Ai-69: HUAHAHAHAHAHA!!! GUE KEMBALI LAGI!!! JAHAHAHAHAHAH!!! *ditonjok*
Kuro: *sweatdrop* Balik dari 'neraka' geografi jadi gila...
Ai-69: Whatever. Emang pelajarannya kan menyebabkan stres, gila, gangguan jantung, dst.
Kuro: Iya sih.
Tie: Haii!! Pada ngomongin apa??
Ai-69: Lho? Kamu ngapain??
Tie: Ngeramein. Boleh, kan?? *senyum* *maksa*
Ai-69 + Kuro: BOLEH BANGET!!!
Kuro: Lumayan buat bantu nyiksa Babi... *grin*
Tie: Kekekekekeke.... Oya, ngomong-ngomong tu anak mana??
Kuro: Tauk, dari tadi gak keliatan.
Ai-69: Kita cari aja sebelum dia kabur lebih jauh lagi..... *grin*
Tie: Yok!!! *nyiapin Muramasa, Senbonzakura, Tenken, Kazeshini, Sode no Shirayuki, & Gonryomaru*
Kuro: Gue juga!! *nyiapin bom atom 5 karung*
Ai-69: Sementara kita bertiga nyari tu babi, sebaiknya fic ini dimulai saja... *nyiapin Suzumebachi, Zabimaru, Zangetsu, Katen Kyoukotsu, & Sougyo no Kotowari*
Disclaimer: Tite Kubo. Ingat, T-I-T-E, bukan T-I-E. *ditonjok Tie*
Chapter 1
Blank - Memory Lost
Sore hari yang cerah di Karakura, tampak seorang gadis berambut hitam pendek yang tak lain adalah Rukia yang berjalan pulang bersama seorang cowok berambut oranye yang tak lain adalah Ichigo sambil mengobrol dengan akrabnya....
"Hei Rukia, besok ada PR, nggak??" tanya Ichigo.
"Ada, PR Matematika. Memangnya kenapa?" Rukia malah balik bertanya.
"Ya... nggak apa-apa. Cuma memastikan aja." jawab Ichigo santai.
"Memastikan apa mau nyontek?" sindir Rukia.
"E... enak aja!!" seru Ichigo cepat.
"Hahaha... bercanda, kok," tawa Rukia.
"Jangan-jangan malah kamu yang mau nyontek!!" balas Ichigo.
"Enak saja!! Begini-begini, aku masih jauh lebih pintar darimu!!!" kata Rukia.
"Huh, apanya?" balas Ichigo. Rukia merengut.
"Kau ini!!!" kata Rukia gemas sambil menjitak kepala Ichigo.
"Aouw!!! Sakit! Jangan main jitak, dong!!" protes Ichigo.
"Pilih dijitak atau ditendang?" tanya Rukia. Ichigo langsung sweatdrop. Rukia tertawa.
"Bercanda, kok!!!" tawa Rukia. Ichigo ikut tertawa. Mereka pun berjalan lagi.
"Eh, itu kedai apa, ya? Kok ramai sekali??" tanya Rukia saat melihat sebuah kedai yang ramai di seberang jalan.
"Oh, itu kedai takoyaki. Masa' kamu nggak bisa baca tulisannya?" kata Ichigo dengan nada mengejek. Wajah Rukia merah padam.
"Bi.. bisa, kok!! Tapi tadi tulisannya kan ketutupan orang itu!!!" Rukia memberi alasan.
"Yah, tapi kan diatas juga ada tulisannya!!" tawa Ichigo.
"A...ah, nggak tau, ah!! Aku mau beli takoyaki dulu!!" kata Rukia cepat. Ia segera berjalan ke arah kedai itu. Tiba-tiba, tanpa sepengetahuan Rukia, sebuah mobil melaju ke arahnya. Mata Ichigo melebar.
"RU... RUKIA!! AWAS!!!" seru Ichigo sambil berlari ke arah Rukia yang kebingungan.
"ICHI-?!?" seru Rukia yang kaget karena Ichigo tiba-tiba berlari ke arahnya. Dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap....
"U.... uh..." rintih Rukia sambil bangun dari tidurnya.
"Eh? Di... dimana ini?! Aku kenapa?!?" tanyanya sambil melihat ke sekelilingnya. Dilihatnya tangan kiri dan pelipisnya dibalut perban.
"Tenanglah, kau sekarang ada di rumah sakit," kata seorang pria berambut hitam yang tak lain adalah kakaknya, Byakuya.
"Ah? Nii-sama?? Ke... kenapa aku bisa ada disini?!?" tanya Rukia, sedikit panik.
"Tadi kau pingsan di tepi jalan setelah hampir ditabrak oleh mobil," jawab Byakuya dingin.
"Eh?" Rukia berusaha mengingatnya.
"Oh, ya, aku ingat," ucap Rukia akhirnya. Tapi tiba-tiba ia teringat sesuatu yang lain.
"I... Ichigo!!! Mana dia?!? Dia selamat?!?" tanya Rukia panik.
"Kurosaki? Tenang saja, dia selamat. Sekarang ia juga sedang dirawat," jawab Byakuya. Rukia menghela nafas lega. Byakuya menatap Rukia.
"Kau ingin menjenguknya?" tanya Byakuya. Rukia menoleh.
"Boleh?!?" tanya Rukia bersemangat. Byakuya mengangguk pelan.
"Terimakasih, nii-sama!!" seru Rukia senang sambil berusaha turun dari tempat tidurnya.
"Biar kubantu," kata Byakuya sambil membantu Rukia turun dari tempat tidurnya. Kemudian diantarnya Rukia ke kamar Ichigo yang berada satu lantai di atas kamar di depan kamar Ichigo, Byakuya langsung mengetuk pintu.
"Iyaaa, tunggu sebentar," terdengar suara seseorang dari dalam kamar. Tak lama kemudian, pintu terbuka.
"Ah, Rukia-san, Byakuya-san, silakan masuk," kata Yuzu yang membukakan pintu. Rukia tersenyum lalu masuk ke dalam kamar diikuti Byakuya. Dilihatnya Ichigo yang terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur. Kepalanya diperban dan tangannya digips.
"I... Ichigo...," kata Rukia cemas.
"Tenang saja, Rukia-san. Kata dokter, sebentar lagi Ichi-nii akan sadar," Yuzu berusaha menghibur walaupun sebenarnya ia juga panik.
"Ya, sebaiknya Kuchiki-san tenang ya," Isshin yang sedang duduk di kursi yang ada di dekat jendela menimpali.
"Tapi...,"
"Tidak apa-apa, pasti sebentar lagi ia akan sadar,"kata Karin, berusaha menghibur Rukia. Rukia tersenyum.
"Ya, kalau begitu aku akan menunggu sampai ia sadar, itu kalau kalian tidak keberatan," kata Rukia.
"Ah, tentu saja kami tidak keberatan, kok!! Kami malah senang," kata Yuzu. Rukia tersenyum.
"Terimakasih," kata Rukia. Mereka pun menunggu Ichigo sadar.
Sejam kemudian
"Di... dimana aku..." rintih Ichigo yang baru sadar.
"Ichi-nii!!! Akhirnya kau sadar juga!!!" seru Yuzu senang sambil berlari ke arah kakaknya itu. Karin mengikutinya.
"ICHIGOOOOOOOOO!!! KAU SADAR JUGA, NAAAAAAAAAAK!!!!!!!!!" seru Isshin dengan gayanya yang biasa. Tapi saking semangatnya, ia akhirnya malah terpeleset dan jatuh. Semua, kecuali Byakuya, tertawa melihatnya.
"Ah, Yuzu, Karin, ayah juga," kata Ichigo sambil tersenyum kecil.
"AYAH SANGAT MENCEMASKANMU, NAAAAAAAAAAAK!!!!" Isshin langsung memeluk Ichigo.
"I... iya, iya..." kata Ichigo sambil berusaha melepaskan pelukan Isshin.
"Syukurlah, Ichi-nii akhirnya sadar juga...," ucap Yuzu lagi sambil mengusap air matanya. Ichigo menatap adiknya itu.
"Yuzu, jangan nangis, dong. Lihat, aku sudah sadar, kan?" katanya sambil mengelus rambut Yuzu.
"I... iya..." Yuzu berusaha menahan tangis.
Rukia tersenyum lega melihat Ichigo sadar. Ia segera berlari mendekati Ichigo dengan senang. Ichigo terdiam melihat Rukia yang mendekatinya.
"Syukurlah kau sudah sadar, Ichigo," kata Rukia sambil tersenyum lembut.
"Sudah kubilang ia akan sadar," kata Karin. Rukia menoleh ke arah Karin dan tertawa. Sementara itu, Ichigo terus menatap Rukia seolah ada sesuatu yang salah.
"Kau....," kata Ichigo. Rukia menoleh.
"...Siapa??"
Rukia terkejut dengan ucapan Ichigo. Bukan hanya Rukia, keluarga Ichigo serta Byakuya pun terkejut dengan perkataan si rambut oranye itu.
"Ichigo, sudahlah, jangan bercanda... ini aku, Rukia... " kata Rukia kepada Ichigo.
"Rukia siapa??" tanya Ichigo.
"Hei hei... yang benar saja, Ichigo...," kata Rukia.
"Ayah, dia ini siapa? Kenapa bisa ada disini? Yuzu, Karin, kalian kenal dia?" tanya Ichigo.
"Lho... di... dia kan Rukia Kuchiki-san, teman Ichi-nii..... masa' Ichi-nii lupa, sih?" kata Yuzu agak panik.
"Aku tidak tahu kalau ternyata aku punya teman bernama Rukia," kata Ichigo.
"Ah, Ichi-nii, candaanmu ini tidak lucu," kata Karin sambil menatap kakaknya itu dengan tatapan tajam.
"Aku tidak bercanda," kata Ichigo serius.
"Sekarang kalian bisa beritahu aku tentang siapa dia sebenarnya?" ucapnya lagi. Rukia terdiam.
"Bo... bodoh...." bisiknya.
"Rukia..." kata Byakuya sambil melirik Rukia yang menunduk.
"Rukia-san...," Yuzu, Karin, dan Isshin memandang Rukia sedih.
"Ichigo, kau benar-benar BODOH!!!" seru Rukia. Ia langsung berlari kembali ke kamarnya. Hatinya terasa begitu sakit mendengar perkataan Ichigo
"Rukia!!!" seru Byakuya sambil berlari mengejar Rukia.
'Ichigo... apa kau benar-benar sudah lupa padaku?!?
Kau tak ingat aku lagi?!?'
~To be Continued~
Babi:*batin* 'Huuugh... moga mereka gak bisa nemuin aku disini...' *sweatdrop*
Tie: Ung? Apa nih?? *meriksa tempat sembunyinya babi*
Babi: *batin* Oh noooooooooooo~~
Tie: Eh? YA~ HA!!! INI DIAAAAAAAAA!!!
Babi: *sigh* *pose berdoa*
Ai-69 + Kuro: *muncul tiba-tiba* KETEMU!!! KAMU NGGAK BISA LARI LAGI!!! *grin*
Tie: Lha? Kalian muncul dari mana? *sweatdrop*
Kuro: GAK TAU!! YANG PENTING SEKARANG KITA SIKSA DIA!!! YA~ HA!! *ngelempar granat*
Granat: *meledak*
Babi:*terbang entah kemana* !!!!
Ai-69: Sadis amat. Jadi ngantuk. *males* Ya udah, berhubung disini makin gaje, saiia tutup aja. Oke, mohon reviewnya ya....
