Prolog: Sebuah Mimpi Buruk

Di sebuah tempat... Terlihat sky stairway yang sangat indah. Di puncaknya ada Rayquaza yang sedang melawan sesuatu. Tiba-tiba muncul sebuah portal aneh. Terlihat ada bayangan keluar dari portal itu.

Dari sebuah bayangan. Bayangan yang sangat besar. Bayangan yang sangat mengerikan. Bayangan itu hanya memiliki satu hal. Yaitu kegelapan dari torn world.

Terlihat dari bayangan itu sebuah tangan yang sangat besar terbuat dari kegelapan. Terlihat tangan itu menyosor menuju kota Treasure. Bayangan tangan itu menggenggam satu pokemon. Dia berwarna hijau dan terlihat seperti daun. Dia mencoba bebas tetapi tidak bisa.

Lenna dari tim Sunny. Dia adalah seekor Piplup. Dia sedang berdiri di puncak Sky Peak. Dia hanya berdiri, bengong sesaat dan menatap bayangan besar itu tanpa henti. Dilihatnya bayangan itu menarik temannya Elaine si Chikorita. Dia tak dapat berbuat apa-apa. Dia menarik nafas sesaat dan memejamkan matanya untuk merenungkan apa yang terjadi.

Saat dia membuka matanya, dia berdiri di kekosongan. Dia hanya melihat kegelapan dikakinya. Dia menjerit. Badannya penuh luka sayatan. Dia tak bisa merasakan sakit dan pedihnya luka cakar itu. Dari kejauhan dia melihat Elaine. Tatapan Elaine sangat kelam... Dia sangat menyeramkan. Dia kemudian mengunakan movenya energy ball.

Energy ball itu mengenai Lenna. Dia kemudian terpental sangat jauh dari Elaine. Dia mencoba berdiri tetapi tidak bisa. Dia mencoba untuk berbicara, tetapi tidak dapat. Dia menatap Elaine dengan tatapan yang sangat sedih. Elaine tidak menatapnya kembali. Dia hanya tertawa dengan kejamnya sambil melihat sekitarnya yang menurut Elaine adalah sebuah keindahan.

Setelah itu, Lenna yang telah jatuh ke tanah itu tertegun. Lalu dilihatnya Giratina dan Elaine tertawa kegirangan. Mereka kemudian melihat ke arah Lenna. Mereka datang menghampirinya dan menyerang Lenna yang sudah lemas itu.

Lenna tak berkutik. Dia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Entah kenapa, mata Lenna mulai menutup dan menutup. Lenna hanya bisa pasrah, menyerah kepada keadaan yang dialaminya. Dia tidak mungkin bebas dari temannya dan Giratina. Dia pun meneteskan setetes air mata kepedihan. Dia akhirnya memejamkan matanya, pingsan.

Dia mendengar samar- samar sebuah suara. Suara yang sangat pedih dan menyakitkan hatinya. Dia merasa suara itu sangat dikenalinya. Suara itu tak terdengar lagi. Lalu dia mendengar suara yang sangat kejam. Suara iblis dan kegelapan. Kegelapan menyelimuti Lenna. Tetapi Lenna dapat bebas dari kegelapan itu. Lalu perlahan lahan dia membuka matanya.

Saat dia membuka matanya kembali, dilihat Lenna tempat yang sangat tinggi di angkasa. Tepatnya di temporal pinnacle. Dia melihat Grovyle dan teman- temannya sedang bersama Dialga. Saat itu mereka sedang berbicara. Mereka kemudian melihat Lenna. Tatapan mata mereka sama dengan mata Elaine. Dan sepertinya mereka marah melihat Lenna di dekat mereka.

"Mengapa Grovyle, teman-teman? Mengapa kalian melihatku seperti itu?" Tanya Lenna dengan wajah polos dan lugunya

"G-grahhhhhhh!" Kata Grovyle

"GRU!GRAHHH!GAGAGAGA!" Dialga marah

"gruuuuhhh!gahhhh!" Kata Celebi dan Dusknoir.

Mereka kemudian mengamuk. Lenna kabur dari mereka yang mengamuk. Dia turun ke lantai sepuluh temporal spire. Dia melihat semua pokemon liar melihat dia dengan tatapan yang sangat menyeramkan seperti tatapan Elaine. Dia terkempung. Dia tidak dapat menyerang sebanyak itu. Dia akhirnya menyerah. Menyerah pada keadaan. Dia diserang dan akhirnya jatuh dari temporal spire.

Saat dia jatuh... Dia mendengar sebuah suara... Suara yang sangat dia kenali. Suara Elaine. Suara itu terdengar lebih dan lebih jelas. Lalu dia mendengar suara itu. Suara itu berbunyi seperti ini:

" Mengapa kamu membiarkan aku sendiri? Mengapa aku kau telantarkan? Mengapa?! Lenna? Aku kau bunuh... Sekarang ini giliranku untuk membalaskan pedih di hatiku. Aku akan membunuhmu!"

" Mengapa? Apakah salahku? Mengapa kau membunuh aku seperti ini? Bukankah kita teman?" Kata Lenna dengan wajah polos

"kita bukan teman. Kita adalah musuh. Kau membunuhku. Membunuh semua harapanku. Sekarang kau akan mati! Akhirnya kemarahan dalam hatiku telah hilang dan terbalaskan!"

"uhuhuhuhu... selamat tinggal Lenna... Kau akan mati!"

Cahaya menyelimutinya dan dia akhirnya terbangun dari mimpi buruknya.