Playboy Vs Tsundere!
Disclaimer by Masashi Kishimoto
Story by Dewi Hyuuchi-Chan
Pair : GaaHina *nyoba bikin :D*
Warning : Gaara OOC, sifat Hinata & Neji versi RTN, dari setiap chapter akan ada tema yang berbeda-beda tapi masih berhubungan, banyak kesalahan alias typoo karena malas melihat ulang, dll.
.
Summary : Hinata berbeda dari perempuan lain. Karena itulah Gaara tertarik, tertarik untuk memilikinya. XD
.
Ini hanya fiksi semata...
.
Happy Reading~
.
.
Sabaku Gaara si playboy akut merasakan yang namanya jatuh cinta dengan seorang wanita dingin, arogan, bermata tajam dan suka berkata tak sama dengan hati itu— Ia Hyuuga Hinata. Selalu memakai seragam mini dengan balutan jaket ungu yang ia pakai, tak lupa rok pendek 15 cm di atas lutut dan make up lumayan tebal dengan lipstik merahnya.
Banyak yang berfikiran miring dengan sikapnya yang tak sewajarnya memakai pakaian seperti itu. Tapi karena ia pernah membawa nama baik sekolah itu dengan berbagai macam juara dan nilai akademis yang tinggi ia tak dapat dikeluarkan dari sekolah itu.
Yah— Atau mungkin karena pemiliknya itu adalah Ayahnya sendiri, Hyuuga Hiashi.
Dan hal-hal atau kejadian apa saja yang membuat Gaara dan Hinata semakin dekat. Sampai terjadi adanya ikatan yang disebut…—
.
.
.
Hukuman #01
.
.
.
"Kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk merangkum materi pada Bab IV pada paket halaman 254. Dan saya yang akan membaginya supaya adil." Kata Kakashi dengan tegas sambil melihat-lihat absensi kelas.
Semua yang ada di kelas hanya mengeluh mendengar keputusan Kakashi.
'Semoga aku dengan orang yang mudah diajak kompromi.' Batin Sakura.
'Wah! Bagaimana kalau aku dengan kekasihku. Pasti akan menyenangkan.' Batin Ino yang harap-harap senang.
'Aku berharap tidak bersama dia.' Batin Tenten sambil menusuk-nusuk punggung Ino yang sekarang duduk di depannya.
Siswi bercepol berkeringat dingin sambil menatap Ino yang sekarang sudah menoleh ke belakang.
Tenten menggerakan matanya mengisyaratkan untuk melihat siapa yang ada di belakang Tenten.
Ino mendelik karena tak sengaja ia melihat Hinata yang berada di belakang Tenten itu menangkap basahnya sedang diam-diam mengintip.
Terlihat Hinata menatap tajam Ino. Sebenarnya Hinata sama sekali tidak berniat untuk seperti itu, tapi raut wajah dan matanya tidak dapat diajak kompromi.
Ino langsung menundukkan kepalanya.
'Jangan sampai aku berkelompok dengannya!'
Siswa-siswi lain yang menyadari apa yang dialami Tenten dan Ino pun juga harap-harap cemas. Mulut mereka berkomat-kamit berharap akan adanya dewi fortuna yang menyelamatkannya dari Hinata.
.
.
Kecuali dia— Gaara Sabaku.
.
.
Hinata memutar matanya bosan melihat yang terjadi di depan matanya sendiri. Ia bisa melihat dengan jelas bahwa teman-temannya memang tidak suka jika bersama dirinya.
'Menakutkankah aku?'
Hinata melirik ke arah lain— dan ia sedang melihat pria berambut merah maroon dengan tatto 'AI' di dahinya itu sedang menatapnya dengan penuh nafsu. Itu yang Hinata fikirkan.
Bagaimana tidak? Bayangkan… Kalau ada seseorang yang menatap kita dengan tidak berkedip, apa orang akan berfikir yang ya-iya?
Paling-paling juga akan berfikiran sama seperti Hinata.
'Kenapa anak itu selalu melihatku, mendokusai!' Hinata bersikap pura-pura acuh dengan sedikit keringat yang mengalir dari dahinya.
'Kau manis sekali saat seperti itu Hinata.' Gaara menopang dagunya dengan kedua tangannya tanpa ingin mengalihkan pandangannya. Yang sekarang tertuju pada siswi paling menarik bagi Gaara.
'Baka!' Hinata menoleh ingin memberinya tatapan tajam.
'DEG'
Hinata mematung sejenak, ia sama sekali tak bisa menggerakan tubuhnya. Niatnya yang tadi diucapkan dalam hati, sepertinya harus ditelan bulat-bulat.
Nyatanya ia tidak bisa memberi Gaara tatapan tajam karena menyadari Gaara yang sekarang memejamkan matanya dengan kedua tangan yang ia gunakan sebagai bantalnya.
'Dia menyebalkan!'
Hinata mengalihkan pemandangan yang ia lihat tadi dengan wajah yang tak ia sadari sudah merona.
Gaara membuka matanya dan tersenyum.
Sangat manis!
.
.
"Baik tak berlama-lama lagi menunda waktu. Saya sudah membagi kalian semua menjadi 16 kelompok, masing-masing 2 anggota." Kata Kakashi sambil melihat catatan kecil yang ia telah buat.
…
"Yamanaka Ino dengan Sai."
YEESS! Ino bersorak.
…
"Haruno Sakura dengan Shion."
Sakura menoleh ke arah samping dimana ada Shion yang mengacungkan jempolnya. Seraya berkata –Yess kita berkelompok..-
…
"Tenten dengan Akimichi Chouji."
Tenten melirik ke teman-temannya dan langsung pundung mengetahui nasib temannya yang jauh lebih baik ketimbang dirinya.
'Syukurlah aku tidak bersama 'dia' tapi kenapa aku malah sama si gendut tukang makan itu.'
"Nara Shikamaru dengan—…blabla."
.
…
.
" Yang terakhir Hyuuga Hinata dengan emm… Sabaku Gaara."
KYAAA!
Ada yang senang tidak jadi berduaan dengan monster Hinata
.
Dan ada pula yang patah hati karena pangeran pujaan hati mereka, Gaara berduaan dengan Hinata walau hanya berkelompok.
Muncul perempatan siku di dahinya.
'Si Sabaku itu.'
Hinata melihat ke arah Gaara yang menyeringai ke arahnya seolah bilang –akhirnya aku mendapatkanmu HINATA..
Hedeh orang mana coba yang tidak merasa risih di tatap seperti itu.
.
.
.
"Berhenti menatapku Baka! Cepat lakukan tugasmu."
Hinata melotot karena sedari tadi ia hanya melihat Gaara sama sekali tidak menulis apa yang ia suruh.
"Aku tidak mau." Gaara mengetuk-ngetukan pensilnya.
Hinata menarik kerah seragam Gaara.
Jarak wajah Hinata dengan Gaara sangat dekat.
"Lakukan itu, atau kau akan menyesal."
CHHUU—
Kecupan singkat dari Gaara pada bibir Hinata membuat Hinata terlonjak. Dan dengan cepat-cepat melihat suasana di kelas.
Masih biasa-biasa saja, berarti tidak ada yang tau kalau tadi dia dicium.
"Tidak akan ada yang melihat kita."
"Apa yang kau lakukan padaku!" Hinata menggeram.
"Aku hanya menci…"
PLAAKK
Hinata menampar keras Gaara.
"Hanya! Kau adalah orang paling menyebalkan dalam hidupku." Teriak Hinata sontak membuat semuanya menoleh ke arah sumber suara itu.
Hinata merona malu, baru kali ini ia melakukan hal bodoh dengan berteriak seperti ini.
"Kita akhirnya ketahuan Hinata."
"Itu bukan salahku." Bentak Hinata dengan raut datarnya yang tercetak jelas.
,
,
"Ehmm.." Kakashi berdehem.
"Saat pelajaran tidak diperbolehkan adanya siswa maupun siswi yang membuat kericuhan di dalam kelas." Kakashi memberi jeda pada ucapannya.
"Sebenarnya ini peraturan kuno, tapi supaya kalian bisa menghargai guru dengan lebih baik. Lebih baik kalian harus dihukum."
"Kalian harus lari 10 kali di lapangan luar."
'NAANIIIIIIIII!'
BRAAAK
Hinata menggebrak meja.
"Aku tidak mau melakukan hal itu!"
"Baik, jadi kalian akan berlari sebanyak kalian bisa sampai pulang sekolah. Kalian faham!"
HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!
.
.
.
Hosshh..
Hossshh..
Hosshh..
Berlari dan terus berlari, itu membuat Hinata sangat lelah dan jengkel.
Tapi yang lebih menjengkelkan kenapa sedari tadi Gaara diam saja dan malah tersenyum seperti itu.
Apalagi dia selalu saja berlari di belakang Hinata dengan santai.
—Tap
Hinata berhenti dan sedikit membungkukan badannya. Terlihat sekali dia sangat lelah. Walau cuaca saat ini mendung, tapi tetap saja ini melelahkan.
"Pemandangan yang indah."
'Pemandangan?'
Hinata menoleh pada Gaara yang sekarang menyeringai mesum di belakangnya.
Gaara yang merasa orang di depannya menatapnya tajam, hanya menunjukkan senyum termanisnya.
"Kau tidak berfikir memakai rok seperti itu dan membungkuk dapat membuat pemandangan indah kan."
Muncul siku-siku di dahi Hinata. Ia baru menyadari itu.
'Hentai!'
"Tapi tenang saja aku menghalangi orang lain dengan selalu dibelakangmu."
"Bakaaa!"
Hinata melayangkan tangannya untuk bergerak memukul Gaara.
Tapi tangan Hinata berhenti karena sekarang tangannya di pegang oleh Gaara.
'DEG'
Hinata merasa aneh dengan dadanya melihat Gaara yang tersenyum dengan sangat tulus. Dan dengan segera ia melepaskan tangannya paksa.
Dan kemudian kembali berlari menjauh dari Gaara dengan wajah sedikit merona.
.
.
.
TeBeCe~
.
.
Chapter 2 nanti dengan tema Hujan.
.
.
Aku memunculkan fic yang baru lagi...
.
Aku tidak akan lelah mengucapkan..
.
.
Mind To RnR?
.
.
By : Dewi Hyuuchi-chan
