Disclaimer : Vocaloid punya Yamaha Corp... bener bukan, sih? Kalau salah gak dosa, ya~

Genre : (sok) humor, friendship (maksa), ada nyerempet romance maybe. My lust can't be stopped *liat alfaling*

Rating : T aja, biar aman. Tadinya pengen K+ aja, sih... Tapi biarin deh.

Warning(s) : Jayus, abal, humor maksa, bukan OOC karena–kayaknya doang sih–Vocaloid itu nggak punya sifat tetap. Judul tiap-tiap drabble nggak nyambung sama isinya. Kalo ada lagi, plis jangan kasih tau. Aku gak mau nyadar senista apa nih fanfic. Huks!

A/N : Kukerjain pas lagi liburan di rumah nenek~ Request-fic entah dari kapan taun (eh, bulan) gara-gara tugas TIK... Woy, Stifo! Nih udah kukerjain separo, jadi cepet kerjain chapter 3 fanfic kita! Demi apa tuh WB gak sembuh-sembuh? Jangan kebanyakan main game, dong! #bacot

Tiga belas drabble dulu. Setengahnya lagi nyusul kalau aku udah nemu kamus buat judulnya. :-p


~Banana Split–Friendship Drabble~


Acting – Akting

Fangirl A : "Hei, hei... Menurutmu, yang lebih keren itu Kaito atau Len?"

Fangirl B : "Um, yang mana ya... Mungkin Kaito? Len kan lebih ke arah imut..."

Fangirl C : "Eh, tapi kadang-kadang dia juga bisa jadi keren loh! Contohnya Heta!Len..."

Fangirl B : "Iya juga ya–eh eh! Itu mereka tuh!"

Ketiga FG Vocaloid itu serempak menolehkan kepala. Mata mereka berbinar menatap sosok kedua idola mereka.

"Kaito-niisan, nanti bantu aku mengerjakan PR, ya!"

"Hahaha... Tidak masalah, Len. Kita kerjakan sambil makan Banana Split, bagaimana?"

Ketiga fangirls tersebut makin terkuesepona (?)–ralat, terpesona.

Fangirl A : "Haa~h... Mereka berdua akrab sekali ya..."

Fangirl C : "Ung! Padahal kan harusnya mereka bersaing..."

Fangirl B : "Itulah mereka, di tengah dunia persaingan yang ketat masih bisa berteman baik..."

Sementara itu, di dalam limosine bagi para Vocaloid.

"Bakaito. Sialan. Udah kubilang koreografinya diapalin, hampir aja konsernya ancur gara-gara kau salah langkah!"

"Itu kan gara-gara kau yang gerakannya malah balik ke koreografi awal di tengah konser! Gerakan kita harus disesuaikan, ya aku ikut gerakanmu aja!"

"Alesan! Bilang aja lupa!"

"Gah, cuma shota songong amat, sih!"

...semua itu cuma akting.

.

.

Blue – Biru

Langit itu biru. Laut itu biru. Kipas angin di rumah neneknya Nyx itu biru (loh?).

Sial, kenapa semuanya mesti biru, sih?

Kan jadi ngingetin Len sama...

"Lenny~ Hutangmu yang lima ratus juta (buset!) itu kapan mau dibayar?"

...hutangnya sama Kaito.

.

.

Cat – Kucing

"..."

"...Len, apa itu yang di pelukanmu?"

"Kucing?"

"...kau tau nggak Master (pimpinan Agensi Vocaloid, ceritanya) alergi kucing?"

"Tau kok."

"Kalau gitu, kenapa masih kau pungut?"

Len tersenyum. "Mau kutitipin di kamarmu. Kamu kan anggota jaman jebot, pasti Master nggak akan mengecek ke kamarmu. Beda denganku."

"...oke."

"Eh? Beneran nih? Padahal aku baru mau nawarin voucher makan es krim gratis selama setahun penuh–"

"Itu juga. Tapi kamu juga harus berpose pakai nekomimi dan baju maid untuk kufoto."

"...buat apaan?"

"Surat hitam. Blackmail, lah."

"...aku ganti nitipin ke Gakupo deh."

.

.

Dim – Remang-remang

Jembatan sedang sepi. Bulan tidak nampak di langit, hanya beberapa bintang yang berpendar redup. Lampu jalan berkedip beberapa kali sebelum tewas, persis di film-film genre misteri dimana tokoh utama protagonis dan antagonis akan bertarung atau dua tokoh antagonis sedang melakukan transaksi.

Di sanalah, Kaito, pemuda dua puluh tahunan berambut, bermata, bersyal dan bercelana dalam biru (sumber by Stiforyn), 'menangkap' sosok seorang gadis muda yang tengah berdiri di pinggir jembatan.

'Lumayan nih,' batin Kaito, entah apa maksudnya. Didekatinya gadis itu, dan–

"L-LEN?"

"BA-BAKAITO! NGAPAIN KAU DI SINI?"

"Ka... kau ngapain jadi banci begini?"

shock, lalu pingsan seketika. Keremangan itu berbahaya dan mematikan.

.

.

Egg – Telur

Telur itu dihasilkan oleh hewan tipe ovipar dan ovovivipar (mungkin doang sih, Nyx udah lupa pelajaran biologi SD). Fungsinya adalah memunculkan (?) anak atau dibuat makanan. Bisa jadi telor rebus, dadar, ceplok, orak-arik, omelet, martabak, kue... tunggu dulu, ini bukan list nama makanan yang mengandung telur.

Tapi, sebenarnya ada juga fungsi lainnya...

"Otanjoubi omedetou, Lenny~!"

CEPROT!

"Kaito sialan!"

...untuk 'hadiah' bagi yang berulangtahun.

.

.

Fans – Penggemar

E-mail, surat, foto, kado...

"Your fans is too much, Kaito..."

"Fans? Kipas? (Fan = Kipas) Aku nggak punya kipas, Len, yang koleksi itu Gakupo."

"..."

.

.

Grow – Tumbuh

Ciri-ciri makhluk hidup diantaranya adalah tumbuh dan berkembang.

"..."

"..."

"...Len, kamu masih makhluk hidup bukan?"

"MASIH LAH! TINGGIKU UDAH NAMBAH DUA NANOMETER (lebih kecil dari milimeter) SEJAK TAHUN LALU, TAUK!"

.

.

Hour – Jam

"Deeetik demi detik kuuhitung... Meeenit demi menit ikut kuuhitung... (?) Jaaam demi jam pun terus kuuhitung... Buset dah, Len! Egois sih boleh, tapi gak begini juga kali! Gila aja kamar mandi satu-satunya kamu pake berjam-jam?"

"Cuma tiga ratus enam puluh delapan menit, Kaito! Sabar, kenapa?"

"Tiga ratus enam puluh delapan menit itu sama dengan enam jam lewat, Len~"

"Bodo. Enam jam juga terdiri dari beberapa menit."

"..."

Satu jam kemudian, Kaito headbang dengan khusyuknya di dinding beton.

.

.

Ink – Tinta

Gakupo, telah diketahui sebagai seorang samurai.

...meskipun juga bodoh dan maniak terong. Tidak ada hubungannya dengan jiwa samurai, kan?

Salah satu dari keahlian wajib samurai adalah membuat haiku, atau paling banter menulis indah–jadi inget waktu TK dan kelas 1 SD...

Itulah sebabnya kini ia sedang menulis dengan penuh keseriusan di dua buah 'kanvas'.

...esok harinya~

"MWAHAHAHA! Apaan tuh di muka kalian!"

"What the–?"

Menurut seniman, kanvas itu bisa apa saja. Termasuk muka manusia.

"Tapi bukan berarti boleh nyorat-nyoret muka orang begini, kaleee!"

"Tenang aja, Kaito, Len! Itu bukan permanen, kok!"

Truk es krim dan pisang (?) melayang.

.

.

Jealous – Cemburu

Sosok bermata biru itu tidak lepas memandang sosok dua orang dari balik dinding.

Master.

Len.

Tertawa bersama.

Kemudian–

"Kenapa Len dikasih pisang sesisir, aku es krim cuma satu cup sih..."

–Kaito meringis melihat Len berseri-seri menatap pisang yang dibawakan Master untuknya.

.

.

Lemon – Lemon/You-Know-What-I-Mean

"Len, kamu suka terong, nggak?"

"Nggak."

"Kamu suka es krim, nggak?"

"Seringnya nggak. Bikin suara serak."

Setelah terdengar backing sound 'jleb' di dada Kaito–

"Kamu suka jeruk, nggak?"

"Kadang-kadang nggak. Apalagi kalo lagi berantem sama Rin."

"Kamu suka pisang, nggak?"

"SUKA BANGET, DONG!"

"Kalau begitu, kamu suka lemon, nggak?"

"A–" Len terdiam. "...lemon yang mana dulu, Kaito?"

"Nggak jadi nanya, deh."

Kaito pun berbalik pergi.

'Sial, padahal tinggal sedikit lagi aku bisa ngerjain Len dengan nyebarin gosip kalau dia itu mesum. Ternyata dia pintar juga...'

.

.

New – Baru

Pertama kali Len bergabung dengan Vocaloid Agency...

"Meiko, jangan marahin Len, dong! Dia kan masih baru! Wajar kalau dia salah gerakan!"

Pertama kali Kaito 'berkreasi' di dapur...

"Miku, gak usah segitunya kan? Kaito baru pertama kali masak, bukan mustahil dapur jadi meledak!"

Pertama kali Kaito dan Len bersama-sama me–

"Master, emangnya harus ngamuk begini? Kan baru kali ini kami ngintip Master ganti baju!"

DUAK! BUAK! DIESH! CIAAAT! SYUUUNG! CLING!

"UGYAAAA!"

"Luka-neechan, yang tadi itu bintang jatuh, ya?"

"Bukan, Rin-chan. Itu dua cowok pervert yang diterbangkan ke langit untuk disucikan pikiran dan dosa-dosanya."

"Ooh..."

.

.

Punch – Pukulan/Sejenis minuman

"Kaito, kamu suka takoyaki, nggak?"

"Asalkan bukan TakoLuka, suka-suka aja."

"Kamu suka sake, nggak?"

"Nyembunyiin persediaan sake-nya Meiko sih hobi."

"Kamu suka daun bawang, nggak?"

"Buat penyedap rasa di sop, suka. Lumayan, bikin wangi."

"Kamu suka punch, nggak?"

"...punch yang mana dulu?"

"Cih."

Len melenggang menjauh.

'Aaah... Coba Bakaito jawab iya... Lagi pengen nonjok orang, nih...'


Yosh! Sampe situ dulu, sisanya nyusul kapan-kapan.

Review, minna-tan~? *moe-moe mode: ON!*