terus dibaca daripada nanti gondok sendiri XD
oke deh, pembukaan dulu, chapter depannya kapan-kapan hahahaa #Plak
XoXo
V3Yagami
